BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI, 2007), angka nasional untuk AKI sebesar 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya. (Manuaba,2001,p.29). Sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi dan asam folat. Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%. (Varney,H.,2007,p.623) Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Total penderita anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%. Artinya dari 10 ibu hamil, sebanyak 7 orang akan menderita anemia.(sinsin,i.,2008,p.64). Penyebab langsung kejadian anemia karena infeksi, perdarahan dan penyakit seperti kelainan sum-sum tulang belakang, sedangkan penyebab tidak langsung seperti asupan makanan berupa nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan besi dalam tubuh.

2 Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya. BPS (Badan Pusat Statistik) memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan target MDG s pada tahun 2015 tersebut adalah 102. (MDG s,2007) AKI merupakan salah satu indikator kesehatan di Indonesia. AKI di Propinsi Jawa Tengah untuk tahun 2009 berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota sebesar 117,02/100.000 KH. Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 49,12%, disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar 26,99% dan pada waktu hamil sebesar 23,89%. (Profil Jawa Tengah, 2009) Hasil survei anemia ibu hamil pada 15 kabupaten pada tahun 2007 bahwa prevalensi anemia di Jawa Tengah adalah 57,7%, angka ini masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%. (Profil Kesehatan Jawa Tengah,2009). Terjadinya peningkatan volume darah mengakibatkan hemodilusi atau pengenceran darah pada ibu hamil sehingga kadar Hb mengalami penurunan dan terjadi anemia. Dari data Dinas Kesehatan tahun 2010 bahwa prevalensi anemia tertinggi pada ibu hamil di

3 Puskesmas Bandarharjo 81,82%, Puskesmas Pandanaran 77,65%, dan Puskesmas Karangayu 69,35%. Menurut Departemen Kesehatan 2010, AKI di Kota Semarang sebesar 85,47/100.000 kelahiran hidup. Prioritas penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (21,05%), eklampsia (36,8%), infeksi (0%), dan lainlain sebesar (42,1%). Pendarahan merupakan penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung seperti dalam 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu sering/ rapat). (Profil kesehatan Indonesia,2007) Dampak pada ibu maupun janin yang mengalami anemia adalah premature, IUFD (Intra Uterine Fetal Death), keguguran, stillbirth (kematian janin waktu lahir), kecacatan, cadangan besi kurang, syok, perdarahan postpartum karena atonia uteri, partus lama karena inersia uteri, infeksi baik intrapartum maupun postpartum. Menurut Arisman(2004,p.150) bahwa jumlah paritas lebih dari 3 merupakan faktor terjadinya anemia yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu < 2 tahun yang disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan

4 obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan. (Saifuddin,2007,p.23). Menurut penelitian Amiruddin,R., Wahyuddin bahwa paritas dengan kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Bantimurung Kabupaten Maros tahun 2004 dengan jumlah sampel 128 ibu hamil bahwa hubungan paritas dengan kejadian anemia dan responden yang paling banyak menderita anemia adalah pada paritas 2-3 dengan jumlah 61 (62.5%) orang dan terendah pada responden yang paritas < 1/ >4 dengan jumlah 10 (54.5%) orang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Pada kehamilan 8-10 minggu pembuluh darah janin mulai terbentuk sehingga pada kehamilan volume darah ibu bertambah, agaknya untuk memenuhi kebutuhan adanya sirkulasi ke plasenta, uterus, dan mamae yang membesar dengan pembuluh- pembuluh darahnya yang membesar pula. Volume tersebut mulai bertambah jelas pada minggu ke 16 dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 ±25% dan mulai menurun sedikit pada hamil aterm. (Saifuddin,2008,p.89)

5 Dari hasil observasi yang dilakukan di wilayah Puskesmas Bandarharjo, pada bulan Maret tahun 2011 didapatkan hasil bahwa kehamilan trimester I pada nullipara berjumlah 3 orang dimana 2 orang mengalami anemia. Ibu hamil dengan paritas 2 dan 3 ada 10 orang dan ternyata 8 dari 10 orang tersebut mengalami anemia. Penulis mengambil judul Hubungan antara Paritas dengan Anemia pada Ibu Hamil Trimester I karena ingin mengetahui sejauh mana anemia berpengaruh terhadap paritas dengan Trimester I pada kehamilan. Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Bandarharjo karena dari data Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 merupakan Puskesmas dengan prevalensi anemia tertinggi di Kota Semarang. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi paritas pada kehamilan trimester I

6 b. Mengidentifikasi anemia pada kehamilan trimester I c. Menganalisis hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk memberikan tambahan referensi tentang hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I, serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan (tenaga puskesmas) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan kehamilan dengan mempertimbangkan paritas, serta sebagai dasar dalam pengkajian masalah anemia dalam kehamilan trimester I. b. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengetahuan dan pendidikan tentang anemia dan jumlah paritas sehingga dapat mengajak partisipasi masyarakat untuk menurunkan kejadian resiko tinggi. c. Bagi pelaksana (peneliti) Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan acuan untuk menuju kesehatan ibu dan anak yang lebih baik

7 dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada sehingga pemecahan masalah secara dini tercapai. d. Bagi institusi Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam sistem pendidikan, terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya.

8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian No Judul, Nama, Tahun 1. Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Lamper Tengah Kota Semarang tahun 2009 Mei Hawa,H., 2009 2. Faktor- faktor yang berhubungan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil pada trimester III di Puskesmas Bandarharjo kec. Semarang Utara Putri, MS., 2010 Sasaran Semua ibu hamil yang datang di Puskesmas Lamper Tengah 30 responden ibu hamil trimester III dengan instrument penelitian berupa kuesioner Variasi yang diteliti Jarak kehamilan <2tahun dan >2tahun yang berpengaruh terhadap kejadian anemia. Status sosial ekonomi pada ibu hamil Kunjungan ANC yang dilakukan Umur responden Metode Analitik dengan pendekatan retrospektif Analitik dengan pendekatan Cross sectional Hasil Hasil diketahui jarak kehamilan <2tahun dengan 21 kasus yang mengalami anemia 85,7% (18org) dan yang tidak anemia 14,3% (3org), sedangkan jarak kehamilan >2tahun dengan 9 kasus anemia 0,0% (0 org) dan yang tidak anemia 100% (9org) Hasil diketahui status sosial ekonomi sebagian besar responden termasuk kurang (<Rp838.500,00) sebanyak 15 responden (50%). Kunjungan ANC sebagian besar responden adalah kurang sebanyak 19 responden (63,3%). Tingkatan pendidikan sebagian besar responden adalah dasar (<Rp838.500,00) sebanyak 15 responden (50%). Umur sebagian besar responden termasuk beresiko (<20 tahun atau >35 tahun) sebanyak 23 responden (76,7%). Anemia dalam kehamilan sebagian besar responden adalah berat sebanyak 18 responden (60,0%).

9 Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu tempat penelitian, tahun penelitian, dan variabel penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan variabel bebasnya adalah paritas. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I.