BAB 11 KARAKTERISTIK BEBAN TENAGA LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KARAKTERISTIK BEBAN

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

ANALISIS FAKTOR BEBAN TENAGA LISTRIK DI WILAYAH PLN APJ SURAKARTA DENGAN OBJEK PELANGGAN RUMAH TANGGA

PERAMALAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES UNTUK KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI GARDU INDUK SUNGAI RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI. dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas

ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK SULAWESI SELATAN SAMPAI TAHUN Harifuddin Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

ESTIMASI RUGI-RUGI ENERGI PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL 20 KV (STUDI KASUS : PENYULANG KI.4-MAWAS GI. KIM)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB V HASIL KALIBRASI DAN UJI COBA SISTEM

Penyeimbang Beban Pada Gardu Distribusi Dengan Metode Seimbang Beban Seharian Di PT. PLN Area Bukittinggi

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terpasang pada saat sekarang ini dengan beban yang terpasang pada saat awal

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

ANALISA TEKNIS DAN PERENCANAAN PADA PANEL UTAMA TEGANGAN RENDAH DI HARCO MANGGA BESAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PREDIKSI BEBAN PERSEKTOR DI KOTA SAWAHLUNTO DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIK MENGGUNAKAN PROGRAM SIMPLE E. EXPANDED (SEEx)

Kalkulasi Kebutuhan Daya Listrik. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

NAIKNYA BIAYA REKENING LISTRIK UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2012

ESTIMASI RUGI RUGI ENERGI PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL 20 KV DENGAN METODE LOSS FACTOR DI PENYULANG LIPAT KAIN GI.GARUDA SAKTI.

BAB IV PERHITUNGAN SUSUT BEBAN. Data teknis dari transformator pada gardu induk tangerang yang ada pada

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan penyediaan energi listrik sebagai sarana penunjang

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

Evaluasi dan Perencanaan Pengembangan Sistem Jaringan Listrik Kampus Politeknik Negeri Ambon

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

ANALISA KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10 LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Aplikasi Pendekatan Aliran Daya untuk Estimasi Rugi-Rugi Energi Sistem Distribusi Radial 20 kv

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi. (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

KARAKTERISTIK BEBAN LISTRIK DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UGM BERBASIS DATA REKAMAN POWERLOGIC PM710 DAN PM810 SCHNEIDER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Q = m. c. t

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : jaringan listrik, efisiensi.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN KAPASITAS TRANSFORMATOR DAYA PADA PERENCANAAN GARDU INDUK (GI) SISTEM 70 KV (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GARDU INDUK ENDE - ROPA MAUMERE)

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN DAN PENINGKATAN PENGGUNAAN/PEMAKAIAN SERTA MANAJEMENT TRAFO DISTRIBUSI EDDY WARMAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2. Abstrak

TEKNIK TENAGA LISTRIK DASAR

Transkripsi:

BAB 11 KARAKTERISTIK BEBAN TENAGA LISTRIK A. Pendahuluan Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi elektrik ini dibagi dalam beberapa sektor yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor komersial dan sektor usaha. Masing-masing sektor beban tersebut mempunyai karakteristik-karakteristik yang berbeda, sebab hal ini berkaitan dengan pola konsumsi energi pada masing-masing konsumen di sektor tersebut. Karakteristik beban yang banyak disebut dengan pola pembebanan pada sektor perumahan ditujukan oleh adanya fluktuasi konsumsi energi elektrik yang cukup besar. Hal ini disebabkan konsumsi energi elektrik tersebut dominan pada malam hari. Sedang pada sektor industri fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari akan hampir sama, sehingga perbandingan beban puncak terhadap beban rata-rata hampir mendekati satu. Beban pada sektor komersial dan usaha mempunyai karakteristik yang hampir sama, hanya pada sektor komersial akan mempunyai beban puncak yang lebih tinggi pada malam hari. B. Klasifikasi Beban Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar, ragam beban dapat diklasifikasikan ke dalam : 1. Beban rumah tangga, pada umumnya beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, alat rumah tangga, seperti kipas angin, pemanas air,lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa air dan sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memuncak pada malam hari. 2. Beban komersial, pada umumnya terdiri atas penerangan untuk reklame, kipas angin, penyejuk udara dan alat alat listrik lainnya yang diperlukan untuk restoran. Beban hotel juga diklasifikasikan sebagi beban komersial (bisnis) begitu juga perkantoran. Beban ini secara drastis naik di siang hari untuk beban perkantoran dan pertokoan dan menurun di waktu sore. 3. Beban industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala kecil banyak beropersi di siang hari sedangkan industri besar sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24 jam. 4. Beban Fasilitas Umun DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 185

Pengklasifikasian ini sangat penting artinya bila kita melakukan analisa karakteristik beban untuk suatu sistem yang sangat besar. Perbedaan yang paling prinsip dari empat jenis beban diatas, selain dari daya yang digunakan dan juga waktu pembebanannya. Pemakaian daya pada beban rumah tangga akan lebih dominan pada pagi dan malam hari, sedangkan pada heban komersil lebih dominan pada siang dan sore hari. Pemakaian daya pada industri akan lebih merata, karena banyak industri yang bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini, jelas pemakaian daya pada industri akan lebih menguntungkan karena kurva bebannya akan lebih merata. Sedangkan pada beban fasi1itas umum lebih dominan pada siang dan malam hari. Beberapa daerah operasi tenaga listrik memberikan ciri tersendiri, misalnya daerah wisata, pelanggan bisnis mempengaruhi penjualan kwh walaupun jumlah pelanggan bisnis jauh lebih kecil dibanding dengan pelanggan rumah tangga. C. Karakteristik Umum Beban Listrik Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban. Suatu faktor utama yang paling penting, dalam perencanaan sistem distribusi adalah karakteristik dari berbagai beban. Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh thermis dari pembebanan dapat dianalisis dengan baik. Analisis tersebut termasuk dalam menentukan keadaan awal yang akan di proyeksikan dalam perencanaan selanjutnya. Penentuan karakteristik beban listrik suatu gardu distribusi sengat penting artinya untuk mengevaluasi pembebanan gardu distribusi tersebut, ataupun dalam merencanakan suatu gardu distribusi yang baru. Karakteristik beban ini sangat memegang peranan penting dalam memilih kapasitas transformator secara tepat dan ekonomis. Di lain pihak sangat penting artinya dalam menentukan rating peralatan pemutus rangkaian, analisa rugi-rugi dan menentukan kapasitas pembebanan dan cadangan tersedia dan suatu gardu. Karakteristik beban listrik suatu gardu sangat tergantung pada jenis beban yang dilayaninya. Hal ini akan jelas terlihat dan hasil pencatatan kurva beban suatu interval waktu. Berikut ini beberapa faktor yang menentukan karaktristik beban. 1. Faktor Beban (load factor) Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata rata terhadap beban puncak yang diukur dalam suatu periode tertentu. Beban rata rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 186

amper, amper dan sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu biasanya dipakai harian, bulanan atau tahunan. Beban puncak yang dimaksud disini adalah beban puncak sesaat atau beban puncak rata-rata dalam interval tertentu (demand maksimum), pada umumnya dipakai demand maksimum 15 menit atau 30 menit. Definisi dari faktor beban ini dapat dituliskan dalam persamaan berikut ini: Faktor beban dapat diketahui dari kurva bebannya. Sedangkan untuk perkiraan besaran faktor beban di masa yang akan datang dapat didekati dengan kata data statistik yang ada berdasarkan jenis bebannya. Bila diterapkan pada pusat pembangkit maka di dapat, menurut definisi : dengan : T = periode waktu P rata-rata = Beban rata rata dalam periode T P p = beban puncak yang terjadi dalam periode T pada selang waktu tertentu (15 menit atau 30 menit). Bila P rata dan P p dalam kw dan T dalam jam. Bila T dalam setahun, maka didapat faktor beban tahunan, bila dalam satu bulan didapat faktor beban bulanan dan bila harian, faktor beban harian. 2. Beban Harian Faktor beban harian, bervariasi menurut karakterstik dari daerah beban tersebut, apakah daerah pemukiman, daerah industry, perdagangan ataupun gabungan dari bermacam pemakai/pelanggan, juga bagimana keadaan cuaca atau juga apakah hari libur dan sebagainya. 3. Faktor Beban harian rata rata Faktor beban harian rata rata, gambar 1. merupakan dasar dari pada faktor beban tahunan total. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 187

Gambar 146. Beban Puncak Harian (30 hari) Gambar 147. Kurva Beban Puncak Bulanan Selanjutnya, dapat dilihat beban puncak bulanan rata rata terhadap beban puncak tahunan, lihat gambar 3. misalkan Ppt = puncak tahuanan (annual load faktor), maka ini dapat dihitung sebagaai berikut : Dimana : Fbt = faktor beban tahunan Fbh = faktor beban harian Pph = beban puncak rata rata harian Ppb = beban puncak rata rata bulanan Ppt = beban puncak rata rata tahunan DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 188

Gambar 148. Kurva Beban Tahunan 4. Faktor Penilaian Beban Faktor-faktor penilaian beban adalah faktor yang dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik beban, baik dari segi kuantitas pembebanannya maupun dari segi kualitasnya. Faktor-faktor ini sangat berguna dalam meramalkan karakteristik beban masa datang atau dalam menentukan efek pembebanan terhadap kapasitas sistem secara menyeluruh. a. Beban (Demand) Pengertian dari demand (D) dan suatu beban dapat diartikan sebagai besar pembebanan sesaat dan gardu pada waktu tertentu atau besar beban rata-rata untuk suatu interval waktu tertentu. Interval waktu dimana besarnya beban ingin ditentukan disebut : Demand Interval (T). Demand dapat dinyatakan dalam KW, KVA atau KVAR. b. Beban Maksimum (Maximum Demand) Maximum demand (D max ) adalah beban rata-rata terbesar yang terjadi pada suatu interval demand tertentu. Jadi maximum demand ditentukan untuk waktu tertentu dari suatu interval waktu tertentu, misal : - maximum demand 1 jam, T = 24 jam, dengan perkataan lain ; D mx, 1 jam pada T = 24 jam,berarti besarnya beban rata-rata terbesar untuk selang waktu 1 jam pada interval waktu T = 24 jam. c. Beban Puncak (Peak Load) Beban Puncak (P max ) adalah nilai terbesar dari pembebanan sesaat pada suatu interval demand tertentu. Untuk dapat memperjelas pengertian mengenai Demand (D), Maximum Demand DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 189

(D max ) dan Beban Puncak (P max ) dapat dilihat pada Gambar 152 dibawah ini. Gambar 149. Perubahan KebutuhanMaksimum Terhadap Waktu Interval Demand : T = 24 jam Demand = Pav : D = 27 kw Maximum Demand : D max, 1 jam = 95 kw Beban Puncak : P max = 10 kw d. Beban Terpasang (Connected Load) Beban terpasang dari suatu sistem adalah jumlah total daya dari seluruh peralatan sesuai dengan KW atau KVA yang tertulis pada papan nama (name plat) peralatan yang akan dilayani oleh sistem tersebut. Jadi : n P L = p i i= 1 Dimana : P i = rating KVA dari alat i n = jumlah alat yang terhubung ke sistem. e. Faktor Keragaman (Diversity Factor) Faktor keragaman (fdiv) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah beban maksimum dari masing masing unit beban yang ada pada suatu sistem terhadap beban maksimum sistem secara keseluruhan. Jadi faktor keragaman : DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 190

f div = = n i= 1 D D + D D max1 max max max 2 +... D ( 1+ 2 +... n) max n Dmax s dimana : D max I = beban maksimum beban unit ke i D max s = beban maksimum sistem Bila D max i untuk seluruh unit bersamaan waktunya maka fdiv akan berharga 1, tetapi bila tidak fdiv akan lebih besar dari i. f. Faktor Keserempakan (Coincidence Factor) Faktor keserempakan (f cf ) adalah keba1ikan dari faktor keragaman, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara beban maksimum dari suatu kumpulan beban dari sistem terhadap jumlah beban maksimum dari masing-masing unit beban. Jadi : Dmax( 1+ 2 +... n) Ds f cf = = n Dmax1 + Dmax 2 +... Dmax n D 1 = ( f div ) i= 1 max i g. Faktor Kebutuhan (Demand Factor) Faktor kebutuhan didefinisikan sebagal perbandingan antara beban puncak suatu sistem terhadap beban terpasang yang dilayani oleh sistem. Pmax f d = n p i i= 1 Nilai f d pada prinsipnya lebih kecil atau sama dengan satu. Bisa saja terjadi lebih besar dari satu, yaitu saat terjadi dibeban lebih. h. Faktor Beban (Load Factor) Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata selama interval tertentu dengan beban puncak yang terjadi pada interval yang sama. F Ld = p av p max DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 191

dimana: p av = beban rata-rata dan P max = beban puncak. Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata rata terhadap beban puncak dalam periode tertentu. Beban rata rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt amper, amper dan sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu biasanya dipakai harian, bulanan atau tahunan. i. Faktor Rugi-Rugi (Loss Factor) Faktor rugi-rugi (f Ls ) didefinisikan sebagai perbandingan antara rugi-rugi daya rata-rata terhadap rugi-rugi daya beban puncak dalam selang waktu tertentu. f Ls = p av p max 5. Faktor Diversitas Faktor diversitas adalah perbandingan antara jumlah beban puncak dari masing masing pelanggan dari satu kelompok pelanggan dengan beban puncak dari kelompok pelanggan tersebut. Didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah demand dari unit-unit beban terhadap demand maksimum dari keseluruhan beban. Secara matematis, faktor diversitas (Fd) dapat ditulis : DF = demand demand maksimum maksimum unit unit beban beban (3) Atau Dimana : Di = beban puncak (kebutuhan Maks) dari masing masing beban i, yang terjadi tidak pada waktu yang bersamaan. Dk = D 1+2+3.n adalah beban puncak dari n kelompok beban. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 192

Untuk lebih memperjelas faktor diversitas ini, perhatikangambar 4. dimisalkan kelompok beban terdiri dari atas 4 pelanggan dengan beban puncak sama besar. Pada gambar penggunaan beban puncak dari keempat pelanggan tidak bersamaan waktunya, faktor diversitas adalah : Sedangkan pada gambar lainnya, Jadi 1 dan 4 adalah nilai extrim dari Fd dari 4 pelanggan ini. Gambar 150. Dua nilai ekstrim unutuk faktor diversitas. Pada umumnya faktor diversitas untuk gardu distribusi dan gardu induk nilainya berkisar sperti di bawah ini : a. Gardu distribusi 1,00 1,50 b. Gardu induk 1,08 1,60 6. Faktor Kebersamaan (waktu) Faktor kebersamaan (waktu) adalah perbandingan antara beban puncak (kebutuhan maks) dari suatu kelompok pelanggan (beban) dengan beban puncak dari masing masing pelanggan dari kelompok tersebut. Jadi faktor kebersamaan (Fc) adalah : Dari definisi diatas dapat diketahui : DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 193

7. Kebutuhan Demand Kebutuhan sistem elektrik didefinisikan sebagai beban pada terminal terima secara rata-rata dalam suatu universal waktu tertentu. Satuan beban tersebut dapat berupa Kilowatt, Kilovoltampere, Ampere dan Kiloampere. 8. Selang Kebutuhan Demand Interval Interval Kebutuhan merupakan periode yang dijadikan dasar untk terima secra rata-rata. Pemilihan periode ini dapat terjadi mulai dari selang 15 menit, selang 30 menit, selang 60 menit ataupun lainnya. Pada kondisi-kondisi tertentu kebutuhan pada selang 15 menit sama dengan kebutuhan pada selang 30 menit. Pernyataan kebutuhan ini harus diekspresikan dalam suatu selang waktu dimana kebutuhan tersebut diukur. Gambar II menunjukkan kurva harian beban Daily Load Curve yang menunjukkan beban sebagai fungsi waktu. Berdasarkan pada kurva harian beban tersebut dapat dibuat kurva lama beban Load Duration Curve seperti pada gambar 1 dan 2. Gambar 151. Kurva Harian Beban DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 194

Gambar 152. Kurva Lama Beban 9. Kebutuhan Maksimum Maksimum Demand Kebutuhan Maksimum didefinisikan sebagai kebutuhan terbesar yang dapat terjadi dalam suatu selang tertentu. Jadi, kebutuuhan maksimum dapat dikatakan dalam selang waktu 1 jam, 1 minggu, harian dll. 10. Diversitas Kebutuhan Diseverisfied Demand Diversitas kebutuhan dikaitkan dengan beban komposit, dengan beban yang tidak saling berhubungan pada selang waktu tertentu. Jadi, diversitas kebutuhan merupakan perbandingan jumlah maksimum masing-masing beban komposit tersebut terhadap kebutuhan maksimum seluruh beban komposit. 11. Faktor Kebutuhan (DF = demand factor) Didefinisikan sebagai perbandingan antara beban puncak dengan beban trpasang dengan kata lain merupakan derajat pelayanan serentak pada seluruh beban terpasang. Definisi ini dapat dituliskan seperti persamaan (2) berikut : Beban puncak Faktor Kebutuhan = Beban terpasang Untuk suatu perioda waktu tertentu (2) Yang dimaksud dengan beban terpasang adalah jumlah kapasitas yang tertera pada papan nama (name plate). Faktor kebutuhan adalah perbandingan antara kebutuhan maksimum (beban puncak) terhadap total daya tersambung. Jadi : DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 195

Jumlah daya tersambung adalah jumlah dari daya tersambung dari seluruh beban dari setiap konsumen. Daya tersambung dan kebutuhan maksimum satuannya harus sama.faktor kebutuhan biasanya bernilai kurang dari satu. Faktor kebutuhan ini dapat menjadi satu bila keseluruhan beban yang tersambung serentak diberi energy dalam sebagian besar periodenya. Faktor kebutuhan menunjukkan tingkat dimana beban yang tersambung beroperasi serentak. Faktor kebutuhan dipakai untuk menentukan kapasitas (juga biaya) dari peralatan tenaga listrik yang diperlukan untuk melayani beban tersebut. Karena ada pengaruhnya terhadap investasi, maka faktor kebutuhan ini menjadi penting dalam menentukan jadwal pembiayaannya. Faktor kebutuhan dari beberapa jenis bangunan : a. Perumahan sederhana 50 75% b. Perumahan besar 40 65% c. Kantor 60 80% d. Toko sedang 40 60% e. Toko serba ada 70 90% f. Industry sedang 35 65% Besarnya faktor kebutuhan (biasanya dinyatakan dalam %) dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : a. Besarnya beban terpasang Sebagai contoh : Rumah tinggal yang mempunyai beban terpasang yang relatif besar, pada umumnya memiliki faktor kebutuhan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan rumah tinggal yang mempunyai beban terpasang lebih kecil. b. Sifat pemakaian Toko-toko, pusat perbelanjaan, kantor-kantor dan bangunan industri biasanya memiliki faktor kebutuhan tinggi sedangkan gudang dan tempat rekreasi memiliki faktor demand yang rendah. 12. Faktor Coincident (CF = coincident factor) Didefinisikan sebagai perbandingan antara demand maksimum seluruh beban dengan jumlah demand maksimum masing-masing unit beban. Persamaan 4 menggambarkan definisi ini : DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 196

Demand CF = Demand maksimum maksimum beban unit unit beban (4) CF = 1/DF 13. Faktor Rugi-rugi Beban (LLF = Loss factor) Didefinisikan sebagai perbandingan antara rugi dan rata-rata terhadap rugi daya pada beban puncak pada periode waktu tertentu. Faktor rugi-rugi beban merupakan rugi-rugi sebagai fungsi waktu, berubh sesuai dengan fungsi dari waktu kuadrat. Oleh karena itu, faktor rugi-rugi ini tidak dapat ditentukan langsung dari faktor beban. Berdasarkan pengalaman dan percobaan yang dilakukan oleh Buller dan Woodrow dengan menganalisa ratusan grafik diperoleh persamaan empiris sebagai berikut : LLF = 0,3 (LF) + 0,7 (LF) 2.. (5) Dengan : LLF = Faktor rugi-rugi LF = Faktor beban 14. Faktor Penggunaan (UF = utility factor) Didefenisikan sebagai pertandingan antara demand maksimum dengan kapasitas nominal dari sistem pencatu daya. Persamaan 6 menggambarkan defenisi ini : Demand maksimum sistem UF =.. (6) Kapasitas no min al sistem Demand maksimum sistem dapat dicari kurva beban atau dengan menghitung beban terpasangnya. Demand maksimum merupakan perkaitan antara beban terpasang dengan faktor demand. D. Kurva Beban dan Beban Puncak Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2. Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban (kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu. Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun. Perode harian, yaitu variasi pembebanan trafo distribusi selama sehari. Selanjutnya beban puncak harus diartikan beban rata rata selama selang waktu tertentu, dimana kemungkinan terjadinya beban tersebut. Contoh, DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 197

beban harian dari transformator distribusi di mana beban puncaknya selama selang waktu 1 jam, yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00 (titikb). Nilai rata rata kurva A B, merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan maksimum). Perlu diingatkan disini bahwa kebutuhan puncak (kebutuhan max) bukan merupakan nilai sesaat, tetapi nilai rata rata selama selang waktu tertentu, biasanya selang waktu tertentu tersebut adalah 15 menit, 30 menit atau satu jam. 1. Kurva Beban Kurva beban menggambarkan variasi perbebanan terhadap suatu gardu yang diukur dengan KW, Ampere atau KVA Sebagai fungsi dari waktu. Interval waktu pengukuran biasanya ditentukan berdasarkan pada penggunaan hasil pengukuran, misal : interval waktu 30 menit atau 60 menit sangat berguna dalam penentuan kapasitas rangkaian. Biasanya beban diukur untuk interval waktu 15 menit, 30 menit, satu hari atau 1 minggu. Kurva Beban menunjukkan permintaan (demand) atau kebutuhan tenaga pada interval waktu yang berlain-lainan. Dengan bantuan kurva beban kita dapat menentukan besaran dari beban-terbesar dan selanjutnya kapasitas pembangkit dapat ditentukan juga. Gambar 153. Pukul 5 pagi beban mulai menanjak dan mencapai maksimum kira-kira pada pukul 8 pagi, waktu semua mesin industri beroperasi. Hal seperti itu akan konslan sampai menjelang habis waktu kerja, tetapi menurun pada waktu istirahat siang. Sehabis istirahat siang akan naik lagi dan akan menurun sekitar jam 4-5 sore. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 198

Gambar 154 Beban tranportasi kota akan tinggi kira-kira pada jam 9 pagi. Akan berkurang pada jam 12 siang dan akan naik lagi sampai kira-kira jam 5 sore. Gambar 155 Beban untuk penerangan kota akan konstan dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Gambar 156 Beban rumah tangga akan maksimum pada jam 6 sore sampai kira-kira jam 12.00 malam dan akan menurun sesudah jam 12 malam. Gambar 157 adalah salah satu contoh kurva beban suatu metropolitan DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 199

2. Beban Puncak Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2. Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban (kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu. Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun. Perode harian, yaitu variasi pembebanan trafo distribusi selama sehari. Selanjutnya beban puncak harus diartikan beban rata rata selama selang waktu tertentu, dimana kemungkinan terjadinya beban tersebut. Contoh, beban harian dari transformator distribusi di mana beban puncaknya selama selang waktu 1 jam, yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00 (titik B). Nilai rata rata kurva A B, merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan maksimum). Perlu diingatkan disini bahwa kebutuhan puncak (kebutuhan max) bukan merupakan nilai sesaat, tetapi nilai rata rata selama selang waktu tertentu, biasanya selang waktu tertentu tersebut adalah 15 menit, 30 menit atau satu jam. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 200