KOMUNIKASI DATA ST014 REMEDIAL S1 Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs
Outlines 2 Tujuan Materi Materi Pembahasan Klasifikasi Nilai Definisi Data, Komunikasi, dan Informasi Bilangan Sebaran Spektrum, Enkoding dan Dekoding Komunikasi Data Nirkabel Referensi
Tujuan Materi 3 Memahami konsep komunikasi data wireless sensor network. Konsep dasar komunikasi data Tipe dan teknik pada komunikasi data Topologi Jaringan Monitoring Data
Klasifikasi Nilai Remedial 4 >= 60 : B >= 40 - <60 : C >= 20 - < 40 : D <20 : E
Definisi Data 5 Data adalah semua nilai yang berbentuk analog atau digital Definisi Analog Digital Sinyal Variabel kontinu Langkah diskret Sifat Amplifikasi Pensaklaran Bentuk Tegangan Bilangan
Komunikasi 6 Komunikasi di mana informasi yang dikirimkan (source) adalah data Komunikasi interpersonal Telekomunikasi n Broadcast n Telepon n Komunikasi data n Remote login n File transfer n Hypertext transfer (contoh: HTTP) n E-mail
Informasi 7 Data yang diolah/diproses disebut Informasi Standard Manajemen Pengolah informasi Lingkungan Input Transformasi Output
Komunikasi Data 8 Perpaduan antara teknik komunikasi dan pengolahan data Pengolahan Data Teknik komunikasi Komunikasi Data
Komunikasi Data 9 Manfaat Time Sharing Data Sharing Program Sharing Equipment Sharing
10 Jenis-Jenis Komunikasi Data Source Membangkitkan data untuk ditransmisikan Transmitter Mengkonversi data menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan Transmission System Membawa data Receiver Mengkonversi sinyal yang diteriman menjadi data Destination Mengambil data yang masuk
Model Sederhana Komunikasi Data 11
Metode Komunikasi Data 12 Simplex Transmiter (TX) Metode Transmisi simplex Recivier (RX) Half Duplex Transmiter (TX) Recivier (RX) Full Duplex Metode Transmisi Half Duplex Transmiter (TX) Recivier (RX) Metode Transmisi Full Duplex
Bilangan Biner 13 Bilangan Biner Sistem bilangan biner berbasis-2, menggunakan digit biner (bit) yaitu 0 dan 1. Istilah bit dipakai dalam sistem bilangan biner singkatan dari binary digit. Byte adalah string yang terdiri dari 8 bit. Bilangan biner 101 mempunyai persamaan desimal: 2 2 x1 + 2 1 x0 + 2 0 x1 = 4 + 0 + 1 = 5.
Bilangan Oktal 14 Bilangan Oktal Contoh : 734 8 konversi binernya menjadi 111011100 2 hasil konversinya 111 2 = 7 011 2 = 3 100 2 = 4
Bilangan Oktal 15 Bilangan Oktal Nilai konversi desimal ke oktal dilakukan dengan cara membagi nilai desimal dengan 8 Bilangan dibagi 8 sisa 476 59 4 Least Significant Bit 59 7 3 7 0 7 Most Significant Bit ==> 476 = 734 8
Bilangan Desimal 16 Bilangan Desimal direpresentasikan sebagai berikut: 581 = 5 x 100 + 8 x 10 + 1 x 1 atau dituliskan dalam ranah bilangan 10 sebagai, 581 = 5x10 2 + 8x10 1 + 1x10 0 = 500 + 80 +1 Bilangan desimal dan biner menggunakan sistem pembobotan posisional, yaitu: 1010 2 = 1x2 3 + 0x2 2 + 1x2 1 + 0x2 0 = 1x8 + 0x4 + 1x2 + 0x1 = 10 10
Konversi Desimal ke Biner 17 Nilai biner disusun dari most significant bit (MSB) menuju least significant bit (LSB) Bilangan dibagi 2 sisa 155 77 1 Least Significant Bit 77 38 1 ^ 38 19 0 19 9 1 9 4 1 4 2 0 2 1 0 1 0 1 Most Significant Bit ==> 155 10 = 10011011 2
Bilangan Heksadesimal 18 Bilangan Heksadesimal Konversi nilai heksadesimal ke dalam bentuk biner lebih mudah karena hanya mengambil 4 digit saja dari bilangan biner kemudian mengkonversinya menjadi desimal. Contoh : 734 16 konversi binernya menjadi 11100110100 2 hasil konversinya 0111 2 = 7 0011 2 = 3 0100 2 = 4
Bilangan Heksadesimal 19 Bilangan Heksadesimal Nilai konversi desimal ke heksadesimal dilakukan dengan cara membagi nilai desimal dengan angka 16 Bilangan dibagi 16 sisa 476 29 12 = C Least Significant Bit 29 1 13 = D 1 0 1 Most Significant Bit ==> 476 = 1DC 16
Bilangan Heksadesimal 20 Nilai heksadesimal dikonversi menjadi nilai biner untuk mendapatkan nilai desimal, contoh 10011 2 maka nilai heksadesimalnya adalah 13 16, nilai desimalnya : 1x2 4 + 0x2 3 + 0x2 2 + 1x2 1 + 1x2 0 1x16 + 0x8 + 0x4 + 1x2 + 1x1 16 + 0 + 0 + 2 + 1 = 19
Bilangan Heksadesimal 21 Konversi nilai heksadesimal menjadi nilai desimal 1DC 16 = 1x16 2 + Dx16 1 + Cx16 0 = 1x16 2 + 13x16 1 + 12x16 0 = 256 + 208 + 12 = 476
Transmisi Analog dan Digital 22 Jaringan telfon kabel Broadcasting televisi/radio Sinyal Frekuensi = Siklus/detik Amplitude Gelombang Sinus Waktu Siklus
Definisi Enkoding 23
Definisi Enkoding 24 Prinsip enkoder dan dekoder
Prinsip Konversi Analog - Digital 25 Sistem Perancangan Antarmuka
Penyebaran Spektrum Frekuensi 26
Penyebaran Spektrum Frekuensi 27
Penyebaran Spektrum Frekuensi 28
Komunikasi Data Nirkabel WiMax (802.16) WiMAX, yang merupakan singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access, dirancang oleh WiMAX Forum adalah standar komunikasi nirkabel yang dirancang untuk menyediakan kecapatan 30 sampai 40 mbps.
Komunikasi Data Nirkabel Karakteristik Transmisi Transmisi gelombang mikro mencakup sebagian besar dari spektrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum digunakan untuk transmisi berada di kisaran 1 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan, semakin tinggi potensial bandwidth dan karena itu semakin tinggi potensi data rate. Seperti halnya sistem transmisi, sumber utama kerugian adalah pelemahan. Untuk microwave (dan frekuensi radio), kerugian (loss) dapat dinyatakan sebagai Dimana d adalah jarak, λ adalah panjang gelombang
Komunikasi Data Nirkabel PERAMBATAN WIRELESS Sebuah sinyal terpancar dari antena berjalan bersama salah satu dari tiga rute perambatan: ground wave, sky wave, atau line of sight (LOS). Perambatan Ground Wave, Perambatan ini mengikuti kontur bumi dan dapat menyebarkan jarak yang cukup, lebih dari visual cakrawala. Efek ini ditemukan di frekuensi hingga sekitar 2 MHz. Perambatan Sky Wave, Dengan propagasi Sky wave, sinyal dari antena bumi tercermin dari lapisan terionisasi dari atmosfer atas (ionosfer) kembali turun ke bumi. Meskipun muncul gelombang tercermin dari ionosfer seakan ionosfer adalah permukaan keras yang memantul, efeknya sebenarnya disebabkan oleh pembiasan. Perambatan Line-Of-Sight (LOS) Perambatan Ground Wave maupun Sky Wave, tidak dapat merambati frekwesnsi diatas 30 MHz, sehingga komunikasi harus dirambati dengan perambatan line of sight (LOS).
Komunikasi Data Nirkabel Optical dan Radio Line of Sight Tanpa adanya intervensi d = 3,57 h dimana d adalah jarak antara 2 antena dalam km dan h adalah tinggi antena dalam meter. Bila ada intervensi maka d = 3,57 Kh -- dimana K adalah faktor penyesuaian untuk memperhitungkan refraksi K=4/3 jarak maksimum antara dua antena untuk perambatan LOS d = 3,57 ( Kh1 + Kh2 ) dimana h1 adalah tinggi antena 1 dan h2 adalah tinggi antena 2
Contoh Hitunglah maksimum jarak antara 2 antena bila tinggi antena adalah 100m diatas permukaan tanah. Dan berapa tinggi antena yang kedua bila kedua antena diletakkan pada jarak tersebut dan tinggi antena kedua adalah 10m?. Jawab : Dari rumus d = 3,57 Kh diketahui bahwa jarak maksimum kedua antena adalah d = 3,57 (4/3)100 = 41,2 km, Dengan jarak rumus d = 3,57 ( Kh1 + Kh2 ), diperoleh 41,2 = 3.57 ( Kh1 + 13,3) (41,2/3,57) - 13,3 = Kh1 7,89 2 = Kh1 h1 = 7,89 2 /1.33 = 46,8 m 50m
Komunikasi Data Nirkabel TOPOLOGI JARINGAN Struktur topologi jaringan terdiri dari node dan link yang terhubung dengan cara: secara fisik atau logis. Fisik mengacu pada antarmuka jaringan riil seperti kabel fisik (yaitu, Ethernet) atau fiber optik yang dijalankan antara node. Logis adalah topologi menunjukkan bagaimana data mengalir dalam jaringan, terlepas dari desain fisiknya. Jarak antara node, interkoneksi fisik, tingkat transmisi, dan / atau jenis sinyal mungkin berbeda antara dua jaringan, namun topologi mereka mungkin identik.
Komunikasi Data Nirkabel TOPOLOGI JARINGAN
Komunikasi Data Nirkabel TOPOLOGI JARINGAN Pada Jaringan wireless ada 2 topologi yang paling biasa digunakan, adalah topologi add-hock atau mesh, dan topologi menggunakan base-station
Referensi 38 A. P. Clark, 1983, Principles of Digital Data Transmission, Wiley, Benedetto, Ezio Biglieri, 2008, Principles of Digital Transmission: With Wireless Applications, Springer Ferry Wahyu Wibowo, 2014, FPGA & VHDL : Teori, Antarmuka, dan Aplikasi, Deepublish Simon Haykin, 1988, Digital Communications, John Wiley & Sons John Proakis, 2000, Digital Communications, 4th edition, McGraw-Hill William Stallings, 2013, Data and Computer Communications, Prentice Hall