A.N.J. Dien., J. Tinangon., S. Walandouw. Analisis laporan realisasi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

Selly Paat, Perbandingan Kinerja Pengelolaan. PERBANDINGAN KINERJA PENGELOLAAN APBD ANTARA PEMERINTAH KOTA TOMOHON DENGAN PEMERINTAH KOTA MANADO

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN

Ariel S. Sumenge, Analisis Efektivitas dan.

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa) Umi Yunianti Universitas PGRI Yogyakarta

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN )

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BANJAR

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

E.L. Tambuwun., S.S. Pangemanan., D.Afandi. Analisis Kinerja Keuangan. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAHAN KOTA MANADO

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu Vol VI, No 2, Juli Desember 2017

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENCATATANNYA PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO

Evaluasi Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer Pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara

JURNAL. Oleh: APRI DIANA EKA RAHAYU NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak 2. Sigit Puji Winarko, SE, S.Pd., M.

Nadya P. Kalalo., J.J. Tinangon., I. Elim. Pengukuran Kinerja Keuangan PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA MANADO

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

Fidelius, Analisis Rasio untuk Mengukur. ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengatur pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

Marchelino Daling, Analisis Kinerja Realisasi. ANALISIS KINERJA REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Poppy Kemalasari et al., Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat Kemandirian Daerah di Era Otonomi Daerah

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA AMBON

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

E.D. Worotitjan., L. Lambey. Analisis Pendapatan dan ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN MINAHASA SELATAN DAN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH: STUDI PADA KOTA MANADO (TAHUN )

Jurnal MONEX Vol.6 No 1 Januari 2017

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANGGARAN Susilowati 1) Suharno 2) Djoko Kristianto 3) ABSTRACT

Abstract. Kemandirian, Efektivitas, dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jefry Gasperz ISSN

Desriani N. Tarigan Lidia M. Mawikere

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Y.S. Watuseke., J.J. Tinangon., S.K. Walamdouw. Analisis Belanja Modal. ANALISIS BELANJA MODAL DAN PELAPORANNYA PADA DINAS KESEHATAN KOTA MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA TOMOHON

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KINERJA BELANJA DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA TIGA DAERAH PEMEKARAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPILKABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mengatur, memanfaatkan serta menggali sumber-sumber. berpotensi yang ada di daerah masing-masing. Undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. No.12 Tahun Menurut Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 yang

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

M. ARIF KURNIAWAN B

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN PADA APBD

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

Oleh: Syukria Dewi Pembimbing: Restu Agusti dan Rahmiati Idrus

OPTIMALISASI APBD DALAM PERSPEKTIF PERFORMANCE BUDGET

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PENILAIAN KINERJA (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH UNTUK BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA TOMOHON

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya diatur dalam undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

F.N. Ningtyas., A.T. Poputra., R. Lambey. Evaluasi Penerapan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

THE 2 nd FORUM ILMIAH PENDIDIKAN AKUNTANSI IKIP PGRI MADIUN, 6 Oktober 2013, ISSN:

2015 ANALISIS STRATEGI BIAYA PENGALOKASIAN BELANJA LANGSUNG PADA APBD PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh rakyat (Halim dan Mujib 2009, 25). Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

ANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KERINCI DAN KOTA SUNGAI PENUH

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

C.Lantu.,L.Lambey.,A.Wangkar., Analisis Efektifitas dan Efisiensi..

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta 1) 2)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEKALONGAN SYAIFUL AMRI

Transkripsi:

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG Oleh: Astria Nur Jannah Dien 1 Jantje Tinangon² Stanley Walandouw³ Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: Dienastrhy@yahoo.co.id ²tjantjejanny@yahoo.com 3 Stanley.walandouw@yahoo.com ABSTRACT Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan serta menunjukkan pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada pengguna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan Dinas Pendapatan Kota Bitung dianalisis dari LRA tahun anggaran 2009-2013. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rasio efektivitas dan efisiensi. Data diperoleh melalui studi lapangan. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat dan kriteria efektivitas penerimaan PAD di Dinas Pendapatan Kota Bitung Tahun Anggaran 2009-2013 sangat efektif, namun tingkat dan kriteria efisiensi anggaran belanja secara keseluruhan kurang efisien dikarenakan penggunaan anggaran belanja yang terlalu tinggi. Diharapkan pimpinan Dinas Pendapatan Kota Bitung lebih mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk memperbaiki pengelolaan dalam penggunaan anggaran belanja agar lebih ditingkatkan efisiensinya. Kata kunci: efektivitas, efisiensi, kinerja keuangan ABSTRACT Budget realization report is to provide information about the financial position is beneficial for most users report in order to make decisions and demonstrate accountability for the use of the resources entrusted to the user. The purpose of this study is to determine the financial performance of (Earning Department of Bitung City) analyzed from the LRA fiscal year 2009-2013. The method used is quantitative descriptive analysis by using the ratio of effectiveness and efficiency. Data obtained by conducting field studies. The results are that the level and effectiveness of PAD acceptance criteria in (Earning Department of Bitung City) for Fiscal Year 2009-2013 is very effective, but the level and efficiency criteria budgets overall less efficient due to the use of the budget is too high. Hopefully the leader of (Earning Department of Bitung City) more optimize all available resources to improve the management of using the budget to be more efficiency. Keywords: efectiveness, eficiency, financial performance Jurnal EMBA 534 Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 534-541

PENDAHULUAN Latar Belakang Mewujudkan Good Governance diperlukan perubahan paradigma pemerintahan yang mendasar dari sistem lama yang serba sentralistis, dimana pemerintah pusat sangat kuat dalam menentukan kebijakan. Paradigma baru tersebut menuntut suatu sistem yang mampu mengurangi ketergantungan dan bahkan menghilangkan ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, serta bisa memberdayakan daerah agar mampu berkompetisi baik secara regional, nasional maupun internasional.menanggapi paradigma baru tersebut maka pemenrintah memberikan otonomi kepada daerah seluas-luasnya yang bertujuan untuk memungkinkan daerah menguras dan mengatur rumah tangganya sendiri agar berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemenrintahan dan pembangunan serta dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 yang dikenal dengan sebutan otonomi daerah, kemudian untuk perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dikeluarkan juga UU No. 33 Tahun 2004 dan tentunya kedua UU ini erat kaitannya karena secara otomatis dengan adanya peralihan wewenang pemerintah dari pusat kedaerah maka harus diikuti dengan penyerahan keuangan yang dipercayakan pemenrintah pusat untuk bisa mengolah keuangan dari masing-masing daerah. Memang kehadiran UU No. 33 Tahun 2004 telah membawa dampak yang besar dan cukup mendasar dalam hubungan keuangan pusat dan daerah. Dalam konsiderannya UU ini menyatakan antara lain bahwa untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah melalui penyediaan sumber-sumber pembiayaan berdasarkan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, perlu diatur perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah berupa system keuangan yang diatur berdasarkan pembagian kewenangan, tugas, dan tanggung jawab yang jelas antar tingkat pemerintahan. Permendagri No. 56 Tahun 2007 mendefinisikan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam Kerangka Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan/ instansi, dimana fungsinya untuk mengetahui keadaan keuangan suatu perusahaan/ instansi. Laporan realisasi anggaran adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengelolaan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan. Tujuan dari pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan, menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya, menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya, menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi, dan menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan (Bastian, 2010: 297). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung dianalisis dari laporan realisasi anggaran periode 2009 sampai 2013. 535 Jurnal EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.534-541

TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Pemerintahan Halim (2013:1) menyatakan bahwa Akuntansi keuangan (Pemerintahan) daerah di Indonesia merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi tahun 1998. Akuntansi pemerintahan adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya (Mursyidi, 2009:1). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak pihak eksternal entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atau provinsi) yang memerlukan (Halim, 2013:43). Laporan Realisasi Anggaran PP No. 24 Tahun 2005 laporan realisasi anggaran menyajikan ikhitisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintahan pusat/ daerah dalam suatu periode pelaporan. Lebih lanjut, dalam laporan realisasi anggaran setidaknya menyajikan unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit, pembiayaan, sisa lebih/ kurang pembiayaan anggaran. Definisi Anggaran Mahsun (2013:145) menyatakan bahwa anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret. Usulan anggaran pada umumnya ditelaah atau direview terlebih dahulu oleh pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggaran formal. Anggaran adalah alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Efektifitas Mardiasmo (2009:132) menyatakan bahwa efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Efisiensi Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara ouput yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah rendahnya (spending well). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan (Mardiasmo, 2009:132). Jurnal EMBA 536 Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 534-541

Penilaian Kinerja Keuangan Sektor Publik Sistem Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinasial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Penelitian Terdahulu 1. Sumenge (2013) dengan judul Analisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja badan perencanaan pembangunan daerah Minahasa Selatan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja Bappeda Kab. Minahasa Selatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan yang terendah pada tahun 2011 pelaksanaan anggaran belanja Bappeda tahun 2008-2012 secara keseluruhan sudah efisien. 2. Bisma dan Susanto (2010) dengan judul Evaluasi kinerja keuangan daerah pemerintah Prov. Nusa Tenggara Barat Anggaran 2003-2007. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja keuangan daerah pemerintah Prov. NTB Tahun anggaran 2003-2007. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Prov. NTB pada tahun anggaran 2003-2007 menggambarkan kinerja yang tidak optimal. Efektivitas pengelolaan APBD sangat efektif, namun efisiensi pengelolaan APBD menunjukkan hasil tidak efisien. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu, berupa studi kasus dan studi pustaka.studi kasus dilakukan pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung.Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data data dari literatur-literatur yang relevan dengan sistem akuntansi penyajian laporan realisasi anggaran. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Bertempat di jalan Sam Ratulangi Kota Bitungdan waktu penelitian dimulai pada bulan November 2014. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Menentukan judul dan merumuskan masalah. 2. Mengumpulkan data sesuai dengan data yang diangkat 3. Pengumpulan data melalui wawancara dengan pihak - pihak yang terkait serta pengambilan data data kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung untuk mengetahui bagaimana penyajian Laporan Realisasi Anggaran. 4. Mengolah data dan menginterpretasikan hasil pengolahan data. 5. Menarik kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap perlu sebagai perbaikan dalam masalah yang ada. 537 Jurnal EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.534-541

Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau memnggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tingkat efektifitas diukur dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja. Rasio Efektifitas = Realisasi Penerimaan PAD x 100% Target penerimaan PAD Sumber: Mahsun (2013). Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.900-327 Tahun 1996, kriteria tingkat efektifitas penerimaan PAD sebagai berikut: 1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka penerimaan PAD dikatakan sangat efektif 2. Jika hasil pencapaian antara 90%-100%, maka penerimaan PAD dikatakan efektif 3. Jika hasil pencapaian antara 80%-90%, maka penerimaan PAD dikatakan cukup efektif 4. Jika hasil pencapaian antara 60%-80%, maka penerimaan PAD dikatakan kurang efektif 5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka penerimaan PAD dikatakan tidak efektif Tingkat efisiensi diukur dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja dengan total anggaran belanja. Rasio Efisiensi = Realisasi Belanja x 100% Anggaran Belanja Sumber: Mahsun (2013) Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 690.900-327 Tahun 1996, kriteria tingkat efektifitas penerimaan PAD sebagai berikut: 1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan tidak efisien 2. Jika hasil pencapaian antara 90%-100%, maka anggaran belanja dikatakan kurang efisien 3. Jika hasil pencapaian antara 80%-90%, maka anggaran belanja dikatakan cukup efisien 4. Jika hasil pencapaian antara 60%-80%, maka anggaran belanja dikatakan efisien 5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan sangat efisien Gambaran Umum HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung merupakan Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bitung yang melaksanakan tugasnya di bidang pendapatan daerah. Sesuai tugasnya, maka Dispenda Kota Bitung merupakan koordinator pendapatan yang dilakukan oleh semua Unit pengelola pendapatan yang ada di Kota Bitung. Jurnal EMBA 538 Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 534-541

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bitung Peraturan Walikota Bitung Nomor 33 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung, maka Dinas pendapatan Daerah Kota Bitung bertugas melaksanakan Urusan Pemerintah Daerah di Bidang Pendapatan Daerah di Daerah beradasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam kaitannya dengan tugas tersebut Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan : 1. Melakukan perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan koordinasi teknis dan tugastugas yang diserahkan oleh Kepala Daerah sesuai Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. 2. Melakukan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah. 3. Melakukan Penetapan besarnya Pajak dan Retribusi Daerah. 4. Melakukan Administrasi atas pungutan dan Penyetoran Pajak, Retribusi Daerah serta Penerimaan Pendapatan Lainnya. 5. Melakukan Koordinasi dan Pengawasan pekerjaan Penagihan Pajak dan Retribusi Daerah serta Penerimaan Pendapatan Lainnya. 6. Melakukan penyuluhan tugas perencanaan dan pengendalian operasional di Bidang Pengkajian dan Pengembangan Pendapatan daerah, Pendaftaran dan Pendataan, Penetapan dan Penagihan Pajak Daerah Retribusi Daerah serta Penerimaan Pendapatan Lainnya. 7. Melakukan urusan Tata Usaha dan menyusun Rencana Kerja Anggaran Dinas. 8. Mempersiapkan Ketentuan Pelaksanaan dalam Bidang Pendapatan dan menyusun Laporan mengenai segala kegiatan dalam lingkungan Dinas. Hasil Penelitian Tingkat Efektivitas Penerimaan PAD Dinas Pendapatan Kota Bitung Tahun Anggaran 2009-2013 diukur menggunakan rasio efektivitas dari Laporan Realisasi Anggaran Dispenda Kota Bitung yang diuraikan sebagai berikut: Tabel 1. Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2009-2013 Tahun Target Realisasi Tingkat Kriteria (Rp) (Rp) Efektivitas (%) 2009 5.985.769.150 6.254.086.159 104,5 Sangat Efektif 2010 6.350.000.000 7.918.888.902 124,7 Sangat Efektif 2011 11.277.205.000 15.419.397.097 136,7 Sangat Efektif 2012 14.460.500.000 17.723.643.955 122,6 Sangat Efektif 2013 16.888.970.257 26.162.693.540 154,9 Sangat Efektif Sumber: Data olahan Dinas Pendapatan, Kota Bitung Tabel 1 menunjukkan bahwa selama periode tahun anggaran 2009-2013, tingkat efektivitas penerimaan PAD bersifat tetap atau stabil dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitungmampu memobilisasi penerimaan pendapatan asli daerah paling efektif yakni sebesar 154,9% sesuai dengan yang ditargetkan dengan rasio efektifitas diatas 100%. Tabel 2. Tingkat Efisiensi Anggaran Belanja Dispenda Kota Bitung Tahun Target Realisasi Tingkat Efisiensi Kriteria (Rp) (Rp) (%) 2009 5.914.307.019 5.352.446.692 90,5 Kurang Efisien 2010 5.821.080.761 5.569.043.614 95,7 Kurang Efisien 2011 5.548.558.880 5.404.194.541 97,4 Kurang Efisien 2012 7.850.133.538 7.614.755.945 97 Kurang Efisien 2013 9.140.512.913 8.541.527.247 93,4 Kurang Efisien Sumber: Data Olahan Dinas Pendapatan, Kota Bitung 539 Jurnal EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.534-541

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi anggaran belanja pada Dinas Pendapatan Kota Bitung kurang efisien dari tahun ke tahun. Tahun 2011 merupakan tingkat tertinggi ketidak efisiensinya pelaksanaan anggaran belanja di dinas pendapatan kota bitung yang mencapai hingga 97,4%. Pembahasan Penilaian kinerja keuangan Dinas Pendapatan Kota Bitung berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Kota Bitung menggunakan rasio efektivitas dan efisiensi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bisma dan Susanto, (2010) yaitu Evaluasi Kinerja Keaungan Daerah Prov. Nusa Tenggara Barat Anggaran 2003-2007 dan penelitian terdahulu yang dilakukan Sumenge, (2013) yaitu Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Minahasa Selatan dijadikan sebagai acuan karena penelitian kali ini berbeda dimana menggunakan Laporan Realisasi Anggaran dalam menilai kinerja keuangan Dinas Pendapatan Kota Bitung menggunakan alat ukur rasio efektivitas dan efisiensi, maka diperoleh tingkat dan kriteria efektivitas penerimaan PAD di Dinas Pendapatan Kota Bitung Tahun Anggaran 2009-2013 sangat efektif, namun tingkat dan kriteria efisiensi anggaran belanja secara keseluruhan kurang efisien dikarenakan penggunaan anggaran belanja yang terlalu tinggi dan tingkat efisiensi yang hampir mendekati 100%. Efektivitas Anggaran Realisasi Penerimaan PAD Rasio Efektivitas Anggaran menggambarkan kemampuan satuan kerja dalam merealisasikan anggaran yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan realisasi yang ada. Semakin tinggi rasio efektivitas menggambarkan realisasi anggaran yang semakin baik. Adapun perhitungan efektivitas anggaran berdasarkan angka - angka pada laporan realisasi anggaran tahun 2009-2013 di Satuan Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung dengan hasil perhitungan dari rasio dapat diketahui bahwa efektifitas realisasi penerimaan pendapatan asli daerah pada tahun 2009 adalah 1,045 atau 104,5 %, tahun 2010 adalah1,247 atau 124,7 %, tahun 2011 adalah 1,367 atau 136,7 %, tahun 2012 adalah 1,226 atau 122,6 %, dan pada tahun 2013 adalah 1,549 atau 154,9 %. Efisiensi Keuangan Anggaran Belanja Rasio yang menggambarkan perbandingan antara total realisasi pengeluaran (belanja) satu periode dengan anggaran yang diterima. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja keuangan semakin baik. Adapun perhitungan efisiensi keuangan di Satuan Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung dengan hasil perhitungan dari rasio ini dapat diketahui bahwa tingkat efisiensi realisasi belanja pada tahun 2009 adalah 0,905 atau 90,5 %, tahun 2010 adalah0,957 atau 95,7 %, tahun 2011 adalah 0,974 atau 97,4 %, tahun 2012 adalah 0,970 atau 97 %, dan pada tahun 2013 adalah 0,934 atau 93,4 %. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini: PENUTUP 1. Tingkat dan kriteria efektivitas penerimaan pendapatan asli daerah di Dinas Pendapatan Kota Bitung Tahun Anggaran 2009-2013 sangat efektif dari tahun ke tahun. 2. Dilihat dari hasil perhitungan rasio efektivitas menunjukkan bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitungmampu memobilisasi penerimaan pendapatan asli daerah sesuai dengan yang ditargetkan dengan tingkat efektifitas diatas 100%. 3. Tingkat dan kriteria efisiensi anggaran belanja Dinas Pendapatan Kota Bitung Tahun Anggaran 2009-2013 secara keseluruhan kurang efisien dari tahun ke tahun. 4. Dilihat dari hasil perhitungan rasio efisiensi menunjukkan bahwa Dinas Kota Bitung kurang mengefisiensikan penggunaan anggaran belanja sesuai yang ditargetkan dengan tingkat efisiensi yang hampir mendekati 100%. Jurnal EMBA 540 Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 534-541

Saran Saran dari penelitian ini sebagai dasar pertimbangan bagi pimpinan dan staff di Satuan Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung yaitu lebih mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk memperbaiki pengelolaan dalam penggunaan anggaran belanja agar lebih ditingkatkan efisiensinya. DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA, Bitung. 2014. Laporan Realisasi Anggaran tahun anggaran 2009-2013. Kota Bitung. Bisma dan Susanto. 2010. Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003 2007. Universitas Mataram. Mataram. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol 4. No. 3. (2010). http://unmasmataram.ac.id/wp/wp-content/uploads/12.-i-dewa-gde-bisma. Diakses pada 20 September 2014. Hal. 75-86. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta. Halim, Abdul. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta. Mahsun, Mohamad. 2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta. Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. PT. Refika Aditama, Bandung. Republik Indonesia. 1996. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1996 Tentang Kriteria Penilaian dan Kinerja Keuangan. Jakarta. Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta, Bandung. Sumenge, Ariel. 2013. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Minahasa Selatan. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Jurnal EMBA. Vol 1, No 3. (2013). http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1941/1538. Diakses pada 20 September 2014. Hal. 74-81. 541 Jurnal EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.534-541