Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

dokumen-dokumen yang mirip
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl.Simpurusiang. Masamba - Sulawesi Selatan

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI DEMAK. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Jl. Sultan Trenggono No. 27 Demak

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

PENGADILAN NEGERI BINTUHAN LAPORAN KEUANGAN

DEWAN KETAHANAN NASIONAL. LAPORAN KEUANGAN (Audited) Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK PER 31 DESEMBER 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BULUKUMBA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl.Lanto Dg.Pasewang No.18. Bulukumba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No.

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 TAHUN ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

KATA PENGANTAR. Klaten, 19 Januari 2018 KPU KABUPATEN KLATEN SEKRETARIS THOMAS SUNARNO, SH NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Rawasari Selatan No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MANNA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Raya Padang Panjang Manna

PENGADILAN AGAMA PURWOKERTO LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gerilya No. 7A Purwokerto - Jawa Tengah 53143

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 UAPPA-W/ KORWIL DIPA 04 DKI JAKARTA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER REGIONAL III BANDAR LAMPUNG DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 20 Januari 2016 Kepala, Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Kantor

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

Transkripsi:

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Balai Besar Keramik Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp8.386.662.525,- atau mencapai 111,8 persen dari estimasi Pendapatan- LRA sebesar Rp7.500.495.000,- Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp23.219.677.330,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp24.628.897.000,-. 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp188.302.518.467,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp1.019.829.325,-; Aset Tetap (netto) sebesar Rp187.282.689.142,-; dan Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp514.439.875,-. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp514.113.576,- dan Rp187.788.404.891,-. 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp8.447.234.403,-, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp25.851.599.897,- sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(17.404.365.494,-). Kegiatan Non Operasional defisit sebesar (Rp84.275.450,-) sehingga entitas mengalami 1

Defisit-LO sebesar Rp(17.488.640.944,-). Laporan Keuangan Balai Besar Keramik Tahun 2015 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp190.419.078.330,- dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(17.488.640.944,-) kemudian dikurangi dengan penyesuaian nilai aset senilai (Rp10.689.300,-) ditambah koreksi nilai aset tetap non revaluasi Rp35.642.000,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp14.833.014.805,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp187.788.404.891,-. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual. 2

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BALAI BESAR KERAMIK LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN TA 2015 TA 2014 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Pendapatan Negara dan Hibah B.1 7,500,495,000 8,386,662,525 111.81 8,802,342,549 JUMLAH PENDAPATAN 7,500,495,000 8,386,662,525 111.81 8,802,342,549 BELANJA Belanja Operasi Belanja Pegawai B.3 14,213,318,000 13,868,774,418 97.58 12,349,783,152 Belanja Barang B.4 9,613,650,000 8,585,695,412 89.31 7,642,480,191 Jumlah Belanja Operasi 23,826,968,000 22,454,469,830 94.24 19,992,263,343 Belanja Modal B.5 Belanja Tanah - - - - Belanja Peralatan dan Mesin B.6 782,272,000 751,915,000 96.12 315,085,000 Belanja Gedung dan Bangunan - - - - Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan - - - - Belanja Modal lainnya B.7 19,657,000 13,292,500 67.62 - Jumlah Belanja Operasi 801,929,000 765,207,500 95.42 315,085,000 JUMLAH BELANJA 24,628,897,000 23,219,677,330 94.28 20,307,348,343 3

BALAI BESAR KERAMIK NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 II. NERACA ASET URAIAN (Dalam Rupiah) CATATAN 2015 2014 ASET LANCAR Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 379,492,750 438,769,900 Piutang PNBP C.4 557,900,000 437,315,000 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.5 (43,460,125) (11,085,700) Persediaan C.6 125,896,700 39,512,650 Jumlah Aset Lancar 1,019,829,325 904,511,850 ASET TETAP Tanah C.7 167,554,220,000 167,554,220,000 Peralatan dan Mesin C.8 38,134,164,266 38,230,436,046 Gedung dan Bangunan C.9 11,583,626,644 11,524,226,644 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.10 679,718,850 679,718,850 Aset Tetap Lainnya C.11 409,422,362 378,559,862 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.12 (31,078,462,980) (28,446,773,327) Jumlah Aset Tetap 187,282,689,142 189,920,388,075 JUMLAH ASET 188,302,518,467 190,824,899,925 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang kepada Pihak Ketiga C.13 511,713,576 384,273,979 Pendapatan Diterima di Muka C.14 2,400,000 0 Utang Jangka Pendek Lainnya C.15 21,547,616 JUMLAH KEWAJIBAN 514,113,576 405,821,595 EKUITAS Ekuitas C.16 187,788,404,891 190,419,078,330 JUMLAH EKUITAS 187,788,404,891 190,419,078,330 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 188,302,518,467 190,824,899,925 4

III. LAPORAN OPERASIONAL BALAI BESAR KERAMIK LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 8,447,234,403 - JUMLAH PENDAPATAN 8,447,234,403 - BEBAN Beban Pegawai D.2 14,000,995,244 - Beban Persediaan D.3 670,162,600 - Beban Barang dan Jasa D.4 5,722,383,923 - Beban Pemeliharaan D.5 947,057,845 - Beban Perjalanan Dinas D.6 1,129,964,134 - Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 3,348,661,726 - Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.8 32,374,425 - JUMLAH BEBAN 25,851,599,897 - SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (17,404,365,494) - KEGIATAN NON OPERASIONAL SURPLUS (DEFISIT) PELEPASAN ASET NON LANCAR Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 5,200,000 Beban Pelepasan Aset Non Lancar 89,886,707 Jumlah Surplus (defisit) Pelepasan Aset Non Lancar (84,686,707) SURPLUS (DEFISIT) KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA Surplus Kegiatan Non Operasional Lainnya 411,257 - Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - - Jumlah Surplus (defisit) Kegiatan Non Operasional Lainnya 411,257 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL D.9 (84,275,450) - SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM POS LUAR BIASA (17,488,640,944) - POS LUAR BIASA Beban Luar Biasa - - SURPLUS/DEFISIT LO (17,488,640,944) - 5

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BALAI BESAR KERAMIK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 EKUITAS AWAL E.1 190,419,078,330 - SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (17,488,640,944) - PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN Penyesuaian Nilai Aset (10,689,300) - Penyesuaian Nilai Kewajiban - - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR 35,642,000 Koreksi Nilai Persediaan - - Selisih Revaluasi Aset Tetap - - Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.3 35,642,000 - Lain-lain - - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 14,833,014,805 - KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS (2,630,673,439) EKUITAS AKHIR E.4 187,788,404,891-6

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Balai Besar Keramik Sesuai dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 40/M-IND/ PER/ 6/ 2006 tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Keramik, Balai Besar Keramik (BBK) adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Keramik mempunyai tujuan melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri keramik sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Untuk mewujudkan tujuan di atas Balai Besar Keramik berkomitmen dengan visi Menjadi lembaga yang profesional dalam memberikan pelayanan teknologi keramik dan material nano di Indonesia. Visi ini akan dijadikan sebagai arah dan dasar dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Keramik. Untuk mewujudkannya akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut: 1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas jasa palayanan teknis BBK 2. Membangun jejaring riset dengan perguruan tinggi, institusi litbang dan dengan pihak industri 3. Meningkatkan kemampuan laboratorium dan memperluas ruang lingkup akreditasi sertameningkatkan efisiensi & efektifitas penerapan sistem mutu laboratorium pengujian dan Laboratorium Kalibrasi 4. Memperluas ruang lingkup dan meningkatkan efektifitas sistem sertifikasi secara berlanjut 5. Meningkatkan kegiatan promosi dan pemasaran jasapelayanan teknis BBK 7

6. Meningkatkan sarana litbang dan sarana pengujian 7. Meningkatkan kompetensi personil R & D dan personil yang melayani JPT. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Besar Keramik Laporan Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi Balai Besar Keramik menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 8

Dasar Pengukuran A.4. Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Balai Besar Keramik dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.5. Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturanaturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Besar Keramik adalah sebagai berikut: Pendapatan- LRA (1) Pendapatan- LRA Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum 9

Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Pendapatan- LO (2) Pendapatan- LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut: o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan 10

Beban Aset belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. Aset Lancar Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi 11

(TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. 12

Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Aset Lainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau 13

digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari 14

ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Penyisihan Piutang Tak Tertagih (8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Kualitas Piutang Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d tanggal jatuh tempo. Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan. Diragukan Satu bulan tehitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan. Macet Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN 0,5 % 10 % 50 % 100 % Penyusutan Aset Tetap (9) Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No. 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang 15

Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Tabel 2. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pertama kali (10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut 16

memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015. 17

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Rp8.386.662.525,- Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp 8.386.662.525,- atau mencapai 111,81 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 7.500.495.000,- Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah Balai Besar Keramik terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Jasa, dan Pendapatan Lain-lain. Tabel 3. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP Balai Besar Keramik URAIAN ANGGARAN Tahun Anggaran 2015 REALISASI % REALISASI ANGGARAN Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta pendapatan dari penjualan (4231) 495,000 5,695,000 1,150.51 Pendapatan Jasa (4232) 7,500,000,000 8,328,554,403 111.05 Pendapatan Lain-Lain (4239) 0 52,413,122 0.00 JUMLAH 7,500,495,000 8,386,662,525 111.81 Tabel 4. Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014 Balai Besar Keramik URAIAN REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta pendapatan dari penjualan (4231) 5,695,000 35,495,000 (83.96) Pendapatan Jasa (4232) 8,328,554,403 8,718,321,464 (4.47) Pendapatan Denda dan Iuran 0 14,463,585 0.00 Pendapatan Lain-Lain (4239) 52,413,122 34,062,500 53.87 Jumlah 8,386,662,525 8,802,342,549 (4.72) Berdasarkan Tabel, Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014 menunjukan bahwa realisasi pendapatan PNBP pada TA 2015 mengalami penurunan sebesar 4, 72 persen dari realisasi pendapatan TA 2014. Hal ini disebabkan karena: 1. Menurunnya aktivitas jasa pengujian dan sertifikasi awal untuk sistim mutu dan produk karena lebih banyak melakukan jasa surveillance 18

pada beberapa komoditi keramik; 2. Naiknya target penerimaan sebesar 15,19 persen yang semula ditargetkan Rp6.361.092.000,- pada tahun 2014 menjadi Rp7.500.495.000,-. Realisasi Belanja Negara Rp23.219.677.330,- B.2. Belanja Negara Realisasi Belanja Balai Besar Keramik pada Semester II TA 2015 adalah sebesar Rp23.219.677.330,- atau sebesar 94,28 persen dari anggaran senilai Rp 24.628.897.000,-. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program Semester II TA 2015 tersaji pada Tabel. Tabel 5. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2015 Balai Besar Keramik URAIAN ANGGARAN REALISASI % Real thd Angg Belanja Pegawai (51) 14,213,318,000 13,871,505,016 97.60 Belanja Barang (52) 9,613,650,000 8,588,926,242 89.34 Belanja Modal (53) 801,929,000 765,207,500 95.42 Total Belanja Kotor 24,628,897,000 23,225,638,758 94.30 Pengembalian Belanja (5,961,428) Belanja Netto 24,628,897,000 23,219,677,330 94.28 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: 16,000,000,000 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 0 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Anggaran Realisasi 19

Belanja Pegawai Rp13.868.774.418,- B.3. Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Semester II TA 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp13.868.774.418,- dan Rp12.349.783.152,- mengalami kenaikan realisasi mencapai 12,30%. Kenaikan realisasi belanja pegawai antara lain disebabkan oleh kenaikan belanja gaji dan tunjangan kinerja PNS. Tabel 6. Perbandingan Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 Balai Besar Keramik URAIAN JENIS BELANJA REALISASI REALISASI (Naik/Turun) 2015 2014 % Belanja Ga ji da ntunja nga n PNS (5111) 8,605,678,403.00 7,937,891,426.00 8.41 Belanja Lembur (5122) 8,730,000.00 39,289,000.00 (77.78) Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Trans ito (5124) 5,257,096,613.00 4,385,206,754.00 19.88 Jumlah Belanja Kotor 13,871,505,016.00 12,362,387,180.00 12.21 Pengembalian Belanja Pegawai (2,730,598.00) (12,604,028.00) (78.34) Jumlah Belanja Bersih 13,868,774,418.00 12,349,783,152.00 12.30 Belanja Barang Rp8.585.695.412,- B.4. Belanja Barang Realisasi Belanja Barang Semester II TA 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp8.585.695.412,- dan Rp7.642.480.191,-. Realisasi Belanja Barang TA 2015 mengalami kenaikan 12.33 persen dari Realisasi Belanja Barang TA 2014. Hal ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya belanja operasional dan belanja perjalanan dinas yang cukup signifikan serta menambahnya kode akun persediaan disamping menurunnya biaya jasa lainnya dan biaya pemeliharaan pada realisasi tahun anggaran lalu. Rincian Belanja Barang Semester II TA 2015 disajikan dalam Tabel 7. 20

Tabel 7. Perbandingan Rincian Belanja Barang TA 2015 dan 2014 Balai Besar Keramik REALISASI REALISASI TA 2015 TA 2014 (Naik/Turun) Uraian (Rp) (Rp) % Belanja Barang Operasional (5211) 1,336,547,220 983,044,743 35.96 Belanja Barang Non Operasional (5212) 3,701,961,775 4,337,891,100 (14.66) Belanja Barang Persediaan (5218) 872,066,700 0 0.00 Belanja Jasa (5221) 703,142,188 689,163,202 2.03 Belanja Pemeliharaan (5231) 842,227,095 853,170,646 (1.28) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri (5241) 1,132,981,264 781,565,750 44.96 Jumlah Belanja Kotor 8,588,926,242 7,644,835,441 12.35 Pengembalian Belanja (3,230,830) (2,355,250) 37.18 Jumlah Belanja Bersih 8,585,695,412 7,642,480,191 12.34 Belanja Modal Rp765.207.500,- B.5. Belanja Modal Realisasi Belanja Modal Semester II TA 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp 765.207.500,- dan Rp2.026.785.930,-. Rincian Belanja Modal Semester II TA 2015 disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 Balai Besar Keramik URAIAN JENIS BELANJA REALISASI REALISASI (Naik/Turun) TA 2015 TA 2014 % Belanja Modal Peralatan dan Mesin (5321) 751,915,000 1,913,339,650 (60.70) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0 100,000,000 (100.00) Belanja Modal Lainnya (5361) 13,292,500 13,446,280 (1.14) Jumlah Belanja Kotor 765,207,500 2,026,785,930 (62.25) Pengembalian Belanja Modal 0 0 0.00 Jumlah Belanja Bersih 765,207,500 2,026,785,930 (62.25) Terjadi penurunan realisasi belanja modal Semester II TA 2015 dibandingkan realisasi tahun anggaran yang lalu sebesar 62.25 persen, dikarenakan pada tahun ini tidak ada pembelian modal untuk gedung dan bangunan serta dari segi kuantitas pengadaan peralatan dan mesin tidak terlalu banyak. 21

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp751.915.000,- B.6 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2015 adalah sebesar Rp751.915.000, mengalami penurunan sebesar 60,70 persen bila dibandingkan dengan realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2014 sebesar Rp1.913.339.650. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk peralatan dan mesin yang tidak terlalu banyak. Tabel 9. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014 NAIK (TURUN) % Alat Besar 1,050,000 199,800,000 (99.47) Alat Bengkel dan Alat Ukur 30,000,000 11,900,550 152.09 Alat Kantor dan Rumah Tangga 280,175,000 562,391,200 (50.18) Alat Laboratorium 106,910,000 701,174,900 (84.75) Alat Komputer 216,330,000 242,250,000 (10.70) Alat Proses Produksi 2,400,000 38,700,000 (93.80) Penyelesaian Alat dengan KDP 115,050,000 81,123,000 41.82 Alat Studio Komunikasi dan Pemancar 0 76,000,000 (100.00) Jumlah Belanja Modal Peralatan dan Mesin 751,915,000 1,913,339,650 (60.70) Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp13.292.500,- B.7 Belanja Modal Lainnya Realisasi Belanja Modal Lainnya untuk TA 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp13.292.500,00 dan Rp0. Bentuk realisasi belanja modal lainnya adalah bahan perpustakaan cetak atau monografi. 22

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Kas di Bendahara Pengeluaran Rp0,- C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.0,. Seluruh uang persediaan yang dikelola oleh Bendahara pengeluaran telah dipertanggungjawabkan dan sisa UP telah disetorkan pada akhir tahun 2015. Kas di Bendahara Penerimaan Rp0,- Kas Lainnya dan Setara Kas Rp379.492.750,- C.2 Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.0,. Seluruh uang persediaan yang dikelola oleh Bendahara pengeluaran telah dipertanggungjawabkan dan sisa UP telah disetorkan pada akhir tahun 2015. C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp379.492.750,- dan Rp.438.769.900,-. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Tabel 10. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Keterangan Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran berupa Tunjangan Kinerja dan uang makan bulan Desember yang belum dibagikan pada pegawai Jumlah Tahun 2015 Tahun 2014 379,492,750 438,769,900 379,492,750 438,769,900 Piutang PNBP Rp557.900.000,- C.4 Piutang PNBP Saldo Piutang PNBP per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp557.900.000,- dan Rp437.316.000,-. Piutang PNBP merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang PNBP disajikan sebagai berikut: 23

Tabel 11. Rincian Piutang PNBP Uraian TH 2015 TH 2014 Piutang PNBP 557,900,000 437,315,000 Piutang Lainnya - - Jumlah 557,900,000 437,315,000 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar Rp43.460.125,- C.5 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp43.460.125,- dan Rp11.085.700,-. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Tabel 12. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar Kualitas Nilai Piutang % Nilai Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan Piutang Bukan Pajak Lancar 517,025,000 0.50% 2,585,125 Kurang Lancar - 10% - Diragukan - 50% - Macet 40,875,000 100% 40,875,000 Jumlah Penyisihan Piutang Tak Tertagih 557,900,000 43,460,125 Persediaan Rp125.896.700,- C.6 Persediaan Nilai Persediaan per 31 Desemb.er 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp125.896.700 dan Rp39.512.650,-. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 13. Rincian Persediaan Jenis TH 2015 TH 2014 Barang Konsumsi 62,232,100 34,975,600 Barang untuk Pemeliharaan 6,239,600 3,194,050 Suku Cadang 1,820,000 1,280,000 Bahan Baku 55,605,000 63,000 Jumlah 125,896,700 39,512,650 24

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik. Persediaan tahun 2015 bersumber dari anggaran 521811 dan 521813. ASET TETAP Saldo Aset Tetap Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 tersaji sebesar Rp187.282.689.142,- dan Rp189.920.388.075,- yang merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas. Rincian Aset Tetap Balai Besar Keramik Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 tersaji pada Tabel 14. Tabel 14. Rincian Aset Tetap Balai Besar Keramik Uraian Tahun 2015 Tahun 2014 Tanah 167,554,220,000 167,554,220,000 Peralatan dan Mesin 38,134,164,266 38,230,436,046 Gedung dan Bangunan 11,583,626,644 11,524,226,644 Jalan, Irigasi dan Jaringan 679,718,850 679,718,850 Aset Tetap Lainnya 409,422,362 378,559,862 Jumlah 218,361,152,122 218,367,161,402 Akumulasi Penyusutan (31,078,462,980) (28,446,773,327) Jumlah Aset Tetap 187,282,689,142 189,920,388,075 Tanah Rp167.554.220.000,- C.7 Tanah Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Balai Besar Keramik per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sama yaitu sebesar Rp.167.554.220.000,- Selama tahun 2015 tidak terdapat mutasi penerimaan dan pengurangan aset tetap tanah. Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 167,554,220,000 Mutasi tambah: Pembelian 0 Mutasi kurang: Penyitaan pengadilan 0 Saldo per 31 Desember 2015 167,554,220,000 Rincian saldo Tanah per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: 25

Tabel 15. Rincian Tanah No KIB Luas Nilai 1 2.01.01.01.004.1 240 m2 Rp 998,670,000 2 2.01.01.01.004.2 140 m2 Rp 466,050,000 3 2.01.01.01.004.3 298 m2 Rp 222,610,000 4 2.01.01.01.004.4 112 m2 Rp 539,820,000 5 2.01.01.03.022.1 89.970 m2 Rp 1,043,480,000 6 2.01.01.03.022.2 19.590 m2 Rp 227,210,000 7 2.01.01.04.001.1 14.910 m2 Rp 164,056,380,000 Jumlah Rp 167,554,220,000 Peralatan dan Mesin Rp38.134.164.266 C.8 Peralatan dan Mesin Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp38.134.164.266,- dan Rp38.230.436.046,-. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 38,230,436,046 Mutasi tambah: Pembelian 636,865,000 Penyelesaian Pembangunan dengan KDP 115,050,000 Jumlah Mutasi Tambah 751,915,000 Mutasi kurang: Reklasifikasi dari Aset tetap ke aset lainnya 848,186,780 Jumlah Mutasi Kurang 848,186,780 Saldo per 31 Desember 2015 38,134,164,266 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (27,863,053,930) Nilai Buku per 31 Desember 2015 10,271,110,336 Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa: a. Pembelian Alat Besar (pompa air) sebesar Rp1.050.000,-. b. Pembelian Alat Bengkel dan Alat ukur (accumeter) sebesar Rp30.000.000,-. c. Alat Kantor dan rumah tangga (LCD, meja kerja) sebesar Rp280.175.000,-. d. Alat laboratorium (digital indicator, digital caliper) sebesar Rp106.910.000,-. e. Alat Komputer sebesar Rp216.330.000,-. f. Alat proses/produksi Rp2.400.000,-. g. Penyelesaian pembangunan dengan KDP sebesar Rp115.050.000,-. Mutasi kurang merupakan penghapusan aset tetap setalah reklasifiaksi aset 26

tetap ke aset lainnya senilai Rp848.186.780,-. Gedung dan Bangunan Rp11.583.626.644,- C.9 Gedung dan Bangunan Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp11.583.626.644,- dan Rp11.524.226.644,-. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 11,524,226,644 Mutasi tambah: Koreksi pencatatan nilai/kuantitas 59,400,000 Mutasi kurang: - Saldo per 31 Desember 2015 11,583,626,644 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (2,997,371,196) Nilai Buku per 31 Desember 2015 8,586,255,448 Transaksi penambahan Gedung dan Bangunan berasal dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas. Jalan,Jaringan dan Irigasi Rp679.718.850,- C.10 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp679.718.850,- dan Rp679.718.850,-. Selama tahun 2015 tidak terdapat mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan. Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 679,718,850 Mutasi tambah: Penambahan jaringan teknologi informasi - Mutasi kurang: - Saldo per 31 Desember 2015 679,718,850 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (219,111,663) Nilai Buku per 31 Desember 2015 460,607,187 Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut Uraian Jumlah Jalan 336,901,250 Irigasi 327,818,000 Jaringan 14,999,600 Jumlah 679,718,850 27

Aset Tetap Lainnya Rp409.422.362,- C.11 Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp409.422.362,- dan Rp378.559.862,-. Aset tetap tersebut berupa barang bercorak kesenian. Terdapat mutasi tambah sebesar Rp30.862.500,-. Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 378,559,862 Mutasi tambah: Pembelian 13,292,500 Koreksi saldo awal 17,570,000 Mutasi kurang: Saldo per 31 Desember 2015 409,422,362 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp31.078.462.980,- C.12 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp31.078.662.980,- dan Rp28.446.773.327,-. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 16. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Peralatan dan Mesin 38,134,164,266 27,863,053,930 10,271,110,336 2 Gedung dan Bangunan 11,583,626,644 2,996,297,387 8,587,329,257 3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 679,718,850 219,111,663 460,607,187 4 Aset Tetap Lainnya 409,422,362 0 409,422,362 Akumulasi Penyusutan 50,806,932,122 31,078,462,980 19,728,469,142 KEWAJIBAN Utang Kepada Pihak Ketiga Rp511.713.576,- C.13 Utang kepada Pihak Ketiga Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing sebesar Rp511.713.576,- dan Rp384.273.979,-. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan kewajiban yang masih harus dibayar dan segera 28

diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan) sejak tanggal pelaporan. Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada Balai Besar Keramik per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Tabel 17. Rincian Utang kepada Pihak Ketiga Uraian Jumlah Penjelasan Tunjangan Kinerja Bulan Desember 304,858,750 Merupakan Tunjangan Kinerja Bulan Desember yang masih berada di kas bendahara pengeluaran dan akan diserahkan pada Bulan Januari 2016 Belanja yang masih harus dibayar 132,220,826 Merupakan Tunjangan Kinerja Bulan Desember yang masih berada di kas bendahara pengeluaran dan akan diserahkan pada Bulan Januari 2016 Uang makan bulan Desember 74,634,000 Merupakan uang makan Bulan Desember yang masih berada di kas bendahara pengeluaran dan akan diserahkan pada Bulan Januari 2016 Total 511,713,576 Pendapatan Diterima di Muka Rp2.400.000,- C.14 Pendapatan Diterima di Muka Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp2.400.000,- dan Rp.0,-. Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. Keseluruhan Pendapatan Diterima di Muka tersebut bersumber dari jasa pengujian, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 18. Rincian Pendapatan Diterima di Muka Uraian Jumlah PT. Prasadha Pramunah Limbah Industri (PPLI) 2,400,000 Total 2,400,000 Utang Jangka Pendek Lainnya Rp.0 C.15 Utang Jangka Pendek Lainnya Nilai Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp21.547.616,-. Nilai utang jangka pendek pada tahun 2014 merupakan hutang pajak tahun 2015 dan telah dibayarkan pada awal tahun 2015. 29

Ekuitas Rp187.788.404.891,- C.16 Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp187.788.404.891,- dan Rp190.419.078.330,-. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. 30

Pendapatan PNBP Rp8.447.234.403,- D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp8.447.234.403,- dan Rp0. Pendapatan tersebut terdiri dari: Tabel 19. Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak Tahun 2015 dan 2014 URAIAN TH 2015 TH 2014 NAIK (TURUN) % Pendapatan Jasa (4232) 8,446,739,403 - - Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan - - Bangunan (4231) 495,000 Jumlah 8,447,234,403 - - Pendapatan Jasa merupakan Pendapatan-LO yang diperoleh dari kegiatan jasa pengujian, sertifikasi, informasi, pelatihan dan teknologi. Penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu. Pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya dan Pendapatan sewa tanah, gedung, dan bangunan berasal dari pendapatan sewa rumah dinas kepala balai. Dalam hal ini terdapat selisih angka pendapatan-lo dengan pendapatan-lra, dimana pendapatan-lo diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada kondisi lingkungan berpengaruh pada laporan keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Seperti halnya dalam kasus ini Balai Besar Keramik memiliki pendapatan diterima dimuka ini merupakan salah satu aspek yang menjadi selisih antara pendapatan LO dengan pendapatan LRA. Beban Pegawai Rp14.000.995.244,- D.2 Beban Pegawai Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp14.000.995.244,- dan Rp0. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan 31

modal. Laporan Keuangan Balai Besar Keramik Tahun 2015 Tabel 20. Rincian Beban Pegawai Tahun 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014 NAIK (TURUN) % Beban Gaji (5111) 8,602,947,805 - - Beban Uang Lembur (5122) 8,730,000 - - Beban Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) (5124) 5,389,317,439 Jumlah 14,000,995,244 - - Ada perbedaan antara belanja pegawai yang tercantum dalam LRA maupun LO dikarenakan perbedaan pengakuan dan pencatatannya. Belanja pegawai LRA tercatat Rp13.868.774.418,- sedangkan belanja pegawai LO tercatat Rp14.000.995.244,- terdapat selisih Rp132.220.826,- yang merupakan belanja pegawai yang masih harus dibayar berupa kekurangan tunjangan kinerja bulan Desember 2015. Beban Persediaan Rp670.162.600,- D.3 Beban Persediaan Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp670.162.000,- dan Rp0. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barangbarang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 21. Rincian Beban Persediaan Tahun 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014 NAIK (TURUN) % Beban Persediaan Konsumsi 212,357,100 - - Beban Persediaan Bahan Baku 457,805,500 - - Jumlah Beban Persediaan 670,162,600 - - Beban persediaan diakui dari penggunaan persediaan, penyerahan persediaan kepada masyarakat atau sebab lain yang mengakibatkan berkurangnya jumlah persediaan. Belanja persediaan merupakan bertambahnya jumlah pembelian disebabkan oleh pembelian yang menggunakan anggaran tahun ini. Oleh sebab itu, pasti akan terjadi selisih antara beban dan belanja persediaan. 32

Beban Barang dan Jasa Rp5.722.383.923,- D.4 Beban Barang dan Jasa Jumlah Beban Jasa Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp5.722.383.923,- dan Rp0. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Jasa untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 22. Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014 Beban Barang Operasional 1,320,666,200 NAIK (TURUN) % Beban Barang Non Operasional 3,701,748,075 Beban Langganan Daya dan Jasa 217,571,473 - - Beban Jasa Pos dan Giro 15,881,020 - - Beban Sewa 15,000,000 - - Beban Jasa Profesi 151,930,000 - - Beban Jasa Lainnya 299,587,155 - - Jumlah 5,722,383,923 - - Selisih Beban barang dan jasa dengan belanja barang dan jasa disebabkan oleh adanya belanja langganan listrik dan telepon yang sudah dicatat sebagai pengeluaran kas namun belum tercatat sebagai beban karena belum dapat diakui sebagai beban listrik dan telepon. Beban Pemeliharaan Rp947.057.845,- D.5 Beban Pemeliharaan Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp947.057.845,- dan Rp0. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharan untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 23. Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014 NAIK (TURUN) % Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 534,835,600 - - Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya 34,826,000 - - Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 243,508,694 - - Beban Jaringan 29,056,801 Beban Persediaan Barang untuk Pemeliharaan 6,984,750 Beban Persediaan Suku Cadang 97,846,000 Jumlah 947,057,845 - - 33

Beban Perjalanan Dinas Rp1.129.964.134,- D.6 Beban Perjalanan Dinas Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp1.129.964.134,- dan Rp0. Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 24. Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014 Beban Perjalanan Biasa 1,049,879,134 - - Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 22,410,000 - - Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 57,675,000 - - NAIK (TURUN) % Jumlah 1,129,964,134 - - Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp3.348.661.726,- D.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp3.348.661.726,- dan Rp0. Beban Penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 25. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2015 dan 2014 URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI TH 2015 TH 2014 NAIK (TURUN) Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 2,748,498,578 - - Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 544,342,595 - - Beban Penyusutan Jalan, Irigasi, Jaringan 43,007,717 - - Beban Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan 12,812,836 - - Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi 3,348,661,726 - - Beban penyusutan dan amortisasi merupakan alokasi sistematis berupa perhitungan tanpa adanya pengeluaran kas. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp32.374.425,- D.8 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban 34