RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

dokumen-dokumen yang mirip
RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3703)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 22/1997, NARKOTIKA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 22 TAHUN 1997 (22/1997) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Tentang: NARKOTIKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara harfiah militer berasal dari kata Yunani, dalam bahasa Yunani adalah orang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 Tentang NARKOTIKA

PEMECATAN PRAJURIT TNI

PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selain sebagai mahkluk individu juga merupakan mahkluk sosial

P U T U S A N Nomor : 33 - K/PM I-07/AD/ VI / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NASKAH PUBLIKASI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II 11 YOGYAKARTA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 84, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3713)

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA


RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA BAB I KETENTUAN UMUM

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya sebagaimana tercantum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 35 - K/ PM.I-07 / AD / V / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA [LN 1997/67, TLN 3698]

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PETUNJUK PENGISIAN ADVISBLAAD PANITERA

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N Nomor : 10-K/PM.I-07/AD/ I /2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINDAK PIDANA DESERSI DALAM KUHPM. Oleh : Kolonel CHK (Purn) JACOB LUNA SUMUK, SH

Transkripsi:

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK : 1. Bacalah persoalan dengan teliti dan tenang. 2. Jawablah persoalan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK) dengan menghitamkan pada lingkaran yang telah disediakan. 3. Dilarang memberikan tanda-tanda lain di luar kolom yang telah ditentukan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK). 4. Selamat bekerja. BAGIAN I : BENAR/SALAH. Nyatakanlah kalimat dibawah ini benar atau salah dengan cara menghitamkan pada jawaban B bila pernyataan dibawah BENAR dan S bila pernyataan dibawah SALAH pada lembar jawaban komputer (LJK). 1. B - S Tindak pidana tidak hadir tanpa ijin yang sah dari kesatuan kurang dari 3 (tiga) hari dapat diselesaikan secara hukum disiplin. 2. B - S Danki BS atau Danki yang setingkat, yang berkedudukan terpisah, terpencil, dan jauh dari Markas Kesatuan Induknya termasuk Ankum yang berwenang penuh. 3. B - S Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1951 tentang Senjata Api sematamata hanya mengatur mengenai penyalahgunaan senjata api dan tidak mencakup bahan peledak. 4. B - S Salah satu kewenangan penyidik dalam hukum acara pidana militer adalah melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan dan pemeriksaan surat-surat. 5. B - S Tindak militer campuran adalah tindakan-tindakan terlarang atau diharuskan yang pada pokoknya sudah ditentukan dalam perundangundangan lain akan tetapi diatur lagi dalam KUHPM. 6. B - S Tindak Pidana Khusus adalah tindak pidana yang diatur tersendiri dalam undang-undang khusus, namun tata cara penyidikannya, penuntutannya, pemeriksaannya, maupun sanksinya tetap berpedoman pada KUHP.

2 7. B - S Atasan Yang Berhak Menghukum (ANKUM) di lingkungan TNI AD adalah setiap Perwira pemegang komando yang mempunyai kelengkapan perangkat administrasi, baik di pusat maupun di daerah, serendahrendahnya satuan setingkat Kompi yang berdiri sendiri. 8. B - S Tindak Pidana Militer Murni merupakan tindakan-tindakan terlarang yang hanya mungkin dilanggar oleh seorang militer karena keadaan yang bersifat khusus atau karena suatu kepentingan militer menghendaki tindakan tersebut ditentukan sebagai tindak pidana. 9. B - S Sejak dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi pelaksanaan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi termasuk terhadap prajurit TNI menjadi kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi. 10. B - S Atasan Yang Berhak Menghukum (ANKUM) adalah atasan yang oleh atau atas dasar Undang-undang ini diberi kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin kepada setiap prajurit TNI yang berada dibawah wewenang komandonya. BAGIAN II. PILIHAN TUNGGAL. Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar dengan cara menghitamkan salah satu huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini. 11. Perbuatan dengan melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara atau diketahui patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara merupakan pengertian dari : a. Tindak pidana khusus b. Tindak pidana ekonomi c. Tindak pidana korupsi d. Tindak pidana penggelapan 12. Tempat pelaksanaan hukuman penahan terhadap bintara dan tamtama dilaksanakan di : a. Mess b. Markas c. Lembaga Pemasyarakatan Militer d. Di bilik hukuman atau tempat lain yang ditunjuk oleh Ankum 13. Bentuk dari kejahatan pengabdian dalam hukum pidana militer diantaranya adalah: a. Makar b. Pencurian dan penadahan c. Insubordinasi d. Disersi 14. Di bawah ini merupakan kejahatan-kejahatan yang diatur di dalam KUHPM, kecuali: a. Kejahatan terhadap keamanan Negara b. Kejahatan dalam pelaksanaan kewajiban perang

3 c. Kejahatan-kejahatan pengabdian d. Kejahatan terhadap kesusilaan 15. Dalam hukum acara pidana militer tidak semua penyidik diberikan kewenangan untuk melakukan penahanan. Penyidik yang diberikan kewenangan untuk melakukan penahanan adalah : a. Atasan yang Berhak Menghukum b. Polisi Militer c. Oditur d. Polisi 16. Tindak pidana militer di bawah ini yang termasuk kejahatan pengabdian adalah : a. Disersi b. Penghinaan terhadap atasan c. Menggagalkan suatu operasi militer d. Pemberontakan 17. Perwira yang oleh atau atas dasar undang-undang mempunyai wewenang untuk menentukan suatu perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit TNI dan/atau yang dipersamakan dengan prajurit TNI yang berada dibawah wewenang komandonya diserahkan kepada atau diselesaikan di luar pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer atau Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum adalah : Panglima TNI a. Ankum b. Ankum Atasan c. Papera d. Danyon 18. Setiap prajurit yang dijatuhi hukuman disiplin berhak mengajukan keberatan. Keberatan dimaksud dapat diajukan dalam tenggang waktu : a. 4 (empat) hari sejak hukuman dijatuhkan b. 5 (lima) hari sejak hukuman dijatuhkan c. 3 (tiga) hari sejak hukuman dijatuhkan d. 6 (enam) hari sejak hukuman dijatuhkan 19. Ganja, opium, candu dan heroin merupakan jenis narkotika Golongan : a. Golongan I b. Golongan II c. Golongan III d. Golongan IV 20. Keberatan kedua terhadap penjatuhan hukuman disiplin diajukan dalam tenggang waktu : a. 1 hari sejak keberatan pertama ditolak b. 3 hari sejak keberatan pertama ditolak c. 4 hari sejak keberatan pertama ditolak d. 2 hari sejak keberatan pertama ditolak 21. Hukum tentang Perikatan dalam KUH Perdata diatur dalam buku: a. Buku V b. Buku IV c. Buku III d. Buku II

4 22. Berikut ini adalah perbuatan yang digolongkan sebagai tindakan desersi, kecuali: a. Hendak menghindar dari bahaya perang b. Tanpa ijin hendak memasuki dinas militer pada suatu negara atau kekuasaan lain c. Ijin tidak masuk kerja karena keluarga sakit d. Jawaban a, b dan c benar 23. Buku I KUH Perdata mengatur tentang: a. Perjanjian b. Perkawinan c. Orang d. Benda 24. Buku II KUH Perdata mengatur tentang: a. Perjanjian b. Perkawinan c. Orang d. Benda 25. Perintah atasan harus mempunyai unsur-unsur sebagai berikut, kecuali: a. Perintah harus ditujukan kepada bawahan b. Dia harus atasan dari orang yang diperintahkan c. Atas dasar kepentingan pribadi dan keluarga. d. Dia berwenang mengeluarkan perintah itu. 26. Ankum yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan semua jenis hukuman disiplin disebut : a. Ankum yang berwenang Terbatas b. Panglima TNI c. Ankum yang Berwenang Penuh d. Danki BS 27. Kewenangan penutupan perkara demi kepentingan umum/militer hanya ada pada pejabat : a. Oditur Jenderal TNI b. Ketua Pengadilan Militer c. Dan Puspom d. Papera 28. Tindak pidana yang termasuk Kejahatan terhadap pelbagai keharusan dinas diantaranya : a. Disersi b. Insubordinasi c. Menantang atasan untuk duel d. Menarik diri dari suatu dinas yang berbahaya 29. Tindak pidana yang diatur tersendiri dalam undang-undang khusus, yang memuat peraturan khusus tentang tata cara penyidikannya, penuntutannya dan pemeriksaannya serta sanksinya yang menyimpang dari ketentuan yang dimuat dalam KUHP disebut : a. Tindak Pidana Khusus b. Tindak pidana dengan pemberatan hukuman

5 c. Tindak pidana tertentu d. Tindak pidana umum 30. Tempat pelaksanaan hukuman penahan terhadap bintara dan tamtama dilaksanakan di : a. Mess b. Markas c. Lembaga Pemasyarakatan Militer d. Di bilik hukuman atau tempat lain yang ditunjuk oleh Ankum 31. Setiap prajurit yang dijatuhi hukuman disiplin berhak mengajukan keberatan. Keberatan dimaksud dapat diajukan dalam tenggang waktu : a. 4 (empat) hari sejak hukuman dijatuhkan b. 5 (lima) hari sejak hukuman dijatuhkan c. 3 (tiga) hari sejak hukuman dijatuhkan d. 6 (enam) hari sejak hukuman dijatuhkan 32. Ganja, opium, candu dan heroin merupakan jenis narkotika Golongan : a. Golongan I b. Golongan II c. Golongan III d. Golongan IV 33. Dalam hukum acara pidana militer Papera dapat memberikan perpanjangan penahanan untuk paling lama : a. 30 hari b. 180 hari c. 20 hari d. 120 hari 34. Keberatan kedua terhadap penjatuhan hukuman disiplin diajukan dalam tenggang waktu : a. 1 hari sejak keberatan pertama ditolak b. 3 hari sejak keberatan pertama ditolak c. 4 hari sejak keberatan pertama ditolak d. 2 hari sejak keberatan pertama ditolak 35. Dalam Hukum Acara Perdata, terdapat orang-orang yang tidak mampu secara nisbi dimana keterangannya boleh didengar tetapi tidak bisa dijadikan sebagai saksi adalah: a. Keluarga sedarah b. keluarga semenda c. Anak-anak yang belum mencapai umur 15 tahun b. Suami 36. Alasan seseorang ditaruh dibawah pengampuan adalah: a. Lemah pikiran b. Kurang mampu berpikir, sakit ingatan dan dungu c. Pemboros d. Jawaban A, B dan C benar. 37. Kejahatan militer seperti dibawah ini, kecuali: a. Penghianatan militer

b. pemata-mataan c. THTI d. Mengajukan pensiun dini. RAHASIA 6 38. Menurut sistimatikanya KUH Perdata terdiri dari berapa buku: a. 1 Buku b. 2 Buku c. 3 Buku d. 4 Buku 39. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara Papera dengan Oditur Militer mengenai suatu perkara pidana, maka badan yang berwenang memutuskan perbedaan pendapat itu adalah : a. Oditur Jenderal TNI b. Dan Puspom c. Kasad d. Pengadilan Militer Utama 40. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika diatur dalam Undang-undang Nomor : a. UU No. 5 tahun 1997 b. UU No. 35 tahun 1997 c. UU No. 35 tahun 2009 d. UU No. 5 tahun 2009 41. Undang-Undang Nomor 12 Drt tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 1 September 1951 dan diundangkan pada tanggal 4 September tahun 1951 mengatur tentang : a. Psikotropika. b. Narkotika. c. Senjata Api. d. Perdagangan Manusia. 42. Pelanggaran Hukum Disiplin Tidak Murni adalah setiap perbuatan yang merupakan tindak pidana yang sedemikian ringan sifatnya, sehingga dapat diselesaikan secara Hukum Disiplin Prajurit. Yang dimaksud dengan sedemikian ringan sifatnya adalah perbuatan yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah). b. Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau kurungan paling lama 7 (tujuh) bulan atau denda paling tinggi Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah). c. Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau kurungan paling lama 8 (delapan) bulan atau denda paling tinggi Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah). d. Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau kurungan paling lama 9 (sembilan) bulan atau denda paling tinggi Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah).

7 43. Hukuman disiplin yang telah diputuskan sebagaimana tertulis dalam Surat Keputusan Hukuman Disiplin dapat diajukan keberatan. Terhukum mempunyai hak pengajuan keberatan dalam tenggang waktu : a. 4 (empat) hari terhitung sejak tanggal hukuman disiplin diputuskan. b. 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal hukuman disiplin diputuskan. c. 6 (enam) hari terhitung sejak tanggal hukuman disiplin diputuskan. d. 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal hukuman disiplin diputuskan. 44. Dalam keputusan hukuman disiplin diatur tentang ketentuan pembuatan Kepkumplin. Untuk sahnya dan untuk kesempurnaan keputusan hukuman disiplin, maka dalam keputusan tersebut sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut, kecuali : a. Identitas prajurit yang dijatuhi hukuman disiplin meliputi nama lengkap, pangkat, NRP, jabatan, kesatuan, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama, dan alamat tempat tinggal. b. Fakta tentang pelanggaran disiplin yang telah dilakukan. c. Pasal yang dilanggar dari peraturan perundang-undangan dan ketentuanketentuan yang berlaku. d. Riwayat penugasan. 45. Ankum yang hanya mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin teguran dan penahanan ringan kepada setiap Bintara dan Tamtama yang berada di bawah wewenang komandonya adalah : a. Ankum yang berwenang penuh b. Atasan c. Ankum yang berwenang sangat terbatas d. Ankum atasan 46. Serangkaian tindakan penyidik TNI dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti-bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya disebut : a. Penuntutan b. Penyidikan c. Penyelidikan d. Pemeriksaan alat bukti 47. Tindak Pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk yustisiabel peradilan militer dan yustisiabel peradilan umum, disebut dengan : a. Tindak pidana biasa b. Tindak pidana campuran c. Perkara Koneksitas d. Tindak pidana penyertaan 48. Menunda pelaksanaan hukuman, memeriksa dan memutuskan pengajuan Keberatan merupakan kewenangan : a. Ankum b. Ankum Atasan c. Papera d. Oditur

8 49. Ankum yang hanya mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin teguran dan penahanan ringan kepada setiap Bintara dan Tamtama yang berada di bawah wewenang komandonya adalah : a. Ankum yang berwenang penuh b. Atasan c. Ankum yang berwenang sangat terbatas d. Ankum yang berwenang terbatas 50. Perbuatan dengan melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara atau diketahui patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara merupakan pengertian dari : a. Tindak pidana khusus b. Tindak pidana ekonomi c. Tindak pidana korupsi d. Tindak pidana penggelapan BAGIAN III. PILIHAN GANDA. Pilihlah dua jawaban yang saudara anggap benar dengan cara menghitamkan dua huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini. 51. Menurut Pasal 9 ayat 1 UU Nomor 31 Tahun 1997 pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer berwenang mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah: a. Prajurit b. Purnawirawan c. Yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan prajurit d. Polisi RI 52. Tindak pidana khusus merupakan tindak pidana tertentu yang diatur di luar KUHP, diantaranya meliputi : a. Tindak pidana korupsi b. Tindak koneksitas c. Tindak pidana senjata api d. Tindak pidana ringan 53. Perwira Penyerah Perkara mempunyai kewenangan sebagai berikut : a. Memerintahkan penyidik untuk melakukan penyidikan. b. Melaporkan tentang palaksanaan persidangan. c. Memerintahkan dilakukan upaya paksa. d. Semua jawaban salah 54. Kejahatan-kejahatan yang diatur di dalam KUHPM meliputi : a. Kejahatan-kejahatan pengabdian b. Kejahatan-kejahatan tentang berbagai keharusan dinas c. a dan b salah d. Semua jawaban salah

9 55. Dalam KUHPM diatur juga mengenai kejahatan pengabdian. Bentuk-bentuk dari kejatahan dimaksud adalah sebagai berikut : a. Penghinaan terhadap atasan b. Insubordinasi dengan tindakan nyata c. Penyiksaan terhadap anggota yang baru masuk kesatuan. d. Penganiayaan terhadap bawahan 56. Jenis hukuman disiplin penahanan menurut UU No. 26 tahun 19997 Tentang Hukum Disiplin Prajurit terdiri dari : a. Penahanan ringan selama 14 (empat belas) hari b. Penahanan ringan paling lama 14 (empat belas) hari c. Penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari d. Penahanan berat paling lama 21 (dua puluh satu) hari 57. Jenis hukuman dalam hukum disiplin prajurit meliputi : a. Teguran b. Penahanan ringan paling lama 14 hari c. Penahanan berat paling lama 30 hari d. Penundaan kenaikan pangkat 58. Perbuatan di bawah ini yang merupakan contoh pelanggaran hukum disiplin antara lain : a. Berpenampilan, berpakaian yang tidak rapi dan tidak memenuhi standar kebersihan dan kesehatan. b. Terlambat apel, tidak melakukan penghormatan kepada atasan, merokok sambil berjalan. c. Menghina atasan d. THTI 59. Di bawah ini merupakan kewenangan dari seorang Papera dalam hukum acara pidana, kecuali : a. Melakukan penahanan sementara selama 20 hari b. Menghentikan penuntutan c. Memerintahkan penyidik untuk melakukan penyidikan d. Menerima laporan tentang palaksanaan penyidikan 60. Untuk dapat diselesaikan melalui hukum disiplin tindak pidana yang dilakukan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu. Diantara syarat-syarat dimaksud adalah : a. Ancaman hukumannya kurang dari 5 (lima) bulan b. Perkara sederhana dan mudah pembuktiannya c. Tindak pidana ringan d. Tindak Pidana yang terjadi tidak akan mengakibatkan terganggunya kepentingan Angkatan Perang dan/atau kepentingan umum.