I. PENDAHULUAN. media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH PILIHAN BIDANG JABATAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini disajikan uraian tentang: latar belakang masalah, perumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah survei menunjukkan bahwa salah satu sumber kegelisahan terbesar para siswa di Sekolah Menengah adalah soal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya seorang remaja sehingga sering menimbulkan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dalam era globalisasi, pendidikan pun dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang unggul yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya seseorang juga melayani kebutuhan orang lainserta menumbuhkan rasa harga

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena melajang pada era modern ini menjadi sebuah trend baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. analisis data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi orang yang berusia

BAB II KAJIAN TEORI. harus dimulai dari pengertian karir itu sendiri. Karir adalah sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar dari konsep diri

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Istilah global seolah mengajak kita berhadapan dengan suatu media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, negara, serta pulau yang tidak dibatasi oleh apapun. Hal tersebut yang menjadikan perubahan perkembangan dunia semakin cepat dan telah melahirkan teknologi canggih sehingga mempengaruhi kehidupan kita baik dalam proses belajar, komunikasi, bekerja, serta penggunaan waktu secara efektif dan efisien. Disamping itu berbagai kesempatan barupun telah lahir seperti dunia kerja, dunia pendidikan yang menawarkan berbagai pilihanpilihan karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah. Pilihan Karir yang berhasil akan memberi keberuntungan bagi setiap orang hal tersebut bukanlah suatu keputusan yang singkat dan tanpa pemikiran realistis tetapi perlu usaha secara berkelanjutan. Pada dasarnya pilihan karir semacam itu merupakan hasil dari rangkaian pengalaman belajar yang berkesinambungan melalui interkasi dengan konselor dalam proses konseling karier (Surya dalam Dahlan, 2010:2 ). Keputusan tentang jenis pekerjaan, jabatan, atau karir yang diciptakan oleh setiap insan tidak dapat disangkal lagi

2 bahwa mempunyai kaitan yang erat dan bersangkut paut dengan pendidikan yang harus diselesaikan mulai dari bangku sekolah menengah berlanjut ke perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan dirinya memasuki dunia kerja secara kreatif, mandiri sehingga kehidupan dimasa depan dapat menjadi kebanggaan. Jadi dengan demikian dapatlah dikatakan masalah pendidikan dan pekerjaan mempunyai sangkut paut antara yang satu dengan yang lainnya dan saling berkesinambungan, sesuai dengan pernyataan (Prayitno dalam D ewa, 1989: 32) bahwa : Keputusan tentang jenis pekerjaan yang diinginkan tentu saja bersangkut paut dengan pendidikan yang harus dijalani untuk mempersiapkan diri dalam pekerjaan yang dimaksudkan itu. Sebaliknya, keputusan tentang pendidikan yang akan diikuti mempunyai implikasi langsung terhadap pekerjaan individu yang bersangkutan setelah menamatkan pedidikan. Sepanjang pendidikan yang dimaksud itu memegang merupakan persiapan bagi pekerjaan tertentu. Dari pendapat diatas jelas bahwa pendidikan dan pekerjaan saling berkaitan satu sama lain dimana persiapan yang matang yang diperlukan untuk menentukan masa depan. Ketepatan dalam mengambil keputusan tentang pendidikan lanjutan yang akan dijalani memiliki dampak tertentu dalam menentukan arah pilihan karir atau jabatan setelah menamatkan studinya. Dahlan (2010) menegaskan Kesalahan, kekeliruan dan ketidaktepatan dalam mengambil keputusan tentang pendidikan lanjutan yang akan diajalani setiap insan memiliki prospek yang suram dalam menentukan arah pilihan karier pada saat memperoleh lapangan pekerjaan dimasa mendatang.

3 Dahlan (2010:2) mengungkapkan bahwa, semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan atau pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya. Hal tersebut berarti bahwa jika bidang jabatan yang dimiliki oleh seseorang sesuai dengan minat, kemampuan dan keadaan diri seseorang maka hal tersebut akan membuahkan kepuasan dalam diri dan menjadikan seseorang semangat dan arahnya semakin jelas. Permasalahan pengambilan keputusan karir yang tepat ini juga muncul pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Dilihat dari segi usia, siswa MAN adalah individu-individu yang berusia 14-18 tahun yakni individu-individu yang sedang menjalani usia remaja (adolescence) (Hurlock, 1980: 206). Masa remaja ialah masa dimana pengambilan keputusan meningkat (Santrock, 2002: 13). Remaja memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan-keputusan masa depan dimana pada fase perkembangan ini siswa berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan demi keberhasilan pada masa berikutnya. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, selain ditentukan oleh tingkat kematangan dirinya ditentukan pula oleh lingkungan luar dirinya yang kondusif pada saat tugas-tugas perkembangan itu muncul. Dalam tugas perkembangan karir remaja berada pada tahap ekplorasi, pada tahap ini remaja mulai memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarian peran dan jati diri di sekolah (Super, dalam Osipow, 1983: 157). Pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangan karir mulai

4 mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan dan potensi-potensi yang dimilikinya. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, selain ditentukan oleh tingkat kematangan dirinya ditentukan pula oleh lingkungan luar dirinya yang kondusif pada saat tugas-tugas perkembangan itu muncul. Dalam tugas perkembangan karir remaja berada pada tahap ekplorasi, pada tahap ini remaja mulai memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarian peran dan jati diri di sekolah (Super, dalam Osipow, 1983: 157). Pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangan karir mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan dan potensi-potensi yang dimilikinya. Pada masa peralihan periode pada remaja muncul dinamika-dinamika kehidupan Hurlock (1980 : 207) mengungkapkan bahwa, remaja adalah individu yang mengalami masa peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga jenuh dengan masalah-masalah. Hurlock (1980:216) menegaskan bahwa pada tahap perkembangannya remaja memiliki minat seperti minat akan rekreasi, sosial, pribadi, agama, simbol status, pendidikan, dan pekerjaan. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Bila remaja menginginkan pekerjaan yang tinggi, maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan. Dari pernyataan tersebut bahwa salah satunya adalah pendidikan dan pekerjaan, pendidikan mengalami proses belajar mengajar yang menuntut akan hasil dan evaluasi belajar dapat dilihat pada nilai raport di akhir semester. Artinya, pada minat pekerjaan yang tinggi

5 pendidikan dapat dijadikan sebagai pondasi untuk mencapai cita-cita dan hasil nilai pada raport dapat memberikan motivasi tersendiri dimana usaha yang telah di lakukan saat proses belajar, walaupun kenyataanya pada tahap ini masih mengalami timbul pertanyaan-pertanyaan pada diri individu masing-masing bagaimana masa depannya apakah antara laki-laki dan perempuan sama pekerjaannya dan bisa di profesi apa saja atau kah nilai tinggi, sedang, rendah mempengaruhi penerimaan pada pekerjaan tertentu, hal-hal tersebut yang di rasakan siswa-siswi pada tahap eksplorasi oleh karena itu perencanaan yang matang pada karier sangat berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan sehingga saatnya nanti tidak mengalami kebosanann serta tidak optimalnya pekerjaan yang di tekuni dan sesuai dengan bakat, minat yang di miliki ole masing-masing remaja. Berdasarkan penelitian pendahuluan keterangan yang diperoleh dari konselor sekolah bahwa siswa MAN Pringsewu bahwa penentuan siswa dalam mengambil jurusan yakni berdasar pada nilai yang cenderung tinggi sehingga salah satu faktor penentu masuk ke IPA atau IPS, selain itu test bimbingan karier juga dilaksanakan sesuai dengan minat siswa, proses konseling karier dilaksanakan, di samping itu konselor menjelaskan bahwa siswa kelas XI belum mampu membuat rencana keputusan karier/jabatan yang akan dipilihnya, terdapat siswa yang belum bisa menggambarkan tahap perkembangan karir mulai dari mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan dan potensi-potensi yang dimilikinya, terdapat siswa yang belum memahami arah pilihan bidang jabatan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat siswa yang

6 belum mengetahui arah pilihan bidang jabatan berdasarkan prestasi belajar yang dimiliki. Oleh karena itu Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri (IEKAD) dirancang oleh Dahlan (1993) dan diselesaikan dalam disertasinya tahun (2010). M enurut model SDS dan berdasarkan teori pilihan karier Holland IEKAD memungkinkan siswa melakukan pengadministrasian diri, penafsiran diri terhadap potensi-potensi yang dimiliki, serta penyekoran diri. Dengan pertimbangan tersebut Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri (IEKAD) dapat membantu tugas konselor sehingga melibatkan interaksi yang intensif terhadap diri siswa dalam mengidentifikasi prestasi maupun potensinya. Disamping itu dilihat dari permasalahan yang muncul diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dan menganalisis dengan judul Arah Pilihan Bidang Jabatan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pringsewu. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Terdapat siswa yang belum bisa menggambarkan tahap perkembangan karir mulai dari mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan dan potensi-potensi yang dimilikinya; 2. Terdapat siswa belum mampu membuat rencana keputusan karier/jabatan yang akan dipilihnya; 3. Terdapat siswa yang belum memahami arah pilihan bidang jabatan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan;

7 4. Terdapat siswa yang belum mengetahui arah pilihan bidang jabatan berdasarkan prestasi belajar yang dimiliki. 3. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, terlihat masih banyak siswa yang belum memahami arah pilihan bidang jabatan. Mengingat luasnya permasalahan yang dijabarkan diatas, maka Penelitian ini akan dibatasi pada aspek Arah Pilihan Bidang Jabatan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pringsewu. 4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah arah pilihan bidang jabatan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada siswa kelas XI MAN Pringsewu? 2. Bagaimanakah arah pilihan bidang jabatan berdasarkan prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah siswa kelas XI MAN Pringsewu? B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.1 Mengetahui arah pilihan bidang jabatan menurut pengelompokan jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada siswa kelas XI MAN Pringsewu.

8 1.2 Mengetahui arah pilihan bidang jabatan berdasarkan prestasi belajar tinggi,sedang, dan rendah siswa kelas XI MAN Pringsewu. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut : a. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, yakni dapat menambah referensi penelitian dalam pengembangan dan berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan, khususnya Bimbingan dan Konseling yang mengkaji tentang peran konselor dalam membantu klien di bidang Bimbingan Karier dan sebagai layanan penempatan. b. Kegunaan praktis 1). Bagi konselor sekolah, secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para konselor untuk berperan penting dalam pemberian layanan karier yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier siswa, sehingga Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri ( IEKAD) dapat dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan pembuatan keputusan karier siswa dan membantu siswa dalam memutuskan pilihan karier yang tepat berdasarkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki.

9 2). Serta memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah khasanah keilmuan bagi siswa maupun mahasiswa Bimbingan dan Konseling tentang karier ataupun dunia kerja. C. Ruang Lingkup Penelitian Pada peneliltian ini dibatasi dengan ruang lingkup yang bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran untuk menanggapi permasalahan, adapun ruang lingkup yaitu: 1. Ruang Lingkup Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup objek penelitian adalah Arah Pilihan Bidang Jabatan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Prestasi beajar siswa dengan menggunakan Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri ( IEKAD) sebagai alat ungkap data. 2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pringsewu. 3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pringsewu. D. Kerangka Pikir Pengetahuan kita tentang gambaran pribadi dan tenaga kerja berkaitan dengan keputusan pembuatan pilihan karier. Keputusan karier berkaitan dengan

10 lapangan pekerjaan yang terus meningkat dengan pesat pada era globalisasi ini, dalam pembuatan keputusan karier perlunya perencanaan yang matang dan untuk mengetahui hal itu betapa banyak orang yang telah menggunakan inventori minat jabatan dan alat-alat untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Dalam keputusan karier yang akan dipilih kita perlu mengetahui diri sendiri, tujuan hidup, lingkungan, nilai-nilai, dan dunia kerja. Pembuatan keputusan karier mengetahui tentang diri sendiri berhubungan dengan preferensi dan minat jabatan seseorang yang berkaitan dengan latar belakang informasi pada jangkauan luas. Jika preferensi jabatan dikatakan sebagai pernyataan kepribadian, maka minat jabatan merupakan pernyataan yang menggambarkan kepribadian dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditegaskan dalam teori Holland bahwa sistem seleksi karier secara langsung dikaitkan dengan tipe-tipe dan pola-pola kepribadian. Pada siswa kelas XI MAN pembuatan keputusan karier bisa menjadi suatu tugas yang berat manakala tidak bisa menetapkan suatu pilihan, yang disebabkan karena terlalu banyaknya alternatif karier, terlalu banyak informasi dan terlalu banyak masukan dari orang lain sehingga dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman, marah, kebingungan, stress tingkat tinggi dan sebagian orang menganggap bahwa pembuatan keputusan merupakan proses yang melelahkan. Pengetahuan dan perkembangan seseorang merupakan faktor pribadi dan lingkungan yang berkaitan dengan pemilihan karier/pekerjaan seseorang

11 dapat ditentukan secara ekplisit. Thomas dalam Hurlock (1980: 221) menerangkan bahwa pada saat ekpolrasi remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan dicita-citakan, anak laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang kebanyakan memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah. Jadi jelas bahwa siswa kelas XI mulai memikirkan kemana arah pekerjaan yang diinginkan baik itu laki-laki mapun perempuan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendukung akan keputusan bidang jabatan yang akan dipilih dan dengan persiapan sejak dini. Hurlock (1980:216) mengungkapkan bahwa pada tahap perkembangannya remaja memiliki minat seperti minat akan rekreasi, sosial, pribadi, agama, simbol status, pendidikan, dan pekerjaan. Pada pernyataan tersebut pendidikan menjadi acuan yang jelas bahwa berpengruh terhadap pemilihan bidang jabatan. Realita sekarang ini siswa-siswi berlomba-lomba mengikuti kelas tambahan, bimbingan belajar, guna mengejar nilai optimal. Salah satunya hasil evaluasi nilai sejak duduk di bangku sekolah dibuktikan dengan raport setiap akhir semester dapat membantu masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan hal ini memberi kesempatan bahwa pendidikan yang telah di rencanakan dan dipersiapkan dengan matang dapat membantu pilihan bidang jabatan yang tepat. Hal ini dapat kita lihat dari diagram kerangka pikir dibawah ini yang menunjukkan faktor-faktor yang dimaksud dapat menentukan kecenderungan

12 arah pilihan karier siswa dalam keenam tipe yang dikemukakan oleh Holland dan disusun pada disertasi Dahlan yang diberi nama Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri (IEKAD). FAKTOR PENENTU ARAH PILIHAN BIDANG JABATAN (Y) X1. JENIS KELAMIN X2. PRESTASI BELAJAR Gambar 1. Kerangka Pikir