PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI HASIL HUTAN (RHH)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PEREDARAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN PADA TANAH MILIK DAN KEBUN RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERKEBUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO. Nomor : 24 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI JASA PERIZINAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 19 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DALAM KABUPATEN BENER MERIAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

1 of 5 02/09/09 11:36

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PEREDARAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DI BIDANG PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN TAMBAK DI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT BUPATI LAMPUNG BARAT

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 47 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KAPAL IKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 07 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 08 TAHUN?? 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 4 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

IZIN PEMBANGUNAN JALAN KHUSUS PERUSAHAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TUMUR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 56 TAHUN 2008

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI HASIL HUTAN (RHH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah di bidang Kehutanan kepada Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah maka perlu menetapkan Retribusi Hasil Hutan; b. bahwa untuk maksud huruf a diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dengan mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4319); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 6. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888); 7. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 8. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3294); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3802); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 1999 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2000 tentang Retribusi daerah; 15. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 1 Tahun 2001 tentang Rencana Strategis Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 2);

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TENTANG RETRIBUSI HASIL HUTAN (RHH). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Kabupaten adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; b. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; c. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Barat; d. Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; f. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; g. Kas Daerah adalah Kas Daerah Tanjung Jabung Barat; h. Hasil Hutan adalah benda-benda hayati yang dihasilkan oleh hutan berupa kayu dan bukan kayu dan turunan-turunannya; i. Hasil hutan bukan kayu adalah segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang dapat dimanfaatkan dari keberadaan hutan, seperti rotan, sagu, getah-getahan, kulit kayu, kayu putih, bambu, nipah, kayu bakar, madu, sarang burung walet dll; j. Pejabat adalah Pegawai Negeri yang ditunjuk dan diberi tugas tertentu dibidang Retribusi sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

k. Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta Bentuk Badan Usaha lainnya; l. Retribusi Perizinan Tertentu adalah Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Kabupaten dalam rangka pemberian Izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan Sumber Daya Alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan; m. Retribusi Hasil Hutan adalah Retribusi Daerah atas pengambilan Hasil Hutan berdasarkan izin yang diberikan oleh Pemerintah (IUPPH, IUHT, IPHH) kepada suatu badan atau perorangan; n. Izin Pemungutan Hasil Hutan (IPHH) adalah Izin yang diberikan untuk memungut hasil hutan baik kayu maupun bukan kayu pada kawasan hutan dan Hutan Hak serta Hutan Negara diluar kawasan hutan dalam jumlah dan jenis yang ditetapkan dalam surat izin. o. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan (IUPHH) adalah izin yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan pemanfatan hutan baik kayu maupun bukan kayu yang didasarkan atas asas kelestarian fungsi serta asas perusahaan yang meliputi penanaman, pemeliharaan dan pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran hasil hutan; p. Izin Usaha Hutan Tanaman (IUHT) adalah izin yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan usaha didalam kawasan hutan produksi untuk menghasilkan produk utama berupa kayu, yang kegiatannya terdiri dari penanaman, pemeliharaan dan pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran hasil hutan tanaman. q. Wajib Retribusi adalah Badan atau Perorangan yang menurut Peraturan Perundangundangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi. r. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah rangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Hasil Hutan dipungut Retribusi Daerah atas Hasil Hutan yang di produksi melalui Pemberian Izin kepada Badan atau Perorangan. Pasal 3 Objek Retribusi Daerah adalah Pemungutan Hasil Hutan yang berasal dari Izin yang diberikan, meliputi : (1) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan/Hak Pengusahaan Hutan dikenakan : DR dan PSDH. (2) Izin Usaha Hutan Tanaman (IUHT) dikenakan : PSDH dan RHH. (3) Izin Pemungutan Hasil Hutan Alam, untuk didalam kawasan dikenakan : PSDH dan RHH dan untuk diluar kawasan dikenakan : RHH (4) Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu Tanaman Rakyat/Tanaman Perkebunan dikenakan : RHH Pasal 4 Subjek Retribusi adalah Badan atau Perorangan yang memperoleh izin yang diberikan oleh Pemerintah (IUPHH, Izin Pemungutan Hasil Hutan, IUHT dll). Pasal 5 Retribusi Hasil Hutan digolongkan sebagai Retribusi Perizinan tertentu yang dipungut oleh Pejabat yang ditunjuk dan disetorkan ke Kas Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. BAB III PRINSIP PENETAPAN TARIF DAN PENGGUNAAN RETRIBUSI Pasal 6 (1) Penetapan Tarif Retribusi Hasil Hutan didasarkan atas tujuan untuk menanggulangi sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. (2) Hasil Pemungutan Retribusi diperuntukan :

a. Untuk Kas Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 55 % (lima puluh lima persen) sebagai dasar penghasilan; b. Untuk Pemerintah Propinsi Jambi 25 % (dua puluh lima persen); c. Untuk Kabupaten/Kota bukan penghasil 15 % (lima belas persen); d. Untuk Upah Pungut 5 % (lima persen). (3) Penggunaan dana Retribusi Hasil Hutan tersebut diatur lebih lanjut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB V STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 7 (1) Struktur tarif Retribusi Hasil Hutan digolongkan berdasarkan satuan dan jenis Hasil Hutan digolongkan berdasarkan satuan dan jenis Hasil Hutan yang di produksi, dibedakan antara lain Hasil Hutan Bukan Kayu dan Hasil Hutan Kayu. (2) Retribusi Hasil Hutan Kayu dibedakan antara lain Hasil Hutan Kayu Alam, Hasil Hutan Kayu Tanaman dan Kayu Hasil Lelang dan Limbah Kayu Industri Sawmill. (3) Retribusi Hasil Hutan Kayu Tanaman dibedakan antara lain kayu tanaman yang berasal dari Hak Pengusahaan Hutan Industri (HPHTI) dan Izin Usaha Hutan Tanaman (IUHT) dengan kayu tanaman yang berasal dari Hutan Hak, lahan perkebunan dan kebun rakyat. Pasal 8 (1) Tarif Retribusi Hasil Hutan Kayu Alam yang berasal dari Izin Pemungutan Hasil Hutan baik didalam maupun diluar kawasan, besarnya sebagai berikut : a. Kelas Diameter 30 cm keatas Rp. 60.000,00/m³ b. Kelas Diameter 20 cm 29 cm/kbk Rp. 30.000,00/m³ (2) Tarif Retribusi kayu Tanaman yang berasal dari HPHTI, IUHT maupun dari Izin Pemungutan Hasil Hutan kayu tanaman rakyat/kebun rakyat besarnya sebagai berikut: a. Kelas Diameter 30 cm UP Rp. 15.000,00/m³ b. Kelas Diameter 20 cm 29 cm/kbk Rp. 10.000,00/m³ c. Kelas Diameter 10 cm 19 cm/bbs Rp. 5.000,00/m³ d. Kelas Non Diameter Rp. 3.000,00/m³

(3) Tarif Retribusi Hasil Hutan khusus untuk kayu hasil lelang dan penggunaan kayu limbah industri sawmill, besarnya sebagai berikut : a. Apabila kayu temuan tersebut berada dikawasan hutan maka dikenakan PSDH, DR dan Retribusi Hasil Hutan sebesar : a) Kelas Diameter 30 cm UP Rp. 60.000,00/m³ b) Kelas Diameter 20 cm 29 cm/kbk Rp. 30.000,00/m³ c) Kelas Diameter 10 cm 19 cm/bbs Rp. 15.000,00/m³ d) PSDH dan DR. b. Apabila ditemukan diluar kawasan hanya dikenakan Retribusi Hasil Hutan sebesar : a) Kelas Diameter 30 cm UP Rp. 60.000,00/m³ b) Kelas Diameter 20 cm 29 cm/kbk Rp. 30.000,00/m³ c) Kelas Diameter 10 cm 19 cm/bbs Rp. 15.000,00/m³ BAB V WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Retribusi dipungut di wilayah tempat pengambilan Hasil Hutan dalam Kabupaten. BAB VI TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 10 (1) Pembayaran Retribusi Hasil Hutan sebagaimana dimaksud pada pasal 8 berdasarkan volume atau tonase hasil hutan yang di produksi yang dinyatakan dalam Laporan Hasil Produksi (LHP) yang telah disahkan oleh Petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang ditunjuk untuk itu. (2) Besarnya Retribusi Hasil Hutan dinyatakan dalam Surat Keputusan Penetapan Retribusi yang diterbitkan oleh Petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang ditunjuk untuk itu. (3) Retribusi Hasil Hutan disetor langsung oleh pemegang izin ke Kas Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dengan tindasan bukti setoran disampaikan kepada Kepala

Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (4) Retribusi Hasil Hutan wajib dilunasi sebelum Hasil Hutan diangkut dari tempat pengambilan Hasil Hutan. BAB VII SANKSI ADMINISTRASI DAN KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar Retribusi hasil hutan tepat waktunya, maka kepada pemegang izin yang bersangkutan tidak diberikan pelayanan Dokumen Angkutan Hasil Hutan berupa Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH). (2) Apabila terjadi keterlambatan pembayaran dengan jangka waktu yang ditentukan kepada wajib Retribusi dikenakan denda 2 % (dua persen) perbulan dari kewajibannya. Pasal 12 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan daerah, diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 10 (sepuluh) kali jumlah Retribusi terhutang. (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB VIII PENYIDIKAN Pasal 13 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi daerah. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeledahan atau bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut dalam tindak pidana Retribusi Daerah; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi daerah; i. Memanggil seorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi dalam hal tindak pidana Retribusi Daerah; j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polisi Negara (POLRI), sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 15

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ditetapkan di Kuala Tungkal Pada tanggal 2 Desember 2002 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT ttd USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal Pada tanggal 2 Desember 2002 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ttd M. YAMIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT : NOMOR : 30 TANGGAL : 2 Desember 2002 SERI : C NOMOR : 16