yahoo.com,

dokumen-dokumen yang mirip
Nofrozawati 1, Farida F 2, Nurharmi 1. Nofrozawati

Abstract. Keywords: method discovery, science, learning outcomes

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SDN 09 GUNUNG TULEH

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN

Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING DI SD NEGERI 05 SURAU GADANG SITEBA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PLANTED QUESTIONS DI SDN 01 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

MAKE-UP OF RESULT LEARN STUDENT AT STUDY OF IPA THROUGH METHOD OF QUESTIONS STUDENT HAVE IN CLASS OF V SDN 04 LEMBAH MELINTANG PASAMAN BARAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II PADA TEMA LIMA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 03 KOTO BALINGKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN DI SD NEGERI 27 SUNGAI LIMAU

Meningkatkan Motivasi Belajar Pembelajaran Untuk Siswa Kelas V SD Negeri 04 Pasar Pandan Air (PPA) Mati Solok Melalui Metode Inquiry

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE GENERATIVE LEARNING DI SD NEGERI 10 TALANG SOLOK

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI SDN 02 TARUNG TARUNG KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: CICILIA CIKITA ABSES NPM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: RAJU IKHBAISYAH NPM :

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PREDICTION GUIDE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU DI SDN 20 PASAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

ARIE WANGI CHANDRA NPM.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh FITRIANI NPM

,, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas BungHatta

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: RAHMA DONA NPM

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE PREDICTION GUIDE DI SD NEGERI 13 BUKIT KACIAK

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS V SD NEGERI 16 LUBUK ALUNG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIAVISUAL DI KELAS V SDN 11 BANCAH KECAMATAN KPGD KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE QUESTIONS STUDENT HAVE DI KELAS V SDN 04 LEMBAH MELINTANG PASAMAN BARAT

Kewords: process skill approach, activities, learning process

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD NEGERI 06 SARIAK ALAHAN TIGO KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS Va DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN STRATEGI PEER LESSONS DI SD NEGERI 04 BARIANG RAO-RAO

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Elia 1, Farida. F 1,Wirnita Eska 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Bung Hatta

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

IMPROVEMENT OF STUDENT LEARNING THROUGH ON LEARNING METHOD IPA DEMONSTRATION IN CLASS VIa SD STATE 01 KOTO BALINGKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL MODELLING THE WAY

DI SD NEGERI 07 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Keyword : activity, result of learning, activity reading directed ( DRA)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIK MELALUI MODEL KOOPERATIFTEKNIKBERTUKAR PASANGAN DI SDN 26 PADANG TAE

Takbir Frantika ¹, Syofiani 2, Rahma Shislina ¹. Universitas Bung Hatta Abstrak

OLEH: RIANDA MUFIWAN NPM:

The Faculty of Occupation Bung Hatta University ABSTRACT

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR DI SDLB NEGERI LINGGO SARI BAGANTI

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI METODE PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 16 PASAMAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SDN 34 KOTO RAWANG PESISIR SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN STRATEGI PREDICTION GUIDE

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI METODE BERMAIN JAWABAN DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 10 KOTO JUA KECAMATAN BAYANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE DI KELAS V SDN 04 KAYU MANANG SURIAN KABUPATEN SOLOK

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 17 SUNGAI CANGKAR KECAMATAN SUNGAI PAGUKABUPATEN SOLOK SELATAN Yulni Helmawati 1, Wince Hendri 2, Wirnita Eska 1 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Bung Hatta E-mail: Yulnihelmawati @ yahoo.com, 2 Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Padang MAKE UP OF RESULT LEARN STUDENT IN STUDY OF IPA BY USING METHOD DICOVERY IN CLASS 5 SD COUNTRY 17 SUNGAI CANGKAR DISTRICT OF PAGU RIVER OF SOUTH SOLOK REGENCY Yulni Helmawati ABSTRACT This research of background of fact in elementary school that student find difficulties in study of IPA. Because teacher still not yet in fact used approach of study of IPA in course of study, but still there are division of study eye separately is such as those which executed by in high class. Besides caused by teacher still use study method having the character of confencion. Formula of is problem of this research how make-up of result learn student by using discovery method. Research is penelititan of class action where researcher do colaboration with coleage as obseveser. Scheme of research use discovery method. This research subjec is class student 5 SDN 17 Sungai Cangkar. Result of this research can be concluded as berikut: from result of test I which have in the reality mount the understanding of student to items mount. From average value result of learning IPA by using method discovery at cycle 1 and cycle 2 experiencing of improvement. Complete of cycle 1 is mean result of learning 67,72, afective 70,63%, Psicomotor 74,5% and cycle 2 is flatten result learn 80,09, afektive 82%, and psicomotor 80,81%. Assessment of teacher aspect, and assessment of student aspect of siklus1 82% and 76%. Cycle 2 92% and 92%. Can be concluded that study of IPA by using discovery method can improve result learn class student 5 SDN 17 Sungai Cangkar District Of River of Pagu Sub-Province of Solok South. Key words:discovery,ipa, course of study A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat membantu peserta didik dalam memperoleh pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan potensi dirinya secara ilmiah. IPA membantu penguasaan siswa/peserta didik 1 terhadap pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tentang alam yang ada di sekitar mereka. Menurut Depdiknas (2006:484), menyatakan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

sikap ilmiah. Hal senada juga dijelaskan oleh Mariana (2009:23) yang mendefinisikan "IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dirumuskan secara umum, ditandai oleh penggunaan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah Seorang guru yang memiliki kompetensi, khususnya di bidang IPA diharapkan akan mampu menciptakan suasana belajar yang efektif, untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Sardiman (2008:135) mengemukakan bahwa "guru merupakan tenaga professional di bidang pendidikan dalam kaitannya dengan accountability". Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kualifikasi kemampuan dalam pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan, serta sikap yang lebih mantap dan memadai dalam upaya menciptakan aktivitas penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah serta prestasi belajar siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti di SDN 17 Sungai Cangakr dalam kaitannya dengan mengaktifkan siswa, guru masih menjadi unsur dominan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, guru masih memakai metode ceramah dan tanya jawab. Dari pelaksanaan proses pembelajaran tersebut di atas mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran sehinga hasil belajar siswa menjadi rendah. Berdasarkan paparan permasalahan di atas, peneliti mengatasi masalah pembelajaran IPA di kelas V SDN 17 Sungai Cangkar dengan penggunaan metode discovery, dalam proses pembelajaran. Metode discovery adalah cara penyajian pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses mental dalam penemuannya terhadap suatu materi, sehingga memperoleh pengalaman langsung dari hasil proses pembelajaran. a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan tentang alam berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Menurut Depdiknas (2006:484) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Fisher (dalam Muhammad, 1987:4) menyatakan IPA adalah Suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. b. Metode Discovery 2

Metode Discovery merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA. Dalam penggunaan metode ini siswa dibimbing oleh guru dalam menemukan konsep pembelajaran dengan cara: mengamati, menggolongkan, menduga, menjelaskan dan mengambil kesimpulan. Pernyataan tersebut sejalan dengan Mulyasa (2008:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Dengan arti kata, pembelajaran dengan metode discovery lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar. Pernyataan tersebut sejalan dengan Mulyasa (2008:110) mengemukakan Pemecahan masalah melalui metode discovery akan mengembangkan kecakapan siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi siswa. Menurut Sun (dalam Subroto, 2002:193), berpendapat bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau suatu prinsip. Dalam hal ini proses mental berupa: mengamati, menggolonggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Langkah-langkah metode discovery yang penulis pakai adalah menurut pendapat Rohani (dalam Rahardian 2010:1) bahwa langkah-langkah dalam melaksanakan metode discovery adalah merumuskan masalah, memancing hipotesa, membentuk kelompok, melakukan kegiatan penemuan, melaporkan kegiatan penemuan, menarik kesimpulan dan melakukan evaluasi. Banyak ahli mengemukakan tentang langkah-langkah pelaksanaan metode discovery seperti menurut Sund (dalam Rahardian 2010:2) adalah sebagai berikut: (a) Mengemukakan problem yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan. (b). Membuat kelompok diskusi, dan pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan problema yang telah ditetapkan. (c). Memberikan hipotesa. (d). Melakukan pengumpulan data melalui percobaan. e) Menganalisis data hasil temuan. (f) Memberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya. (g) Melakukan pembahasan hasil penemuan. (h) Melakukan tindak lanjut. Menurut Sagala (2008:197) ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pendekatan discovery yakni: (1) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa. (2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih kenal dengan istilah hipotesis. (3) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis. (4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, (5) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. 3

Penilaian proses pada pembelajaran IPA dengan metode discovery dilakukan melalui beberapa aspek yaitu: Keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, keterampilan siswa merumuskan hipotesis, membentuk kelompok keterampilan siswa untuk melakukan penemuan, dan keterampilan siswa merumuskan kesimpulan dari pemecahan masalah. Karena pembelajaran IPA dengan metode discovery ini dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok, maka penilaian juga dilakukan terhadap keaktifan siswa, kemampuan bekerja sama, cara menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat teman dalam berdiskusi. c. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam pendidikan. Secara umum, belajar dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2006:25) Hasil belajar adalah sesuatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan menurut Hernawan dkk (2008:2.76) Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan menurut Bloom (dalam Harun 2007:13) menyatakan bahwa, Hasil belajar mencakup peringkat dan prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Karakteristik manusia meliputi cara berfikir, berbuat dan perasaan. Cara berpikir menyangkut ranah kognitif, cara berbuat menyangkut ranah psikomotor sedangkan perasaan menyangkut ranah afektif. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 17 Sungai Cangkar Kecamatan Sungai Pagu dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery. Berdasarkan hal di atas maka peliti melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Discovery di Kelas V SDN 17 Sungai Cangkar Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. B. METODE PENELITIAN Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wardani (2008:1.4) menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sejalan dengan hal ini 4

Arikunto dkk (2009:3) mengemukakan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan model siklus yang dijelaskan oleh Arikunto (2009:16). Peneliti melaksanakan penelitian ini bersiklus, yaitu siklus I sampai siklus II. Setiap siklus diadakan 2 kali pertemuan dan setiap akhir pertemuan dilaksanakan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Sumber data Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari beberapa sumber yakni : siswa, peneliti, dan teman sejawat sebagai observer. 1. Siswa 2. Guru 3. Observer Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan melalui 4 tahap yaitu : a. Tahap Perencanaan b. Tahap Pelaksanaan c. Tahap Pengamatan d. Tahap Refleksi Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan: 1. Hasil tes, dan 2. Observasi yang akan diuraikan sebagai berikut: a. Tes Tes digunakan untuk memperkuat data observer yang terjadi di dalam kelas, terutama pada bagian penguasaan materi pembelajaran di kelas tentang gaya magnet dengan menggunakan metode discovery. b. Observasi Observasi berupa paparan tentang data pengamatan terhadap peneliti maupun siswa selama proses berlangsung pembelajaran, unsur-unsur yang diamati dalam pelaksanaan tertera pada lembaran observasi. Alat Pengumpulan Data a. Lembar Tes Lembar tes digunakan untuk melihat sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran. b. Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Bagi Guru Menggambarkan kegiatan guru dalam proses pembelajaran mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan. c. Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Bagi Siswa Menggambarkan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran 5

mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Hasil Siklus I pelaksanaan tindakan dilakukan secara bersamaan. Pengamatan dilakukan oleh pengamat yaitu teman sejawat sebagai observer mulai dari proses pembelajaran berlangsung sampai selesai. Adapun aspek yang diamati oleh observer adalah (1) Pelaksanaan proses pembelajaran aspek guru (2) Pelaksanaan proses pembelajaran aspek siswa dengan mengisi instrument yang telah disediakan. a) Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek Guru Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas peneliti dalam kegiatan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1: Hasil Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek Guru pada Siklus I Jumlah Skor Persentase 1 28 78% 2 31 86% Rata-rata 82% Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa persentase rata-rata dari hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran dari aspek guru pada siklus I adalah 82%, hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran di siklus I, berdasarkan hasil pengamatan termasuk dalam kategori baik. b) Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek Siswa Pada kegiatan pembelajaran siklus I, siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2: Hasil Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek Siswa pada Siklus I Jumlah Skor Persentase 1 26 72% 2 29 80% Rata-rata 76% Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa persentase rata-rata dari hasil pengamatan proses pelaksanaan pembelajaran aspek siswa pada siklus I adalah 76 % termasuk dalam kategori cukup. a) Hasil Belajar Siswa pada Siklus I 1) Aspek Kognitif Setelah diadakan tes pada tiap akhir pertemuan di siklus I, guru menghitung nilai siswa. Berikut ini adalah hasil belajar kognitif siswa pada siklus I. Tabel 3: Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Siklus I Ketuntasan Belajar (KKM 65) Ratarata Hasil Belajar Tuntas Belum Tuntas 1 63 6 5 2 72 8 3 Rata-rata 67 6

Jadirata-rata hasil belajar kognitif siklus I adalah 67. Dari dua kali pertemuan keberhasilan siswa dalam aspek kognitif siklus I masih berada dibawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75%.Hal ini desebabkan oleh banyaknya siswa yang kurang memahami materi pembelajaran karena dalam proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. 2) Aspek Afektif Keberhasilan siswa dalam aspek afektif dalam pembelajaran selama siklus I dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4: Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa pada Siklus I Persentase Kategori 1 67% Kurang 2 74% Cukup Rata-rata 70% Cukup Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari dua kali pertemuan, keberhasilan siswa dalam aspek afektif siklus I memperoleh rata-rata 71% dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya siswa yang kurang aktif dalam belajar, keseriusan kurang, dan kerjasama antara siswa kurang terlaksana dengan baik. 3) Aspek Psikomotor Keberhasilan siswa dalam aspek afektif dalam pembelajaran selama siklus I dapat dilihat dalam tabel 5. Tabel 5: Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I Persentase Kategori 1 72% Cukup 2 77% Cukup Rata-rata 74% Cukup Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa dari dua kali pertemuan, keberhasilan siswa dalam aspek psikomotor siklus I memperoleh rata-rata 74% dalam kategori cukup. Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan refleksi antara peneliti dengan observer, ditemukan beberapa kekurangan pada siklus I antara lain sebagai berikut: 1. Pada saat melakukan percobaan tentang kekuatan gaya magnet, siswa banyak yang tidak serius atau bermain-main dan kerjasama antara anggota kelompok belum terjalin dengan baik, untuk itu perlu perhatian dan bimbingan dengan baik. 2. Pada saat persentasi kelompok ke depan kelas, tidak satu pun kelompok yang menanggapinya. Hal ini disebabkan karena siswa masih malumalu dan ragu akan diejek dan ditertawakan. 3. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada saat belajar kelompok selesai, tetapi guru langsung saja menuntun siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Menurut hasil pengamatan dan analisa permasalahan yang timbul pada 7

pembelajaran siklus I, maka pembelajaran dilanjutkan pada siklus II dengan meperbaiki tindakan pada proses pembelajaran dan memperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Sebaiknya dalam melakukan percobaan guru membimbing kelompok. 2. Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif bertanya dan berani mengeluarkan pendapatnya. 3. Guru lebih memotivasi siswa untuk mau dan berani menanggapi laporan kerja kelompok dari temannya. 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dipelajarai sebelum menyimpulkan pembelajaran. Siklus II Pelaksanaan tindakan dilakukan secara bersamaan. Pengamatan dilakukan oleh pengamat yaitu teman sejawat sebagai observer mulai dari proses pembelajaran berlangsung sampai selesai. Adapun aspek yang diamati oleh observer adalah (1) Pelaksanaan proses pembelajaran aspek guru (2) Pelaksanaan proses pembelajaran aspek siswa dengan mengisi instrument yang telah disediakan. (a) Pelaksanaan proses pembelajaran aspek guru Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran siklus II dapat dilihat dalam Tabel 7. Tabel 7: Hasil Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek Guru pada Siklus II Jumlah Skor Persentase 1 33 91% 2 34 94% Rata-rata 92% Jadi rata-rata keberhasilan pelaksanaan pembelajaran aspek guru pada siklus II adalah 92% kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran di siklus II, berdasarkan hasil pengamatan termasuk dalam kategori sangat baik. (b) Pelaksanaan pembelajaran aspek siswa Pada kegiatan pembelajaran siklus II, siswa terlihat sudah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8: Hasil Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek Siswa pada Siklus II Jumlah Skor Persentase 1 33 91% 2 34 94% Rata-rata 92% Jadi rata-rata keberhasilan pelaksanaan pembelajarn aspek siswa pada siklus II adalah 92%. Hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di siklus II termasuk dalam kategori sangat baik. Di samping itu guru telah maksimal 8

membimbing siswa dalam proses pembelajaran. (c) Hasil Belajar Siswa pada Siklus II (1) Aspek Kognitif Keberhasilan siswa dilihat dari tes yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 : Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Siklus II Ratarata Ketuntasan Belajar (KKM 65) Hasil Belum Tuntas Belajar Tuntas 1 80 9 2 2 82 10 1 Rata-rata 81 Jadi rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 81. Dari dua kali pertemuan keberhasilan siswa dalam aspek kognitif siklus II sudah berada di atas indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75%. (2) Aspek Afektif Keberhasilan siswa pada aspek afektif dalam proses pembelajaran selama siklus II dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10: Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa pada Siklus II Persentase Kategori 1 79% Cukup 2 85% Baik Rata-rata 82% Baik Jadi rata-rata penilaian afektif pada siklus II adalah 82% berada pada taraf keberhasilan baik. Hal ini membuktikan bahawa telah terjadi peningkatan hasil belajar afektif siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran. (3) Aspek Psikomotor Keberhasilan siswa dalam aspek psikomotor pembelajaran selama siklus II dapat dilihat dalam tabel 11. Tabel 11: Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus II Persentase Kategori 1 81% Baik 2 86% Baik Rata-rata 83% Baik Berdasarkan paparan data tersebut, dapat diperoleh gambaran bahwa rata-rata penilaian psikomotor pada siklus II adalah 83% dalam kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan percobaan dan diskusi kelompok, sebahagian besar siswa telah berpartisipasi dengan baik dan telah terjadi peningkatan psikomotornya.. Refleksi Tindakan Siklus II Dilihat dari data persentase aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran pada siklus II ini telah mengalami peningkatan dengan hasil pada kategori sudah baik. Begitu juga dari hasil belajar siwa telah berada di atas indikator keberhasilan penelitian. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode discovery pada siklus II telah mengalami peningkatan dan mendekati tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu diputuskan untuk tidak melnjutkan penelitian pada 9

siklus berikutnya, dengan demikian penelitian sudah selesai di siklus II. B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aspek Guru Dari aspek guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA di kelas V SDN 17 Sungai Cangkar dengan metode discovery pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12: Penilaian Aspek Guru dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Siklus I II 1 78% 91% 2 86% 94% Peresentase 82 % 92% Dari Tabel 12, dapat dilihat aspek guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dalam siklus II pelaksanaan pembelajaran aspek guru sudah terlaksana dengan baik. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Aspek Siswa Pelaksanaan pembelajaran aspek siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13: Penilaian Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Siklus I II 1 72% 91% 2 80% 96% Peresentase 76% 92% Dari Tabel 13, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang berarti dari siklus I ke siklus II, dimana dari persentase pelaksanaan pembelajaran aspek siswa siklus I yaitu 76% meningkat menjadi 92% pada siklus II. Hal ini disebabkan karena pada proses pembelajaran pada siklus II siswa telah memahami dan melaksanakan langkah-langkah metode discovery dengan lebih baik. 3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA 1) Aspek Kognitif Pelaksanaan pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II telah mengikuti langakah-langkah metode discovery dan telah di akhiri dengan pelaksanaan tes ditiap pertemuan pada masing-masing siklus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14: Hasil Belajar Kognitif pada Siklus I dan Siklus II Siklus I II Rata-rata Hasil Rata-rata Hasil Belajar Belajar 1 64 80 2 72 82 Rata-rata 68 81 Dari Tabel 14, dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar 68 dan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu besar sama dengan 75%. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar 81 dan telah berada di atas KKM yang ditetapakan dan memenuhi indikator keberhasilan penelitian. 2) Aspek Afektif 10

Hasil belajar dari aspek afektif pada pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 : Hasil Belajar Afektif pada Siklus I dan Siklus II Siklus I II 1 67% 79% 2 74% 85% Peresentase 69% 82% Dari Tabel 15, dapat dilihat penilaian afektif siswa pada siklus I dan siklus II. Siklus I persentase yang diperoleh sebesar 69% dan masih dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena keseriusan, keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran belum terlaksana dengan baik. Sedangkan pada siklus II persentase yang diperoleh adalah 82% dan berada dalam kategori baik. 3) Aspek Psikomotor Hasil belajar dari aspek psikomotor pada pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16: Hasil Belajar Psikomotor pada Siklus I dan Siklus II Siklus I II 1 72% 81% 2 77% 86% Peresentase 74% 83% Dari Tabel 16, dapat dilihat penilaian psikomotor siswa pada siklus I dan siklus II. Siklus I persentase yang diperoleh sebesar 74% dan masih dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena dalam penggunaan alat, ketepatan penggunaan alat dalam percobaan belum sesuai dengan yang diharapkan. Begitu juga dalam pelaksanaan diskusi dan membuat kesimpulan, siswa belum bisa melaksanakan secara maksimal. Sedangkan pada siklus II persentase yang diperoleh adalah 83% dan berada dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa telah melakukan percobaan dengan memanfaatkan peralatan yang ada dengan baik dan telah mampu membuat kesimpulan dengan baik. D. KESIMPULAN Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar 68 pada siklus I belum dianggap tuntas, karena masih banyak siswa yang belum tuntas dengan nilai di atas KKM yang ditetapkan, penelitian itu dilanjutkan pada siklus II. Ternyata pelaksanaan tindakan siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar 81, hal ini merupakan bukti pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di SDN 17 Sungai Cangkar telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Di sampaing itu pelaksanaan proses pembelajaran aspek siswa dan guru dalam proses pembelajaran juga telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sehingga memperoleh penilaian dalam kategori baik. 11

Menurut hasil temuan penelitian penggunaan metode discovery dalam pembelajaran IPA materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 17 Sungai Cangkar, maka ditemukan saran sebagai berikut : 1. Hendaknya dapat menerapkan metode discovery dalam pembelajaran IPA lebih baik lagi dan menerapkan dalam pembelajaran lainnya sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti juga hendaknya dapat membuat rancangan pembelajaran IPA sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai dengan metode discovery. 2. Untuk kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi kepada guru kelas agar lebih banyak lagi menggunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran. 3. Agar guru menggunakan metode discovery dan metode lain yang bervariasi dalam proses pembelajaran, supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. BNSP. 2007. KTSP Model Silabus Kelas V Nasional Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP Margaretta. 2006. Konsep Dasar IPA. Bandung UPI Press Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Harianto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga Hermawan, Asep Herry dkk. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. I.G.A.K Wardani, dan Kuswaya Wihardit. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka Mahyudin, Ritawati. 2008. Hand Oud Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Padang: FIP UNP Mariana dan Wandi Praginda. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Jakarta: PPPPTKIPA Mulyasa. 2008. Menjadi Guru profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenankan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan makna Pembelajaran. Alfabet. Subroto, Suryo. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta 12

13