BENTUK-BENTUK JAMINAN MENURUT HUKUM INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Pembebanan Jaminan Fidusia

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

Hak Tanggungan. Oleh: Agus S. Primasta 2

BAB II PENGATURAN HAK ISTIMEWA DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN GARANSI. Setiap ada perjanjian pemberian garansi/ jaminan pasti ada perjanjian yang

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 168, (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889)

PERBEDAAN ANTARA GADAI DAN FIDUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 42 TAHUN 1999 (42/1999) TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK TANGGUNGAN TANAH & BANGUNAN SEBAGAI JAMINAN PELUNASAN UTANG

EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

pada umumnya dapat mempergunakan bentuk perjanjian baku ( standard contract)

BAB III KEABSAHAN JAMINAN SERTIFIKAT TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM DI SLEMAN. A. Bentuk Jaminan Sertifikat Tanah Dalam Perjanjian Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN MENGENAI PENGATURAN PENGEMBALIAN PIUTANG DENGAN JAMINAN FIDUSIA. A. Ketentuan Hukum Jaminan menurut KUHPerdata dan KUH Dagang

Mengenai Hak Tanggungan. Sebagai Satu-Satunya Lembaga Hak Jaminan atas Tanah

BAB II LAHIRNYA HAK KEBENDAAN PADA HAK TANGGUNGAN SEBAGAI OBYEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB II SEGI HUKUM MENGENAI JAMINAN FIDUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBUK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

HJ-3 MACAM-MACAM JAMINAN. Oleh Herlindah, SH, M.Kn

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY. Atik Indriyani*) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. KEWENANGAN PIHAK KETIGA SEBAGAI PENJAMIN DALAM PERJANJIAN KREDIT 1 Oleh : Sarah D. L.

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

PRINSIP=PRINSIP HAK TANGGUNGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB II FIDUSIA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK LEMBAGA JAMINAN KEBENDAAN. Fidusia manurut asal katanya berasal dari fides yang berarti

Benda??? HUKUM/OBYEK HAK Pengertian Benda secara yuridis : Segala sesuatu yang dapat menjadi obyek Hak Milik (Sri soedewi M.

II.1 Tinjauan Teoritis Gadai dalam Jaminan Kebendaan II.1.1 Pengertian Jaminan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA. Lembaga jaminan fidusia merupakan lembaga jaminan yang secara yuridis

LEMBARAN-NEGARA Republik Indonesia No.42 Tahun 1996

: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI.

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HIPOTIK DAN HAK TANGGUNGAN. Hipotik berasal dari kata hypotheek dari Hukum Romawi yaitu hypotheca yaitu suatu jaminan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN KREDIT. dikembalikan oleh yang berutang. Begitu juga halnya dalam dunia perbankan

2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR PENERIMA

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

UNDANG-UNDANG FIDUSIA NO. 42 TAHUN 1999 MEMBAWA PERUBAHAN DALAM PRANATA JAMINAN RABIATUL SYAHRIAH

KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB II JAMINAN PERSEORANGAN SEBAGAI JAMINAN KREDIT. Pengertian perjanjian diatur dalam Bab II Buku III KUHPerdata (Burgerlijk

EKSEKUSI BARANG JAMINAN FIDUSIA DAN HAMBATANNYA DALAM PRAKTEK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG SEKURITISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB 2 KONOS EMEN S EBAGAI OBYEK JAMIN AN KEBENDAAN

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB 3 PENUTUP 3.1. KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

REVIEW OF THE LAW AGAINST DEBT ABSORPTION BANKING CREDIT AGREEMENT YUYUK HERLINA / D

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

07/11/2016 SYARAT DALAM CESSIE. Pengalihan Hak dalam Kontrak (cessie) & Pengalihan Kewajiban (delegasi) CESSIE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Kekuatan Eksekutorial Hak Tanggungan dalam lelang

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET DI PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE KOTA JAYAPURA

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB III UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI ATAS OBJEK FIDUSIA BERUPA BENDA PERSEDIAAN YANG DIALIHKAN DENGAN JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

PENANGGUHAN EKSEKUSI OBJEK HAK JAMINAN KREDIT DI BANK DARI PERUSAHAAN YANG PAILIT 1 Oleh : Timothy Jano Sajow 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB III TINJAUAN UMUM. pembangunan nasional perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Guna mencapai tujuan

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HAK MILIK ATAS RUMAH SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN TERHADAP HAK ATAS TANAH SEBAGAI OBYEK JAMINAN

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB III ASPEK HUKUM PEMBERIAN BANK GARANSI PELAKSANAAN PADA PEMBANGUNAN SUATU PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN. Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari security of law,

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BENTUK-BENTUK JAMINAN MENURUT HUKUM INDONESIA

PENGERTIAN JAMINAN Kesimpulan Kelompok A mengenai Sistem Hukum Jaminan Nasional dalam Seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional mengenai Hipotik dan Lembaga-Lembaga Jaminan Lainnya, Yogyakarta 28-30 Juli 1977: yaitu menjamin dipenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan hukum. Oleh sebab itu Hukum Jaminan erat sekali hubungannya dengan Hukum Benda, bahkan tidak dapat dilepaskan dari Hukum Benda

JENIS JAMINAN Yang dimaksud dengan Jaminan dalam arti luas adalah jaminan yang bersifat materil maupun yang bersifat immateril. JAMINAN KEBENDAAN Jaminan yang bersifat materil misalnya bangunan, tanah, kendaraan, perhiasan, surat berharga. JAMINAN PERORANGAN jaminan yang bersifat immateril misalnya jaminan perorangan (borgtocht).

JAMINAN KEBENDAAN Jaminan kebendaan mempunyai ciri-ciri kebendaan dalam arti memberikan hak mendahului atas benda tertentu dan mempunyai sifat melekat dan mengikuti bendabenda yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis jaminan yang berciri kebendaan tersebut dapat dikemukakan disini adalah: Hak Tanggungan Gadai (Pand) Cessie Fiducia Hipotik atas kapal laut dan pesawat udara

GADAI Gadai menurut Pasal 1150 KUHPerdata adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya dan memberi kekuasaan kepada si berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk lelang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkan barang tersebut digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.

CESSIE Cessie sebagai jaminan hutang timbul dalam praktek perbankan, dimana bank menuntut adanya Cessie atas tagihan atas nama yang dipunyai debitor sebagai jaminan kreditnya saja dan bukan dimaksudkan bank sebagai kreditor akan dapat menjadi pemilik dari tagihan tersebut.

HUBUNGAN HUKUM DALAM CESSIE Dalam Cessie terdapat tiga hubungan hukum, yaitu: 1. antara pihak kreditur awal (Ceden) dan Debitur (Cessus); 2. antara pihak kreditur awal (Ceden) dengan kreditur kedua (Ceden) ; Syarat umum dalam Cessie adalah: Adanya suatu peristiwa rechtstitel atau peristiwa perdata yang menimbulkan kewajiban penyerahan; dan Dilakukan oleh orang yang mempunyai kewenangan untuk mengambil tindakan pemilikkan Syarat Khusus dalam Cessie adalah dengan membuat Akta Cessie. 3. antara kreditur kedua (Ceden) dengan Debitur (Cessus); Hubungan antara Ceden dengan Debitur Cessus adalah akan timbul dengan adanya suatu pemberitahuan adanya Cessie (bukti Akta Cessie) atau telah ada persetujuan atau diakui oleh Cessus (Pasal 613 ayat 2 KUHPerdata)

FIDUSIA Perkembangan terakhir Fidusia dengan berlakunya UU No. 42 tahun 1999, tentang Jaminan Fidusia memberikan definisi pengertian fidusia adalah jaminan kebendaan (zakelijke zekerheid) yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia yaitu hak didahulukan terhadap kreditor lainnya. Hak tersebut tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi yang dialami pemberi fidusia (Pasal 27 ayat (3)).

Sifat-sifat Fidusia: Tergantung pada perjanjian pokok Keabsahannya semata-mata ditentukan keabsahan perjanjian pokok Merupakan perjanjian bersyarat yang hanya dapat dilaksanakan jika ketentuan yang disyaratkan dalam perjanjian pokok telah atau tidak dipenuhi

OBYEK FIDUSIA Obyek yang dapat dibebani Fidusia adalah benda yang dapat menjadi segala sesuatu yang dapat dimiliki atau dialihkan, dalam hal ini dapat berupa benda berwujud maupun tidak berwujud yang terdaftar maupun tidak terdaftar, benda bergerak (tagible) maupun benda tidak bergerak (intagible); dan tidak dapat dibebani Hak Tanggungan atau Hipotik.

PEMBEBANAN FIDUSIA Pembebanan Jaminan Fidusia terhadap benda dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Indonesia dan disebut Akta Jaminan Fidusia, yang memuat sekurang-kurangnya: Identitas para pihak (Pemberi dan Penerima) Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia Uraian mengenai benda yang menjadi obyek pembebanan fidusia Nilai penjaminan Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia

PENDAFTARAN FIDUSIA Akta Jaminan Fidusia tersebut harus didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia yang berada dalam lingkup tugas Depkeh-RI. Permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan oleh Penerima fidusia atau kuasanya dengan melampirkan Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia. Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya Jaminan fidusia dalam Buku Daftar Fidusia (Registration by Filing). Bukti lahirnya jaminan fidusia adalah Sertipikat Jaminan Fidusia yang mencamtumkan frasa Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai titel eksekutorial yang memiliki kekuatan eksekutorial sebagaimana halnya putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

JAMINAN PERORANGAN Jaminan adalah jaminan yang tidak bersifat kebendaan dari sesorang sebagai penjamin bagi kreditur baik menjamin pemenuhan kewajibannya sendiri maupun pemenuhan kewajiban orang lain, berdasarkan suatu perikatan jaminan yang accessoir pada suatu perikatan pokok. Jaminan perorangan tidak memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang bersangkutan.

Unsur-unsur Jaminan Perorangan: Jaminan perorangan tidak bersifat kebendaan Jaminan perorangan merupakan jaminan bagi kreditor untuk pemenuhan kewajiban debitor sendiri maupun pemenuhan kewajiban orang lain. Jaminan perorangan berdasarkan suatu perikatan jaminan. Jaminan perorangan adalah bersifat accessoir pada suatu perikatan pokok.

JENIS JAMINAN PERORANGAN Berdasarkan pengertian dan unsur-unsur dalam definisi jaminan perorangan di atas, maka apabila dilihat dari kewajiban pihak yang dijamin jaminan perorangan dapat dibedakan menjadi: Jaminan perorangan atas hutang atau kewajiban (debitor) sendiri. Jaminan perorangan atas hutang atau kewajiban pihak lain Jaminan perorangan atas hutang atau kewajiban (debitor) sendiri dapat timbul atau lahir menurut Undang-Undang atau akibat dari suatu perjanjian.

JENIS JAMINAN PERORANGAN Apabila dilihat dari jumlah orang yang bertindak sebagai penjamin, maka jaminan perorangan dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut: Jaminan perorangan tunggal atas hutang atau kewajiban sendiri yang timbul karena undang-undang, misalnya yang diatur dalam Pasal 1131, 1132,1130,1149 KUHPerdata; Jaminan perorangan jamak (tanggung renteng) atas hutang atau kewajiban sendiri yang timbul karena undang-undang, seperti yang pernah diatur dalam Pasal 18, 19 dan 47 KUHDagang; Jaminan perorangan tunggal atas hutang atau kewajiban sendiri yang timbul dari perjanjian, seperti misalnya seorang penjual barang-barang yang menjamin (memberikan garansi) terhadap barang-barang yang dijualnya atas kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu tertentu; Jaminan perorangan atas hutang atau kewjiban sendiri yang timbul karena perjanjian (penanggungan solider), misalnya apabila terjadi hutang-piutang antara beberapa debitor dengan seorang kreditor dengan perjanjian tangung-menanggung.

JENIS JAMINAN PERORANGAN Jaminan perorangan atas hutang atau kewajiban orang lain yang timbul karena adanya perjanjian dimana sesorang mengikatkan diri untuk menjamin hutang atau kewajiban orang lain adalah: A. BORGTHOCT (PENANGGUNGAN HUTANG) B. BANK GARANSI

Borgtocht ( Penanggungan Hutang) Penanggungan Hutang adalah suatu persetujuan dimana pihak ketiga untuk kepentingan kreditor mengikatkan dirinya untuk memenuhi kewajiban debitor apabila debitor tidak memenuhi kewajibannya (Pasal 1820 KUHPerdata). Jadi Borgtocht bersifat accessoir, merupakan perjanjian yang timbulnya hanya mengikuti perjanjian pokok. Konsekuensi hukum akibat penanggungan hutang oleh seorang penanggung/penjamin terhadap ahli warisnya menurut undang-undang berlaku juga bagi ahli warisnya atas perikatan yang telah dibuat si-penanggung.

HAK-HAK ISTIMEWA PENANGGUNG HUTANG Penanggung memiliki hak-hak Istimewa yang diberikan oleh undangundang yaitu: Hak untuk menuntut lebih dahulu (voorrecht van uitwinning) Penanggung hutang memiliki hak menurut Pasal 1831 KUHPerdata untuk menuntut supaya benda-benda milik debitor terlebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang debitor, kecuali si-penanggung/penjamin telah melepaskan hak istimewanya itu di dalam pemberian jaminan. Hak untuk membagi hutang (Vorrecht van schuldsplitsing) Dalam hal terdapat lebih dari satu/bebarapa orang penanggung, masingmasing penanggung pada saat digugat di pengadilan dapat menuntut supaya kreditor membagi piutangnya dan mengurangi hingga bagian masing-masing penanggung yang terikat secara sah. Hak inipun dapat dilepaskan oleh para penanggung. Hak untuk mengajukan eksepsi Penanggung/penjamin dapat menggunakan segala tangkisan/eksepsi yang dapat dipergunakan oleh debitor utama terhadap kreditor dan mengenai hutangnya yang ditanggung itu sendiri (Pasal 1847 KUHPerdata). Hak untuk membebaskan sebagai Penanggung/Penjamin karena ada kesalahan Debitor Menurut Pasal 1848 KUHPerdata, penanggung dapat minta dibebaskan dari kewajibannya sebagai penanggung apabila karena salahnya kreditor sehingga penanggung tidak dapat lagi menggantikan hak-haknya, hipotikhipotiknya dan hak-hak istimewa kreditor

BANK GARANSI Bank Garansi adalah jaminan yang diberikan secara tertulis oleh bank yang isinya menyetujui untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu apabila si-terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada sipenerima jaminan. Dalam hubungan bank garansi ini ada tiga pihak terkait, yaitu: Bank sebagai penjamin; nasabah sebagai terjamin; dan pihak ketiga penerima jaminan.

BENTUK BANK GARANSI Bentuk bank garansi menurut SK Direksi Bank Indonesia No.23/72/ KEP/DIR, tanggal 28 Pebruari 1991 dan SEBI No.23/5/UKU, tanggal 28 Pebruari 1991 adalah: Garansi/ jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang berakibat timbulnya kewajiban membayar terhadap penerima jaminan apabila pihak terjamin wanprestasi; Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atau surat berharga seperti aval, endorsemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila si-terjamin wanprestasi; Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga menimbulkan kewajiban finansial bagi bank.

ISI BANK GARANSI Di dalam bank garansi harus memuat sekurangkurangnya hal-hal menyangkut: judul Bank Garansi ; nama dan alamat pemberi garansi; tanggal penerbitan garansi; jenis transaksi antara pihak terjamin dengan penerima jaminan; jumlah nominal uang yang dijamin; tanggal mulai berlakunya dan berakhirnya bank garansi; penegasan batas waktu pengajuan klaim; bila terjadi si-terjamin wanprestasi maka bank akan memenuhi kewajiban pembayaran dengan ketentuan yang dipilih bank yaitu dengan menerapkan ketentuan Pasal 1831 KUHPerdata; atau melepaskan tuntutan berdasarkan Pasal 1831 KUHPerdata itu atau menerapkan ketentuan Pasal 1832 KUHPerdata

LARANGAN-LARANGAN DALAM PENERBITAN BANK GARANSI Bank garansi tidak boleh memuat syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dulu untuk berlakunya garansi tersebut dan larangan untuk mencantumkan perubahan atau pembatalan sepihak garansi tersebut; Bank dilarang memberikan garansi untuk kredit yang diberikan atau untuk dana yang diterima bank lain; Bank dilarang untuk memberikan jaminan dalam rupiah untuk kepentingan bukan penduduk serta dalam valuta asing baik kepada penduduk atau bukan penduduk; Bank umum dilarang memberikan garansi bank berjangka menengah dan jangka panjang kepada pengusaha non-pribumi dalam rangka pengadaan barang modal.

Jenis-jenis bank garansi Bank Garansi untuk jaminan tender dalam negeri (tender bid bond) Bank garansi ini diberikan kepada peserta tender yang diadakan oleh pihak-pihak di Indonesia dalam rangka suatu proyek atau suatu pesanan. Bank garansi ini tidak dapat dijadikan sebagai jaminan bank untuk penarikan uang muka dan hanya berlaku untuk satu kali tender saja; Bank Garansi untuk menjamin penerima uang muka (voorschot) Bank garansi diperlukan dalam suatu kontrak kerja/pembelian suatu proyek/barang, ada kalanya pemilik proyek/barang memberikan uang muka/barang kepada pelaksana proyek/ pembeli barang terlebih dahulu; Bank Garansi untuk Bea Cukai guna penangguhan pembayaran pita cukai tembakau yang diberikan biasanya kepada perusahaan rokok yang bonafide; Bank Garansi untuk Bea Cukai guna penangguhan bea masuk Bank garansi ini diberikan kepada importir yang memasukkan barang ke dalam negeri apabila L/C importnya dibuka melalui bank yang menerbitkan bank garansi; Bank Garansi untuk Penyalur/Agen/Dealer/Depot holder sehubungan dengan transaksi yang berkaitan dalam rangka penunjukkan oleh produsen maupun non produsen; Bank Garansi jenis lain yang diperbolehkan Peraturan BI dan pemerintah