BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat penting, tanpa pendidikan manusia sulit berkembang dalam menjalankan kehidupan dan terbelakang, pendidikan mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan setiap individu. Bedanya antara orang yang berpendidikan dengan orang yang tidak berpendidikan itu bisa terlihat melalui cara berfikir atau pola pikir, biasanya orang yang berpendidikan mereka hidup dilingkungan yang berakademik berintelejensi jadi pribadinya terbentuk bersama dengan lingkungan pergaulan. Pastinya dari segi pola pikir saja sudah berbeda, biasanya orang yang berilmu saat berbicara selalu selektif dan ber hati-hati dalam memilih kata mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Sedangkan orang kurang berilmu kebanyakan mereka hidup dilingkungan yang tidak mendukung dalam segi akademik dan intelejensinya kurang. Jadi pertumbuhan pribadinya ikut bergantung pada lingkungan dimana mereka tumbuh. Salah satu penyebab mereka sering berfikir tidak stabil adalah karena orang yang dihadapi mereka tidak sama dengan lingkungan yang dihadapi oleh orang yang berilmu. Jika orang yang berpendidikan kurang di hadapkan dalam suatu permasalah mereka akan kesulitan menyelesaikan atau memecahkan masalah tersebut. 1

2 Pendidikan adalah hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan suatu proses yang di lakukan secara sadar atau di sengaja guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk masa depan yang lebih baik. Setiap orang hidup itu pasti melakukan pendidikan bila tidak melakukan pendidikan dia akan mati, dalam pendidikan tidak hanya dalam sekolah di luar sekolah juga ada seperti dilingkungan sekitar, dalam keluarga. Seseorang bisa belajar berbagai permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut akan menjadi pengalaman belajar manusia untuk berfikir maju ke depan dalam melakukan aktifitas dan kehidupannya. Pendidikan juga untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta untuk berkembangnya potensi peserta didik. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan Pendidikan yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 3 (2003). Yaitu berkembangnya siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap,

3 kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan siswa yang melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi ini. Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa yang dilakukan didalam kelas maupun di luar kelas yang bertujuan siswa menjadi paham tentang materi yang diajarkan. Menurut Arifin (2013: 10) pembelajaran adalah proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Dalam mengajar pendidik memberikan materi yang pas dalam porsinya atau sesuai dengan harapan yang ingin di capai. Agar peserta didik tidak merasa bosan dan senang, aktif dalam pembelajaran untuk itu pendidik harus mengajar dengan menggunakan model dan metode yang berfariasi agar siswa tidak merasa bosan. Harapan yang muncul melalui pendidikan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi maupun masyarakat, serta mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Tercapainya tujuan pendidikan

4 Nasional tersebut, telah ditempuh berbagai upaya oleh pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan seperti pengadaan bukubuku pelajaran, peningkatan kualitas guru, proses pembelajaran, pembaruan kurikulum, serta usaha lainnya yang berhubungan dengan kualitas pendidikan. Proses pembelajaran yang sekarang, siswa terlalu banyak di transfer ilmu dengan berbagai bahan ajar yang harus di hafal. Pendidikan kita kurang di arahkan untuk membangun karakter serta potensi dan rasa tanggung jawab yang di miliki oleh siswa. Proses pendidikan sekarang jarang sekali diajarkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta untuk membentuk menjadi manusia yang kreatif, aktif, dan bertanggung jawab. Tanggung jawab merukapan sikap yang harus dimiliki setiap orang, sikap tanggung jawab harus ditanamkan kepada anak sejak dari kecil agar nantinya anak tau apa tugas dan kewajibannya yang harus dilakukan. Menurut Gunawan (2012: 33) tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan YME. Sikap tanggung jawab itu juga mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa, di karenakan dalam sebuah pembelajaran yang di berikan oleh guru sikap tanggung jawab dalam pemberian tugas individu maupun kelompok itu sangatlah penting. Seperti pada tugas individu peseta didik mampu menyelesaikan tugas tersebut dengan tepat waktu dan benar, di dalam kelompok sikap tanggung jawab peserta didik mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dapat mengeluarkan ide-ide yang baru. Maka dari itu sikap tanggung jawab juga dapat

5 mempengaruhi prestasi belajar, apabila siswa tidak mempunyai sikap tanggung jawab mereka merasa malas untuk berfikir maju dan bergantung kepada teman yang di anggap pintar dalam pelajaran. Prestasi belajar yang masih rendah bukan hanya dipengaruhi oleh sikap siswa yang kurang tanggung jawab dan aktif. Akan tetapi ada faktor lain yang menyebabkan merendahnya prestasi belajar siswa seperti penggunaan metode pembelajaran yang hanya memfokuskan pada guru dan tidak menambahkan metode maupun model pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif. Serta kurangnya fasilitas sekolah yang kurang memadai, kurangnya tenaga pendidik, kondisi lingkungan anak yang kurang mendukung kondisi tersebut tentunya akan berdampak pada prestasi belajar yang sampai saat ini belum terlihat peningkatannya. Pelajaran IPA merupakan pembelajaran yang banyak menjelaskan tentang lingkungan alam dalam kehidupan, biasanya guru mengajak siswa langsung belajar diluar kelas dan mengamati alam sekitar agar siswa lebih cepat paham. Menurut Afandi (2013: 16) IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diproleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Biasanya pembelajaran IPA berhubungan dengan kegiatan sehari-hari atau lingkungan yang ada di sekitar. Dalam pembelajaran IPA pendidik harus bisa memberi suasana yang baru seperti belajar di luar kelas, lebih diperbanyak percobaan-percobaan supaya siswa menjadi lebih aktif.

6 Berdasarkan observasi di kelas IV dan wawancara dengan guru kelas IV SD Islam Nurul Qur an yaitu ibu Siti Mukaromah beliau mengatakan bahwa Tanggung jawab siswa yang masih rendah itu terlihat saat pembelajaran berlangsung ketika guru sedang menyampaikan materi banyak siswa yang bermain sendiri, banyak yang tidak memperhatikan saat guru mengajar, ada yang mengganggu temannya sebangku, mengakibatkan suasana kelas tidak kondusif dalam pembelajaran. Kemudian disaat pembelajaran IPA agar siswa lebih cepat paham guru biasanya mengadakan percobaan karena banyak siswa yang berlarilari, bermain sendiri, mengganggu temannya yang sedang melakukan percobaan. Mengakibatkan percobaan menjadi kurang maksimal jauh dari yang diharapkan karena banyak siswa yang tidak memperhatikan dari situ bisa dilihat sikap tanggung jawab siswa yang masih rendah terhadap pembelajaran. Apabila siswa berkelakuan seperti itu seiring berjalannya waktu prestasi belajar mereka akan menurun, terlihat saat guru memberikan pertanyaan siswa tidak bisa menjawab, ketika ada soal siswa banyak tidak bisa mengerjakan karena siswa tidak paham. Bila prestasi belajar mereka rendah maka nila pelajaranpun menjadi ikut turun, mengakibatkan banyak nilai siswa dibawah (KKM). Prestasi belajar siswa yang masih rendah juga dibuktikan dengan nilai ulangan kenaikan kelas semester genap pada siswa kelas IV SD Islam Nurul Qur an. Belum semuanya tuntas dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di tentukan oleh sekolah yaitu 65. Diketahui bahwa dari 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Terbukti dengan hasil ulangan kenaikan kelas semester genap Tahun 2015/2016 yang nilainya masih banyak di bawah

7 (KKM) yaitu siswa tuntas hanya 57,14% dan tidak tuntas 42,85% dari 35 siswa kelas V SD Islam Nurul Qur an. Menurut penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran sangatlah membantu guru dalam mengajar salah satu penggunaan metode Brainstorming karena Brainstorming memiliki kelebihan yang sangat berdampak positif bagi siswa yaitu: anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat, melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat, meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari teman yang pandai atau dari guru, terjadi persaingan yang sehat, siswa merasa bebas dan bergembira, suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan. Saya rasa dengan penggunan metode Brainstorming dapat merubah siswa yang tadinya kurang bertanggung jawab saat pembelajaran yang mempengaruhi prestasi belajar mereka, siswa tidak respon terhadap pembelajaran, siswa yang takut mengeluarkan pendapat, siswa yang sibuk dengan bermain sendiri dengan teman sebangku tanpa memperhatikan guru saat mengajar diharapkan dengan penggunaan metode tersebut siswa dapat merubah sikap lebih bertanggung jawab. Metode Brainstorming merupakan metode diskusi kelompok karena ini kelompok siswa diharapkan mampu menyatakan pendapat, siswa berfikir dengan cepat, siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pintar atau dari guru. Jika siswa mampu mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok itu adalah salah satu tanggung jawab yang ada dalam kelompok, apabila sikap seperti itu dapat dikeluarkan siswa dengan bantuan guru siswapun akan terbiasa dengan

8 bertanggung jawab dengan kelompoknya dan seiring waktu prestasi belajar meningkat. Penggunaan metode Brainstorming dalam pembelajaran IPA pada materi alat pernapasan manusia dan hewan diharapakan dalam pembelajaran yang bersifat kelompok, anggota setiap kelompok mampu menyebutkan alat pernapasan manusia dan hewan. Salah satu tanggung jawab dalam kelompok belajar yaitu mampu mengeluarkan pendapat di dalam kelompok, dengan begitulah kebiasaan siswa yang tadinya kurang respon dan seenaknya sendiri dalam pembelajaran di dalam kelompok siswa di tuntut untuk mampu mengeluarkan pemikirannya. Apabila sikap seperti itu ditanamkan trus selama pembelajaran prestasi belajarpun akan naik dengan keadaan siswa yang mampu bertanggung jawab. Adanya respon siswa saat pembelajaran dan kurang aktifnya siswa yang mengakibatkan sikap tanggung tanggung jawab siswa menjadi kurang dan prestasi belajar yang rendah diharapakan penggunaan metode pembelajaran Brainstorming dengan segala kelebihannya mampu merubah yang tadinya siswa tidak mau mengeluarkan pendapat dalam kelompok, kurang aktif dalam kelompok dengan penggunaan metode Brainstorming siswa mampu mengeluarkan pendapat, mampu berfikir cepat yang membuat siswa berdampak positif. Melalui kebiasaan siswa yang berani mengeluarkan pendapat itu salah satu tanggung jawab dalam pembelajaran prestasi belajarpun akan juga ikut meningkat sejalan dengan perubahan perkembangan pola berfikir siswa karena sudah terbiasa dengan sikap tanggung jawab. Maka dari itu pengambilan judul meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar dengan menggunakan metode Brainstorming dapat berjalan

9 dengan lancar dengan perubahan siswa menjadi lebih bertanggung jawab dan prestasi meningkat. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah tanggung jawab dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran Brainstorming dalam mata pelajaran IPA di SD Islam Nurul Qur an? 2. Apakah prestasi belajar dapat ditingkatkan melalui metode Brainstorming dalam mata pelajaran IPA di SD Islam Nurul Qur an? C. Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam mata pelajaran IPA di SD Islam Nurul Qur an. 2. Untuk mengetahui penggunaan metode Brainstorming dalam meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA di SD Islam Nurul Qur an. D. Manfaat penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu : 1. Manfaat teoritis a) Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah sumber referensi penelitian yang relevan khususnya yaitu untuk mata pelajaran IPA.

10 b) Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran Brainstorming. c) Dengan penelitian tindakan kelas menggunakan metode Branstorming dapat dijadikan sebagai refrensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis Dengan adanya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Branstorming akan memberikan manfaat yaitu : a) Bagi guru 1. Dapat meningkatkan kemampuan guru untuk mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran IPA. 2. Dapat membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran. b) Bagi siswa 1. Dapat meningkatkan tanggung jawab dalam keaktifan mengeluarkan pendapat, ide-ide, dan pemecahan masalah dalam diskusi. 2. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. c) Bagi peneliti Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal tentang cara belajar yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dan interaktif.