ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN USAHA EKONOMI DESA-SIMPAN PINJAM (UED-SP) KABUPATEN BENGKALIS



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar.

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI SARANA EVALUASI UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL TBK SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GOTONG ROYONG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. MELATI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK LAMPUNG CABANG PEMBANTU KOTA AGUNG DI KABUPATEN TANGGAMUS

ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk. dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36).

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

Analisa Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

Laporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan

ABSTRACT. Keywords: Financial statements analysis, accounting analysis, and financial statements. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

ANALISIS CAPITAL ASSET EARNING DAN LIQUIDITY DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (profit). Namun, Kenyat aan dalam dunia usaha, banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PADA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

ABSTRAK. Kata Kunci: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan. Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ABSTRACT. Keywords: Financial statement, financial bank ratio, liquidity ratio, solvability ratio, rentability ratio. viii

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN USAHA EKONOMI DESA-SIMPAN PINJAM (UED-SP) KABUPATEN BENGKALIS Mujiono 1, Halim Dwi Putra 2 Jurusan Administrasi Niaga 1,2 Mujiono@polbeng.ac.id Abstract This research is a descriptive study on financial statement analysis as a means of measuring the financial performance of business economic village savings and loans ( UED - SP ) in Bengkalis. Data taken in the form of annual financial statements of each UED - SP with the criteria listed in section III. Data from the financial statements are then processed into data which is then used as the basis of the ratio to interpret the real conditions involving savings and loans are executed. At the end of the data that has been interpreted to be used as an assessment of financial performance UED - SP as a basis for taking policy for the survival of UED - SP in Bengkalis. The purpose of this study is to reveal how the recording system and financial performance by ratio analysis of financial accounting approach. It is expected that the results of this study could provide a vivid picture of the performance of UED - SP in Bengkalis district in every year continuously. Keywords: Financial performance, economy Business Village PENDAHULUAN Usaha ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP) yang ada di hampir seluruh desa wilayah kabupaten Bengkalis merupakan lembaga keuangan mikro (LKM) yang di bentuk oleh Desa/kelurahan melalui musyawarah untuk mengelolah Dana Usaha Desa (DUD) dan dana yang berasal APBD Propinsi Riau maupun Kabupaten Bengkalis. Usaha yang dilakukan adalah mengelola dana usaha desa dan meminjamkan uang sebagai modal kerja atau modal usaha kepada semua masyarakat yang melakukan usaha ekonomi baik secara perorangan atau secara kelompok. Usaha Ekonomi desa dibentuk berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 1998 tentang UED-SP. Adapun tujuan dari dibentuknya lembaga ini yang tertera pada pasal 3 adalah : 1. Mendorong kegiatan perekonomian masyarakat desa /kelurahan. 2. Meningkatkan krativitas berwirausaha anggota masyarakat desa/ kelurahan yang berpenghasilan rendah. 3. Mendorong usaha sektor informal untuk penerapan tenaga kerja bagi masyarakat desa/ kelurahan. 4. Menghindarkan anggota masyarakat desa/ kelurahan dari pengaruh pelepas uang dengan bunga tinggi yang merugikan masyarakat. 5. Meningkatkan peranan masyarakat desa/ kelurahan dalam rangka menampung dan mengelola bantuan modal yang berasal dari Pemerintahan dan atau sumber-sumber lain yang sah. 6. Memelihara dan meningkatkan adat kebiasaan gotong royong untuk gemar menabung secara tertib, teratur bermanfaat dan berkelanjutan. Dari tujuan diatas jelas bahwa hal yang paling mendasar adalah bagaimana usaha ini mampu mendorong tumbuhkembangnya perekonomian masyarakat secara berkelanjutan, dimana output dari lembaga ini mampu membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan yang ada dimasing-masing desa. Secara keuangan lembaga ini memiliki tugas dan tanggungjawab mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dengan membuat laporan bulanan dan tahunan kepada bupati/walikota dan pihak kecamatan secara terus menerus. Artinya pengawasan pengelolaan dana sudah diatur dengan baik sesuai dengan permendagri tersebut. Namun yang hingga saat ini menurut pengamatan penulis belum tersentuh adalah bagaimana kinerja keuangan yang ada dimasing-masing UED-SP jika ditinjau dari prospektif bisnis dari sisi tingkat efektivitas dan efisiensi pengelolaan dananya. Tingkat pengembalian modal, struktur kas, perputaran piutang, likuiditas, solvabilitas dan strukur modal serta analisis keuangan lainya. Padahal hal ini merupakan unsur ya- 95, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 95-102

ng sangat penting dalam menilai kinerja keuangan sebuah lembaga ekonomi yang bernuansa bisnis. Disisi lain sebagai usaha simpan pinjam sudah barang tentu akan berhadapan dengan tingkat kemacetan kredit (non performance loan) sementara kondisi ini masih belum dicermati secara apik. Fakta lain menunjukkan bahwa hampir semua UED-SP yang ada hanya mengedepankan adanya laba namun tidak menelusuri tingkat pengembalian modal atau jangka waktu sampai dengan usaha ini bisa mengembalikan modalnya. Begitu juga dengan masih minimnya manajemen kas, masih banyak dari para pengurus UED-SP yang lebih senang kas menumpuk di rekening bank atau ditangan padahal secara ekonomis itu justru merugikan usaha. Dari fakta-fakta di atas jelas bahwa masih banyak hal-hal yang menyangkut masalah kinerja keuangan UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis belum dapat diukur dengan baik sehingga masih membutuhkan sentuhan-sentuhan bidang pengelolaan keuangan yang pada akhirnya akan mendorong majunya UED-SP kearah yang lebih baik. Untuk itu kajian ini akan mengangkat tentang Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP) Kabupaten Bengkalis. Perumusan masalah Dalam kajian ini beberapa masalah yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana analisis laporan keuangan UED-SP dikabupaten Bengkalis 2. Bagaimana kinerja keuangan UED-SP di kabupaten Bengkalis ditinjau dari sisi analisis laporan keuanganya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hasil analisis laporan keuangan UED-SP yang pada akhirnya dapat dijadikan dasar untuk menginterprestasikan kinerja keuanganya. 2. Untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan dana yang diberikan dalam rangka memperoleh keuntungan yang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat desa. KAJIAN TEORITIS Rung Lingkup Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Sesuai dengan Permendagri nomor 6 Tahun 1998 usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP) adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang simpan Pinjam dan merupakan milik masyarakat desa/ kelurahan yang diusahakan serta dikelola oleh masyarakat desa/ kelurahan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa UED-SP dibentuk melalui Musyawarah Desa/ Kelurahan dan ditetapkan dengan Keputusan Desa/Keputusan Kepala Kelurahan. Keputusan Desa/ Keputusan Kepala Kelurahan tentang pembentukan UED-SP berlaku setelah mendapat pengesahan dari Bupati/ Walikotamadya KDH.Tk.II. UED-SP berkedudukan di desa/kelurahan. Dari pengertian diatas jelas bahwa UED-SP merupakan lembaga bisnis yang dibentuk,dikelola oleh dan untuk masyarakat desa dalam rangka membangun perekonomian masyarakat desa tersebut. Sesuai dengan Permendagri nomor 6 Tahun 1998 UED-SP bertujuan untuk: 1. Mendorong kegiatan perekonomian masyarakat desa /kelurahan. 2. Meningkatkan krativitas berwirausaha anggota masyarakat desa/ kelurahan yang berpenghasilan rendah. 3. Mendorong usaha sektor informal untuk penerapan tenaga kerja bagi masyarakat desa/ kelurahan. 4. Menghindarkan anggota masyarakat desa/ kelurahan dari pengaruh pelepas uang dengan bunga tinggi yang merupakan suatu hal yang merugikan masyarakat 5. Meningkatkan peranan masyarakat desa/kelurahan dalam rangka menampung dan mengelola bantuan modal yang berasal dari Pemerintahan dan atau sumber-sumber lain yang sah. 96, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 96-102

6. Memelihara dan meningkatkan adat kebiasaan gotong royong untuk gemar menabung secara tertib, teratur bermanfaat dan berkelanjutan. Selanjutnya UED-SP memiliki sasaran yaitu masyarakat yang berada di desa/ kelurahan baik perorangan maupun kelompok yang akan memulai berusaha atau mengembangkan usahanya. Sementara UED-SP memiliki kegiatan antara lain: 1. Memberikan pinjaman uang untuk kegiatan usaha masyarakat desa/ kelurahan yang dinilai produktif. 2. Menerima pinjaman uang dari masyarakat desa/ kelurahan sebagai anggota UED-SP. 3. Ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anggota UED-SP dalam kaitan kegiatan usahanya. 4. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga perbankan/ perkreditan lainnya dalam pelaksanaan simpan pinjam. Dari uraian di atas jelas bahwa tidak diragukan lagi bahwa UED-SP merupakan organisasi bisnis yang berorientasi pada profit/keuntungan dan bukan merupakan organisasi sosial semata. Artinya bahwa UED-SP memiliki ruang gerak yang cukup luas dalam mengembangkan usahanya. Selanjutnya dalam permendagri tersebut juga dijelaskan bahwa UED-SP memiliki kewajiban menyampaikan laporan keuangan ke pihak pemodal dalam hal ini adalah pemerintah pusat. Jadi dapat disimpulkan bahwa UED-SP wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Laporan dan Rasio Keuangan Menurut Kieso dan Weygant (2007) laporan keuangan adalah : Financial atatemen are the principal means through which financial information is communicated to those outside on enterprise. The statements provide a continual history quantified in money term of economic resources and obligations of a business enterprise and of economic activities that change the resources and obligations. Tujuan dari laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 1 yang dikeluarkan oleh Financial accounting Standard Board (FASB) Amerika serikat manyatakan : Financial reporting should provide information that is useful to present and potential investor and creditors and other users in making rational investment, credit, and similar decisions. The information should be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are willing to study the information with reasonable diligence. Wild, dkk (2005) menyatakan bahwa analisis keuangan merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa depan. Analisis keuangan terdiri atas 3 (tiga) bagian besar yaitu; analisis profitabilitas, analisis resiko dan analisis sumber dan penggunaan dana. Wild, dkk (2005) juga menyatakan bahwa sebagai alat untuk menganalisis lapo-ran keuangan, ada 5 (lima) alat penting untuk analisis keuangan antara lain; Analisis laporan keuangan komparatif, analisis laporan keuangan commonsize, analisis rasio, analisis arus kas dan penilaian. Dan alat analisis yang paling lazim digunakan adalah analisis rasio. Horne dan Wachoviz (2008) mengatakan bahwa Financial ratios can be grouped into fives types : liquidity, debt profitability, coverage and market-value ratio. Selanjutnya mereka menyatakan : No one ratio gives us sufficient information by which to judge the financial condition and performance of the firm. Only when we analyze a group 97, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 97-102

of ratios are we able to make reasonable judgements. We must be sure to take into account any seasonal character of a business. Horne dan Wachovic (2008) menyatakan bahwa kegunaan analisis rasio : To evaluate the financial condition and performance of the company, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio or index, relating two pieces of financial data to each other. Analysis and interprestation of various ratios should give experienced skilled analysts a better understanding of the financial condition and performance of the firm than they would optain from analysis of the financial data alone. Pengertian di atas menggambarkan bahwa analisis rasio berguna bagi para pemakai sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan dalam berbagai tujuan, seperti dalam rangka melakukan analisis terhadap securitas yakni saham dan obligasi. Beberapa alat diatas pada umumnya memiliki hasil dan tujuan yang sama, hanya saja mekanisme dan caranya saja yang berbeda. Dan yang lazim digunakan adalah analisis rasio, arus kas dan penilaian. Lebih lanjut John j. Wild dkk (2005) menyatakan bahwa analisis rasio merupakan salah satu alat analisis yang paling populer dan banyak digunakan. Munawir (2005) menyatakan bahwa analisis ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationshhip) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat berupa ratio ini dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standar. Dengan menggunakan analisa ratio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likwiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta profitability perusahaan. Dengan demikian jelas bahwa dengan analisis laporan keuangan ratio para pengguna laporan keuangan akan lebih mudah memahami dan menginterprestasikan kondisi keuangan perusahaan yang akan dianalisa yang pada akhirnya akan menjadi dasar untukmengambil keputusan bisnis. Menurut Sartono (2008) ada 4 (empat) kelompok rasio keuangan, yakni: 1. Rasio likuiditas (liqudity ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 2. Rasio aktivitas (activity ratio) menunjukkan sejauhmana efisiensi perusahaan dalam menggunkan asset untuk memperoleh pendapatan /penjualan 3. Rasio leverage keuangan (financial leverage ratio) menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubunganya penjualan, asset maupun modal sendiri. Husnan (2006) mengemukakan bahwa secara keseluruhan aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi aspek leverage, aspek likuiditas, aspek profitabilitas atau efisiensi dan rasio nilai pasar. Hanafi dan Halim (2005) menyatakan bahwa analisis rasio dapat dimanfaatkan untuk menilai profitabilitas, likuiditas, efektivitas penggunaan dana, efisiensi dan efektivitas biaya serta solvabilitas. Horne dan Wachovic (2008) menyatakan bahwa: To evaluate the financial condition and performance of the company, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio or index, relating two pieces of financial data to each other. Analysis and interprestation of various ratios should give experienced skilled analysts a better understanding of the financial condition and performance of 98, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 98-102

the firm than they would optain from analysis of the financial data alone. Gitman (2007) menyatakan bahwa: Financial ratios can be devided for convenience into four basic categories; liquidity ratios, activity ratios, debt ratios, and profitability ratios. Liquidity, activity, and debt ratios primarily mesure risk, profitability ratios measure return. Pengertian diatas menggambarkan bahwa analisis rasio berguna bagi para pemakai sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan dalam berbagai tujuan, seperti dalam rangka melakukan analisis terhadap securitas yakni saham dan obligasi. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di seluruh UED-SP se kabupaten Bengkalis dengan jumlah 102 Unit yang tersebar di 8 kecamatan yaitu; kecamatan Bengkalis, Bantan, Siak Kecil, Bukit Batu, Rupat, Rupat Utara, mandau dan Pinggir.nUntuk memperoleh data peneliti akan bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bengkalis. Fokus dari penelitian ini adalah laporan keuangan masing-masing UED-SP yang kemudian diolah menjadi rasio keuangan yang kemudian diinterprestasikan untuk memberikan gambaran kinerja keuangan UED-SP yang ada di Kabupaten Bengkalis. Beberapa rasio yang diukur antara lain; likwiditas, Solvabilitas dan rentabilitas. Adapun pengukuranya adalah sebagai berikut. Ratio Likwiditas Current Ratio : Rasio Aktivitas 1. Reciavable Turnover : Penjualan Kredit Bersih / Rata-rata Piutang 2. Total Aset Turnover (TATO) : Penjualan Bersih / Total Aktiva Leverage Debt Ratio (rasio hutang) 1. Loan to Deposit Ratio (LDR) : Total Pembiayaan / Total Kewajiban 2. Not Performing Loan (NPL): Jumlah Tunggakan / Total Pembiayaan Ratio rentabilitas Return On Asset : Laba Bersih-Bunga-(1- Pajak) / Total Aktiva Hasil Penelitian dan Pembahasan Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan UED-SP mulai tingkatan kabupaten sampai dengan seluruh kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Bengkalis. Uraian dan analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa secara umum cash rasio yang dimiliki semua UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis rata-rata diatas 100% artinya bahwa secara keuangan bahwa semua unit kegiatan yang ada di wilayah ini masih mampu menutupi semua hutang-hutnagnya meskipun perusahaan atau usahanya harus tutup. Kondisi ini menggambarkan bahwa dillihat dari likuiditas cash rasionya masih menunjukkan angka yang masih perlu mendapat perhatian supaya kepercayaan pemerintah terhadap pengelolaan dana ini lebih baik sehingga pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan dalam memajukan perekonomian desa melalui usaha ekonomi desa ini. Sebagai usaha yangbergerak dibidang simpan pinjam salah satu tolok ukur kinerja keuanganya adalah rasio perputaran piutang yang ada. Secara keseluruhan tingkat perputaran piutang UED-SP yang ada di Kabupaten Bengkalis selama 21 bulan rata-rata sebesar 1,9 kali yang berarti bahwa rata- Ratio Profitabilitas 1. Net Profit Margin (NPM) :Laba Bersih setelah Pajak / Penjualan Bersih 2. Rasio (BO/PO) : Biaya Operasi / 99, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 99-102

-rata masa pengembalian piutang adalah 39,9 bulan untuk masa +- 2 tahun atau 18 s/d 20 bulan setiap satu kali peminjaman. Secara akuntansi bahwa tingkat pengembalian rata-rata cukup baik yaitu sesuai batas akhir pelunasan yang telah ditetapkan. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja dari sisi perputaran piutangnya cukup baik meskipun akan lebih baik jika dana yang dipinjamkan bisa secepat mungkin kembali dan dapat dipinjamkan kembali dimana pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilias usaha. Kekayaan yang dimiliki juga sebagai indikator keberhasilan usaha, kemampuan usaha untuk mengelola asetnya akan berdampak terhadap kemampuan memperoleh laba yang diinginkan. Dalam mengukur kinerja keuangan dari sisi total kekayaan diukur dari rasio perputaran kekayaan/aset dalam hal ini rasio TATO. Dilihat dari rasio ini secara umum UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis memiliki perputaran aktiva sebanyak 0,8 kali selama 21 bulan beroperasi. Artinya bahwa kekeyaan yang dimiliki usaha ekonomi ini hanya mampu berputar dan kembali menjadi aset semula 0,8 kali selama hampir 2 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlu adanya langkah yang positif dalam mencari celah-celah usaha untuk memutar kekayaan yang ada sehingga dapat mendongkrak pusat-pusat laba dan mengharuskan terjadinya perputaran kekayaan yang ada yang akhirnya memperbesar profit usaha. Semakin sedikit tingkat perputaran aset maka dapat dikatakan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan kekayaan belum maksimal. Kinerja keuangan berikutnya adalah loan deposit ratio (LDR). Usaha ekonomi desa simpan pinjam merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah kabupaten Bengkalis untuk menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman segar ke masyarakat dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa UED-SP bisa menambah modal sendiri untuk disalurkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini LDR akan melihat sejauhmana dana dari pemerintah kabupaten Bengkalis disalurkan ke masyarakat. LDR UED-SP yang ada dikabupaten ini rata-rata adalah sebesar 134,47% artinya bahwa semua dana kucuran yang diberikan semuanya disalurkan dalam bentuk pinjaman lumnak dengan jangka pengembalian antara 12 s/d 24 bulan ke masyarakat dengan skema-skema yang telah ditetapkan sebelumnya. Kelebihan sebesar 34,47% merupakan penyaluran kembali dana yang telah dikembalikan masyarakat setiap bulanya serta pendapatan bunga yang dibebankan kepada para peminjam. Hal ini dapat dilihat bahwa pada umumnya UED-SP memiliki dana kas yang mengendap dikantor maupun di rekening bank relatif sedikit. Manajemen kas demikian akan membawa dampak positif terhadap pengembangan usaha ini kearah yang lebih baik. Fokus penilaian kinerja keuangan selanjutnya adalah rasio Net Profit Margin (NPM). Rasio ini merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih selama periode tertentu. Dilihat dari rasio ini secara umum UED-SP di kabupaten Bengkalis memiliki rasio net profit margin sebesar 2,13%, artinya bahwa kemampuan UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis hanya mampu menghasilkan net profit relatif kecil. Namun hal ini karena tujuan dari program ini tidak semata-mata profitabilitas namun lebih besar ke pemberdayaan masyarakat guna menunjang perekonomian rakyat. Sebagai usaha simpan pinjam atau penyaluran dana ke konsumen unsur yang tergolong penting adalah melihat tingkat kemacetan pengembalian dana yang dipinjamkan. Dalam perlakuan manajemen keuangan rasio not performing loan (NPL) juga merupakan rasio penting dalam melihat efektivitas kinerja keuangan sebuah usaha atau perusahaan. Tingkat NPL akan berdampak terhadap tingkat kepercayaan kreditur terhadap pengelolaa atau manajemen, karena NPL akan menggambarkan efektivitas kinerja keuangan dari dana yang dipinjamkan. Idealnya semakin kecil NPL maka kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Dari hasil analisis diketahui bahwa 100, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 100-102

NPL UED-SP se kabupaten Bengkalis adalah sebesar 6,37% dari total pembiayaan yang dikucurkan ke konsumen sebesar 237 miliar, atau sekitar 15 miliar selama 21 bulan berjalan. Kondisi ini menggambarkan masih lemahnya kinerja bagian penagihan atau masih kurangnya kesadaran konsumen untuk membayar tepat waktu.untuk itu hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus guna menekan angka kredit macet. Rasio BO/PO merupakan unsur yang sangat penting untuk melihat seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan yang ada. Rasio ini membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan tujuan untuk melihat efektivitas biaya yang dikeluarkan. Semakin besar rasio ini menunjukkan ketidakefektifan cost yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan, begitu juga sebaliknya. Dilihat dari rasio ini UED-SP di kabupaten Bengkalis pada umumnya masih memiliki BOPO yang cukup tinggi yaitu 70,53%. Ini mengindikasikan bahwa lebih dari 70% pendapatan operasional yang diperoleh dipergunakan sebagai biaya operasional. Dengan demikian laba operasionalnya kurang dari 30%. Fakta ini memberikan gambaran bahwa perlu adanya terobosan-terobosan yang baru bagi pengelola atau pembuat regulasi agar melihat lebih detail biaya-biaya yang dikeluarkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap kewajaran pos-pos biaya sehingga bisa memperkecil kemungkinan ketidak efektifan dari semua cost yang dikeluarkan. Efisiensi pengeluaran perlu dilakukan guna meningkatkan pendapatan operasional. Rasio kinerja keuangan selanjutnya adalah melihat tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan. Return On Aset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar modal bisa dikembalikan untuk setiap jangka waktu tertentu. Dari hasil analisis yang dilakukan ROA yang dimiliki oelh UED- SP yang ada di kabupaten Bengkalis ratarata sebesar 1,78%, dan yang paling tinggi 3,24% yaitu kecamatan Siak Kecil dan yang paling rendah sebesar 1,26 yaitu kecamatan Mandau. Memang belum ada standar yang baku tentang seberapa besar angka ROA yang baik atau buruk namun dengan jangka waktu 21 bulan beroperasi maka ROA yang ada sudah masuk ketegori yang baik. Namun perlu disiasati bahwa ROA sering menjadi alat ukur bagi investor untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi modal yang diberikan sangat perlu ditingkatkan dalam rangka menjaga keberlangsungan usaha atau perusahaan. Intinya semakin tinggi ROA yang ada maka akan semakin baik bagi keberlanjutanusaha yang dijalani. Kemudian dalam penelitian ini juga akan dilihat bagaimana kinerja keuangan UED-SP yang ditinjau dari beberapa rasio keuangan seperti diatas untuk setiap kecamatan yang ada di kabupaten Bengkalis. Rasio yang dilihat adalah current ratio, Account reciavable ratio, Total asset Turnover, Loan Debt Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Not Performing loan, BOPO dan ROA. Perlu ditegaskan bahwa laporan keuangan yang ada adalah laporan keuangan yang merupakan akumulasi dari bulan pertama hingga bulan ke 21. Artinya bahwa laporan yang dianalisis ini laporan hasil operasional keuangan selama 21 bulan yang diakhiri bulan september 2013. Analisis yang akan dilakukan meliputi masing-masing UED-SP yang ada di setiap desa dimasing-masing kecamatan. Kemudian dilihat analisis dimasing-masing UED- SP kemudian dilakukan interprestasi dan kemudian diambil kesimpulan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh. Hasil deskripsi akan dijadikan dasar untuk memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran untuk kemajuan usaha ekonomi desa simpan pinjam atau ekonomi kerakyatan, yang dapat langsung menyentuh kehidupan rakyat ekonomi menengah kebawah. Selain itu hasil interprestasi ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan bagi pemerintah daerah dan pengelola usaha ini guna melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan dalam rangka membangun kearah yang lebih 101, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 101-102

baik perjalanan UED-SP. KESIMPULAN Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan beberapa hal menyangkut kinerja keuangan UED-SP yang ada di Kabupaten Bengkalis yaitu : 1. Rasio keuangan UED-SP di Kabupaten Bengkalis; current ratio 103,68%), Account reciavable ratio (1,9 kali), Total asset Turnover (0,84 kali), Loan Debt Ratio (134,47%), Net Profit Margin (2,13%), Not Performing loan (6,37%), BOPO (70,53%) dan ROA (1,84%). 2. Dari hasil analisis diketahui bahwa secara umum bahwa UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis memiliki nilai rasio yang cukup, dimana angka-angka rasio yang ada menunjukkan kinerja keuangan dari kegiatan usaha yang dilakukan. Rasio Likuiditas diwakili current ratio dan perputaran piutang, rasio Operasi (TATO dan LDR) rasio profitabilitas (NPM dan BOPO dan ROA). DAFTAR PUSTAKA Bernstein, Leopold A. and Wild J. John (2005), Financial Statement Analysis-Theory Application and Interpretation, International edition, Mc Graw Hill. Donald,E.Kieso dan Jerry. J. Weygand (2007), Akuntansi Intermediate, Edisi 7, Bina Rupa Aksara, Jakarta J. Wild, John, K.R Subramanyam dan Robert F. Halsey, Alih bahasa Yanivi s. Bachtiar dan S Nurwahyu Harahap (2005), Financial Statement Analysis/ Analisis Laporan Keuangan Buku, Salemba Empat, Jakarta Gitman, J. Lawrence (2007), Principles of Managerial Finance, Ninth Edition, San Diego State University Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim (2005), Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Munawir.S, (2005), Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta Riyanto, Bambang, (2005), Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan, BPFE Yogjakarta Sartono, Agus (2008), Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Yogyakarta. Weston,J.Fred and Thomas E. Copeland (1996), Managerial Finance, Japan, CBS College Publishing 102, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 102-102