MODUL DISEMINASI. BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) SEBAGAI SALAH SATU POTENSI BAHAN BAKU LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ZAT PENGATUR TUMBUH DAN DOSIS PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) ASAL UMBI TAHUN KE DUA

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

KAJIAN KONSENTRASI SITOKININ (CPPU) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DUA SUMBER BIBIT BULBIL TANAMAN PORANG (Amorphophallus onchophyllus) SKRIPSI

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB I PENDAHULUAN. hutan. Kegiatan budidaya tersebut diperkirakan akan dapat membawa keuntungan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TANAMAN PORANG Karakter, Manfaat dan Budidaya

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Suweg

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

LAPORAN TUGAS AKHIR. PEMBUATAN KONYAKU DARI UMBI ILES-ILES (Amorphophallus onchophyllus)

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

III.TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

KAJIAN KONSENTRASI CPPU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA SUMBER BIBIT PORANG (Amorphophallus onchophyllus).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

Teknologi Produksi Ubi Jalar

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

Transkripsi:

MODUL DISEMINASI BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) SEBAGAI SALAH SATU POTENSI BAHAN BAKU LOKAL PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PORANG INDONESIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG, 2013

PENGERTIAN Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Gambar 1. Batang tanaman. Cenderung tegak dan lunak serta terdapat totol putih-hijau, berbatang halus,. Tinggi tanaman berkisar 100 150 cm. 2

Gambar 2. Daun tanaman. Menjari berpangkal 3, berwarna hijau cenderung gelap ataupun hijau cerah. Mempunyai titik pangkal daun tempat tumbuhnya bulbil (sejak tanaman berusia 2 bulan) 3

A B Gambar 3. A) Bulbil mulai terlihat pada usia tanaman 2 bulan. Ditandai dengan bintik gelap pada pangkal daun. Berwarna coklat gelap dan tumbuh pada pangkal daun. B) Bulbil (umbi generarif). 4

Gambar 4. Umbi porang. Merupakan umbi tunggal. Daging umbi berwarna kuning cerah, seratnya halus. Terdapat getah yang dapat menimbulkan rasa gatal di kulit. 5

SYARAT TUMBUH Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain: 1. Keadaan iklim Intensitas cahaya 60 70% Ketinggian 0 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 600 m dpl. 2. Keadaan tanah Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek. Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang. Derajat keasaman tanah ideal antara ph 6 7. 3. Kondisi lingkungan Naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Semakin rapat semakin baik. 6

BUDIDAYA PORANG Persiapan lahan Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan itensitas cahaya 60-70%. Kegiatan persiapan lahan: 1. Pada lahan datar Setelah lahan dibersihkan dari semaksemak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm. 2. Pada lahan miring Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman. Persiapan bibit Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali. Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih 7

diatas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah: 1. Umbi : 1.500 kg (± 20-30 buah/kg) 2. Biji : 300 kg 3. Bulbil : 350 kg (±170 175 buah/kg) Tata cara penyiapan bibit dari umbi 1) Tentukan anakan tanaman porang yang berumur ±1 tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat. 2) Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah. 3) Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi porang hanya menghasilkan 1 tanaman porang). Tata cara penyiapan bibit dari biji Tanaman porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu. 8

Tata cara budidaya dengan perkecambahan poliembrioni Poliembrioni adalah adanya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Pada tata cara budidaya pembibitan dengan menggunakan biji maka satu biji porang akan langsung disemai sehingga satu biji porang hanya menghasilkan satu bibit baru. Namun demikian dengan metode poliembrioni, pada satu biji porang dilakukan proses pembelahan biji untuk memisahkan embrio-embrio dalam satu biji (Gambar 5D). Embrio yang telah dipisahkan tersebut kemudian disemai hingga tumbuh tunas sehingga dihasilkan lebih dari satu bibit baru dari satu biji. Budidaya porang metode poliembrioni ini biasanya dilaksanakan sejak bulan Agustus, ketika bunga porang mulai rebah, kemudian biji ditampung. Selanjutnya biji-biji tersebut kemudian dibelah dan embrio-embrionya dipisahkan. Dibutuhkan waktu 6-7 minggu sejak embrio disemaikan hingga berkecambah. Embrio yang telah berkecambah dipindahkan ke dalam kantong polybag hingga 8 minggu sebelum siap ditanam ke lahan. 9

Gambar 5. Perkecambahan Poliembrioni. A) Biji porang yang baru dipanen, B) Biji porang yang telah matang berwarna merah, C) Biji porang dikeringkan hingga kecoklatan, D) poliembrio dalam 1 biji, E) poliembrio yang telah dipisahkan, F) Embrio yang telah disemai hingga bertunas 10

Tata cara penyiapan bibit dari bulbil/katak 1) Ambil bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua (seleksi/pilih bulbil yang sehat). 2) Bulbil yang telah dipilih dikumpulkan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas yang kemudian ditanam (tanaman porang yang cukup besar dan tua dapat menghasilkan bulbil ±40/pohon). Budidaya dengan dari kultur jaringan (in vitro) Kultur jaringan (in vitro) merupakan metode mengisolasi bagian tanaman yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik (tidak ada patogen), sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Berikut adalah tahapannya: 1) Eksplan (jaringan tanaman yang diambil untuk diperbanyak) yang telah dipisahkan dengan biji ditanam pada media MS (Murashige-Skoog) dengan penambahan BAP (Benzyl Amino Purine) dan IBA (Indole Butyric Acid). 2) Terbentuk kalus (hasil pembelahan sel dari jaringan esplan) yang terjadi dalam 3 tahap, yaitu: 1. Induksi sel sel siap melakukan pembelahan 11

2. Pembelahan sel lebih aktif membelah dan mengalami peningkatan ukuran sel 3. Diferensiasi sel melebar dan membelah hingga tercapai keseimbangan antara pembelahan dan pelebaran sel. 3) Dilakukan aklimatisasi (upaya penyesuaian fisiologis/adaptasi tanaman pada suatu lingkungan yang baru) dalam seedbed/bedengan. 4) Terbentuk porang siap tanam. Gambar 6. Tahapan budidaya kultur jaringan 12

Penanaman porang Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut: 1. Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas. 2. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan. 3. Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ±3 cm. Pemeliharaan tanaman porang Tanaman porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara: Penyiangan o Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara. o Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. 13

o Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos. Pemupukan Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP 36,5 g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang. Pengamanan pohon pelindung Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang dapat tumbuh dengan baik. PERTUMBUHAN DAN MASA PANEN TANAMAN PORANG Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa 14

istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati. Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April Juli (masa dorma). Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Rata-rata produksi umbi porang berkisar 10 ton per hektar. PENGOLAHAN Setelah dipanen, umbi porang dibersihkan dari kotoran berupa tanah dan akar yang menempel. Setelah itu, untuk memperpanjang umur simpan umbi porang, maka dapat dilakukan pengolahan dengan menjadikan umbi porang sebagai chip porang ataupun dapat dijadikan tepung porang. Pembuatan chip porang 1. Umbi porang dibersihkan dari kotoran. 2. Umbi dikupas dan dicuci dengan air bersih. 3. Diiris dengan ketebalan ±5 cm. 4. Dijemur dibawah terik matahari hingga benar-benar kering (±5 hari). Porang harus benar-benar kering untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang. 15

Gambar 7. Chip porang Pembuatan tepung porang 1. Chip porang yang telah kering dimasukkan dalam disc mill (mesin penepung). 2. Setelah keluar dari disc mill, tepung porang dihaluskan menggunakan ball mill (mesin penepung). 3. Tepung porang difraksinasi (pemisahan senyawa berdasarkan berat jenis. Pada tahap ini, kalsium oksalat dan zat pengotor yang lain akan dibuang dengan cara dihembuskan). 16

4. Dilakukan pencucian dengan etanol. Tahap ini bertujuan untuk meminimalisir kandungan kalsium oksalat (dapat menyebabkan gatal pada kulit dan mengendap di ginjal serta merusak hati) dan zat-zat pengotor pada tepung porang sehingga yang tersisa sebagian besar adalah glukomanan. 5. Didapatkan tepung porang murni. Gambar 8. Tepung porang kasar 17

Tepung porang yang telah dimurnikan dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi dan makanan. Hal ini dikarenakan tepung porang mempunyai glukomanan yang baik bagi kesehatan. Contoh penggunaan tepung glukomanan antara lain: Mie jepang (shirataki) Bahan campuran pembuatan mie instan Tahu jepang (konyaku) Pembuat daging bagi vegetarian Penguat kertas Bahan pengikat rasa pada bumbu penyedap Bahan lem Edible film Perekat tablet Pembungkus kapsul 18

ANALISA FINANSIAL Dalam hitungan normal, 100 pohon porang bisa menghasilkan Rp 500.000,00 625.000,00/ 100 pohon dengan perhitungan sebagai berikut: = 2,5 kg/umbi/pohon X 100 pohon = 250 kg umbi X Rp 2,500/kg = Rp 500.000,00 625.000,00/100 pohon Untuk luasan 1 Ha bisa ditanam sebanyak 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton/ha, yakni dengan penghitungan 6.000 x 4 kg. Jika 1 Ha bisa menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp 2.500/kg, kurang lebih bisa menghasilkan Rp 60.000.000/Ha. Pengolahan umbi porang menjadi chip ataupun tepung dapat memberikan nilai tambah. Jika umbi porang dihargai sebesar Rp 2.500,00/kg, maka chip porang dihargai sekitar Rp 27.000,00/kg, dan harga tepung porang dapat mencapai Rp 250.000,00/kg. 19