PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri kenyataan bahwa remaja sekarang sudah berperilaku seksual secara bebas.

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Pengaruh informasi global (paparan media

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu yaitu merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

Policy Brief Determinan Kehamilan Remaja di Indonesia (Analisis SDKI 2012) Oleh: Nanda Wahyudhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Periode perkembangan manusia terdiri atas tiga yaitu masa anak-anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era global saat ini membawa remaja pada fenomena maraknya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah normanorma,

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PAPARAN MEDIA MASSA DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

Transkripsi:

GASTER Vol. 10 No. 1 Februari 2013 PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Maryatun Sekolah TinggiIlmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang: Ketidaksiapan remaja menghadapi perubahan dalam dirinya termasuk dorongan seks mulai meningkat dan sulit dikendalikan, tidak jarang hal tersebut menyebabkan konflik pada diri remaja. Situasi tersebut diperburuk dengan adanya kemudahan remaja dalam mengakses informasi tentang seks yang keliru melalui media cetak dan elektronik misalnya majalah, video dan internet. Kesempatan untuk diskusi tentang kesehatan reproduksi masih sangat terbatas, bahkan masih banyak orang tua dan guru yang menganggap tabu untuk dibicarakan. Orang tua seharusnya merupakan pihak pertama yang bertanggungjawab memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja, selain pihak sekolah melakukan pendidikan seksual untuk memotivasi pilihan yang sehat bagi siswa dalam perilaku seksualnya Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan studi potong lintang/ cross sectional. Lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 3 Kota Surakarta. Sampel penelitian ini adalah remaja siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yang berusia 14-17 tahun, belum menikah dan tinggal dengan orang tua kandung sebanyak 50 orang. Hasil Penelitian: Ada hubungan peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah III Kota Surakarta. Hasil analisis data dengan Chi Square dalam taraf kepercayaan 95% (α = 5%), didapatkan hasil nilai p value sebesar 0,001 untuk peran teman sebaya dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Simpulan: Sebagian besar responden menyatakan memperoleh informasi seksualitas dari teman sebaya. Ada hubungan bermakna peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Kata kunci : peran teman sebaya, perilaku seksual pranikah A. PENDAHULUAN Remaja adalah mereka yang sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Perubahan tersebut mencakup perubahan fisik dan perubahan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sementara menurut BKKBN (Direktorat Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 39

Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun. Dalam penelitian Survai Perilaku Berisiko Yang Berdampak Pada Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 remaja yang tercakup adalah mereka yang berusia 10 sampai 24 tahun (BKKBN, 2004) Arus informasi melalui media masa baik berupa majalah, surat kabar, tabloid maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan komputer, mempercepat terjadinya perubahan. Meskipun arus informasi ini menunjang berbagai sektor pembangunan, namun arus informasi ini juga melemahkan sistem sosial ekonomi yang menunjang masyarakat Indonesia. Remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang mudah terpengaruh oleh arus informasi baik yang negatif maupun yang positif. Perbaikan status wanita, yang terjadi lebih cepat sebagai akibat dari transisi demografi dan program keluarga berencana telah mengakibatkan meningkatnya umur kawin pertama dan bertambah besarnya proporsi remaja yang belum kawin. Hal ini adalah akibat dari makin banyaknya remaja baik laki-laki maupun perempuan yang meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan makin banyaknya remaja yang berpartisipasi dalam pasar kerja. Panjangnya waktu dalam status lajang maupun kesempatan mempunyai penghasilan mempengaruhi remaja untuk berperilaku berisiko antara lain menjalin hubungan seksual premarital, minum minuman keras, menggunakan obat terlarang (Narkoba) yang dapat mengakibatkan tertular penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS (BKKBN, 2004) Ketidaksiapan remaja menghadapi perubahan dalam dirinya termasuk dorongan seks mulai meningkat dan sulit dikendalikan, tidak jarang hal tersebut menyebabkan konflik pada diri remaja. Situasi tersebut diperburuk dengan adanya kemudahan remaja dalam mengakses informasi tentang seks yang keliru melalui media cetak dan elektronik misalnya majalah, video dan internet, Informasi yang keliru akan mengganggu derajat kekebasan individu (remaja) dalam mengambil keputusan terhadap situasi tertentu. Banyak remaja yang tidak tahu bagaimana mencari informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi, baik di sekolah maupun di rumah. Kesempatan untuk diskusi tentang kesehatan reproduksi masih sangat terbatas, bahkan masih banyak orang tua dan guru yang menganggap tabu untuk dibicarakan. Orang tua seharusnya merupakan pihak pertama yang bertanggungjawab memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja, selain pihak sekolah melakukan pendidikan seksual untuk memotivasi pilihan yang sehat bagi siswa dalam perilaku seksualnya (Whitaker et al, 2000). Bagi remaja laki-laki maupun perempuan, teman seusia dan sejenis sangat berarti. Persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri dengan sikap kelompok sebaya adalah sangat penting untuk menjaga status afiliasinya dengan teman-teman, menjaga agar ia tidak dianggap asing dan menghindari agar tidak dikucilkan oleh kelompok. Teman sebaya juga merupakan salah satu sumber informasi tentang seks yang cukup signifikan dalam membentuk pengetahuan, sikap dan Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 40

perilaku seksual remaja. Namun, informasi teman sebaya dapat menimbulkan dampak yang negatif. Pengaruh teman sebaya dapat meningkatkan risiko penggunaan alkohol, rokok dan narkoba serta niat dan frekuensi dalam hubungan seksual. Sosialisasi menjelaskan kesamaan antara individu dengan teman sebayanya melalui proses pendesakan sehingga mempengaruhi per laku remaja. Sosialisasi remaja dapat mempengaruhi remaja untuk memiliki persamaan nilai dan perasaan memiliki (sense of commitment) dalam hubungan dengan sebayanya. Dengan demikian, peran teman sebaya bagi remaja sangat berarti dalam memperoleh informasi yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku remaja terhadap isu seksualitas. Hal ini terjadi karena banyak pihak baik remaja, orangtua, guru, pendidik, pemuka agama dan tokoh masyarakat merasa takut apabila informasi dan pendidikan seks diberikan pada remaja akan disalahgunakan oleh remaja. Sehingga remaja pun lebih senang bertanya pada teman sebaya yang tidak lebih baik pengetahuannya dan tidak menerima pendidikan seks yang bertanggungjawab. Remaja menerima informasi yang salah bahkan menyesatkan misalnya dari cerita teman, melihat dari film atau video porno, tayangan televisi, membaca buku, majalah yang lebih banyak menyajikan seks secara vulgar dibandingkan pengetahuan pendidikan seksual yang benar. (Burgess et al, 2005) B BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian studi analitik dan jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study Penelitian ini menggunakan satu pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui hubungan peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian ini dilakukan pada remaja yang masih sekolah di SMA 3 Muhammadiyah Surakarta. Adapun pertimbangan SMA tersebut digunakan sebagai lokasi penelitian adalah: pertama, lokasi SMA tersebut terletak di perkotaan Kota Surakarta, remaja di perkotaan sudah terpapar berbagai media massa. Alasan kedua, di ketiga SMA tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan antara peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Populasi dalam penelitian adalah seluruh remaja usia 14-17 tahun di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Jumlah pelajar dari data kesiswaan diperoleh data sebanyak 202 siswa yang terbagi menjadi 9 kelas. Subjek dalam penelitian adalah siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yang berusia 14-17 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 41

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan Orang Tua Diperoleh data bahwa sebagian besar remaja mempunyai orang tua (ayah) dengan pekerjaan sebagai wiraswasta dan hanya sebagian kecil yang mempunyai orang tua dengan pekerjaan petani. Sedangkan untuk pekerjaan ibu diperoleh data bahwa sebagian besar responden mempunyai orang tua (ibu) dengan pekerjaan sebagai wiraswasta (30%) dan hanya sebagian kecil yang mempunyai orang tua dengan pekerjaan pegawai negeri(6%) Pendidikan Orang Tua Sebagian besar responden mempunyai orang tua (ayah) dengan pendidikan menengah keatas (34%) dan unuk pendidikn ibu diperoleh data bahwa sebagian besar responden mempunyai orang tua (ibu) dengan pendidikan lulusan sekolah dasar sebanyak (38%) Media Informasi yang sering Diakses Remaja Hasil olah data menunjukan bahwa sebagian remaja senang terhadap musik (32%), sedangkan sebagian kecil remaja mengakses acara berita (2%). Informasi Seputar Seksualitas yang Di Peroleh Remaja Sebagian besar remaja dalam memperoleh informasi tentang seksualitas diperoleh dari teman (74%) dan hanya sebagian kecil yang diperoleh dari Guru PB di sekolah ataupun tenaga kesehatan (2%) Peran Teman Sebaya Diperoleh data bahwa sebagian besar responden menyebutkan ada pengaruh (peran) teman sebaya dalam berperilaku seksual pranikah (64%) Persentase Perilaku Seksual Pranikah Remaja Data menunjukan bahwa sebagian besar responden berperilaku seksual pranikah sebesar 84%. Persentase Bentuk Perilaku Seksual Pranikah Remaja Persentase remaja yang melakukan perilaku seksual pra nikah. Sebagian besar remaja sebesar 22% melakukan berpegangan tangan dengan lawan jenisnya, sedangkan persentase kedua terbesar adalah berciuman kening yaitu sebesar 19%. Sedangkan perilaku seksual remaja yang sudah melakukan petting dan senggama (intercourse) mempunyai persentase terendah yaitu sebesar 2 % Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 42

Analisa Bivariat Analisa bivariat mengetahui hubungan peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMU Muhammadiyah 3 Surakarta. Uji yang digunakan yaitu dengan uji Chi Square, dari uji tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Pra Nikah Pada Remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tabel 1 Cross Tabulation Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Pranikah Perilaku Seksual Pra Nikah Peran Teman Sebaya Ya Tidak Total F % F % F % Berperan Tidak Berperan 31 11 62,0 22,0 1 7 2,0 14,0 32 18 64,0 36,0 Total 42 84,0 8 16,0 50 100 Sumber: Data Primer diolah tahun 2012 Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Sebagian besar responden menyebutkan bahwa teman sebaya berperan dan berperilaku seksual pranikah sebanyak 31 responden (62%) dari 42 responden (84%). Tabel 2 Hasil Uji Chi Square Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Pra Nikah CI 95% χ 2 OR P Lower Upper 10,963 19.727 0.001 2.174 178.986 Sumber: Data Primer diolah tahun 2012 Hasil analisa statistik dengan menggunakan Chi Square pada derajat kebebasan (df) 1 dan taraf signifikansi 95% didapatkan hasil p value 0.001 < 0.05 dan χ 2 hitung (10.963) > χ 2 tabel (3.841) hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara hubungan peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Odd Ratio (OR) 19.727 yang berarti bahwa pengaruh (peran) teman sebaya berpeluang melakukan perilaku seksual pranikah 19.727 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan pengaruh (peran) teman sebaya. Pembahasan Hasil penelitian pada gambar sebelumnya menunjukkan sebagian besar orang tua responden mempunyai pekerjaan berwiraswasta untuk pekerjaan ayah ataupun ibu. Pada Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 43

karakteristik orang tua berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh data bahwa sebagian untuk orang tua (ayah) sebagian besar dengan tingkat pendidikan setingkat SLTA sedangkan orang tua (ibu) sebagian besar masih berpendidikan sekolah dasar. Media informasi yang sering diakses remaja menunjukan bahwa remaja siswa SMU Muhammadiyah 3 Surakarta sebagian besar menyebutkan mereka senang mendengarkan musik dibandingkan akses informasi yang lain. Sedangkan informasi seputar seksualitas yang di peroleh remaja, sebagian besar responden menyebutkan diperoleh dari teman. Komunikasi orang tua-remaja menunjukan hasil bahwa sebagian besar kurang baik komunikasi antara orang tua dan remaja dan sebagian responden telah melakukan perilaku seksual pranikah dengan persentasi terbanyak adalah bentuk perilaku seksual dengan melakukan pegangan tangan, berciuman kening dan berciuman bibir. Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Hasil penelitian dari analisis data diperoleh bahwa perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh responden menunjukan adanya peran dari teman sebaya. Hasil cross tabulation adalah sebagian besar remaja (84%) yang berperilaku seksual pranikah sebanyak 62% menyebutkan adanya peran teman sebaya. Bagi remaja laki-laki maupun perempuan, teman seusia dan sejenis sangat berarti. Persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri dengan sikap kelompok sebaya adalah sangat penting untuk menjaga status afiliasinya dengan teman-teman, menjaga agar ia tidak dianggap asing dan menghindari agar tidak dikucilkan oleh kelompok (BKKBN, 2002). Teman sebaya juga merupakan salah satu sumber informasi tentang seks yang cukup signifikan dalam membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku seksual remaja. Namun, informasi teman sebaya dapat menimbulkan dampak yang negatif. Peneliti melakukan uji statistik dengan menggunakan chi square test untuk mengetahui dugaan hubungan antara variabel peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah. Hasil analisa statistik menunjukkan p value 0.001 < 0.05 dan χ 2 hitung (10.963) > χ 2 tabel (3.841) hal ini membuktikan ada hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan hubungan peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah. Hasil penelitian ini menunjukkan remaja yang mendapatkan peran teman sebaya dalam informasi seksualitanya beresiko berperilaku seksual pranikah dibandingkan remaja yang tidak memperoleh informasi seksualitas dari teman sebaya. Odd Rasio 19,727 menunjukan bahwa remaja yang memperoleh informasi seksualitas dari teman sebaya akan 19.727 kali beresiko melakukan Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 44

perilaku seksual pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak memperoleh peran informasi seksualitas dari teman sebaya mereka. Hal yang sama ditunjukan penelitian dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LD- UI) pada tahun 1999, melakukan Survei Baseline Reproduksi Remaja Sehat Sejahtera Indonesia 1998/1999 dengan responden sebanyak 8084 remaja berumur 15-24 tahun, di 4 propinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Lampung). Hasil survei memperlihatkan bahwa diantara remaja laki-laki terdapat 35,5 persen yang mengetahui bahwa diantara teman sesama remaja lakilaki yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah dan 33,7 persen diantara remaja perempuan juga mempunyai teman perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Terdapat juga remaja yang permisif tentang hubungan seksual, 12,5 persen remaja setuju seseorang melakukan hubungan seksual sebelum menikah jika keduanya merencanakan perkawinan dan 8,6 persen remaja merasa bahwa perilaku tersebut boleh melakukan apabila keduanya saling mencintai. Jumlah responden yang telah aktif secara seksual jumlahnya lebih kecil yaitu 3,4 persen pada remaja laki-laki dan 2,3 persen pada remaja (BKKBN, 2002 ) Aktivitas seksual telah menjadi bagian yang umum dalam hubungan diantara remaja. Keterlibatan dengan kelompok teman sebaya dan ketertarikan terhadap identifikasi kelompok teman sebaya meningkat. Remaja menemukan teman sebagai penasehat terhadap segala sesuatu yang mengerti dan bersimpati oleh karena teman sebaya menghadapi perubahan yang sama. Remaja menghadapi tuntutan untuk membentuk hubungan baru dan lebih matang dengan lawan jenisnya. Pencarian dentitas dan kemandirian menyebabkan remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Remaja yang melakukan perilaku seks pranikah dapat termotivasi oleh pengaruh kelompok (teman sebaya) dalam upaya ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti normanorma yang telah dianut oleh kelompoknya (melakukan perilaku seks pranikah). Selain itu, didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Pada masa remaja, kedekatan dengan peer- group sangat tinggi karena selain ikatan peer- group menggantikan ikatan keluarga, juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi. Dengan demikian remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya (Suwarni, 2009). Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 45

D. SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar responden menyatakan memperoleh informasi seksualitas dari teman sebaya. Ada hubungan bermakna antara peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Sekolah diharapkan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang informasi kesehatan reproduksi sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh remaja setingkat SLTA melalui ruang konsultasi di sekolah. Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 46

DAFTAR PUSTAKA BBKBN, 2002, Orang Tua Sebagai Sahabat Remaja, Badan Koordinasi Keluarga Berencana, Jakarta BKKBN, 2004. Kesehatan Reproduksi Remaja, Badan Koordinasi Keluarga Berencana, Jakarta Burgess, V., Dziegielewski, S.F. & Green, C.E.,2005, Improving Comfort about Sex Communication between Parents and Their Adolescents: Practice-Based Research within A Teen Sexuality Group. Brief Treatment and Crisis Intervention, 5:379-390. Suwarni, L., 2009, Monitoring Parental dan Perilaku Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Remaja SMA Di Kota Pontianak, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol.4 No.2 : 127-133 Whitaker,D.J., Miller, K.S., 2000, Parent-Adolescent Discussions About Sex And Condom : Impact on Peer Influences Of Seksual Risk Behavior, Journal Of Adolescent Reseach Vol.15 N0 2 Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual... 47