BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY. A. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KEPALA BKKBN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G

KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2004 T E N T A N G

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

DINAS PENCATATAN SIPIL, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 216

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN KABUPATEN JOMBANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SIJUNJUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 609 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA, KEPENDUDUKAN, CATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA

BAB II. Gambaran Umum BKKBN. Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta. A. Sejarah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN NGAWI TAHUN 2018

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 40 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG DINAS KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA KOTA MOJOKERTO

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 1993 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

PROPOSAL KAMPUNG KB/KKB NUSA INDAH DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR KAB BANDUNG BARAT

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SUBANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Lampung Selatan

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 20/2000, BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

NOMOR : 27 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 27

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR: 55/HK-010/B5/2010 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kota Bandar Lampung

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

A. UMUM B. LANDASAN HUKUM

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY Pada bab II ini penulis menjelaskan mengenai gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY dan gambaran terhadap program Kampung KB di Yogyakarta. A. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY 1. LATAR BELAKANG BKKBN PROVINSI DIY Berdirinya BKKBN Provinsi DIY dimulai dari kesanggupan pemerintah bahwa program KB adalah sebagai bagian intergral dan pembangunan lima tahun (REPELITA I) pemerintahan kemudian memutuskan untuk mengambil alih program KB menjadi program pemerintah sepenuhnya. Dengan keputusan Presiden No. 8 Tahun 1970 dibentuklah badan yang mengelola perkembangan program KB yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Keputusan Presiden tersebut yaitu tentang pembentukan badan untuk mengelola Program KB yang telah dirancang sebagai program nasional. Petanggung jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh Mentri Negara Kesejahteraan Rakyat dibantu Dewan Pembimbing Keluarga Berencana. Dasar pembentukan BKKBN yaitu: 1. Program keluaraga berencana perlu ditingkatkan dengan jalan lebih bermanfaat dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia. 45

2. Program perlu digiatkan pula dengan pengikutsertaan baik masyarakat maupun pemerintahan secara maksimal. 3. Program keluarga berencana perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tugas pokok Badaan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yaitu sebagai berikut: 1. Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkrinisasi terhadap usaha pelaksanaan program KB Nasional yang dilakukan Unit-unit pelaksanaan. 2. Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah penyelenggaraan Program KB Nasional. 3. Menyusun pedoman pelaksanaan Kb atas dasar pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah. 4. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan Negara-negara asing maupun badan-badan internasional dalam bidang KB selaras dengan kepentingan Indonesia sesuai dengan prosedur yang berlaku. 5. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan ketentuan yang berlaku sesuai dengan ketatapan pemerintah maka dibentuklah BKKBN pada Pelita I tahun 1969-1974 meliputi 6 Provinsi yaitu: Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali). Keenam provinsi tersebut merupakan daerah yang terbesar 46

jumlah penduduknya di Indonesia, yang merupakan daerah perintis pertama dari program BKKBN. Perkembangan selanjutnya dibentuk BKKBN kabupaten/kotamadya secara berangsur-angsur. Kemudian pada tahun 1972 keluarlah putusan presiden No. 33 Tahun 1972, status badan ini diperjelas menjadi lembaga pemerintahan non departmen yang berkedudukan langsung dengan presiden dengan fungsi yaitu membantu presiden dalam menetapkan kebijakan pemerintahan di bidang KB nasional dan mengkoordinir pelaksanaan program KB nasional. Disusul kemudian pada tahun 1978 Presiden mengeluarkan keputusan No. 38 Tahun 1987 sebagai tindak penyempurnaan organisasi dari tata kerja BKKBN, perkembangan program kependudukan dan KB serta penyesuaian personil. Tugas dari BKKBN yaitu: 1. Melakukan koordinasi program BKKBN di daerah program KB di provinsi. 2. Melakukan koordinasi program kependudukan yang mendukung program KB di provinsi. 3. Melakukan pembinaan program KB dan program kependudukan yang mendukung di provinsi. 4. Mengelola keuangan, perlengkapan dan pembekalan program 5. Melaksanakan supervisi semua jenis 6. Melaksanakan urusan TU perwakilan BKKBN Provinsi yang memberikan servis atau pelayanan pengelolahan KB Sumber: Sejarah perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan. 47

2. LOKASI a. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Jalan Parmata No. 1 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur. b. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY Jl.kenari No. 58 Timoho Yogyakarta, Telp (0278)513422, 520162 3. VISI dan MISI Visi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY adalah Mewujudkan Kualitas Hidup Masyarakat yang Tinggi, Maju dan Sejahtera. Misi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY adalah Menyelenggarakan Keluaraga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. 4. FUNGSI a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN c. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintahan, swasta, LSOM dan Masyarakat di bidang Keluaraga Berencana dan Keluaraga Sejahtera d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hokum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. 48

5. KEWENANGAN a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. b. Perumusan kebijakan di bidang nya untuk mendukung pembangunan secara makro c. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak d. Penetapan sistem informasi di bidangnya e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangn yang berlaku yaitu: 1. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera 2. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga 6. FILOSOFI dan STRATEGI a. Filosofi Menggerakan Peran Serta Masyarakat Dalam Keluarga Berencana b. Grand Strategi 1. Menggerakan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB 2. Menata kembali pengelolaan program KB 3. Memperkuat SDM Oprasional Program KB 4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB 5. Meningkatkan pembiayaan program KB 49

7. TUGAS POKOK Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku perumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan perempuan dan keluaraga berencana. Sumber: (http://yogya.bkkbn.go.id.12februari 2016) 8. STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan (KEPMEN PP/KA. BKKBN NOMOR 70/HK-010/B5/2001), susunan organisasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY adalah sebagai berikut: a. Kepala b. Sekertariat 1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 2. Sub Bagian hukum dan Kepegawaian 3. Sub Bagian Tata usaha 4. Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan c. Bidang Informasi Keluarga dan Analisis program 1. Seksi Pengelolahan, Pelayanan Informasi dan Dokumentasi 2. Seksi Analisis dan Evaluasi Program 3. Seksi Pelaporan dan Statistik d. Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi 1. Seksi Peningkatan Partisipasi Pria 2. Seksi Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi 50

3. Seksi Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana 4. Seksi Penganggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi dan Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak e. Bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga 1. Seksi Advokasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi 2. Seksi Institusi dan Peranserta 3. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga 4. Seksi Pengembangan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga f. Balai Pelatihan dan Pengembangan 1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Program dan Evaluasi 3. Seksi Penyelenggaraan g. Bidang Supervisi 1. Seksi Supervisi Program dan Ketenagaan 2. Seksi Supervisi Umum 9. Fungsi dan Tugas Masing-masing pegawai dalam Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: A. Kepala Kepala Dinas merupakan pemegang kebijakan dan kewenangan umum tertinggi dalam Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi 51

DIY baik ke dalam maupun ke luar dan memberikan bimbingan, petunjuk, perintah, mengawasi serta mengendalikam tugas bawahannya. B. Sekretaris Bagian sekretaris mempunyai fungsi melaksanakan pelayanan administrasi dan pengelolaan sumber daya di lingkungan BKKBN Propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi konsep-konsep petunjuk teknis dibidang kesekretariatan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di wilayah Propinsi. 2. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi konsep-konsep kebijaksanaan operasional dibidang pelaksanaan pengelolaan kesekretariatan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera diwilayah propinsi meliputi: urusan dalam, protokol, surat-menyurat, hukum, organisasi, tatalaksana, kepegawaian dan tenaga program, keuangan dan anggaran serta sarana. 3. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi konsep rencana kebutuhan pegawai BKKBN diwilayah propinsi, jangka pendek dan jangka panjang. 4. Menyampaikan laporan kepada Kepala BKKBN propinsi mengenai tugastugas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. 5. Melakukan tugas-tugas pekerjaan lainnya sesuai dengan petunjuk Kepala BKKBN Propinsi. 52

C. Bidang Informasi Keluarga dan Analisis Program Bidang Informasi Keluarga dan Analisis Program mempunyai fungsi melaksanakan pengelolaan informasi keluarga dan analisis program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di Propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyusun konsep-konsep petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis di bidang informasi keluarga dan analisis program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di Propinsi. 2. Menyusun Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) dan sasaran program keluarga berencana nasional di propinsi. 3. Melakukan pengendalian pelaksanaan analisis dan evaluasi informasi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. 4. Melakukan pelaksanaan pelaporan dan pengelolaan statistik di bidang informasi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. 5. Melakukan hubungan kerja dengan komponen intern dan instansi teknis terkait dalam bidang informasi keluarga dan analisis program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. D. Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai fungsi melaksanakan penyiapan kebijakan operasional dan 53

pengendalian program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyusun rencana kebijakan dan strategi operasional serta pengendalian program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, dan menyusun kegiatan dan anggaran bidang pembangunan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. 2. Menyusun pedoman, juklak, dan juknis pelaksanaan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di regional wilayah Propinsi. 3. Menyusun konsep kebijaksanaan dan strategi pengelolaan kebijakan operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. 4. Menyempurnakan pedoman petunjuk pelaksanaan kebijakan operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. 5. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di regional wilayah propinsi. E. Bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai fungsi melaksanakan penyiapan kebijakan operasional dan pengendalian program keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga di propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyusun/merevisi konsep kebijaksanaan dan strategi pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan 54

peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. 2. Menyusun/ merevisi pedoman petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. 3. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. 4. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. 5. Melakukan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis terkait dalam pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. 55

F. Balai Pelatihan dan Pengembangan Balai Pelatihan dan Pengembangan mempunyai fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Melakukan identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 2. Menyusun rencana dan anggaran kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 3. Menyusun dan mengembangkan kurikulum, materi dan media pembelajaran pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 4. Menyusun dan mengembangkan metodologi pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 5. Menyusun konsep pengembangan kediklatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 56

G. Bidang Supervisi Bidang Supervisi mempunyai fungsi melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan program keluarga berencana nasional dan pembangungan keluarga sejahtera di lingkungan BKKBN propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyusun petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis dibidang supervisi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 2. Menyusun kebijaksanaan operasional di bidang pelaksanaan supervisi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di wilayah propinsi, meliputi: supervisi program dan ketenagaan serta supervisi umum. 3. Melakukan pengendalian pelaksanaan supervisi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. 4. Melakukan hubungan kerja dengan komponen intern dan instansi terkait dalam bidang pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. 5. Melakukan upaya lanjut hasil pemeriksaan pengelolaan program keluarga berencana nasionai dan pembangunan keluarga sejahtera. Sumber: Uraian Pekerjaan Pejabat di BKKBN Propinsi DIY. 57

B. Program Kampung Keluaraga Berencana (KKB) 1. Latar Belakang Kampung KB Kampung KB menjadi salah satu inovasi strategis untuk dapat mengimplentasikan kegiatan-kegiatan prioritas KKBPK secara utuh di lini lapangan. Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniature pelaksanaan total Program KKBPK secara utuh yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan kementrian/lembaga, mitra kerja, stakeholdersbinstansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan pemerintahan terendah (sesuai persyaratan penentu lokasi kampung KB) diseluruh kabupaten atau kota. Definisi Kampung KB pada kamus istilah Kependudukan dan KB yang diterbitkan oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi. Kampung KB adalah salah satu upaya penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan member kemudahan kepada masysrakat untuk memperoleh pelayanan total program KB sebagai upaya memwujudkan keluarga kecil yang berkualitas. 2. Tujuan a. Tujuan Umum: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. 58

b. Tujuan Khusus: 1. Meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan, dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sector terkait. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan. 3. Meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern. 4. Meningkatkan ketahanan keluarga melaui program Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, dan Pusat Informasi Konseling Remaja. 5. Meningkatkan pemberdayaan keluarga melaui kelompok. 6. Menurunkan angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 8. Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah. 9. Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung. 10. Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih. 11. Meningkatkan kualitas keimanan para remaja/mahasiswa dalam bidang keagamaan. 59

3. Kriteria Kampung KB Kriteria pemilihan Kampung KB ialah: a. Kriteria Utama 1. Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) diatas rata-rata, Pra KS dan KS-1 tingkat desa/kelurahan dimana kampong itu berada 2. Jumlah peserta KB dibawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan dimana kampong tersebut berada b. Kriteria Wilayah Kumuh, Pesisir/Nelayan, Daerah Aliran Sungai/ DAS, Bantaran Kereta Api, Kawasan Miskin (termasuk miskin perkotaan), Terpencil, Perbatasan, Kawasan Industri, Kawasan Wisata, Padat Penduduk. 4. Sasaran Kampung KB a. Sasaran 1. Keluarga 2. Remaja 3. Penduduk, lanjut usia (lansia) 4. Pasangan usia subur (PUS) 5. Keluarga dengan balita 6. Keluarga dengan remaja 7. Keluarga dengan lansia 8. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing-masing. b. Pelaksanaan 1. Kepala Desa/lurah 60

2. Ketua RW 3. Ketua RT 4. PKB/PLKB/TPD 5. Petugas Lapangan Sektor Terkait 6. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tingkat Desa/kelurahan 7. Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD dan Sub PPKBD) 8. Tokoh Masyarakat 9. Kader 5. Subtansi Kampung KB a. Program Kependudukan b. Keluarga Berencana c. Menjaga Lingkungan Kampung yang Sehat dan Bersih d. Life Skills Educations e. Family Life Educations 6. Kegiatan Pokok a. Perumusan dan penetapan kebijakan program Kampung KB b. Peningkatan akses dan kualitas Program Kampung KB c. Penguatan dukungan dan pertisipasi masyarakat terhadap program Kampung KB. 7. Strategi Kampung KB Strategi yang telah ditetapkan pada program kampung KB dan diharapkan mampu terwujud yaitu: 61

1) Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun tahun 2015 menjadi 1,21 persen pada tahun 2019. 2) Menurunkan Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 pada tahun 2019 3) Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metoda dari 65,2 persen menjadi 66 persen 4) Menurunya kebutuhan ber-kb tidak terlayani/unmetneed dari jumlah pasangan usia subur dari 10,6 persen tahun 2015 menjadi 9,91 persen tahun 2019 5) Menurunya Age Specific Fertility Rate (ASFR) dari 46 pada tahun 2015 menjadi 38 per 1000 perempuan kelompok usia umur 15-19 tahun pada tahun 2019 6) Menurunya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari wanita usia subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen tahun 2019. 8. Kelompok Kerja (Pokja) Kelompok Kerja atau yang disingkat Pokja ini merupakan sebuah kelompok kerja yang dibentuk oleh BKKBN Provinsi DIY sebagai kelompok yang menjalankan program Kampung KB langsung kepada masyarakat. Jadi setiap program yang diberikan oleh BKKBN Provinsi DIY kelompok Pokja ini yang menjalankan, mengawasi dan melaporkan setiap kegiatan yang berlangsung di Kampung KB kepada BKKBN Provinsi DIY. 62