Penentu Ribuan Hari Berikutnya

dokumen-dokumen yang mirip
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

GIZI KURANG PENYEBAB STUNTING

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

2 pertama kehidupan Bayi. Menyusui menurunkan risiko infeksi akut seperti diare, pnemonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infe

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal perkembangan otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Untuk memperoleh

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembanguan manusia Indonesia (Saputra dan Nurrizka, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi. Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan. salah satunya adalah kebutuhan nutrisi (BAPPENAS, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

1

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

Dinas Kesehatan Aceh 2016

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

STUNTING DI INDONESIA DAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)

Transkripsi:

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA HARI PERTAMA KEHIDUPAN Penentu Ribuan Hari Berikutnya 3 Langkah Menjadi Saluran Harapan bagi Generasi yang Sehat dan Cerdas

SEKITAR 5 JUTA ANAK LAHIR DI INDONESIA SETIAP TAHUNNYA. TUMBUH KEMBANG ANAK DI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPANNYA MASIH MENJADI MASALAH BESAR DI INDONESIA. BAGAIMANA KITA MENYIKAPI HAL INI? Buku kecil ini menyajikan tiga langkah yang dapat kita ambil untuk menjadi SALURAN HARAPAN bagi generasi baru yang lebih sehat dan cerdas. Tiga langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. AKU TAHU Mengetahui informasi yang benar dan lengkap tentang tumbuh kembang anak di 1000 HPK-nya 2. AKU MAU Termotivasi untuk mengambil peran dalam mendukung tumbuh kembang anak di 1000 HPK-nya 3. AKU MELAKUKAN Mengambil aksi nyata dalam mendukung tumbuh kembang anak di 1000 HPK-nya Mari kita pelajari langkah-langkahnya satu per satu!

Apa itu 1000 HPK? 1000 HPK atau Seribu Hari Pertama Kehidupan adalah masa awal kehidupan yang dimulai saat di dalam kandungan sampai 2 tahun pertama setelah kelahiran. Aku Tahu 270 HARI ( + - 9 bulan) Masa Kehamilan 180 HARI (6 bulan) Masa Pemberian ASI eksklusif 550 HARI (18 bulan) Masa Pemberian ASI + Makanan Pendamping ASI

Mengapa 1000 HPK Penting? Seribu hari pertama kehidupan merupakan PERIODE EMAS seorang anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Gangguan yang terjadi pada periode ini, khususnya asupan gizi yang tepat, akan berdampak pada kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang bersifat permanen dan berjangka panjang serta lebih sulit untuk diperbaiki setelah anak berusia 2 tahun. Susunan saraf pusat Aku Tahu Masa Dalam Kandungan (minggu) 3 4 5 6 7 8 Mata Mata Masa rawan dapat terjadi gangguan kehamilan dan kelainan pada janin Telinga Langit-langit Mulut Telinga Hati Hati Jantung Kaki & Tangan Gigi 8 minggu pertama sejak pembuahan terjadi pembentukan semua cikal bakal organ tubuh Pembentukan sistem saraf Alat kelamin luar Masa Dalam Kandungan (minggu) 9 16 20-36 38 Otak Alat kelamin luar Perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai akhir kehamilan Pembentukan sistem saraf Sumber: Presentasi Endang Achadi, 2014

Aku Tahu Masa Baduta Masa Neonatal (0-28 hari) Masa Bayi (29hari-11 bulan) Masa Anak Baduta (12-23 bulan) Masa adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, dan mulai berfungsinya organ tubuh Masa terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan terjadi secara terus menerus, terutama meningkatnya fungsi sistem saraf Masa pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung serta terjadi pertumbuhan serabut saraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks Puncak perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, & fungsi kognitif yang lebih tinggi Sumber: Presentasi Endang Achadi, 2014

Aku Tahu Apa Dampak Terjadinya Gangguan Gizi Pada Masa 1000 HPK? Dampak jangka panjang Gangguan gizi pada masa 1000 HPK (janin sampai baduta) Gangguan gizi kronis (pendek) Dampak jangka pendek Gangguan perkembangan otak Gangguan pertumbuhan Rendahnya kemampuan kognitif & prestasi pendidikan Rendahnya daya tahan kemampuan kerja Kelebihan gizi (kegemukan) Gangguan gizi akut (kurus) Mati Gangguan Metabolisme tubuh Meningkatnya risiko:. Diabetes. Obesitas. Penyakit jantung. Hipertensi. Kanker. Stroke. Disabilitas pada Lansia Sumber: Short and long term effects of early nutrition, James et al. 2000 (dikutip dari WHO, 2009)

Aku Tahu Mengapa Perempuan Perlu Mendapat Perhatian Khusus? Perempuan dewasa yang kurang gizi (berat badan kurang dan postur pendek) berisiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi BBLR berisiko gagal tumbuh selama usia anak, remaja dan pada saat dewasa berisiko melahirkan generasi kurang gizi selanjutnya. Kehamilan dini dari remaja yang kurang gizi akan menambah risiko lahirnya bayi dengan BBLR dan remaja tersebut akan tumbuh menjadi perempuan dewasa dengan berat badan rendah dan postur pendek. Apabila masalah ini tidak diperbaiki, maka akan terjadi masalah anak pendek intergenerasi. Anak dengan gagal tumbuh Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) Kehamilan dini Perempuan dewasa kurang gizi (berat badan kurang dan/ atau pendek) Remaja putri kurang gizi (berat badan kurang dan/atau pendek) Pemutusan rantai kekurangan gizi pada perempuan melalui gerakan 1000 HPK ini akan menghasilkan generasi baru yang lebih sehat dan cerdas. Sumber: Second Report on the World Nutrition Situation - Volume I: Global and Regional Results. Geneva: UN Standing Committee on Nutrition, 1992 (dikutip dari WHO, 2009)

Aku Tahu Seberapa Besar Masalah Kekurangan Gizi di Indonesia? Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 menemukan: 10,2% bayi di Indonesia lahir dengan Berat Badan Rendah (< 2500 gram) 19,6% balita di Indonesia memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan usianya (gizi kurang) 37,2% balita di Indonesia memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya (pendek) Badan Kesehatan Dunia menyatakan bila di suatu masyarakat terdapat > 20% kasus Balita Gizi Kurang dan/atau > 30% Balita Pendek, maka masyarakat tersebut menghadapi masalah kesehatan yang serius. Seberapa serius masalah kesehatan masyarakat di Indonesia menurut Anda?

Aku Tahu Bagaimana Memutus Rantai Kekurangan Gizi Pada 1000 HPK? Upaya perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan anak yang optimal, yaitu: INTERVENSI GIZI SPESIFIK Upaya mencegah gangguan gizi secara langsung Umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan Sasaran: Ibu hamil, ibu menyusui, dan anak umur 0-23 bulan (kelompok 1000 HPK) INTERVENSI GIZI SENSITIF Upaya mencegah gangguan gizi secara tidak langsung Berbagai kegiatan pembangunan, pada umumnya non-sektor kesehatan Sasaran: masyarakat umum selain kelompok 1000 HPK, dengan melibatkan berbagai sektor terkait Sumber: laman Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Bina Gizi, http://gizi.depkes.go.id/1000-hari-mengubah-hidup-mengubah-masa-depan

Aku Tahu Jenis intervensi gizi spesifik dan sensitif selama masa 1000 HPK Jenis Intervensi Gizi Spesifik PADA IBU HAMIL Makan 1 porsi lebih banyak per hari Beri makanan tambahan bila kurang gizi Minum tablet tambah darah minimal 90 tablet Periksa kehamilan minimal 4 kali Imunisasi TT (Tetanus Toksoid) PADA SAAT BAYI LAHIR Persalinan ditolong bidan atau dokter Begitu lahir, bayi lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Bayi sampai usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu saja (ASI Eksklusif) Dapatkan imunisasi dasar Pantau tumbuh kembang secara rutin Cegah dan tangani bayi yang sakit secara tepat

Aku Tahu BAYI BERUSIA 6 BULAN SAMPAI DENGAN 2 TAHUN Mulai usia 6 bulan, berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ASI diteruskan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih Berikan kapsul Vitamin A dan tabur gizi Lengkapi imunisasi dasar Pantau tumbuh kembang secara rutin Cegah dan tangani bayi dan anak yang sakit secara tepat Jenis Intervensi Gizi Sensitif Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Stimulasi psikososial bagi bayi dan anak Keluarga Berencana Kebun Gizi dan Ternak Kecil Penanggulangan kemiskinan Pengadaan pangan Penyediaan lapangan kerja Kesetaraan gender Perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar) Sumber: laman Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Bina Gizi, http://gizi.depkes.go.id/1000-hari-mengubah-hidup-mengubah-masa-depan

Aku Tahu Bukti Penelitian: Hasil Perawatan Pada Anak Kurang Gizi Keterangan Otak anak Sebelum perawatan Anak umur 10 bulan yang menderita malnutrisi berat. Kondisi cerebral atrophy yaitu menyusutnya neuron otak karena kurangnya asupan gizi dapat dilihat sebagai daerah putih menyusut jauh dari tengkorak dan pembuluh darah. Sesudah perawatan Otak pada anak yang sama setelah perawatan selama 90 hari. Terlihat sudah terjadi pemulihan pada otak. Sumber: El-Sherif et al (2012) Cranial Magnetic Resonance Imaging (MIR) Changes in Severely Malnourished Children before and after Treatment, Life Science Journal 2012; 9(3)

Aku Tahu Untuk Ibu Menyusui Kisah nyata ini dialami oleh seorang ibu di Islamabad, Pakistan seperti yang terlihat pada foto. Dalam foto tersebut terlihat seorang ibu yang mempunyai dua bayi. Kedua bayi tersebut adalah anak kembar. Bedanya, bayi laki-laki menyusu langsung pada payudara ibunya, sedangkan bayi perempuan kembarannya minum susu formula. Mertua si ibu mengatakan bahwa menantunya itu tidak mempunyai cukup ASI untuk menyusui kedua bayinya sehingga ia hanya bisa menyusui bayi laki-laki saja. Sehari setelah foto mereka diambil, bayi perempuannya meninggal. Gunakan foto ini jika bisa menginspirasi banyak orang. Saya tidak ingin orang lain membuat kesalahan yang sama. Foto: UNICEF, dengan ijin dari Children s Hospital, Islamabad, Pakistan Sumber kisah dan foto: UNICEF seperti dikutip dalam Subcommitee on Nutrition (SCN) News, United Nations, Mei 1991

Aku Mau Setelah kita mengetahui informasi tentang 1000 HPK, kita bisa ikut serta dalam gerakan 1000 HPK ini untuk menghasilkan generasi yang lebih sehat dan cerdas dengan berbagai cara, antara lain: Menyebarkan informasi 1000 HPK ini kepada keluarga dan teman dekat Ikut mendukung ibu hamil untuk mendapatkan makanan bergizi dan pemeriksaan kehamilan di layanan kesehatan Ikut mendukung ibu bersalin di fasilitas kesehatan Ikut mendukung IMD pada bayi baru lahir Ikut mendukung ASI Eksklusif untuk bayi usia 6 bulan pertama Ikut mendukung bayi dan anak usia 6 23 bulan untuk mendapatkan Makanan Pendamping ASI yang sesuai. Ikut mendukung ibu baduta untuk meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia sekurangnya 2 tahun. Ikut menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri, termasuk: buang air besar di tempatnya, cuci tangan pakai sabun, penggunaan air dan makanan yang bersih dan sehat, membuang sampah padat dan cair di tempatnya. Ikut mendukung pemantauan tumbuh kembang anak Menjadi kader kesehatan di wilayah tempat tinggal Menjadi donatur untuk program tumbuh kembang anak

Aku Mau Bila Anda adalah remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui atau ibu dengan anak usia 6-23 bulan, Anda bisa ikut mendukung lahirnya generasi baru yang lebih sehat dan cerdas melalui hal-hal khusus berikut ini: Untuk Remaja Putri Mencari informasi yang tepat mengenai gizi seimbang melalui media yang terpercaya Makan makanan bergizi seimbang dengan variasi "Empat Bintang": sumber karbohidrat (nasi/ ubi/kentang/roti/lainnya), Sumber Protein Hewani (daging/ikan/telur/lainnya), Sumber Protein Nabati (kacang-kacangan/lainnya) dan Sumber Vitamin dan Mineral (sayur/buah-buahan) Membagikan pengetahuan tentang gizi seimbang kepada teman sebaya dan orang tua Mengajak teman sebaya dan orang tua untuk makan makanan bergizi seimbang Menghindari seks bebas, penyalahgunaan obat terlarang, serta risiko terinfeksi HIV dan AIDS Untuk Ibu Hamil Mencari informasi mengenai Rumah Sakit yang mendukung IMD dan menyusui Meminta dukungan tenaga dan fasilitas kesehatan untuk pelaksanaan IMD Meminta dukungan suami dan keluarga untuk menemani saat IMD

Aku Mau Untuk Ibu Menyusui Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan Meminta dukungan suami dan keluarga supaya dapat memberikan ASI eksklusif Meminta dukungan konselor ASI untuk bantuan menyusui bila dibutuhkan Meminta bantuan tenaga kesehatan untuk melakukan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak Untuk Ibu dengan anak usia 6-23 Bulan Meneruskan pemberian ASI sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih Belajar membuat MP-ASI dengan bahan pangan lokal alami (bukan pabrikan) yang berkualitas Memberikan MP-ASI dengan porsi, frekuensi, tekstur dan variasi yang sesuai tahapan usia Menghindari penggunaan zat aditif yang membahayakan kesehatan, seperti: MSG, pewarna dan pengawet makanan yang tidak aman. Meminta bantuan tenaga kesehatan untuk melakukan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak

Aku Melakukan Jadikanlah perilaku baru kita sebagai Saluran Harapan bagi generasi yang lebih sehat dan cerdas sebagai kebiasaan sehari-hari. Catatlah realisasi komitmen-komitmen kita dalam halaman ini dan mengucap syukurlah senantiasa kepada Tuhan yang telah memanggil dan memperlengkapi kita sebagai saluran harapan bagi anak-anak kita di 1000 hari pertama kehidupannya. Tanggal Catatan kegiatan

Aku Melakukan Tanggal Catatan kegiatan

Sekilas tentang Gerakan 1000 HPK Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah bagian dari gerakan global Scaling Up Nutrition (SUN). Indonesia telah menjadi bagian dari SUN Movement melalui surat keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB pada bulan Desember 2011. Di Indonesia, soft-launch telah dilakukan di Jakarta pada tanggal 19 September 2012. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dilandasi oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Gerakan ini dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 31 Oktober 2013 di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, yang diintegrasikan dengan puncak acara peringatan Hari Pangan Sedunia. Gerakan 1000 HPK, menggalang dukungan dari berbagai sektor dan pemangku kebijakan untuk melakukan percepatan perbaikan gizi anak yang ikut berkontribusi dalam penurunan angka kematian anak melalui intervensi program gizi spesifik (langsung) dan program gizi sensitif (tidak langsung) di Indonesia. Ibu dan anak merupakan sasaran utama Gerakan 1000 HPK. Sangatlah penting untuk menerapkan strategi yang efektif untuk menjangkau mereka di seluruh negeri dengan intervensi gizi berbasis bukti yang berdampak tinggi. Berbagai pendekatan yang dilakukan harus dapat memastikan bahwa ibu dan anak dari rumah tangga sangat miskin, rentan dan terpinggirkan masuk dalam sasaran program. Gerakan 1000 HPK didukung oleh lebih dari 40 lembaga non pemerintah, termasuk lembaga PBB, donor, dan sektor swasta seperti: World Vision (mitra Wahana Visi Indonesia), Save the Children, Micronutrient Initiative, Sentra Laktasi Indonesia, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, UNICEF, WHO, Pertamina, dan Astra. Untuk keterangan lebih lanjut tentang Gerakan 1000 HPK dapat dilihat di laman Bappenas: http://bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-sdm /dit-kgm/contents-direktorat-kesehatan-dan-gizimasyarakat/ gerakan-nasional-percepatan-perbaikan-gizi