WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA KELAS BINAAN ASTRA DENGAN KELAS REGULER PADA KOMPETENSI MEMELIHARA UNIT FINAL DRIVE POROS PENGGERAK RODA BELAKANG

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN STANDAR UJI KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN DI SMK

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Denny Farisman Subagyo

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DI SMK OTOMOTIF

MENINGKATKAN SIKAP ENTERPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA WAKTU PEMOTONGAN DENGAN WAKTU PEMESINAN BUBUT PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN

STUDI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL DAN WALL CHART PADA KOMPETENSI SISTEM KOPLING

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

RELEVANSI MATERI MATA KULIAH GAMBAR TEKNIK DAN MATERI MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DENGAN MATERI STANDAR UJI KOMPETENSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA BIDANG OTOMOTIF

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT

MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA SMK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI GAMBAR TEKNIK

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PRESTASI MEMBACA GAMBAR DAN PRAKTIK MENGGAMBAR MANUAL TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN CAD

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN BERDASARKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

ANALISIS KUALITAS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN KELISTIKAN OTOMOTIF DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis, serta syarat akan perkembangan yang memang

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN DAN ANALISIS BUTIR SOAL MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF DI SMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

Andhi Supriyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

PENGARUH GURU SERTIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

Pendidikan Menengah Kejuruan

STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN METODE ALAT PERAGA ENGINES CUTTING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN KELAS X DI SMK YPT PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Terdapat pengaruh kemampuan kognitif terhadap kemampuan

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK

MENINGKATKAN HARDSKILLS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

metode pembelajaran yang dipilih peneliti merupakan salah satu cara yang memungkinkan peningkatan prestasi belajar siswa.

Jurnal FamilyEdu. Penguasaan Pengetahuan Pembuatan Batik Tulis Pada Peserta Didik SMKN 14 Bandung

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

Transkripsi:

168 WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL Hendri Risfandi 1, Amay Suherman 2, Ariyano 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 cheri_hendri@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui keperluan waktu latihan praktik dan hubungan antara pengguasaan teori dengan jumlah waktu praktik. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Sampel menggunakan purposive sampling dengan pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah waktu latihan praktik yang ideal untuk mencapai standar waktu KKM adalah tiga kali latihan praktik, dimana pencapaian standar waktu KKM berbanding lurus dengan jumlah waktu latihan praktik. Hubungan antara pengguasaan teori dan jumlah waktu praktik menunjukan hubungan tinggi dan berbanding lurus. Kesimpulan penelitian yaitu perlu adanya penambahan jumlah jam atau penambahan alat praktik serta peningkatan pengguasaan teori siswa sebelum praktik. Kata kunci: waktu, elektronika, otomotif, kriteria PENDAHULUAN Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. SMK dikatakan berhasil jika siswa-siswi lulusan sekolah tersebut diserap oleh dunia industri sesuai dengan departemen mereka masing-masing. Salah satu SMK yang berusaha menciptakan tenaga kerja yang berkopetensi adalah SMK Negeri 6 Bandung. SMK Negeri 6 Bandung dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan yang kompeten, sehingga bekerja sama dengan Toyota. Salah satu kompetensi kejuruan program studi keahlian teknik otomotif kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan adalah dasar-dasar elektronika otomotif. Kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif merupakan kompetensi yang diberikan oleh dunia kerja, yaitu perusahaan Toyota (Depdiknas, 2008). Toyota technical education program mewajibkan siswa memiliki kompetensi dasardasar elektronika otomotif. Dasar-dasar elektronika otomotif merupakan pembelajaran dasar yang harus dimiliki siswa sebagai fondasi awal untuk kompetensi produktif listrik yang akan didapat di kelas XI dan XII. Siswa akan mengalami kesulitan ketika melanjutkan ke kompetensi produktif listrik 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

169 jika kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif tidak menguasainya. Pembelajaran kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif yang ditetapkan oleh kurikulum SMK Negeri 6 Bandung terdiri dari pembelajaran teori dan praktik. Toyota selaku patner SMK Negeri 6 Bandung memberikan fasilitas praktik berupa breadboard (papan percobaan) dasar-dasar elektronika otomotif. Breadboard untuk praktik selama ini hanya ada 1 alat dan waktu pembelajaran dasar-dasar elektronika otomotif yang ditetapkan oleh kurikulum adalah 24 jam pelajaran dengan satu jam pelajarannya selama 45 menit. Pembagian 24 jam pelajaran antara teori dan praktik, dimana teori 8 jam dan praktik 16 jam (Uno 2012). Materi tentang pembelajaran dasar-dasar elektronika otomotif dengan waktu 24 jam pelajaran antara lain, rangkaian transistor, rangkaian resistor, rangkaian dioda dan rangkaian kondensator. Materi-materi tersebut oleh toyota dibentuk berupa jobsheet (unjuk kerja). Selama ini, empat jobsheet tersebut dilaksanakan pada satu kali latihan praktik (Sa ud, 2009). Siswa dibagi berkelompok karena keterbatasan jumlah alat praktik dasar-dasar elektronika otomotif yang hanya terdapat satu unit. Setiap kelompok melakukan praktik dalam waktu dua jam pelajaran, dimana satu jamnya 45 menit. Jumlah siswa dalam satu kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Waktu rata-rata setiap siswa untuk latihan jika kelompoknya tediri dari enam orang adalah 15 menit, sedangkan jika kelompoknya terdiri dari tujuh orang adalah 13 menit. Waktu latihan tersebut betujuan untuk melatih siswa mengerjakan empat jobsheet dalam waktu 15 menit pada saat ujian, sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan. Sewajarnya waktu praktik 13 sampai 15 menit siswa dapat menguasai jobsheet-jobsheet dasar-dasar elektronika otomotif. Kenyataannya terdapat permasalahan dalam pencapaian KKM pada kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keperluan waktu praktik dasar-dasar elektronika otomotif yang diperlukan untuk mencapai standar waktu KKM dan mengetahui hubungan antara pengguasaan teori dengan jumlah waktu praktik untuk mencapai KKM (Sudarmanto, 2009). Waktu praktik sangat penting untuk mencapai KKM dalam pembelajaran, karena dengan memiliki waktu praktik yang banyak kemampuan yang dimiliki dapat bertambah karena terus diasah. Pekerjaan dapat dikerjakan dengan waktu yang cepat dan memiliki hasil yang baik. Keperluan maksudnya adalah suatu hal yang perlu ada bagi manusia untuk terus hidup. Sekiranya keperluan ini tidak dipenuhi, manusia akan mati. Oleh karena itu, keperluan waktu praktik adalah suatu hal yang di diperlukan bagi siswa untuk mengerjakan setiap pekerjaan, jika keperluan waktu praktiknya tidak terpenuhi, maka pencapaian KKM dalam

170 pembelajaran akan sulit tercapai. Faktor yang mempengaruhi ketercapaian KKM salah satunya adalah jumlah waktu latihan praktik. Jika, semakin banyak mengulang-ulang, maka keterampilan semakin bisa dikuasai. Semakin sering siswa melakukan latihan praktik dasardasar elektronika otomotif yang dipelajarinya, maka akan semakin dapat menguasai kompetensi yang dipelajari tersebut. Pembelajaran praktik merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan siswa dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang digunakan (Moeheriono, 2010). Selain itu, pembelajaran praktik merupakan suatu proses pendidikan yang berfungsi membimbing siswa secara sistematis dan terarah untuk dapat melakukan suatu ketrampilan. Kemampuan praktik atau psikomotor siswa dilandasi oleh penguasaan teori atau kognitif sebagai kemampuan awal (Arifin, 2012). Ada empat modus belajar yaitu: concrete experience (pengalaman nyata), reflective observation (merefleksikan observasi), abstract conceptualization (konsep yang abstrak), dan active experimentation (eksperimen aktif). Efektifnya pembelajaran praktik tergantung pada bagaimana siswa melakukan refleksi dengan mengkaitkan antara pengetahuan dan pengalaman serta praktik. Waktu merupakan sesuatu yang mempengaruhi praktik siswa untuk mencapai KKM. Waktu yang dimaksudkan dalam hal ini adalah waktu yang digunakan untuk praktik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Mengingat bahwa waktu praktik sebagai salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dan pencapaian prestasi siswa secara optimal, maka perlu dibuat suatu perencanaan yang baik dalam hal waktu belajar tersebut. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Metode penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode kuasi eksperimen yang digunakan mengunakan pre-eksperimental design, karena dalam penelitian ini hanya mengunakan satu kelas yaitu kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes dan observasi, karena teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes pengguasaan teori (kognitif-afektif), tes unjuk kerja dan lembar observasi. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian akan dijabarkan mengenai pengguasaan teori (kognitif-afektif) dan waktu latihan praktik siswa untuk mencapai standar KKM.

171 Tabel 1. Rata-rata pengguasaan teori dan jumlah waktu praktik Waktu Praktik (menit) Responden Kognitif-Afektif Latihan 1 Latihan 2 Latihan 3 Total 30 89 37 19 12 68 Waktu latihan praktik Dasar-dasar elektronika otomotif (Tabel 1) yang diperlukan untuk mencapai KKM diambil dari rata-rata waktu latihan pertama, kedua dan ketiga, yaitu 37 + 19 + 12 = 68 menit. Waktu tersebut adalah waktu ideal setiap siswa melakukan latihan praktik untuk dapat mencapai standar waktu KKM. Perhitungan uji-r (korelasi) antara pengguasaan teori dengan jumlah waktu praktik. Berdasarkan hasil uji korelasi, nilai r hitungnya adalah -0.679. Nilai tersebut mengambarkan bahwa koefisien korelasinya menunjukan hubungan tinggi atau kuat dengan arah negatif (berbanding terbalik). Siswa yang memiliki pengguasaan teori (kognitif-afektif) diatas KKM memerlukan jumlah waktu latihan (psikomotor) lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang memiliki pengguasaan teori standar KKM. Maka hasil perhitungan uji korelasi pengguasaan teori (kognitif-afektif) dengan jumlah waktu praktik (psikomotor) didapatkan, penolakan H 0 dan diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah waktu praktik (psikomotor) dengan pengguasaan teori (kognitif-afektif). PEMBAHASAN Berdasarkan waktu rata-rata dan jumlah latihan praktik dalam penelitian ini menunjukan bahwa jumlah waktu latihan praktik berbanding lurus dalam mencapai waktu standar KKM. Hasilnya adalah diterima, yaitu keperluan jumlah waktu praktik dasar-dasar elektronika otomotif untuk mencapai standar waktu KKM. Faktor yang mempengaruhi ketercapaian KKM salah satunya adalah jumlah waktu latihan praktik. Semakin banyak mengulang-ulang, keterampilan semakin bisa dikuasai. Semakin sering siswa melakukan latihan praktik dasar-dasar elektronika otomotif yang dipelajarinya, maka akan semakin dapat menguasai kompetensi yang dipelajari tersebut. Salah satunya saat siswa melakukan praktik pada latihan pertama, semakin banyak siswa mengulangi langkah kerja, maka langkah kerjanya menjadi makin dikuasai dan semakin mahir, serta waktu yang ditetapkan untuk praktik tersebut dapat tercapai dengan baik. Waktu yang diperlukan oleh siswa pada latihan pertama jauh lebih lama untuk mengerjakan empat jobsheet, yaitu rangkaian transistor, resistor, dioda dan kapasitor. Namun

172 pada latihan kedua dan latihan ketiga, waktu siswa untuk mengerjakan keempat jobsheet dasar-dasar elektronika otomotif tersebut lebih singkat. Faktor-yang menyebabkan waktu siswa menjadi lama yaitu kecakapan kognitif-afektif. Kecakapan aspek kognitif-afektif atau pemahaman teori kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif yang dimiliki oleh siswa mempengaruhi aspek psikomotor dalam keterampilan melakukan praktik merangkai rangkaian. Hal tersebut dapat dilihat dari pengujian korelasi yang dilakukan antara pengguasaan teori (kognitif-afektif) dengan jumlah waktu praktik (psikomotor) yang menunjukan hubungan kuat atau tinggi. Hubungan kuat yang dihasilkan berbanding terbalik, dimana siswa yang memiliki pengguasaan teori (kognitif-afektif) diatas KKM pada saat melakukan praktik merangkai rangkaian dasar-dasar elektronika otomotif tidak memerlukan waktu latihan terlalu lama dibanding siswa yang memiliki nilai pengguasaan teori standar KKM. Siswa tersebut sudah memiliki informasi tentang komponen-komponen yang terdapat pada komponen dasar-dasar elektronika otomotif dan fungsi dari setiap komponen tersebut dalam rangkaian. Begitu juga sebaliknya, siswa yang melakukan praktik dasar-dasar elektronika otomotif dengan waktu lama disebabkan karena pengguasan teori standar KKM. Kemampuan yang muncul pada diri siswa seperti kemampuan berpraktik, tentunya tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya penguasaan siswa terhadap teori yang didapat saat belajar Hadisuwono. (2007). Terdapatnya hubungan yang signifikan dan positif antara tingkat penguasaan teori dengan kemampuan praktik, dimana kemampuan belajar praktik ditentukan oleh kemampuan awal yang mendasar yaitu kemampuan pemahaman secara teoritis. Pengguasaan teori (kognitif-afektif) sangat mempengaruhi jumlah waktu praktik (psikomotor) yang dapat dilihat pada tabel dua di atas. Responden delapan dan 30 mendapatkan nilai ujian teori aspek kognitif standar KKM, yaitu 76. jumlah waktu praktik yang dibutukan responden delapan dan 30 paling lama dibandingkan dengan responden lainnya. Hasil ujian kognitif-afektif akan memberikan gambaran tingkat pengguasaan siswa terhadap teori kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif (Syaodih, 2002). Siswa yang tingkat pengguasaannya tinggi membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama dalam mempraktikkan empat jobsheet, yaitu rangkaian transistor, resistor, dioda dan kapasitor. Begitu juga sebaliknya, siswa yang tingkat pengguasaan teorinya masih lemah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan jobsheet-jobsheet tersebut. Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian yang dilakukan, ternyata terdapat hubungan jumlah waktu praktik dengan ketercapaian KKM pembelajaran dasar-dasar elektronika otomotif siswa kelas X tahun ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 6 Bandung. Selain

173 itu juga, pengguasaan teori (kognitif-afektif) mempengaruhi waktu latihan praktik (psikomotor) siswa untuk mengerjakan jobsheet-jobsheet yang ada. Hal tersebut dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pencapaian KKM Kompetensi dasar-dasar elektronika otomotif. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini yaitu jumlah waktu praktik dasar-dasar elektronika otomotif yang ideal untuk mencapai standar waktu KKM adalah 15 menit tiga kali latihan praktik dengan total waktu 68 menit, dimana pencapaian standar waktu KKM berbanding lurus dengan jumlah waktu latihan praktik. Hubungan antara pengguasaan teori dan waktu praktik menunjukkan hubungan tinggi dan berbanding lurus. Siswa yang memiliki pengguasaan teori di atas KKM memerlukan jumlah waktu praktik lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang nilai pengguasaan teori standar KKM. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moeheriono. (2010). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia. Sa ud, U. S. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syaodih, N. (2002). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Uno, H.B. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Jakarta: Depdiknas. Hadisuwono. (2007). Pentingnya Praktik di Kelas dan Refleksi dalam Pelatihan Guru. [online]. Tesedia: http://hadisuwono.blogspot.com/2007/01/pentingnya-praktik-dikelas-dan.html [16 Desember 2013].