REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

Pendekatan partisipatif telah berhasil menumbuhkan rasa memiliki dalam operasi dan pemanfaatan sarana umum hasil investasi dalam:

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang

LAPORAN (SEMENTARA) PERTEMUAN NASIONAL P4MI TEMANGGUNG JANUARI 2007

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

RUMUSAN HASIL PERTEMUAN NSC EVALUASI PELAKSANAAN P4MI S/D TA 2005 DAN PROGRAM Cepu Desember 2005

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)

KID Perian: Menguak Peluang Untuk Mengembangkan Potensi Hortikultura dan Ternak

DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI.

RUMUSAN APRESIASI DAN WORKSHOP MANAJEMEN P4MI (Yogyakarta, Mei 2007)

LAPORAN KEGIATAN PANEN RAYA PADI GOGO RANCAH DI LOKASI P4MI, DESA KEMIRI, KECAMATAN KUNDURAN, KABUPATEN BLORA Tanggal 13 Maret 2007

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

LAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika

Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS

KEGIATAN TUKAR KUNJUNGAN/ STUDY BANDING 2006

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA

WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

BAB IV METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PENDAMPINGAN DEMPLOT TEKNOLOGI PERTANIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 50 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENTERI DALAM NEGERI,

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN MODEL COOPERATIVE FARMING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 50 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENTERI DALAM NEGERI,

- Perencanaan dan Penyusunan Program

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA DAN KELURAHAN

Hasil Litkaji Jumat, 20 April :00

Transkripsi:

REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN (Pelajaran dari Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi di Kabupaten Lombok Timur) AGUS PURBATHIN HADI Pogram Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram ABSTRAK Makalah ini mendiskusikan tentang rekayasa kelembagaan dan komunikasi untuk meningkatkan partisipasi petani dalam membangun infrastruktur pertanian melalui Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi (P4MI). Rekayasa kelembagaan dilakukan dalam bentuk penguatan Komite Investasi Desa (KID), sedangkan rekayasa komunikasi dalam bentuk mengembangkan partisipasi petani dalam merencanakan, melaksanakan, memanfaatkan dan memelihara infrastruktur pertanian secara partisipatif. Rekayasa kelembagaan dan komunikasi ini berhasil memberdayakan petani dan masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam pengembangan investasi infrastruktur pertanian. Kata kunci : Rekayasa Kelembagaan dan Komunikasi, Partisipasi Petani, P4MI PENDAHULUAN Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani miskin terutama di daerah marginal lahan kering, Departemen Pertanian dengan dukungan dana Asian Development Bank (ADB) melaksanakan Program Peningkatan Pendapatan Petani Miskin melalui Inovasi (P4MI). Dalam jangka panjang P4MI bertujuan untuk meningkatkan inovasi dalam produksi dan pemasaran pertanian bagi petani miskin, sedangkan tujuan jangka menengah adalah mengembangkan investasi infrastruktur pertanian sesuai kebutuhan spesifik lokasi, meningkatkan akses petani miskin terhadap informasi, dan reorientasi penelitian pertanian ke daerah marginal tadah hujan (Badan Litbang Pertanian, 2005). Kegiatan P4MI dimulai sejak tahun 2003, dan dilaksanakan pada 1.000 desa target di lima Kabupaten di Indonesia, yaitu Kabupaten Temanggung dan Blora (Jawa Tengah), Kabupaten Lombok Timur ( NTB), Kabupaten Ende (NTT), dan Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah).

Untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani, P4MI bekerjasama dengan LSM yang menempatkan seorang Staf LSM Kecamatan (SLK) di setiap Kecamatan dan merekrut dua orang Fasilitator Desa (FD) di setiap desa. LSM membangun dan mendukung kapasitas operasi tiga kelembagaan yakni: Komite Investasi Desa (KID), Forum Antar Desa (FAD), dan Komite Koordinasi Kabupaten (KKK). Rekayasa kelembagaan dilakukan dalam bentuk penguatan ketiga lembaga di atas, terutama Komite Investasi Desa (KID), sedangkan rekayasa komunikasi dalam bentuk mengembangkan partisipasi petani dalam merencanakan, melaksanakan, memanfaatkan dan memelihara infrastruktur pertanian secara partisipatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pembangunan infrastruktur pertanian di tingkat desa, dan untuk menarik pelajaran dari proses pemberdayaan petani melalui P4MI di Kabupaten Lombok Timur. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik diskusi kelompok terarah (Focus group discussion, FGD). Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur, dengan mengambil sampel lima desa berdasarkan jenis investasi infrastruktur, yaitu Desa Jenggik Utara (Bendungan), Desa Rarang (Irigasi pompa), Desa Lenek (Pasar desa dan jalan usahatani), Kelurahan Kelayu Selatan (Jalan usahatani dan saluran irigasi), dan Kelurahan Ijo Balit (Dam dan saluran irigasi). Responden peserta FGD pada masing-masing desa berjumlah 10 orang yang ditentukan secara sengaja, dengan komposisi dua orang pengurus KID, satu orang Fasilitator Desa, dua orang tokoh masyarakat, dan lima orang petani penerima manfaat. Fokus dalam FGD adalah untuk menjawab tingkat partisipasi petani dalam pembangunan infrastruktur pertanian di tingkat desa, dan untuk menarik pelajaran dari proses pemberdayaan petani melalui P4MI. HASIL DAN PEMBAHASAN Belajar dari kegagalan berbagai program pemberdayaan petani dan masyarakat desa yang tidak partisipatif, maka P4MI menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan beneficiaries (petani miskin) dan stakeholders. Keragaan P4MI di Kabupaten Lombok Timur Keragaan P4MI di Kabupaten Lombok Timur, khususnya yang terkait dengan pembangunan investasi infrastruktur di 106 desa, seperti terlihat pada Tabel 1, menunjukkan perkembangan yang positif. Tabel 1. Keragaan Investasi Desa P4MI di Kabupaten Lombok Timur tahun 2007 Tahun Jenis Investasi Dana Loan ADB Kontribusi Petani Jumlah (Rp 000) % Jumlah (Rp 000) %

2004 (10 desa) 2005 (55 desa) 2006 (17 desa) 2007 (24 desa) Jalan usahatani (14.366 m), saluran irigasi (12.181m), 1 unit pasar desa, 1 unit gudang desa Jalan usahatani (96.593 m), saluran irigasi (31.536m), 1 unit pasar desa, 1 unit bendungan Jalan usahatani (14.567 m), saluran irigasi (15.573 m), 1 unit gudang desa, 1 unit menara air Jalan usahatani (14.366 m), saluran irigasi (12.181m), 1 unit pasar desa, 1 unit gudang desa, 1 unit dam 2.270.835 68,00 1.052.664 32,00 12.650.546 48,00 13.558.724 52,00 3.903.992 48,60 4.134.470 51,40 5.519.991 51,70 4.379.884 48,30 Rataan per desa 229.578 52,46 228.608 47,54 Keterangan : Untuk tahun 2007, data sementara, dalam proses penghitungan ulang kontribusi petani Jenis investasi desa untuk 106 desa : Jalan usahatani (143.687 m), saluran irigasi (78.478), 1 unit pasar desa, 1 unit gudang desa, 1 unit menara air, 1 unit bendungan, dan 1 unit dam. Kontribusi petani hampir berimbang dengan dana stimulan dari loan ADB, dimana hal ini menunjukkan tingginya partisipasi petani dan masyarakat desa dalam kegiatan P4MI (YP3M, 2007). Selain investasi fisik dalam bentuk infrastruktur pertanian, investasi oleh KID juga dalam bentuk kegiatan non fisik berupa demplot dan pelatihan petani (termasuk juga pelatihan wanita tani).sebanyak 10 % dari dana stimulan dialokasikan KID ntuk kegiatan non fisik. Dari 106 desa, demplot penggemukan sapi sebanyak 285 kegiatan, demplot ternak kambing sebanyak 119 kegiatan, demplot tanaman pangan dan hortikultura (cabe, jagung, bawang merah, dsb) di 15 desa, dan 5.920 orang petani (diantaranya 2.790 orang wanita tani) mengikuti kegiatan pelatihan yang dilaksanakan KID (YP3M, 2007). Rekayasa Kelembagaan dan Komunikasi Di setiap desa sebagai lokasi P4MI, LSM memfasilitasi pembentukan KID yang dipilih oleh petani (melalui perwakilan kelompok tani) dan masyarakat desa melalui musyawarah desa. Melalui KID, setiap desa mendapatkan dana stimulan sebesar USD 30 ribu. KID bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi kegiatan investasi desa, serta membuat rencana tindak lanjut pemanfaatan dan pemeliharaannya. Proses perencanaan didahului dengan kajian sosial desa yang dilaksanakan oleh fasilitator (SLK dan FD) bersama-sama dengan petani anggota kelompok tani. Masing-masing kelompok tani mengajukan usulan investasi infrastruktur kepada KID yang kemudian diputuskan melalui musyawarah desa. KID kemudian menyusun proposal Rencana Investasi Desa (RID), kemudian diverifikasi oleh Forum Antar Desa (FAD) yang beranggotakan stakeholders di tingkat Kecamatan.

Setelah proposal disetujui, KID mendapatkan dana stimulan sebesar USD 30 ribu yang langsung ditransfer ke rekening KID. Masyarakat diberikan kepercayaan mengelola sendiri dana pembangunan tanpa campur tangan birokrasi, tetapi kontrol penggunaan dana tetap dilakukan baik oleh petani dan masyarakat maupun Pemerintah Daerah. KID yang merupakan representasi masyarakat, membangun transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pembangunan. Petani dan masyarakat dituntut untuk berkontribusi, berupa sumbangan lahan (tanpa adanya ganti rugi), material bangunan, konsumsi, tenaga, dana, dan lain-lain. Pelibatan tokoh masyarakat sebagai pimpinan non-formal seperti tokoh agama atau tokoh adat memacu partisipasi masyarakat. Di Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading, pekerjaan yang dilaksanakan KID adalah pembangunan jalan usaha tani dari jalan desa ke lokasi waduk sepanjang 140 m, dan pembangunan bendung tipe urugan zone inti kedap air seluas 82 are. Manfaat yang diharapkan untuk 485 ha, 700 orang, meliputi 4 dusun di desa Jenggik Utara, dan di luar desa (Desa Jenggik dan desa Rarang), serta sampai di Kabupaten Lombok Tengah (Desa Waje Geseng). Total dana yang digunakan Rp 774.650.000, terdiri dari dana P4MI Rp 207.000.000, dana APBD Rp 12,000,000 (untuk dana seed capital dan operasional KID), dana masyarakat Rp 106.150.000, dan dari mitra (Pondok Pesantren Yayasan Thohiriyah al Fadliyah, Yatofa) Rp 461.000.000. Dukungan masyarakat, terdiri dari lahan seluas 82 are senilai Rp 164.000.000, alat berat sebanyak 3 unit senilai 288.000.000, pohon kayu 40 batang senilai Rp 6.000.000, peralatan senilai Rp 2.500.000, dan dapur umum senilai Rp 5.000.000. Di Desa Lenek Kecamatan Aikmel, KID membangun pasar desa. Total dana yang digunakan Rp 53,690,456, terdiri dari dana P4MI Rp 33,883,580, dan dana masyarakat Rp 19,806,876. Dampak dari pembangunan pasar desa, pedagang yang sebelumnya adalah pedagang kecil/bakulan yang berjualan di pinggir jalan raya pada pagi hari, berkembang menjadi pasar transit yang menjual hasil pertanian oleh petani langsung sebelum dibawa ke pasar Kecamatan dan Pasar Induk Bertais (Mataram). Dari hasil FDG terungkap bahwa kegiatan pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan investasi infrastruktur desa yang dibangun P4MI di beberapa desa menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Di Desa Rarang Kecamatan Terara, pembangunan menara air dan irigasi perpipaan (tahun 2006) ditindaklanjuti oleh KID (tahun 2007) dengan pengembangan investasi desa tersebut dalam bentuk pembangunan menara air dan jaringan pipa untuk kebutuhan air minum masyarakat desa Rarang. Untuk operasionalisasi dan pemeliharan (O dan P) infrastruktur yang sudah dibangun, menjadi tanggung jawab masyarakat di bawah koordinasi KID. Beberapa desa telah selesai menyusun awiq-awiq (kesepakatan bersama yang dilandasi nilai-nilai kearifan lokal) tentang hak dan kewajiban O dan P, termasuk besarnya sumbangan penerima manfaat dan sangsi yang diberlakukan apabila melanggar awiq-awiq. Beberapa awiq-awiq telah diperkuat melalui Surat Keputusan Kepala Desa. Pelajaran yang Dapat Ditarik Dari tingginya partisipasi petani seperti diuraikan di atas, terlihat bahwa apabila petani dan masyarakat desa diberikan kepercayaan dalam melaksanakan pembangunan, maka masyarakat akan memanfaatkan semua sumberdaya yang ada untuk keberhasilan pembangunan, serta menumbuhkan tanggung jawab dan rasa memiliki. Perencanaan dari bawah (bottom up planning), dimana beneficiaries menentukan sendiri jenis investasi desa yang mereka butuhkan, merupakan perubahan mendasar karena sebelumnya berbagai proyek dan program berorientasi top down dimana beneficiaries hanya menerima apa yang

telah direncanakan dari atas. Kegiatan investasi desa yang dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat telah menumbuhkan kembali budaya dan semangat gotong royong. Dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat, peran fasilitator sangat penting sebagai katalisator yang menggerakkan masyarakat agar mau melakukan perubahan, membantu pemecahan masalah, membantu penyebaran inovasi, serta memberi petunjuk bagaimana mengenali dan merumuskan kebutuhan, mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan, mendapatkan sumber-sumber yang relevan, memilih dan mengevaluasi, dan menghubungkan dengan sumber-sumber yang diperlukan. Petani dalam kondisi sosial ekonomi yang rendah pun dapat dibimbing dan ditingkatkan kemampuannya bila tujuan pemberdayaan dapat diterima dan dipahami mereka. Dengan pendekatan partisipatif, petani/masyarakat dapat dimobilisasi dan bersedia memberikan kontribusi dalam berbagai bentuk sesuai kemampuannya. Keterlibatan para pihak (Stakeholders) dalam setiap tahapan pengembangan investasi desa sangatlah penting. Mengembangkan partisipasi masyarakat tidak lepas dari peran Tuan Guru dan tokoh-tokoh agama setempat, Kepala Desa, dan tokoh-tokoh masyarakat. Koordinasi dan kerjasama antar stakeholders akan membantu proses konvergensi dan divergensi sumberdaya bagi proses pembangunan pedesaan. Untuk itu, dalam perencanaan desa hendaknya juga dikembangkan struktur partisipasi dan pemberdayaan bagi masing-masing stakeholders. Setiap stakeholder dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan, implementasi, evaluasi, dan berbagi hasil, yang pada gilirannya melahirkan komitmen dan tanggung jawab. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Rekayasa kelembagaan dan komunikasi untuk meningkatkan partisipasi petani dalam membangun infrastruktur pertanian melalui P4MI di Kabupaten Lombok Timur dapat dikatakan berhasil. Pelajaran yang dapat ditarik adalah : (1) Perencanaan dan pelaksanaan proses pemberdayaan, apabila dilakukan secara partisipatif dengan beneficiaries dan stakeholders akan menumbuhkan tanggung jawab dan rasa memiliki dari masyarakat; (2) Dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat, diperlukan fasilitator, penggerak atau agen pembangunan (development agent) untuk membantu masyarakat dalam merumuskan masalah yang dihadapi dan mengenal potensi yang dimiliki masyarakat untuk mampu menolong dirinya sendiri; (3) Koordinasi dan kerjasama antar stakeholders akan membantu proses konvergensi dan divergensi sumberdaya bagi proses pembangunan pedesaan., setiap stakeholder dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan, implementasi, O dan P, yang pada gilirannya melahirkan komitmen dan tanggung jawab. Saran Keberlanjutan atau sustainability kegiatan yang telah dilaksanakan KID dan bagaimana terus memelihara partisipasi masyarakat perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Keberadaan KID hendaknya tidak hanya sampai dengan berakhirnya P4MI, namun disarankan untuk menjadikan KID sebagai salah satu lembaga organik di pemerintahan desa, dan untuk itu diperlukan kajian dan perangkat hukum dari pihak eksekutif dan legislatif. Pola partisipatif dan pendekatan bottom-up yang dikembangkan P4MI agar dapat diadopsi berbagai program pembangunan yang menyangkut kepentingan petani dan masyarakat perdesaan.

DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian, 2005. Panduan Umum Pemberdayaan Petani Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, PCMU PFI3P. Jakarta. YP3M, 2007. Laporan Kegiatan Pemberdayaan Petani Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi (P4MI) Kabupaten Lombok Timur. Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Potensi Masyarakat. Selong.