Wajah Buruk Pengelolaan Keuangan Saatnya PEMDA Harus Berbenah Potensi Korupsi Rp. 536.7 Milyar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu intrumen penting sebagai penunjang pembangunan daerah. Semangat otonomi pengelolaan keuangan kepada pemerintah daerah tentu diharapkan mampu memberikan wajah baru bagaimana uang Negara dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UU Dasar 1945 dan UU nomor 17 tahun 2003 tentang pengelolaan keuangan Negara. Namun, alih-alih menjadi instrument kesejahteraan rakyat, APBD selain tersandra oleh beban kerja birokrasi, berbagai upaya yang mengakibatkan kerugian keuangan Negara juga terus memperburuk wajah pengelolaan keuangan Negara. Otonomi pengelolaan keuangan daerah, seyogyanya memberikan ruang besar pemerintah daerah untuk berkompetisi mengelola sebaik-baiknya uang rakyat dan untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, yang terjadi justru kompetisi boros anggaran serta kompetisi dalam upaya a penggelapan uang Negara dengan berbagai modus. Provinsi Riau dengan sumber daya alamnya, mempu memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan keuangan pemerintah daerah, baik yang dikelola pusat dan dibagi hasilkan ke daerah maupun yang langsung dikelola oleh daerah sehingga menjadi PAD. Secara umum APBD se Provinsi Riau kurun tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Namun, peningkatan jumlah APBD juga berakibat semakin banyaknya termuan kesalahan pengelolaan keuangan yang berpotensi terjadinya kerugian uang Negara. Data yang dimiliki Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau, berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI tahun anggaran 2011 se Provinsi Riau ditemukan sebanyak 139 kasus pengelolaan keuangan yang melanggar peraturan perundang-undangan, dengan potensi kerugian negara sebesar Rp. 536.775.011.641,30,-.. Potensi kerugian Negara tersebut tentunya dilakukan dengan bebagai modus. Tahun anggaran 2011, Provinsi Riau secara rangking dengan peringkat paling tinggi nilai potensi kerugian Negara adalah Kabupaten Bengkalis dengan potensi kerugian Negara sebesar Rp. 253,5 Miliyar dengan 9 kasus. Selanjutnya Provinsi Riau potensi kerugian sebesar Rp. 91,4 Miliyar dengan 38 kasus. Selanjutnya kabupaten Kampar dengan 8 kasus potensi kerugian Negara sebesar Rp. 43,5 Miliyar. Selengkapnya lihat table berikut ini:
Grafik: Potensi Kerugian Negara dari Riau No 1 Daerah Provinsi Riau Potensi Kerugian 91.462.256.069,28 Kasus 38 2 Bengkalis 253.572.117.492,09 9 3 Kota Pekanbaru 5.384.824.828,00 7 4 Kabupaten Siak 43.125.274.695,32 14 5 Indragiri Hulu 23.299.254.881,61 20 6 Kuansing 16.704.638.653,00 20 7 Dumai 7.855.253.901,00 4 8 Kampar 43.551.344.088,00 8 9 Pelalawan 12.581.416.720,00 8 10 Rokan Hilir 16.511.610.841,00 14 11 Rokan Hulu 22.768.419.472,00 5 Total 536.775.011.641,30 139 Sumber : FITRA Riau Diolah Dari LHP BPK RI atas LKPD T/A 2011 Potret buruk pengelolaan keuangan daerah Provinsi tahun 2011 yang berpotensi merugikan keuangan Negara tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 LHP BPK RI untuk pemerintah provinsi Riau terdapat 27 kasus dengan potensi kerugian Negara sebesar Rp. 57.456.000.000,-. Hal itu membuktikan bahwa semakin meningkatnya pendapatan dan belanja daerah justru berdampak semakin meningkatnya potensi korupsi uang rakyat hal itu dibuktikan dengan temuan tahun 2011 meningkat lebih dari 60% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu juga terjadi di kabupaten / kota se provinsi Riau. Dengan demikian, bahwa semangat reformasi birokrasi dengan tujuan good governance dan clean governance,, masih sebatas symbol dan jargon jargon politik semata, sedangkan implementasinya NOL. Jika ditelusuri lebih lanjut, berdasarkan LHP BPK RI yang terdapat item item temuan yang kerap terjadi setiap tahunnya. Seperti bantuan penyelewengan bantuan keuangan (Bansos dan Hibah), anggaran untuk birokrasi (Pakaian Dinas, Perjalanan Fiktif, dll), serta proses pengadaan barang dan jasa, serta asset Negara yang tidak dapat diidentifikasi keberadaanya. Temuan tersebut tentu bukanlah audit yang dilakukan secara konferehensif. Pengembosan uang Negara yang berkdeok kegiatan-kegiatan mungkin bisa saja terjadi. Namun lagi lagi BPK RI hanya mengaudit yang terkait dengan administrasi dan hanya memeberikan rekomendasi terhadap temuan-temuan. Hibah dan Bansos Menjadi Ladang Kerugian uang Negara berdasarkan LHP BPK RI atas LKPD tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 536.775.011.641,30.. Dari angka tersebut, 62% (enam puluh dua persen) atau sebesar Rp. 335.461.056.541,- pengembosan anggaran berasal dari realisasi anggaran bantuan keuangan, baik bantuan hibah maupun bantuan sosial. Wajah buruk pengelolaan keuangan daerah yang disalurkan
melalui bantuan social dan bantuan hibah kepada organisasi i masyarakat dan lain- lain sesuai dengan peraturan peundang-undangan undangan hamper terjadi disetiap kabupaten dan kota tidak ketinggalan tahun 2011 itu juga terjadi di Provinsi Riau. Potensi kerugian Negara dari bantuan keuangan terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan kerugian Negara sebesar Rp. 231.307.505.141,-.. Selanjutnya kabupaten Kampar sebesar Rp. 38. 311.872.750,- dan potensi penyelewengan anggaran bantuan social dan hibah terbesar ke tiga yaitu Kabupaten Siak sebesar Rp. 38.020.504.000,-. Selengkapnya lihat tabel berikut ini: Potensi Kerugian Negara dari Hibah dan Bantuan Sosial Daerah Potensi Kerugian Negara Provinsi Riau Kota Pekanbaru Rp Rp 220,000,000.00 961,000,000.00 Bengkalis Rp 231,307,505,141.00 Siak Indragiri Hulu Kuansing Dumai Kampar Pelalawan Rokan Hilir Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 38,020,504,000.00 5,506,375,000.00 7,130,956,660.00 1,025,000,000.00 38,311,872,750.00 1,651,500,000.00 11,326,342,990.00 Total Rp 335,461,056,541.00 Sumber : FITRA RIAU di olah dari LHP BPK RI Atas LKPD TA 2011
Provinsi Riau : 38 Kasus : Rp. 91.462.256.069,28 No Kasus 1 Kelebihan pembayaran Honorarium 2 Perjalanan Dinas Luar Daerah tidak sesuai senyatanya 3 Perjalanan Dinas yang Waktu Pelaksanaannya Bersamaan Dengan Kegiatan Lain dan Tidak Dilakukan Sesuai SPT 4 Kelebihan Pembayaran Belanja Jasa Publikasi 5 Memboroskan Keuangan Daerah 6 Pemberian Biaya Peliputan Kepada Wartawan dan Memboroskan Keuangan Daerah Belanja Dokumentasi Untuk Kegiatan Peliputan Kegiatan Pemerintah Se-Provinsi Riau tidak ada bukti yang 7 memadai Realisasi Anggaran Belanja Untuk Fasilitasi Rapat Kerja Nasional Asosiasi 8 Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tidak tepat sasaran 9 Belanja Makanan dan Minuman Tidak Mempunyai Dasar Hukum Pemberian Uang Transport kepada Tamu-Tamu Pimpinan dan Anggota DPRD 10 Provinsi Riau tidak sesuai ketentuan Terdapat Pemborosan Pengadaan Pakaian Dinas Sejumlah SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau TA 11 2011 12 Barang Hasil Pengadaan Peralatan/Perlengkapan Olahraga Tidak Dapat Diidentifikasi Pembayaran Atas Pekerjaan Yang Tidak Dilaksanakan Pada Pengadaan Peralatan Venues dan Peralatan Tanding 39 13 Cabang Olahraga PON XVIII Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Pengadaan Kelengkapan Olahraga Kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XI Berindikasi 14 Merugikan Keuangan Daerah Pengeluaran Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XI Tahun 2011 15 Tidak Didukung Dengan Bukti Pertanggungjawaban Yang Memadai Terdapat Kelebihan Pembayaran Tiga Item Pekerjaan Pengembangan Dan Penataan Kawasan Danau Kebun Nopi 16 Kabupaten Kuantan Singingi Yang Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Penambahan Nilai Kontrak Pembangunan Tugu Depan Kantor Gubernur Riau 17 Tidak Layak Dibayarkan Senilai Pelaku Potensi Kerugian 8 SKPD 755.701.800,00 19 SKPD 1.030.399.600,00 Sekretariat Daerah 37.226.800,00 Sekretariat DPRD & Sekda 14.500.000,00 Sekretariat DPRD & Sekda 619.446.000,00 Sekretariat DPRD 184.600.000,00 Biro Hubungan Masyarakat 339.801.000,00 Pemprov riau 134.891.500,00 DPRD 534.000.000,00 DPRD 92.402.600,00 SKPD 3.781.935.875,00 Dispora 21.816.317.600,00 Dispora 16.741.715.108,80 Dispora 1.056.101.123,00 Dispora 505.736.000,00 Dispora 2.005.552.416,00 PU 161.891.000,00
18 Terdapat Item Pekerjaan Pemasangan Wheep Hole Dan Tes Mutu Beton Pada Pembangunan Drainase Stadion Utama Dan Kawasan Sekitarnya Tidak Seharusnya Dibayarkan 19 Keterlambatan Pelaksanaan Rehabilitasi Asrama Mahasiswa Dang Merdu Putra Putri Bogor Belum Dikenakan Denda Keterlambatan Terdapat Perubahan Metode Pemancangan Yang Tidak Sesuai Ketentuan dan 20 Kelebihan Pembayaran Dua Item Pekerjaan Pada Pembangunan Gedung WIP Bandara Sultan SyarifKasim II 21 Hasil Pengadaan Belanja Modal yang Diserahkan Kepada Masyarakat tidak ada ketetapan gubernur 22 Dinas Kesehatan Belum Mencairkan Jaminan Pelaksanaan 23 Denda Keterlambatan Pekerjaan Fisik Pembangunan Rumah Dokter dan Paramedis Puskesmas Lubuk Kandis Kabupaten Indragiri Hulu dan sisa uang muka 24 Kelebihan Pembayaran Pada Tujuh Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan 25 Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Paket Pekerjaan Pembangunan Sisi Udara Bandara Pasir Pengaraian Jaminan Pemeliharaan Yang Belum Dicairkan 26 Kelebihan Pembayaran Pada Lima Paket Pekerjaan Peningkatan, Rehabilitasi Dan Perbaikan Daerah Irigasi 27 Kelebihan Pembayaran Pada Dua Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan di Kabupaten Rokan Hulu 28 Pemantauan Pengembalian Investasi Non Permanen Koperasi Wanita (Gender) Kurang Optimal dan Bunga Pinjaman belum di setor ke kas daerah 28 Dua PNS RSUD Arifin Achmad Yang Mendapat Tugas Belajar Masih Memperoleh Tunjangan Beban Kerja (TBK) 29 Terdapat Kelebihan Pembayaran Tunjangan Fungsional dan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Kepada Dua Orang Pegawai RSUD Arifin Achmad yang Melakukan Tugas Belajar 30 Aturan Pemberian Uang Jasa Jaga di RSUD Arifin Achmad Belum Mengacu Pedoman Penyusunan APBD TA 2011 31 Pengadaan Jasa Sewa Gedung Pada Kegiatan Pawai Budaya Provinsi Riau Berindikasi Merugikan Daerah 32 Terdapat Kelebihan Pembayaran Sewa Mobilitas Darat pada Kegiatan POPNAS XI Provinsi Riau 33 Proses Pengadaan Barang/Jasa Empat Kegiatan Pada BAPPEDA Tidak Sesuai Ketentuan yang Berlaku 34 Terdapat Kelebihan Pembayaran Makan Minum dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Makan Minum serta Kesalahan Klasifikasi Anggaran 35 Bukti Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial Tidak Diyakini Kebenarannya PU 112.816.000,00 PU 32.208.735,00 PU 37.040.000,00 10.557.683.500,00 Dinas kesehatan 43.304.200,00 Dinas kesehatan 179.156.411,60 PU 51.450.606,26 PU 127.747.877,00 PU 593.565.315,83 PU 33.124.037,12 77.220.000,00 99.827.800,00 52.800.000,00 2.058.775.000,00 31.200.000,00 73.450.000,00 571.606.324,00 180.420.000,00 220.000.000,00
36 37 38 Kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) PK) Bandara Tempuling Belum Didukung Bukti Kepemilikan Persediaan Ternak di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan belum dapat di telusur Pertanggungjawaban Belanja pada Sekretariat DPRD Belum Diverifikasi Jumlah 4.462.260.000,00 Dinas Peternakan 1.014.896.666,67 Sekretariat DPRD 21.039.485.173,00 91.462.256.069,28 Kota Pekanbaru : 7 Kasus : 5,384,824,828,00 No. Kasus 1 sisa SP2D UP/GU/TU TA 2011 terlambat di seetor 2 Piutang penjualan kendaraan dinas tahun 2005 yang belum dilunasi Pembayaran honorarium tim/panitia, PPTK, staf PPTK serta pengadaan barang dan jasa tidak sesuai 3 standar harga mantan anggota dan pimpinan DPRD Kota Pekanbaru priode 2004-2009 belum mengembalikan 4 tunjangan komunikasi insentif dan dana operasional 5 Biaya perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai senyatanya kegiatan penyebarluaskan informasi penyelenggara pemerintah daerah pada beberapa media massa 6 memboroskan keuangan daerah pemberian bansos kepada ormas TA 2011 belum sepenuhnya didukung dengan bukti kejelasan identitas 7 penerima/ pemberian fiktif Jumlah Pelaku Potensi Kerugian 1.914.616.328,00 39.240.000,00 Dinas PU 37.745.000,00 DPRD Kota PKU 913.676.000,00 3 SKPD 283.447.500,00 1.235.100.000,00 961.000.000,00 5.384.824.828, 00
Kabupaten Bengkalis : 9 Kasus : Rp. 253.572.117.492,09 No Kasus 1 Sisa Uang Persediaan TA 2010 dan TA 2011 Belum Disetor Ke Kas Daerah 2 Penggunaan Langsung Dana Klaim Askes PNS pada RSUD Bengkalis Tidak Sesuai Ketentuan 3 Terdapat Perjalanan Dinas yang Tidak Patut Dibayarkan 4 Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Bantuan Belum Disampaikan Oleh Penerima Bantuan 5 Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Hibah Belum Disampaikan Oleh Penerima Hibah 6 Pengadaan Enam Unit Ambulans Tidak Sesuai Ketentuan 7 Terdapat Pembayaran Ganda Pengadaan Jasa Konsultan di Bappeda 8 Klaim Jaminan terkait Pemutusan Kontrak Belum Dicairkan ke Kas Daerah Minimal 9 Terdapat Kelebihan Pembayaran Pekerjaan Pengadaan Laptop Minimal Jumlah Pelaku Potensi kerugian 6.938.667.099,00 Dinas kesehatan 1.509.948.685,00 4 SKPD 75.458.050,00 226.219.000.000,00 5.088.505.141,00 Dinas kesehatan 68.400.000,00 68.805.000,00 13.498.408.485,84 104.925.031,25 253.572.117.492,09 Kabupaten Siak : 14 Kasus : Rp. 43.125.274.695,32 No. Kasus 1 Terdapat Sisa Uang Persediaan Per 31 Desember 2011 Belum Disetorkan ke Kas Daerah 2 Terdapat Pajak per 31 Desember 2011 Belum Disetor kekas Negara 3 Pemungutan Retribusi Peredaran Hasil Hutan Bertentangan dengan Peraturan yang Lebih Tinggi Pembayaran PPH dan PPN Pengadaan Bahan Bakar Kendaraan Dinas TA 2011 Memboroskan Keuangan 4 Daerah Minimal 5 Terdapat Kelebihan Pembayaran Honor Panitia Pelaksana Kegiatan pada Empat SKPD 6 Terdapat Kelebihan Pembayaran pada Kegiatan Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium pada Tim Majelis Pertimbangan Dan Sekretariat Tuntutan 7 Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Siak Pelaku Potensi Kerugian 383.188.063,00 314.873.334,91 2.041.098.512,00 33.367.859,28 4 SKPD 281.225.000,00 38.000.000,00 10.775.000,00
8 Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Pada Tujuh SKPD Kabupaten Siak Tidak Sesuai Kondisi Senyatanya 9 Pemberian Belanja Hibah Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah 10 Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Siak Tidak Tepat Sasaran Rekanan Pekerjaan yang Putus Kontrak Belum Dikenakan Denda Keterlambatan dan Jaminan 11 Pelaksanaan Belum Dicairkan Per 31 Desember 2011 Terdapat Tunggakan Pajak dan Retribusi i Daerah termasuk Denda PT Siak Timber Belum Dilunasi per 31 12 Desember 2011 13 Utang Jangka Pendek TA 2010 Tidak Dapat Direalisasikan pada TA 2011 Terdapat Indikasi Kelebihan Pembayaran Laston Lapis Aus (AC-WC) dan Lapis Peresap pada Paket 14 Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan SMA Bunga Raya Jumlah 7 SKPD 593.925.600,00 36.988.141.000,00 1.032.363.000,00 902.551.868,00 147.303.234,13 337.143.000,00 21.319.224,00 43.125.274.695,32