PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF MELALUI SIARAN PEMBINAAN BAHASA INDONESIA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBINAAN BAHASA INDONESIA DALAM RUANG PELAJAR DI RADIO REPUBLIK INDONESIA CABANG MUDA SURAKARTA. Kata kunci: bahasa Indonesia, siaran, penyuluhan.

PENINGKATAN KOMPETENSI MENGAPRESIASI SASTRA MELALUI SIARAN PEMBINAAN BAHASA INDONESIA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA SURAKARTA

OPTIMALISASI PEMAHAMAN TATA BAHASA MELALUI SIARAN PEMBINAAN BAHASA INDONESIA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA SURAKARTA

PENINGKATAN KOMPETENSI BERPIDATO MELALUI SIARAN PEMBINAAN BAHASA INDONESIA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA

KETERAMPILAN MENULIS DAN PERMASALAHANNYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MUHAMMAD ARIFIN A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini, kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

ABSTRACT. Kata kunci: pembelajaran, bahasa Indonesia, teks, siaran, RRI Surakarta

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

Menulis yang Indah dan Menyenangkan *Salam, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KALIMAT TOPIK SISWA KELAS X SMA N 8 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) GURU SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO: SOSIALISASI PTK DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

TES PRODUKTIF BERBAHASA. Nani Anggraini STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi

JURNAL PENA INDONESIA (JPI) Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 ISSN:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA

PENILAIAN RANAH AFEKTIF DALAM MENULIS CERPEN MENYONGSONG KURIKULUM 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG SISWA KELAS VII SMP 26 SAROLANGUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH Ima Normalia Kusmayanti (Dikompilasikan dalam tugas Sociolinguistics -2003)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF MELALUI SIARAN PEMBINAAN BAHASA INDONESIA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA SURAKARTA Laili Etika Rahmawati, Main Sufanti, Agus Budi Wahyudi, Atiqa Sabardila Program Studi PBSID Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT This public service has four main aims, they are: (1) to take part in improving motivation of the society, especially for the students in order to share their ideas in the form of written texts; (2) to take part in improving the quality and the quantity of the creative written work; (3) to enlarge the knowledge of the listeners, especially for the students in exploring the linguistics, the literary, and its teaching; (4) to maintain the institution mutual benefits between Muhammadiyah University of Surakarta and the government institution i.e. Radio Republik Indonesia Surakarta. This public service was held at RRI Surakarta by on air lecturing based on papers that have been prepared before. Broadcasting activities were carried out with the tape recorder before on air broadcast. The recordings were carried out using the facilities in RRI Surakarta guided by employees of RRI Surakarta. This activity is carried out which the speech broadcast by a speaker with a varied topic but still in a one theme. The theme of this three months period was Improving Creative Writing Ability. The sixth time broadcast activities planned for three months where a new broadcast can be done six times. Kata kunci: menulis, kreatif, Siaran, RRI Surakarta PENDAHULUAN Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah lembaga pendidikan tinggi yang tergolong besar di Karesidenan Surakar-ta. Sebagai perguruan tinggi, ia berkewajiban mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berupa pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh setiap program studi, jurusan, atau fakultas di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta diharapkan dapat menyumbangkan ilmunya kepada masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat yang lebih luas. Untuk mewujudkan hal terse-but, program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta beker-jasama dengan Radio Republik Indonesia Surakarta berusaha memasyarakatkan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan menambah wawasan masyarakat tentang ilmu bahasa, sastra, dan pengajarannya. WARTA, Vol.16, No.2, September 2013: 137-143 ISSN 1410-9344 137

Bagi sebagian orang, ketika mendengar istilah menulis atau mengarang, mungkin bayangannya terkait pada sesuatu yang menjemukan, tidak menarik, dan bahkan memfrustasikan. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah. Selain karena kekeliruan pemahaman esensi konsep menulis, pengalamannya di sekolah dalam belajar menulis mungkin tidak menyenangkan. Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita adalah contoh bentuk dan dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya. Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari menulis, di antaranya adalah: (1) meningkatkan kecerdasan; (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas; (3) penumbuhan keberanian; dan (4) mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Berdasarkan alasan tersebut, maka topik menulis kreatif perlu dipaparkan dalam siaran pembinaan Bahasa Indonesia. Pemaparan topik tersebut bertujuan agar para pelajar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya termotivasi untuk menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Sejak tahun 1990-an Radio Republik Indonesia Surakarta telah menaruh kepercayaan yang tinggi kepada program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendi-dikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selaku instansi pemerintah, Radio Republik Indonesia Surakarta selalu mengundang dosen-dosen pada program studi tersebut untuk mengisi acara rutin pada ruang pelajar yang telah disediakan. Sejak saat itulah, para dosen melakukan siaran pembinaan Bahasa Indonesia dengan rutin dan dengan komitmen yang tinggi. Setiap dosen di program studi ini terlibat secara aktif. Perlakuan semacam juga ditujukan kepada dosen-dosen Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret. Jika dosen-dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta mengisi acara pada minggu ketiga dan keempat, maka dosen-dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta pada minggu pertama dan kedua. Kerjasama yang telah lama terjalin antara UMS dengan pemerintah (RRI Surakarta) seperti dipaparkan tersebut harus dilanjutkan. Oleh karena itu, pengabdian ini ingin terus kami laksanakan dan kami tingkatkan kualitasnya. Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Oleh karena itu, selaku ilmuwan yang membidangi ilmu bahasa dan pengajarannya, perlulah menjelas-kan, memaparkan, dan meluruskan hal tersebut. Di samping itu, untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ilmu bahasa, sastra, dan pengajarannya, kami mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi tentang masalah tersebut secara rutin. Media radio merupakan media massa yang bisa diakses oleh masyarakat umum dengan beaya yang relatif murah. Oleh karena itu, siaran pembinaan bahasa Indonesia di radio dianggap efektif. Hal ini sekaligus sebagai bentuk kerjasama antara UMS dengan RRI Surakarta. Suparno dan Yunus (2007:1.3) menyatakan bahwa menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai 138 WARTA... Laili Etika Rahmawati, dkk.

alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Senada dengan pendapat di atas, Santosa (2008:6.14-6.18) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan guru dalam mengajarkan menulis, di antaranya adalah: (a) langsung menulis, teori belakangan; (b) mulai dari manapun boleh; (c) belajar sambil bercanda; (d) menulis nonlinear; dan (e) berbicara meniru mendengarkan, menulis meniru membaca. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur bahasa di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan (Nurgiyantoro, 2010:422). Alwasilah (2008) menyatakan bahwa antara otak-lisan dan otak-tangan bermil-mil jaraknya. Buktinya bagi seorang akademisi sekalipun, jauh lebih mudah berbicara daripada menulis. Melihat kenyataan tersebut, terlihat ada sejumlah kesalahan dalam sistem pendidikan nasional selama ini. Berikut ini sejumlah asumsi yang menantang kritik Anda. 1. Siswa lebih banyak diajari tata bahasa atau teori menulis dan sedikit sekali berlatih menulis. Solusinya: stop pengajaran tata bahasa. Tugaskan siswa membaca fiksi dan melaporkannya secara tertulis. 2. Guru atau dosen sendiri tidak bisa menulis, sehingga ia tidak memiliki pengalaman eksistensial dalam menulis. Solusinya: jangan biarkan SDM tersebut mengajarkan menulis. 3. Siswa tidak memiliki keberanian untuk menulis karena takut berbuat salah dan ditertawakan orang. Solusinya: ajarkan dahulu keberanian dan rasa percaya diri, ketepatan gramatik belakangan. Tuliskan dahulu perasaan, pikiran belakangan. 4. Para (maha)siswa melakukan dosa-dosa kecil sewaktu mengarang padahal sudah mereka pelajari selama 12 tahun di sekolah. Solusinya: tunjukkan kepada mereka kesalahan-keslaahannya dan kembalikan karangan mereka untuk diperbaiki. 5. Guru dan dosen cenderung menilai hasil akhir karangan sehingga fokus lebih kepada kualitas dan ketepatan gramatika. Para (maha)siswa pun menganggap bahwa tugas mereka hanyalah memproduksi karangan dan tugas dosen adalah memberi nilai. Solusinya: ajarkan menulis sebagai proses panjang yang memerlukan kolaborasi. Pemerolehan keterampilan menulis ada dalam proses tegur sapa, bukan pada produk terakhir. 6. Bagi kebanyakan orang, menulis dianggap sebagai kegiatan menyendiri dan hanya dibaca oleh guru atau dosen saja. Wajar jika para calon penulis enggan tulisannya dikomentari pembaca. Solusinya: biasakan agar mereka melakukan kolaborasi dan utamakan proses menulis bukan karya final. 7. Siswa tidak mengetahui benar-salahnya tulisan mereka karena tidak ada yang memberi tahu. Solusinya: berikan komentar pada karangan dan kembalikan kepada penulisnya. Radio merupakan salah satu media komunikasi massa. Seperti dikemukakan oleh Effendy (1990:13) bahwa komunikasi WARTA, Vol.16, No.2, September 2013: 137-143 ISSN 1410-9344 139

massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa dalam hal ini media massa modern- yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Sebagai media komunikasi massa, radio memenuhi ciri terpenting yaitu keserempakan. Disebut media massa apabila media itu menyebabkan khalayak secara serempak bersama-sama memperhatikan pesan yang sama yang dikomunikasikan media itu pada saat yang sama. Effendy (1990:13) menyebutkan bahwa ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut. 1. Komunikator melembaga artinya bahwa komunikator tidaklah bertindak atas nama pribadinya melainkan atas lembaga di mana ia bekerja. Media massa tempat ia bekerja adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem, dalm hal ini pemerintah atau negara. Oleh karena itu, komunikator dalam media massa tidak bisa bersikap dan bertindak sebagai individu bebas, melainkan sebagai wakil lembaga. 2. Bersifat umum artinya pesan yang dismpaikan bersifat umum, yang disampaikan kepada khalayak umum, mengenai kepentingan umum. Jadi, pesan tidak ditujukan kepada perorangan tertentu atau kelompok tertentu, melainkan kepada seluruh masyarakat, meskipun isi media massa itu dapat diklasifikasikan secara demografis berdasarkan usi, agama, status sosial, tingkat pendidikan, dan sebagainya. 3. Media menimbulkan keserempakan artinya media massa ini mampu menciptakan suau situasi, di mana khalayak secara serempak dan serentak bersama-sama pada saat yang sama memperhtikn pesan yang disampaikan komunikator. 4. Komunikan bersifat heterogen yakni khalayak sasaran media massa bersifat heterogen yang berarti antara pembaca, pemirsa, pendengar atau penonton yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, kebudayaan, ideologi, hobi, pengalaman, pandangan hidup, cita-cita, dan sebagainya. 5. Proses berlangsung satu arah artinya proses komunikasi tidak menimbulkan umpan balik. Kaluapun terjadi, berlangsungnya secara tunda dan hanya dari beberapa orang saja. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan komunikasi tatap muka maupun komunikasi kelompok di mana umpan balik itu suatu keharusan. Tujuan pengabdian pada masyarakat melalui siaran di Radio Republik Indonesia Surakarta ini adalah: (a) ikut meningkatkan motivasi masyarakat, terutama para pela-jar agar menuangkan idenya dalam bentuk tulisan; (b) ikut meningkatkan kualitas dan kuantitas karya tulis kreatif; (c) memperluas wawasan para pendengar, khususnya para pelajar tentang ilmu bahasa, sastra, dan pengajarannya; (d) menjalin kerjasama kelembagaan antara Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan lembaga pemerintah dalam hal ini Radio Republik Indonesia Surakarta. Manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain: (a) terjalinnya hubungan yang harmonis antar Universitas Muham-madiyah Surakarta dengan instansi pemerintah (Radio Repub-lik Indonesia Cabang Muda Surakarta); (b) meningkatnya motivasi masyarakat, terutama para pelajar untuk menulis kreatif; (c) para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah dapat mengembangkan ilmunya, sekaligus menyumbangkannya. 140 WARTA... Laili Etika Rahmawati, dkk.

METODE PELAKSANAAN Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah. Sebelum melakukan siaran di RRI Surakarta, tim pengabdian masyarakat dibagi menjadi menyusun makalah sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Dalam triwulan ini topik yang diangkat adalah menulis kreatif. Setelah tim pengabdian siap dengan naskah siarannya kemudian melakukan rekaman yang dibantu oleh karyawan RRI Surakarta. Rekaman yang dihasilkan kemudian diedit oleh tim dari RRI Surakarta kemudian disiarkan pada minggu ketiga dan minggu keempat setiap bulan Juli, Agustus, dan September pada pukul 19.20 sampai dengan 19.40. Waktu siaran ditentukan oleh pihak RRI dengan mempertimbangkan waktu masyarakat beristirahat sehingga diharapkan dalam waktu tersebut masyarakat berkesempatan untuk mendengarkan siaran pembinaan Bahasa Indonesia RRI Surakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan ini dilaksanakan dengan ceramah dalam siaran yang setiap kali diisi oleh seorang penceramah dengan topik yang bervariasi tetapi masih dalam satu tema. Tema siaran pada triwulan ini adalah Pengembaangan Kemampuan Menulis Kreatif. Keenam kali kegiatan siaran yang direncanakan selama tiga bulan dapat terlaksana enam kali siaran baru. Keenam siaran baru tersebut yaitu: (1) Membiasakan Menulis Cerita Perjalanan; (2) Tips-Tips Menulis Cerita Perjalanan; (3) Mengapa Saya Mengarang; (4) Menelusuri Proses Kreatif Pengarang; (5) Belajar Variasi Kalimat melalui Judul Berita di Koran; dan (6) Mendidik Generasi Santun: meminimalisasi Peredaran ungkapan Makian dan Pisuhan. Topik pertama memaparkan tentang Membiasakan menulis Cerita Perjalanan. Cerita perjalanan perlu dibiasakan sejak kecil. Bapak/ Ibu guru di sekolah diharapkan dapat menjadi fasilitator agar anak-anak terbiasa menulis cerita perjalanan. Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari menulis cerita perjalanan, di antaranya adalah: (a) keterampilan menulis terasah dengan baik; (b) lebih memahami apa yang dilakukan; dan (c) dapat melakukan refleksi terhadap apa yang dilakukan selama perjalanan. Topik kedua tentang Tips-Tips Menulis Cerita Perjalanan. Ada beberapa tips yang dapat diterapkan ketika menulis cerita perjalanan, yaitu: (a) tanamkan niat menulis cerita perjalanan sebelum melaksanakan perjalanan; (b) melakukan riset awal; (c) sengaja melakukan berbagai aktivitas untuk mendapatkan bahan tulisan; dan (d) menentukan gaya tulisan. Topik ketiga tentang Mengapa Saya Mengarang. Orang yang berkreativitas tinggi akan menghasilkan karya atau karangan yang luar biasa, aneh, bahkan dianggap tidak rasional. Janganlah hal tersebut dijadikan dasar untuk membenarkan bahwa orang kreatif itu dianggap gila. Sebab, orang kreatif memiliki kemampuan berpikir yang menimbulkan pencerahan atau pemecahan masalah. Orang kreatif adalah orang yang memiliki dua kecerdasan, yaitu kecerdasal intelektual dan kecerdasan emosional. Topik keempat tentang Menelusuri Proses Kreatif Pengarang. Proses kreatif seorang pengarang akan menghasilkan karangan. Karangan merupakan hasil kerja kreatif. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa seorang pengarang adalah orang kreatif. Sebelum itu, belum pernah ada karya seperti itu. Modal mengarang adalah memiliki imajinasi, memiliki pikiran, memiliki pengalaman tentang kehidupan, dan memiliki kemampuan berbahasa untuk mengelola imajinasi tersebut tertuang dalam karya. WARTA, Vol.16, No.2, September 2013: 137-143 ISSN 1410-9344 141

Topik kelima tentang Belajar Variasi Kalimat melalui Judul Berita di Koran. Membaca koran tidak sekadar mendapatkan informasi yang beragam, tetapi juga dapat belajar tentang bahasa. Mungkin ketika belajar keterampilan berbahasa di sekolah terlalu serius karena murid disatukan di dalam kelas. Melalui koran kita dapat melakukannya secara santai. Jika membaca topik berita yang sama dalam berbagai koran, maka kita akan mendapatkan variasi kalimat yang ditulis oleh jurnalis yang berbeda dalam koran yang berbeda pula. Topik keenam tentang Mendidik Generasi Santun: Meminimalisasi Peredaran Ungkapan Makian dan Pisuhan. Peredaran ungkapan-ungkapan kasar dan tidak santun mudah ditemukan di lingkungan dekat kita, seperti stiker-stiker yang dijual. Ungkapan yang kasar dan tidak santun yang menimbulkan reaksi, seperti gelak-tawa, mencibir, dll. menjadi ungkapan menarik bagi remaja. Selain sering ditemukan di kamar-kamar mereka, stiker-stiker tersebut juga mudah dibaca di sepeda-sepeda motor atau helm-helm mereka. Ungkapanungkapan itulah yang ikut mempercepat kedewasaan mereka. Ungkapan-ungkapan itulah yang ikut mempercepat kedewasaan mereka. Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan adanya pembiaran terhadap perkembangan emosi negatif pembaca. Ungkapan-ungkapan negatif yang mereka temukan pada stiker yang dijual itu akhirnya dapat menjadi model dalam bertutur. Pelajar merasa tidak berbuat kasar dengan mempraktikkan tuturan seperti itu karena dianggapnya wajar. Perkataan-perkataan kasar tidak lagi menjadi tabu bahasa. Dengan tidak ada pihak yang mengungkap atau menilai peredaran umpatan atau ungkapan kasar di stiker lalu dijual secara bebas di koperasi-koperasi sekolah, agen-agen surat kabar, atau toko buku memberikan dugaan bahwa barang itu dilegalkan yang dapat mereka beli. Adapun hasil evaluasi terhadap kegiatan pengabdian masyarakat ini dipaparkan sebagai berikut. Topik-topik yang disajikan dalam siaran ini dapat digunakan sebagai materi tambahan pendengar radio untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya, khususnya berkaitan dengan kemampuan menulis kreatif. Perhatian masyarakat terhadap radio relatif kecil jika dibandingkan dengan perhatian masyarakat terhadap siaran televisi. Hal ini berdampak pada kurang tersampaikannya materi-materi yang disiarkan kepada masyarakat. Fasilitas siaran cukup memadai telah disediakan oleh RRI Surakarta. Pelayanan karyawan pada saat kami rekaman sangat membantu kelancaran kami dalam melaksanakan pengabdian masyarakat ini. Waktu yang disediakan oleh RRI untuk siaran cukup bagus yaitu pukul 19.20 s.d. 19.40 WIB. Saat seperti ini merupakan waktu istirahat bagi masyarakat sehingga memungkinkan masyarakat mendengarkan siaran radio. Bagi dosen-dosen Program Studi PBSID FKIP UMS kegiatan ini sudah bukan menjadi kegiatan yang perlu disiapkan dengan mencurahkan banyak waktu dan energi, karena kegiatan ini sudah dilaksanakan secara rutin selama bertahun-tahun. Dengan demikian, keberlangsungan kegiatan ini tidak perlu dikhawatirkan. Pengabdian masyarakat ini berjalan lancar. Enam kali siaran yang kami rencanakan dapat dilaksanakan dengan lima kali siaran baru. Dari segi pendengar, kami belum dapat melaporkan sejauh mana dampak siaran kami terhadap pendengar, baik pendengar pada umumnya maupun para pelajar pada khususnya. Kami belum mengadakan penelitian khusus mengenai hal ini. 142 WARTA... Laili Etika Rahmawati, dkk.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen-dosen pada Program Studi PBSID FKIP UMS berupa penyuluhan tentang pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan topik yang bervariasi. Topik pada triwulan ini adalah Pengembangan Kemampuan Menulis Kreatif. Keenam siaran baru tersebut yaitu: (1) Membiasakan Menulis Cerita Perjalanan; (2) Tips-Tips Menulis Cerita Perjalanan; (3) Mengapa Saya Mengarang; (4) Menelusuri Proses Kreatif Pengarang; (5) Belajar Variasi Kalimat melalui Judul Berita di Koran; dan (6) Mendidik Generasi Santun: meminimalisasi Peredaran ungkapan Makian dan Pisuhan. Pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bulanjuli, Agustus, dan September 2013 dapat berjalan dengan baik. Enam kali siaran yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan enam kali siaran baru. 2. Saran Alangkah baiknya, pengabdian masyarakat ini terus ditingkatkan kualitasnya. Pelaksanaannya bisa dilakukan secara bervariasi, baik variasi topik maupun cara siarannya. Kalau selama ini, siaran cenderung dilakukan secara rekaman dengan seorang penceramah, dengan topik-topik yang bervariasi, selanjutnya diusulkan dengan dialog interaktif atau tim dengan tanya jawab. PERSANTUNAN Atas terselesaikannya pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Tri Sejati, S.E., M.M. selaku Kasubsi Programa I RRI Surakarta yang telah memberi izin pengabdian masyarakat ini dan menyediakan berbagai fasilitas; 2. Para karyawan RRI Surakarta yang telah membantu, memberikan pengarahan, menyediakan fasilitas, memberikan kesempatan untuk siaran dan mendampingi selama siaran berlangsung; 3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah mendanai kegiatan ini; 4. Semua pihak yang ikut membantu terselenggaranya kegiatan ini. Demikianlah kegiatan pengabdian masyarakat ini kami laksanakan, mudahmudahan bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah. 2008. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. Effendy, Onong Uchyana. 1990. Radio Siaran, Teori dan Praktik. Bandung: Mandar Maju. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pengajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Suparno dan Muhammad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. WARTA, Vol.16, No.2, September 2013: 137-143 ISSN 1410-9344 143