Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271 TINJAUAN GEOTEKNIK KERUSAKAN JALAN SUB GRADE TANAH LUNAK TERHADAP PENURUNAN RUAS JALAN AIR BARA - TOBOALI KM 110+500-111+010 Muhammad Iqbal 1), Yusep Muslih Purwana 2), Niken Silmi Surjandari 3) 1)Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3) Dosen Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret iqbal_babel@yahoo.co.id Abstrak Ruas jalan Air Bara - Toboali terletak di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan mengalami kerusakan berat sepanjang ± 1,00 Km. Ruas jalan ini terletak dilokasi rawa-rawa dengan karakteristik sub grade lunak. Ruas jalan ini sebelumnya telah dilakukan dua kali peningkatan struktur yaitu pada tahun 2009 dan 2011 berupa peninggian (rising) lapis pondasi aggregat. Akan tetapi rising memperparah kerusakan berupa penurunan (settlement), hal ini menyebabkan kondisi badan jalan mengalami penurunan tidak seragam (differential settlement). Penurunan tanah dasar (sub grade) berakibat buruk terhadap struktur perkerasan jalan, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap besar, derajat konsolidasi dan waktu penurunan. Penelitian di analisis pada Km 110+500-111+500 dengan tiga titik tinjau pada Km 110+780, 110 +600 dan Km 111 +010. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan primer. Parameter penelitian yaitu penampang melintang, tebal rising struktur perkerasan jalan. Variabel penelitian ini penurunan segera dan penurunan konsolidasi guna mendapatkan penurunan total. Analisis penurunan dimulai tahun 2009 dan 2011 pasca penanganan. Penurunan konsolidasi akibat adanya rising lapis pondasi aggregat dan perkerasan aspal diatas konstruksi jalan existing tanah dasar yang lunak. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini mendapatkan besar penurunan, derajat konsolidasi dan waktu konsolidasi tanpa Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsolidasi akibat dari rising didapat besar penurunan total untuk tahun 2009 Km 110+780, 110 +600 dan Km 111 +010 secara berturut-turut adalah sebesar 0,184, 0,181 dan 0,172 m sedangkan tahun 2011 adalah 0,185, 0,185 dan 0,171 m. Sedangkan waktu konsolidasi 90 % tanpa PVD pada Km 110+780, 110 +600 dan Km 111 +010 secara berturut-turut adalah 501, 549 dan 4600 hari. Untuk mempercepat proses penurunan konsolidasi dihitung dengan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dengan pola segitiga jarak spasi 1, 2 m, 1,4 m, 1,6 m dan panjang aliran 10 m. Waktu konsolidasi 90 %, dengan menggunakan PVD jarak yang paling efektif jarak spasi 1,2 meter secara berturut-turut adalah 15, 15, 110 hari. Kata Kunci: Konsolidasi, sub grade tanah lunak, Penurunan, Prefabaricated Vertical Drain (PVD)
Latar Belakang masalah Jalan raya sebagai prasarana transportasi darat membentuk jaringan transportasi yang menghubungkan daerah-daerah, sehingga menunjang perkembangan ekonomi dan pembangunan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kepadatan lalu lintas yang berdampak pada biaya transportasi. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki titik-titik artikulasi di simpul pelabuhan dan bandara, oleh karena itu jaringan jalan yang menuju simpul tersebut harus memiliki kapasitas dan kualitas struktur jalan yang memadai. Pertumbuhan suatu daerah juga sangat dipengaruhi pada kondisi jalan yang ada, jika terjadi kerusakan jalan, maka segala keperluan dari kebutuhannya akan mengakibatkan terhambat seperti yang terjadi pada ruas jalan Air Bara-Toboali yang mengalami penurunan badan jalan. Akibat penurunan badan jalan arus lalu lintas kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut mengalami gangguan sehingga rawan kecelakaan bagi pengguna jalan. Ruas jalan Air Bara-Toboali adalah jalan yang berpotensi menuju ke kota Toboali dan akses ke pelabuhan Sadai. Mengingat adanya potensi di daerah toboali sehingga perlu dilakukan perbaikan segera badan jalan yang mengalami kerusakan akibat penurunan. Upaya tersebut dimulai dengan melakukan penyelidikan di lapangan maupun pemeriksaan di laboratorium untuk mendapatkan parameter tanah kemudian di evaluasi penyebab penurunan pada badan jalan tersebut. Metode peninggian (rising) dilakukan menanggulangi muka air banjir, yang begitu cepat pada musim penghujan, karena daerah ini merupakan dataran rendah dan rawa-rawa, sehingga air begitu cepat menggenangi permukaan badan jalan. Ruas Jalan Air Bara- Toboali telah dilakukan peningkatan kapasitas dan peningkatan struktur peninggian (rising) 2 kali yaitu pada tahun 2009 dan 2011. Pada tahun 2009 terjadi penurunan (settlement) yang memanjang (longituginal) tidak beraturan sampai dengan ± 5-20 cm. Kondisi Jalan setelah dilakukan peningkatan pada ruas jalan Air Bara - Toboali ditampilkan pada gambar 1.1 dan 1.2. Sumber: Dok. 17 Oktober 2009 Gambar 1. Kerusakan jalan ruas jalan Air Bara - Toboali tahun 2009 Sumber: Dok. 11 Februari 2010 Gambar 2. Kerusakan jalan ruas jalan Air Bara - Toboali tahun 2010 Pada tahun 2010 dilakukan survei investigasi dan penyelidikan tanah perencanaan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Kepulauan Bangka Belitung untuk mengetahui penyebab kerusakan. Pada awal tahun 2011 dilakukan kembali penanganan peningkatan struktur lapisan pondasi berupa peninggian (rising) namun mengalami penurunan (settelement) dengan pola yang sama dengan kejadian sebelumnya. Kondisi Jalan setelah dilakukan peningkatan pada ruas
jalan Air Bara - Toboali ditampilkan pada gambar 3 dan 4. Sumber: Survei 23 April 2014 Gambar 3. Kerusakan jalan ruas jalan Air Bara - Toboali tahun 2014 Sumber: Survei 3 Mei 2014 Gambar 4. Kerusakan jalan ruas jalan Air Bara - Toboali tahun 2014 Berdasarkan hasil peninjauan lapangan Pusat Penelitian dan pengembangan (Puslitbang) Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum pada tanggal 14 September 2011, tanah di sekitar ruas jalan Air Bara - Toboali Km 110+500-111+500 yang merupakan tanah rawa memiliki konsistensi tanah sangat lunak dan lunak dengan ketebalan berkisar 10 meter. Salah satu alternatif adalah penanganan konstruksi jalan diatas tanah lunak dengan teknik mempercepat konsolidasi (metode penyalir pasir, Prefabricated Vertikal Drain (PVD), kondisi vakum). Dalam penelitian ini digunakan perhitungan waktu penurunan menggunakan Prefabricated Vertikal Drain. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui besar penurunan tanah dasar (sub grade) yang terjadi pada ruas jalan Air Bara- Toboali. 2. Mengetahui Berapa lama waktu konsolidasi tanah dasar (sub grade) tanpa menggunakan Prefabricated Vertikal Drain dan menggunakan Prefabricated Vertikal Drain yang terjadi pada ruas jalan Air Bara-Toboali Metode Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada ruas jalan Air Bara-Toboali (Km 110+500-Km 111+500) yang terletak di Pulau Bangka Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian Tinjauan geoteknik kerusakan jalan sub grade tanah lunak terhadap penurunan ruas Jalan Air Bara- Toboali yang merupakan Jalan Nasional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menghubungkan Kabupaten Bangka Tengah- Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di tampilkan pada gambar 5. Sumber: SNVT P2JN Kep. Bangka Belitung Gambar 5. Peta lokasi penelitian Penelitian ini dianalisis menggunakan dua analisis yaitu: 1. Analisis besarnya penurunan konsolidasi dengan menggunakan teori dan rumus yang ada menghitung besarnya penurunan akibat peningkatan dengan metode peninggian (rising).
2. Analisis waktu penurunan konsolidasi tanpa prefabricated vertikal drain, dan menggunakan prefabricated vertikal drain. Data Penelitian Data Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok data adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa: 1. Pengamatan secara visual (visual check), melihat secara langsung dan dengan bantuan kamera untuk pemeriksaan besarnya penurunan, khususnya penurunan konsolidasi yang disebabkan oleh peninggian (rising) sebagai tegangan efektif. 2. Pengukuran struktur perkerasan jalan dengan menggunakan alat meteran. Kegiatan pengukuran ini berupa pengamatan struktur badan jalan. Untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang lebar jalan, panjang jalan serta kondisi eksisting struktur badan jalan guna untuk menghitung beban yang ada. Wilayah I Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 3. Data sekunder Berupa hasil uji sondir dari Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kepulauan Bangka Belitung berupa hasil uji sondir. 4. Laporan peninjauan lapangan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Jalan dan Jembatan Data lain kegiatan yang terkait dalam menunjang penelitian ini. 3. Dokumentasi berupa foto-foto yang didapat dilapangan kerusakan badan pasca penanganan yang dijadikan dokumentasi kegiatan 4. Peta jaringan jalan nasional pelaksanaan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan jalan nasional wilayah I Bangka Belitung b. Data Sekunder Data Sekunder yang diperoleh yaitu : 1. Data sekunder pengujian tanah diperoleh dari SNVT Perencanaan Jalan dan Jembatan (P2JN) Kepulauan Bangka Belitung yaitu penyelidikan tanah dari laboratorium berupa Data Spesifik gravity, Atterberg limit, Sieve analysis, Direct Shear Test, Konsolidasi. 2. Data sekunder berupa gambar shop drawing, dokumentasi tahun 2009 dan 2011 dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU, PJN
Bagan Alir START Survey Lokasi Studi Identifikasi Masalah Pengumpulan Data genangan air sehingga derajat kejenuhan relatif tinggi selain daripada itu tanahnya berupa gambut. Gambar denah lokasi titik tinjau ditunjukan dalam gamber 7 Identifikasi penyebab Penurunan (Settlement) Analisis Penurunan Analisis Perhitungan Tanpa PVD Analisis Perhitungan dengan PVD Gambar 7. Potongan Memanjang Ruas Jalan Air Bara-Toboali Kesimpulan dan SELESAI Gambar 6. Bagan Alir penelitian Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum Lokasi Lokasi penurunan ruas jalan Air Bara-Toboali Km 110+500-Km 111+500 sepanjang ± 1,00 Km. Dengan 3 lokasi titik tinjau penelitian untuk di analisa. Ruas jalan yang pada musim hujan selalu terendam genangan air pada kiri kanan jalan yang dikenal dengan rawa bikang (lelap bikang). Muka air yang tinggi, dengan daya dukung tanah yang sangat rendah dan kompresibilitas tanah yang tinggi, meyebabkan kestabilan tanah menjadi berkurang. Lokasi daerah yang datar dengan kontur tanah rendah menyebabkan terjadinya 1. Data tanah Penyelidikan tanah pada lokasi ini telah dilakukan menggunakan sondir dan hand bore pada 3 (tiga) titik untuk mengambil nilai rata-rata propertis dari tanah tersebut dengan kedalaman bervariasi, yaitu 1-10 m pada kedalaman tanah dasar.m Hasil penyelidikan tanah dasar dan pemeriksaan sampel tanah dasar (sub grade) eksisting di laboratorium ditunjukan dalam (lampiran A). Hasil pemeriksaan dan penyelidikan tanah yang diperoleh menggambarkan bahwa tanah eksisting (lampiran B) merupakan jenis tanah dasar seperti dalam Tabel 1.
Tabel 1. Rangkuman hasil penyelidikan tanah dasar Km 110+500-Km111+500 Km No. Uraian Unit 110+780 110+600 111+010 1. Kadar Air Asli (%) 135,79 125,0 130,56 2. Berat Volume Rata-rata (gr/cm 3 ) 1,31 1,19 1,31 3. Berat Jenis Rata-rata (Gs) 1,68 1,67 1,93 4. Batas-batas Atterberg Plastic Index (PI) (%) 16,99 15,93 17,00 Liquid Limit (LL) (%) 42,50 43,50 49,50 Plastic Limit (PL) (%) 25,51 27,57 32,41 Spesifik Gravity (GS) (%) 2,72 2,72 2,72 5. Direct Shear Test Kohesi (c) (kpa) 8,10 8,10 7,40 Sudut geser dalam () ( o ) 1,22 1,8 2,72 6. Consolidation Indeks kompresi (Cc) (kpa -1 ) 0,23 0,23 0,20 Koef. Kompresibilitas (av) (kpa -1 ) 1,78-4 8,50-3 1,72-4 Koef. Kompresibilitas volume (av) Sumber: P2JN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tanah yang diambil dari lokasi adalah contoh tanah yang tidak mengalami gangguan (undisturbed). Berdasarkan 4.2. Rangkuman hasil penyelidikan tanah dasar eksisting mengandung lanau (silt) dengan plastisitas rendah (ML). Sifat plastisitas tanah yang rata-rata < 17 sifat tanah ini cenderung memiliki plastisitas rendah termasuk klasifikasi tanah lanau yang berbutir (kpa -1 ) 1,44-4 6,89-3 1,44-4 halus yang apabila diberi air dari pengujian atterberg akan terjadi perubahan isi, tidak kembali kebentuk semula dan terjadi keretakan. Sifat lanau dengan plastisitas ini didukung dengan data hasil sekunder hasil pengujian Atterberg limit (Lampiran A). 2. BESAR PENURUNAN Besar penurunan yang terjadi akibat penurunan konsolidasi pada penurunan ruas jalan Air Bara - Toboali Km 110+500-111+500. Besar penurunan yang terjadi tinjauan geoteknik kerusakan jalan sub grade tanah lunak terhadap Tabel 2 Besar penurunan yang terjadi pada Km 110 + 780 seperti dalam tabel 2. Jenis Km 110+780 Km 110+600 Km 111+010 Penurunan Akibat beban Akibat beban Akibat beban Penurunan Segera (m) Konsolidasi Primer (m) Penurunan Total (m) 2009 2011 2009 2011 2009 2011 0,042 0,021 0,042 0,021 0,042 0,021 0,142 0,164 0,139 0,164 0,130 0,150 0,184 0,185 0,171 0,185 0,172 0,171
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271 Dari hasil perhitungan konsolidasi pada 110 + 780 pada tahun 2009 dan 2011 diatas, dapat disimpulkan tebal aggregat peninggian (rising) sebagai beban berpengaruh terhadap besar penurunan. ruas jalan Air Bara - Toboali Km 110+500-111+500, berdasarkan hasil perhitungan tanpa PVD dengan menggunakan PVD. Berikut hasil perhitungan konsolidasi tanpa PVD dengan menggunakan PVD dengan jarak spasi berbeda ditunjukan dalam tabel 3. Hasil perhitungan 3. Waktu Penurunan Waktu penurunan terjadi akibat penurunan konsolidasi pada tinjauan geoteknik kerusakan jalan sub grade tanah lunak terhadap konsolidasi tanpa PVD dengan menggunakan PVD. No. Station Cv (m 2 /tahun) TanpaPVD (hari) Menggunakan PVD (hari) 1,2 m 1,4 m 1,6 m 1. Km 110+ 780 15,453 501 15 20 25 2. Km 110+ 600 14,053 549 15 20 25 3. Km 111+010 1,679 4600 110 155 205 Dari tabel 3. Hasil perhitungan konsolidasi tanpa penggunaan PVD dan menggunakan PVD. Proses Penurunan tanpa menggunakan PVD membutuhkan waktu yang cukup panjang yaitu pada Km 110+ 780, Km 110+ 600 dan Km 111+010 berturut-turut adalah 501, 549 dan 4600 hari. Waktu untuk mencapai konsolidasi 90% yang paling cepat dari jarak spasi yang dihitung adalah 1,2 yaitu 15, 15, 110 hari. Berikut ditunjukkan pada gambar 7, 8 dan 9 T90 Gambar 8. Kurva derajat konsolidasi terhadap waktu. T90 Gambar 7. Kurva derajat konsolidasi terhadap waktu Gambar 9. Kurva derajat konsolidasi terhadap waktu. Dari gambar 7, 8, dan 9 Untuk mencapai derajat konsolidasi T90
jarak spasi antar PVD sangat mempengaruhi waktu penurunan konsolidasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Besarnya penurunan ruas jalan Air Bara - Toboali di Km 110+780, Km 110+600 dan Km 111+010 pada tahun 2009 berturut-turut adalah 0,184 m, 0,185 m dan 0,172 m. Besarnya penurunan ruas Air Bara - Toboali di Km 110+780, Km 110+600 dan Km 111+010 pada tahun 2011 berturutturut adalah 0,185 m, 0,185 m dan 0,171 m. 2. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsolidasi 90 % yang terjadi di ruas jalan Air Bara Toboali tanpa Prefabticated Vertikal Drain (PVD), Km 110+780, Km 110+600 dan Km 111+010, berturut-turut adalah 501 hari, 549 hari dan 4.600 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsolidasi 90 % yang terjadi di ruas jalan Air Bara Toboali menggunakan Prefabticated Vertikal Drain (PVD) yang efektif menggunakan spasi 1,2 m, Km 110+780, Km 110+600 dan Km 111+010 berturut-turut adalah 15 hari, 15 hari dan 110 hari Saran 1. Perlu dilakukan kajian finansial terhadap biaya pengadaan dan instalasi bahan Prefabricated Vertikal Drain (PVD) dan keuntungan percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan demikian waktu tunggu usainya konsolidasi dapat lebih dipercepat. 2. Perlu dilakukan analisa finansial guna pemilihan PVD dengan pola yang sesuai, sehingga pemilihan PVD memperoleh hasil dan biaya yang tepat untuk penanganan. 3. Untuk mengurangi besar penurunan konsolidasi yang terjadi perlu ditinjau menggunakan bahan konstruksi yang lebih ringan mempunyai durabilitas material yang baik. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai alternatif teknik rehabilitasi pada tanah lunak dengan membutuhkan waktu cepat dalam pelaksanaan, aman dalam konstruksi dan ekonomis dalam biaya. 5. Perlu diadakan studi perbandingan antara penggunaan kombinasi metode PVD, preloading dan geosintetik dengan berbagai tipe geosintetik, variasi geosintetik yang digunakan maupun jenis konstruksinya untuk mempercepat penurunan konsolidasi. Daftar Pustaka Ansal, dkk 2001, The cyclic behaviour of soils and effects of geotechnical factors in microzonationoriginal Research Article Soil Dynamics and Earthquake Engineering, Volume 21, Issue 5, July 2001, Pages 445-452. Bowles, Joseph E, 1991. Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid I. Jakarta: Erlangga. Djarwadi, D, 2006 Konstruksi Jalan diatas Tanah Lunak dengan Perkuatan Geotekstil, International Civil Engineering Conference Towards Sustainable Civil
Engineering Practice Surabaya, 2006 Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, Subdit Pendayagunaan Air Tanah, Kementerian ESDM Hardiyatmo, H. C, 1992. Mekanika tanah I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hardiyatmo, H. C, 2001. Prinsipprinsip Mekanika Tanah dan soal penyelesaian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyatmo, H. C, 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyatmo, H C, 2007. Pemeliharaan Jalan Raya- Perkerasan-Drainase- Longsoran Gajah Mada University Press, Yogyakarta Hardiyatmo, Hary Christady, 2010. Mekanika Tanah II. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Hardiansyah dkk, 2013, Analisis dan evaluasi tingkat kerusakan jalan dengan membandingkan metode bina marga dan Pavement Condition Index (PCI). Undergraduated Thesis, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Hidayati, dkk,, Kombinasi Preloading dan penggunaan Pre-Fabricated Vertical drains (PVD) untuk mempercepat konsolidasi tanah lempung lunak (studi kasus tanah lempung lunak (Studi kasus Tanah Lempung Suwung-kangin) Indraratna, B. 2008. Recent advancements in the use of prefabricated vertical drains in soft soils. Faculty of Engineering, University of Wollongong, Wollongong, NSW, 2522, Australia. Hugo Diogo, H dkk, 2010. Thermo Vertical Drains for in-situ consolidation of soils Instituto Superior Técnico (IST Portugal) [Host school: ÉcolePolytechnique Fédéral de Lausanne (EPFL - Switzerland)] Irsyam, dkk., 2007. Slope Failure Of Embankment On Clay Shale at 97+500 of The Cipularang Toll Road and The Selected Solution. Bangkok, Thailand, s.n., p. 7. Juliet, R, 2006, Timbunan Badan Jalan diatas Tanah lunak daerah Aie Pacah Kota Padang. Universitas Andalas Padang. Kumar dkk., 2012. Effect of Geotextile on CBR Strength of Unpaved Road with Soft Subgrade. EJGE Journal, Volume XVII. Kurnia. A, 2013. Rehabilitasi kerusakan amblas badan jalan pada timbunan tinggi (ruas jalan simpang Kalianda-Bakauheni Provinsi Lampung). Tesis Megister Teknik Sipil Kosentrasi Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil UNS. Moazami, D.,dkk, 2013. Department of Civil Engineering, University Putra Malaysia, 43400 UPM Serdang, Selangor, Darul Ehsan, Malaysia. Accepted 15 August, 2013. Mohamed B.D. E dkk, 2013, Influence of aging on bearing capacity of circular footing resting on soft soil HBRC Journal, Volume 9, Issue 3, December 2013, Pages 256-262 Nawir, 2013, Prediksi Penurunan Tanah Menggunakan Prosedur Observasi Asaoka Studi Kasus: Timbunan di Bontang, Kalimantan Timur.
Nugroho, dkk, 2011, Studi daya dukung pondasi dangkal pada tanah gambut dengan kombinasi geotextile dan grid bambu, jurnal teknik sipil, XVIII (1),p.7. Noorhasani, 2012, Penanganan longsoran bahu jalan menggunakan geotekstil dikabupaten Berau Kalimantan Timur. Tesis Megister Teknik Sipil Kosentrasi Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil UNS. Pasaribu TH, dkk, 2013, Analisa Penurunan pada tanah lunan akibat timbunan (Studi Kasus Runway Bandara Medan Baru). Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Sadoglu, Erol, 2009. Ultimate load for eccebtrically loaded model shallow strip footing on geotextile-reinforced sand. Geotextiles ang geomembaranes, XXVII (3), pp. 176-182 Suradji, 2011. Mekanika tanah, cetakan I. Surakarta. UNS Press. UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Suaryana,N,2008, analisis penurunan timbunan badan jalan pada tanah lempung lunak pusat litbang Jalan dan Jembatan, Jl. A.H. Nasution 264 Bandung Stapelfeldt, T. 2014 Prel oading and vertical drains Helsinki University of Technology. Wesley, L. D., (2010) Mekanika Tanah, untuk Tanah Endapan dan Residu, Andi Yogyakarta. Wesley, L.D. 1997. Mekanika Tanah, Cetakan VI, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Wiqoyah, Qunik dkk., 2006. Evaluasi Penanganan Kelongsoran pada Ruas Jalan Majenang - Wanareja (Cilacap) dan Penanganannya dengan Geotekstile. Dinamika Teknik Sipil UMS Surakarta, p. 6. Zaika, Yuli dkk, 2010. Evaluasi Perencanaan dan Desain Ulang Konstruksi Timbunan Tanah di Antara Dua Box- Tunel Ruas Jalan MERR II-C. Surabaya:ITS