KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROGRAM KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

Pengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RINCIAN BELANJA LANGSUNG PER PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH DATAR

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH. 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

B. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) Latar belakang

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

B A B P E N D A H U L U A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 B. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

KONDISI GEOGRAFIS 26% 69% Terdiri dari : - 11 Kecamatan - 9 Kelurahan Desa LUAS WILAYAH : ,96 KM2 JUMLAH PENDUDUK : 497.

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Kota Pekalongan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 TARGET KINERJA (KUANTITATIF)

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 3 PELAYANAN ADMINISTRASI KESEHATAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG Tahun Anggaran 2017

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2017

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

Transkripsi:

EDITORIAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROGRAM KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT Rosnini Savitri* Pembangunan secara berkesinambungan telah dimulai sejak dicanangkannya Rencana Pembanguan Lima Tahun Pertama, serta dengan diberlakukannya Undangundang Otonomi Daerah No. 22 dan 25 tahun 1999, berdasarkan UU tersebut, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam melaksanakan program pembangunan. Guna mengembangkan berbagai sumber daya, serta melaksanakan upaya yang berdampak kepada peningkatan derajat masyarakat. Propinsi Sumatera Barat memiliki permasalahan yang cukup kompleks. Permasalahpermasalah yang sedang dihadapi saat ini dintaranya: 1. Struktur ekonomi lemah, produktivitas pertanian rendah 2. Kemiskinan tinggi, yaitu 10,46 % / tahun (2004) dan 12,07 % / tahun (2005) 3. Pengangguran tinggi: 16,53 % (2004) 4. Akses dan kualitas pendidikan dan masih rendah 5. Iklim investasi tidak kondusif, daya saing rendah 6. Jumlah dan mutu infrastruktur belum memadai 7. Kepastian dan penegakan hukum rendah, kinerja birokrasi lemah dan korupsi Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten Di Sumatera Barat Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kota Di Sumatera Barat Permasalahan ini membawa dampak terhadap Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) secara umum. Karena IPM sangat dipengaruhi oleh derajat masyarakat, pendidikan dan keadaan ekonomi suatu daerah. Di bawah ini akan dilihat gambaran umum IPM di Sumatra Barat. *Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat (Disampaikan pada acara seminar Nasional Peran Profesi Kesehatan Masyarakat Menuju MDG S Bidang Kesehatan, Rocky Hotel, 28 Juli 2007) 105

Setelah dilakukan ranking, maka berikut urutan IPM Kabupaten Kota di Sumbar. Tabel 3 Ranking IPM Kab/Kota Di Sumatera Barat Se Sumatera Tahun 2005 3. Persalinan oleh tenaga : menunjukkan trend yang terus membaik. Persalinan ini sangat mempengaruhi angka kematian Ibu dan bayi sekaligus. No. Kabupaten/Kota IPM Rank 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Kota Padang Kota Bukittinggi Kota Pdg Panjang Kota Payakumbuh Kota Solok Kota Sawahlunto Kab. Tanah Datar Kota Pariaman Kab. Agam Kab. Pasaman Kab. Pdg. Pariaman Kab. 50 Kota Kab. Pesisir Selatan Kab. Solok Kab. Kep. Mentawai Kab. Swl/Sijunjung Kab. Pasaman Barat Kab. Solok Selatan Kab. Dharmas Raya 76,3 76,1 76,0 73,5 73,4 73,1 71,6 71,3 71,1 69,7 68,8 68,7 68,4 68,3 67,4 67,1 67,0 65,8 64,5 2 4 5 19 22 27 39 46 49 71 79 86 91 94 107 112 113 124 128 Tantangan dalam Mewujudkan Millenium Development Goals 4. Cakupan imunisasi juga cenderung meningkat, namun peningkatannya belum optimal Gambar 4 Proporsi Anak Usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak 1. Kematian Ibu mengalami penurunan. Tapi dengan kecenderungan seperti ini, akan sulit mencapai target MDG tanpa upaya ekstra Gambar 1 Kecendrungan Angka Kematian Ibu (AKI) 5. Kekurangan gizi cenderung menurun namun pada tahun-tahun terakhir, terjadi stagnasi 2. Angka kematian ibu di Sumbar Gambar 2 Angka Kematian Ibu di Sumbar Isu / Pemasalahan Bidang Kesehatan di Sumatera Barat : l. Pemerataan, keterjangkauan & mutu yankes belum optimal 2. Manajemen, adm kes, pengemb iptek dan hukum belum optimal 106

3. Kualitas sdm kes belum menunjang penyelenggaraan pembangunan.kes Kondisi lingkungan kurang mendukung 4. Perencanaan & penganggaran belum optimal 5. Pemberdayaan masyarakat masih harus ditingkatkan 6. Masih terbatasnya alokasi anggaran kes terutama di kabupaten kota 7. Potensi dikembangkannya sumbar menjadi tujuan pendidikan dan yankes 8. Pengembangan desa siaga di seluruh kab/kota Permasalah-permasalah yang sedang dihadapi oleh Sumtera Barat saat ini sangat mempengaruhi derajat masyarakat secara umum, terutama masalah angka kemiskinan yang tinggi, akses serta kualitas pendidikan dan yang masih rendah. Dengan mengetahui kondisi dan permasalahan ini tentunya diharapkan Dinas Kesehatan Propinsi Sumtera Barat dapat merumuskan kebijakan Pembangunan Program Kesehatan yang sesuai dengan kondisi yang ada saat ini, sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi dengan tepat. Visi Departemen Kesehatan : Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan sebagai penggerak bidang menuju terwujudnya Indonesia sehat serta DepKes sebagai penggerak kemandirian pembangunan menuju terwujudnya Indonesia sehat. Visi Dinas Kesehatan Sumbar : Sumbar sehat 2010 Terwujudnya masyarakat sumbar yang mandiri untuk sehat. Tujuan Pembangunan : Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat yang setinggi-tingginya. Kebijakan Pembangunan Kesehatan 1. Meningkatkan jumlah, jaringan dan kualitas puskesmas 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga 3. Mengembangkan sistem jaminan terutama bagi penduduk miskin 4. Meningkatkan sosialisasi lingkungan dan pola hidup sehat 5. Meningkatkan pendidikan pada masyarakat sejak usia dini 6. Meningkatkan pemerataan dan kualitas fasilitas dasar 7. Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan kb terutama bagi gakin dan daerah terpencil. Program Pembangunan Kesehatan : 1. Promkes 2. Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Perorangan 4. Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 6. Lingkungan Sehat 7. Obat dan Perbekalan Kesehatan 8. Kebijakan dan Manaj. Pemb. Kesehatan 9. Sumber Daya Kesehatan 10. Penelitian dan pengembangan Kes Kegiatan Pokok Program Pembangunan Kesehatan : 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ditujukan memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agara mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan indikatif kegiatan pokok : a. Pendayagunaan lembaga /organisasi formal dan kemasyharakatan dalam penanggulangan masyarakat b. Pemantapan media promosi dan teknologi KIE c. Pemantapan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) seperti posyandu, polides dan uks, generasi muda d. Peningkatan pendidikan kepada masyarakat 2. Program Lingkungan Sehat à ditujukan utk mewujudkan lingkungan sehat melalui pengembangan sistem kewilayahan untuk menggerakan pembangunan lintas sektor yang berwawasan a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan 107

c. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan d. Pengembangan model lingkungan kabupaten/kota sehat 3. Upaya Kesehatan Masyarakatà ditujukan utk meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas yankes melalui puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas, pustu, pusk keliling dan bidan didesa a. Pelayanan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya; b. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya; c. Peningkatan pelayanan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi, ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar; dan d. Penyediaan bantuan/dukungan pada puskesmas e. Pemantapan sarana UPTD Dinas Kesehatan f. Pembinaan pemberdayaan masyarakat g. Pemantapan model dokter keluarga secara bertahap 4. Upaya Kesehatan Perorangan a. Pelayanan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit b. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit di daerah bencana dan tertinggal secara selektif c. Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit d. Pengadaan obat dan perbekalan rumah sakit e. Peningkatan pelayanan rujukan f. Pengembangan pelayanan dokter keluarga g. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan h. Peningkatan peran serta sektor swasta dalam upaya perorangan. 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit a. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko b. Peningkatan imunisasi c. Penemuan dan tatalaksana penderita d. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah e. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit 6. Perbaikan Gizi Masyarakat a. Peningkatan pendidikan gizi b. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya c. Penanggulangan gizi-lebih d. Peningkatan surveilens gizi e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 7. Program Sumber Daya Kesehatanàditujukan utk meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga sesuai kebutuhan pembangunan.kegiatan pokok : a. Perencanaan kebutuhan tenaga b. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga melalui diklat tenaga c. Pemenuhan kebutuhan tenaga, terutama untuk pelayanan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit kabupaten/kota d. Pembinaan tenaga ; dan karir tenaga kes e. Pemerataan penempatan tenaga f. Perizinan dan akreditasi Rumah Sakit dan institusi pendidikan kes 8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ditujukan untuk menjamin ketersediaan, peme-rataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan termasuk obat tradisional, perbekalan kes rumah tangga dan kosmetika. Kegiatan pokok: a. Penyediaan obat sangat esensial dan buffer stock b. Peningkatan kemampuan dan manajemen obat publik pada sarana pelayanan dasar, sarana farmasi dan sarana lingkungan c. Pembinaan dan pengendalian alat kes.dan perbekalan rumah atanga (PKRT) d. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan terutama untuk penduduk miskin 108

e. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit f. Peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat tentang bahaya penyalah gunaan obat narkoba 9. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan ditujukan untuk mengembangakan kebij. dan manajemen pembangunan keehatan guna mendukung penyelenggaraan sistem. Kegiatan Pokok: a. Peningkatan kualitas penyusunan perencanaan b. Peningkatana dan pemantapan sistem informasi c. Pengembangan sistem daerah d. Pengembangan upaya jaminan pemeliharaan e. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum. 10.Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatanà ditujukan untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan iptek sebagai masukan perumusann kebijakan dan program. Kegiatan pokok: a. Mengembangkan hasil penelitian dan pengembangan ; b. Meningkatkan sumber daya tenaga peneliti c. Mengembangkan sarana dan prasarana penelitian d. Penyediaan dukungan administrasi penelitian dan pengembangan penelitian e. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan Untuk melaksanakan semua progam pembangunan ini maka Dinas Kesehatan Propinsi Sumatra Barat membuat Grand Strategi (5 strategi utama) pembangunan. Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Sumatra Barat : 1. Menggerakan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat a. Seluruh nagari/desa menjadi desa nagari/ siaga, dengan target tahun 2006, ada 200 nagari/desa siaga, tahun 2007 menjadi 800 nagari/desa siaga dan 2008 menjadi 1.314 nagari/desa yang memiliki pos kesri/poskerta/poskesdes. b. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat dengan target tahun 2006 = 37 % RT & 2007 = 44 % RT c. Tahun 2007 berprilaku bersih, sehat meningkat menjadi 44% RT, menurun dari 14,2% pada tahun 2006 menjadi 13,5% pada tahun 2007. 2. Meningkatkan Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang berkualitas a. Setiap orang miskin mendapat pelayanan yang bermutu b. Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit. c. Di setiap nagari/ desa tersedia sdm yang kompeten, minimal 1 orang bidan d. Di setiap nagari / desa tersedia cukup obat esensial dan alat dasar e. Setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya f. Pelayanan di setiap rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu 3. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas SDM Kesehatan a. Penataan jumlah dan jenis tenaga melalui man power planning b. Pendistribusian tenaga secara adil dan merata c. Pencapaian akreditasi institusi diklat dan laboratorium daerah serta diklat d. Pencapaian registrasi SDM kes tertentu sesuai kompetensi dan peraturan yang berlaku 109

4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi a. Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala jorong /desa/lurah untuk dilaporkan ke unit pelayanan /puskesmas terdekat b. Setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak masyarakat c. Semua sediaan farmasi, makanan dan perbekalan memenuhi syarat d. Berfungsinya sistem informasi di dinkes provinsi, kabupaten dan kota 5. Meningkatkan pembiayaan a. Pembangunan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah b. Anggaran pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi. c. Terciptanya sistem jaminan pembiayaan terutama bagi rakyat miskin. Pembangunan tidak hanya dapat diselesaikan sendiri oleh sektor saja, namun harus banyak sektor yang terlibat, untuk mencapai yang menyeluruh sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu kebijakan Pembangunan Program Kesehatan harus mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Propinsi Sumatra Barat 2006-2010. 1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan Sosial-Budaya 2. Membangun SDM Berkualitas 3. Menyelenggarakan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 4. Membangun Ekonomi yang Tangguh dan Berkeadilan 5. Mengembangkan Infrastruktur yang Mendorong Percepatan Pembangunan 6. Mempercepat Penurunan Tingkat Kemiskinan 7. Memberdayakan Nagari sebagai Basis Pembangunan. 110