Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

dokumen-dokumen yang mirip
Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

Memprogram Mesin CNC (Dasar)

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

2. Mesin Frais/Milling

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin.

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan

Proses Gerinda. Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB II LANDASAN TEORI

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

MATERI PPM PEMROGRAMAN CNC Mesin Bubut TU-2A Threading & Grooving (Fungsi G78, dan G86)

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi 2.2 Pengertian Mesin Pengaduk Adonan

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN BUBUT CNC TU-2A

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN BUBUT CNC TU-2A

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

Mesin sekrap disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin inidigunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,beralur, dan

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)

Pengefraisan Roda Gigi Helik/Miring

BAB III Mesin Milling I

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. bentuk poros transmisi horisontal dan poros transmisi. vertikal yang benar dan sesuai ukuran yang diinginkan.

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

c. besar c. besar Figure 1

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN MENGEDIT PROGRAM MESIN CNC

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

Mesin Perkakas Konvensional

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

Mesin frais CNC TU-3A

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

MATERI PPM APLIKASI FUNGSI G02 DAN G03 MESIN BUBUT CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi 4. Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

Bab IV Data Pengujian

PENGARUH JUMLAH MATA SAYAT END MILL CUTTER MENGGUNAKAN KODE PROGRAM G 02 Dan G 03 TERHADAP KERATAAN ALUMUNIUM 6061 PADA MESIN CNC TU-3A

Parameter Pemotongan pada Proses Pembubutan

Transkripsi:

Mesin Milling CNC Pada prinsipnya, cara kerja mesin CNC ini adalah benda kerja dipotong oleh sebuah pahat yang berputar dan kontrol gerakannya diatur oleh komputer melalui program yang disebut G-Code. Komputer ini merupakan komponen yang sangat penting dan sangat vital dalam sistem kontrol numerik. Komputer dapat memecahkan persamaan-persamaan matematika dan pekerjaan yang sulit dalam waktu singkat. Selain itu sebuah komputer dapat dengan mudah memahami bentuk dan ukuran benda kerja, fungsi kontrol dari mesin dan operasi pengerjaannya. Keuntungan penggunaan mesin CNC antara lain adalah : Kemampuan mengulang Pada saat pembuatan benda kerja, mesin CNC ini mampu mengulangi membuat beberapa benda dengan bentuk yang sama persis dengan aslinya. Keserbagunaan Mesin CNC dapat digunakan untuk berbagai bentuk pengerjaan/bermacammacam kontur sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan kerja Mesin CNC dapat memproduksi benda kerja secara terus menerus dengan hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktifitas pengerjaan. 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling Geram dari proses milling dapat terbentuk karena adanya pemotongan dari alat potong yang berputar dimana sisi potongnya diatur disekeliling alat potong tersebut. Agar sisi potong dari alat potong dapat memotong material, maka sisi potongnya harus memiliki sudut bebas. Pada mesin milling terdapat dua gerakan dasar yaitu gerakan pemotongan dan gerakan pemakanan. Gerakan pemotongan adalah gerakan melingkar dari alat potong. Sedangkan gerakan pemakanan merupakan gerakan dalam bentuk garis lurus. Tebal geram didapat dari gerakan pemakanan tersebut.

Gb.8.1. Gerakan Pemakanan dan Pemotongan pada Mesin Milling 8.2. Variabel variabel Proses Pemotongan Pada proses pemotongan dengan menggunakan mesin milling terdapat beberapa variabel antara lain : Kecepatan Potong Kecepatan potong merupakan kecepatan gerak putar pahat, yang dinyatakan dalam meter per menit. Kecepatan gerak pahat tergantung dari bahan benda kerja yang akan di-milling dan bahan dari pahat potong itu sendiri. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan variasi harga kecepatan potong adalah : kecepatan pemakanan (feeding), kedalaman pemakanan (depth of cut) dan kondisi mesin. 1000 Vc n = π d (8.1) (Basuki, Dwi Wibowo, Pelatihan Penggunaan Mesin Freis CNC TU-3A) Dimana : - d = diameter pahat (mm) - V c = kecepatan potong (m/min) - n = putaran spindle mesin (rpm) Kecepatan Pemakanan Kecepatan pemakanan dihitung berdasarkan ketebalan geram yang dapat dipotong oleh setiap gigi pahat, yang disebut pemakanan per gigi.

Besarnya pemakanan tiap gigi tergantung oleh beberapa faktor yaitu : jenis material yang dipotong, jenis pahat yang digunakan, kedalaman pemotongan dan hasil akhir yang diinginkan. Untuk menghitung kecepatan pemakanan dapat digunakan satuan µ m/put atau mm/menit. Dalam pemrograman dengan CNC menggunakan kode G95 dan G94. G94 dipakai untuk pengerjaan umum dengan satuan mm/menit. Sedangkan G95 dipakai untuk pengerjaan pengeboran. Sm = Sz. Z. n (8.2) (Basuki, Dwi Wibowo, Pelatihan Penggunaan Mesin Freis CNC TU-3A) Dimana : - Sz = pemakanan tiap gigi - Z = jumlah gigi potong pahat (mm/gigi) - n = putaran spindle mesin (rpm) - Sm = kecepatan pemakanan (mm/mnt) Kedalaman Pemakanan Besarnya kedalaman pemakanan berhubungan erat dengan kecepatan pemakanan dan juga dari diameter pahat tersebut. Semakin tinggi kecepatan pemakanan, maka pahat yang digunakan semakin kecil diameternya dan kedalaman pemakanan pada benda kerja menjadi kecil. 8.2.1. Gerakan Asutan (memanjang dan melintang) Gerakan asutan pada proses milling umumnya dilakukan oleh benda kerjanya, tetapi ada juga mesin milling yang gerakan asutannya dapat dilakukan oleh perkakas dan benda kerja asutan disetel dengan penggerak asutan dan tidak tergantung dari putaran sumbu pisau milling. 8.2.2. Gerakan pemakanan Dengan penyetelan melalui spindel dengan skala bulat, pekakas dan benda kerja dapat didekatkan satu sama lain pada kedudukan yang benar, umumnya pemakanan dilakukan dengan mengangkat atau menaikan konsol sampai pada kedalaman potong yang diperlukan.

8.3. Jenis jenis perkakas potong Untuk pembuatan roda gigi diperlukan perkakas potong yang khusus, baik dari bentu maupun ukuran, diperlukan banyak pertimbangan dalam penentuan penggunaan perkakas potong. Jenis jenis perkakas potong bentuk khusus 8.3.1. Pisau milling batang gigi 8.3.2. Pisau milling modul bentuk gigi 8.3.3. Pisau milling roda gigi rantai

8.3.4. Pisau milling bentuk 8.3.5. Pisau milling cembung 8.3.6. Pisau milling cekung

8.3.7. Pisau milling cekung seperempat lingkaran 8.4. Sistem Persumbuan Sistem persumbuan pada mesin CNC mengikuti sistem persumbuan umum yang telah ditetapkan ISO, yaitu sumbu Z ditempati spindel utama sebagai dasar persumbuan, kemudian secara berurutan sumbu X pada arah memanjang meja, dan sumbu Y pada arah gerak melintang meja. Untuk gerakan lurus ketiga sumbu tersebut dapat bergerak bersamaan, sedangkan untuk gerakan melingkar hanya dua sumbu yang dapat bergerak secara bersamaan. 8.5. Position Shift Offset Titik NOL mesin untuk mesin milling terletak pada sudut kiri atas dari meja mesin. Titik nol pada posisi ini, pada pemakaiannya bisa digeser ke suatu titik/ tempat yang menguntungkan. Perg Untuk melakukan pergeseran titik referensi mesin perlu diketahui titik-titik referensi mesin yaitu :

Titik Nol Mesin (M) Titik Nol Mesin adalah sistem koordinat asli. Gb.8.2. Titik Nol Mesin Titik Referensi Pemegang Pahat (N) Dari titik inilah dinyatakan panjangnya alat potong. Gb.8.3. Titik Nol Referensi Pemegang Pahat Titik Nol Benda Kerja (W) Titik nol benda kerja ditentukan oleh pemrograman. Gb. 8.4. Titik Nol Benda Kerja

8.6. Penentuan Titik Nol Benda Kerja Untuk memindahkan titik nol ini diperlukan peralatan bantu yang disebut : Edge Indicator. Ragum berfungsi sebagai tempat pemindahan titik nol. Penentuan titik nol ini dilakukan dengan cara menggeser Edge Indicator pada ragum/benda kerja sesuai dengan posisi yang dikehendaki. Gb.8.5 Setting Titik Nol Benda Kerja dengan Edge 8.7. Pergeseran Titik Nol Pahat Pergeseran titik nol pahat disebut juga kompensasi panjang pahat. Titik nol pahat asli terletak pada sumbu permukaan spindel. Pergeseran yang dimaksud disini adalah memindah titik nol asli ke ujung pahat. Besarnya pergeseran tersebut dicatat dan dimasukkan dalam data pahat ( tool data ). Peralatan yang digunakan untuk mengukur kompensasi panjang pahat adalah Dial Indicator. Gb. 8.6. Setting Titik Nol Pahat dengan Dial Indicator