ANALISA PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SETELAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN SISTEM NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Setelah Diterapkannyakebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TELAAH PUSTAKA. memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional, karena nilai. dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

Kondisi Paritas Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB II URAIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA PASCA KRISIS ( )

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Terhadap Kurs Rupiah Tahun Teknik analisis yang digunakan

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

DWI NURDIYANTO B

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN MODAL SWASTA JANGKA PENDEK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA PERBANKAN INDONESIA TAHUN 2001.

Transkripsi:

ANALISA PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SETELAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN SISTEM NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA Adwin Surja Atmadja Staf Pengajar Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra ABSTRAK Sejak diterapkannya sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia yang dimulai pada bulan Agustus 1998 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika secara akumulatif telah terdepresiasi sebesar 48,7% sampai dengan Desember 2001. Kenyataan ini telah mengakibatkan perdebatan banyak ahli tentang sumber ketidakstabilan nilai tukar tersebut, apakah disebabkan oleh faktor ekonomi ataukah faktor non ekonomi. Dengan mengetahui sumber penyebabnya, maka akan lebih mudah bagi para ahli dan penyelenggara negara untuk merumuskan solusinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis tentang hubungan berbagai variabel ekonomi, yaitu tingkat inflasi; tingkat suku bunga; jumlah uang beredar; pendapatan nasional di Indonesia dan Amerika Serikat, serta posisi neraca pembayaran internasional Indonesia, dalam mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dengan tujuan untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap proses pemecahan permasalahan tersebut. Dari analisis data diperoleh hasil bahwa hanya variabel jumlah uang beredar yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, sedangkan variabel variabel yang lainnya tidak. Dengan koefisien determinasi sebesar 32,5% mengindikasikan, bahwa 67,5% dari variabel terikatnya dipengaruhi oleh faktor faktor selain faktor ekonomi yang dalam penelitian ini menjadi variabel bebas. Faktor faktor lain tersebut bisa dikategorikan dalam faktor ekonomi lainnya maupun faktor faktor non ekonomi. Dengan demikian dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa, kecuali variabel jumlah uang beredar, sebagian besar pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditentukan oleh faktor-faktor lain, baik faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi. Kata kunci: nilai tukar, faktor ekonomi, faktor non ekonomi.

70 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 69-78 ABSTRACT Since free-floating exchange rate system has been applied in Indonesia on August 1998, the accumulation of depreciation of rupiah against the US dollar has been about 48,7% until December 2001. This condition brings many argumentations about the reasons behind the exchange rate instability faced by Indonesia among many experts whether it is caused by economic factors or by non-economic factors. By recognizing the causes, it will be easier for the experts and government of Indonesia to formulate the solution. This research is intended to analyze the influence of economic variables, i.e. inflation, interest rate, money supply, national income in both Indonesia and The United State of America, as well as the position of the balance of international payment of Indonesia to the exchange rate movement in order to give contributions to solve the problem. Based on the result money supply becomes the only variable which has a significant influence on the exchange rate movement, instead of the other variables. Coefficient of determination of the research model is 32.5%, means that other factors, not accommodated in this research, give 67.5% influence to the exchange rate movement. These other factors can be catagorized as other economic factors or non-economic factors. Finally, it can be concluded that except the variable of money supply, most of the exchange rate movement is influenced by the other factors, which are economic factors or non economic factors. Keywords: exchange rate, economic factors, non economic factors. 1. PENDAHULUAN Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1998 telah membawa dampak dalam perkembangan perekonomian nasional baik dalam sektor moneter maupun sektor riil. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi sangat besar pada awal penerapan sistem tersebut. Hal ini membuat meningkatnya derajat ketidakpastian pada aktivitas bisnis dan ekonomi di Indonesia. Banyak faktor, baik yang bersifat non ekonomi maupun ekonomi, yang dituduh menjadi penyebab dari bergejolaknya nilai tukar tersebut. Faktor non ekonomi lebih sering dianggap sebagai penyebab gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar. Untuk membuktikan, bahkan mengukur seberapa besar pengaruh non ekonomi tersebut akan sangat sulit dilakukan. Keadaan tersebut berbeda dengan keberadaan faktor ekonomi, yang antara lain seperti inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, pendapatan nasional, dan posisi neraca pembayaran internasional, yang umumnya relatif dapat lebih terukur. Penelitian ini sengaja difokuskan untuk menelaah lebih dalam tentang beberapa faktor ekonomi di dua negara, Indonesia dan Amerika, yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika, sehingga

Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap.. (Atmadja) 71 permasalahan utama yang dapat diangkat adalah apakah pergerakan atau perubahan nilai tukar mata uang rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika dalam sistem nilai tukar mengambang bebas dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi yang terdiri dari tingkat inflasi; tingkat suku bunga; jumlah uang beredar; pendapatan nasional di antara dua negara tersebut, serta posisi neraca pembayaran internasional Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap proses pemecahan permasalahan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melalui analisis berbagai indikator ekonomi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang tersebut. Pada dasarnya pada sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing ditentukan melalui kekuatan permintaan dan penawaran terhadap mata yang asing yang bersangkutan di pasar valuta asing. Sistem nilai tukar ini menghendaki tidak adanya campur tangan pemegang otoritas moneter suatu negara secara formal dalam rangka menstabilkan atau mengatur nilai tukar mata uangnya. Dengan demikian diharapkan perhatian pemegang otoritas moneter semakin terfokus pada tanggung jawab pengendalian moneter dalam negeri, misalnya pengendalian inflasi domestik. Oleh karena penentuan nilai tukar mata uang dalam sistem mengambang bebas ditentukan oleh mekanisme pasar, maka hal tersebut akan sangat bergantung pada kekuatan faktor-faktor ekonomi yang diduga dapat mempengaruhi kondisi permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing. Faktor-faktor tersebut, antara lain adalah (Madura 2000: 100-103): 1. Perbedaan tingkat inflasi ( tingkat harga umum ) antara kedua negara. Kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dan besar di suatu negara akan menyebabkan meningkatnya impor oleh negara tersebut terhadap pelbagai barang dan jasa dari luar negeri, sehingga semakin diperlukan banyak valuta asing untuk membayar transaksi impor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap valuta asing di pasar valuta asing. Inflasi yang meningkat secara mendadak tersebut, juga memungkinkan tereduksinya kemampuan ekspor nasional negara yang bersangkutan, sehingga akan mengurangi supply terhadap valuta asing di dalam negerinya. Berdasarkan pada teori paritas daya beli (purchasing power parity theory / PPP) dijelaskan, bahwa hubungan antara nilai tukar mata uang dengan inflasi dapat dirumuskan sebagai berikut: R = [ ( 1 + Id ) : ( 1 + If ) ] 1.. (1) dengan R adalah kurs, Id adalah inflasi domestik, dan If adalah inflasi yang terjadi di luar negeri. Menurut teori tersebut, tingkat inflasi domestik yang melebihi tingkat inflasi di luar negeri akan mengakibatkan meningkatnya kurs mata uang domestik. Dengan kata lain menurunkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing akan turun. Banyak hasil penelitian para ekonom yang menilai bahwa teori PPP kurang cocok untuk menjelaskan hubungan kurs dengan tingkat harga dalam jangka panjang (Mishkin:1984, Adler, Dumas, dan Lehman:1983), tetapi ada pula yang masih melihat relevansi berlakunya teori PPP, pada kondisi tertentu, dalam jangka panjang (Hakkio:1986, Abuaf dan Jorion:1990).

72 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 69-78 2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun investor asing, khususnya pada jenis-jenis investasi portofolio, yang umumnya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Dan, apabila suatu negara menganut rezim devisa bebas, maka hal tersebut juga memungkinkan terjadinya peningkatan aliran modal masuk (capital inflow) dari luar negeri. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing. Dalam beberapa kasus, bahkan perubahan nilai tukar mata uang antara dua negara dapat juga dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga yang terjadi di negara ketiga. Tingkat suku bunga riil umumnya lebih sering dibandingkan antar negara guna mengukur pergerakan nilai tukar mata uang. Secara teoritis akan terjadi korelasi yang signifikan antara perbedaan tingkat suku bunga di dua negara dengan nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang negara yang lain. Dalam hal ini tingkat suku bunga nominal bukan merupakan alat ukur yang akurat, karena masih terkandungnya unsur inflasi di dalamnya. Berdasarkan pada prisip International Fisher s Effect, maka dapat dirumuskan bahwa: R = [ ( 1 + id ) : ( 1 + if ) ] 1. (2) Dengan R adalah kurs, id adalah tingkat suku bunga domestik, dan if adalah tingkat suku bunga yang terjadi di luar negeri (negara kedua). Apabila kedua belah sisi persamaan tersebut menghasilkan nilai sama, maka mengindikasikan bahwa investasi antar kedua negara akan menghasilkan return yang sama pula. 3. Perbedaan tingkat pendapatan nasional (Gross Domestik Product (GDP)) antara kedua negara. Perbedaan tingkat pendapatan nasional di dua negara akan dapat mempengaruhi transaksi ekspor dan impor barang, maupun transaksi aset lintas negara yang bersangkutan. Hal tersebut selanjutnya dapat mempengaruhi perubahan jumlah permintaan dan penawaran valuta asing di negara-negara tersebut. Selain ketiga faktor ekonomi tersebut, perbedaan perubahan jumlah uang beredar antara kedua negara dan posisi neraca pembayaran internasional (Balance of International Payment) juga merupakan faktor yang harus diperhitungkan dalam proses penentuan pergerakan nilai tukar valuta asing di suatu negara. Dalam pendekatan moneter, yang mendasarkan pada pengembangan konsep teori kuantitas uang, jumlah uang beredar (money supply) memegang peran penting dalam perekonomian suatu negara. Berlebihannya jumlah beredar dalam perekonomian suatu negara akan dapat memberikan tekanan pada nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang asing. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Salvatore 1999: 478): Ms Ms d f.k.k f d. Y.Y f R=.. (3) d

Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap.. (Atmadja) 73 dimana: R adalah kurs, Ms adalah jumlah uang beredar, v adalah laju perputaran uang (velocity of money) dan Y adalah GDP riil, d adalah untuk dalam negeri (domestic), f adalah untuk luar negeri (foreign) Demikian pula halnya dengan posisi BOP suatu negara akan sangat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang domestiknya terhadap mata uang asing. BOP yang surplus mencerminkan adanya aliran valuta asing yang masuk netto di dalam perekonomian negara tersebut, baik melalui transaksi barang maupun aset, sehingga menyebabkan bertambahnya penawaran valuta asing (increase in supply) di negara tersebut, dan mengakibatkan terjadinya apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sedangkan BOP yang defisit menandakan telah terjadi aliran dana keluar netto ke luar negeri, sehingga dapat mengakibatkan terjadi excess demand terhadap valuta asing dalam perekonomian nasional. Hal terakhir inilah yang dapat berdampak pada melemahnya nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing. 2.1 Sasaran dan Target Penelitian 2. METODE PENELITIAN Sasaran penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga riil, perbedaan jumlah uang beredar, perbedaan pendapatan nasional antara Indonesia dengan Amerika, serta posisi BOP Indonesia, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan atau perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Sedangkan target penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang apakah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika secara signifikan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi (seperti inflasi, suku bungan, jumlah uang beredar, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran internasional) atau oleh faktor non ekonomi (seperti sosial, politik, hankam, dan sebagainya). 2.2 Teknik Pengumpulan Data Semua data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur dan pencarian di berbagai situs internet. Periodisasi data penelitian adalah data bulanan yang dimulai dari bulan Agustus 1997 sampai dengan bulan Desember 2001. Khusus tentang data pendapatan nasional dan BOP, yang merupakan data triwulanan, terpaksa dilakukan proses interpolasi data agar menjadi data bulanan. Data tentang pendapatan nasional diperoleh melalui pendekatan produksi (Gross Domestic Bruto (GDP)). GDP yang digunakan adalah GDP riil, artinya telah mengeliminasi pengaruh perubahan tingkat harga umum. GDP riil ini juga merupakan indikator bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Data suku bunga riil bulanan diperoleh dengan cara mengurangkan suku bunga nasional bulanan dengan tingkat inflasi bulanan. Untuk Indonesia suku bunga nominal yang digunakan dalam penelitian ini ada suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang berperiode 28 hari (suku bunga diskonto Bank Indonesia dihapus berdasarkan UU RI no. 23/99 tentang Bank Sentral), sedangkan untuk Amerika Serikat (USA)

74 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 69-78 menggunakan suku bunga diskonto The Federal Reserve Bank (fedfund). Pemakaian vaiabel suku bunga riil ini dimaksudkan untuk mengeluarkan pengaruh tingkat inflasi dari suku bunga nominal. 2.3 Hipotesis Berdasarkan pada berbagai landasan teori di atas, maka dapat dibuat beberapa hipotesis yaitu: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya tingkat inflasi di Indonesia dibandingkan dengan tingkat inflasi di USA. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya tingkat suku bunga riil di Indonesia dibandingkan dengan tingkat suku bunga riil di USA. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besarnya tingkat perubahan jumlah uang beredar di Indonesia dibandingkan dengan tingkat perubahan jumlah uang beredar di USA. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya tingkat perubahan pendapatan nasional di Indonesia dibandingkan dengan tingkat perubahan pendapatan nasional di USA. 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besarnya nilai surplus BOP Indonesia. 2.4 Deskripsi Penelitian Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Y = nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika. Data diambil dari perkembangan indeks nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. X1 = selisih inflasi di Indonesia dengan inflasi di Amerika. Data diambil dari perubahan bulanan Indeks Harga Konsumen di Indonesia dan perubahan bulanan Consummer s Price Index Amerika. X2 = selisih suku bungan riil Indonesia dengan suku bunga riil di Amerika. X3 = selisih perubahan jumlah uang beredar Indonesia dengan perubahan jumlah uang beredar Amerika. X4 = selisih perubahan GDP riil Indonesia dengan perubahan GDP riil Amerika. X5 = besarnya surplus atau defisit BOP Indoensia. 2.5 Teknik Analisis Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi dengan model penelitian sebagai berikut: Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + ε... (4)

Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap.. (Atmadja) 75 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Regresi Predictor Coef. SE Coef. T P Constant - 0,2252 0,5739-0,39 0,697 X1-20,19 12,29-1,61 0,107 X2-17,43 10,72-1,63 0,110 X3-31,302 9,529-3,28 0,002 X4 0,00123 0,05805-0,02 0,983 X5-0,2675 0,1716-1,56 0,126 S = 3,377 R 2 = 32,5% R 2 (adj) = 25,3% (Sumber: data diolah penulis) Persamaan regresi penelitian adalah : Y = 0,225 20,2 X1 17,4 X2 31,3 X3 + 0,0012 X4 0,268 X5 + ε Hasil penghitungan dengan mengunakan α = 5 %, menunjukkan bahwa hanya satu variabel bebas, yaitu variabel selisih pertumbuhan jumlah uang beredar, yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial, sedangkan variabel bebas yang lainnya tidak signifikan terhadap Y. Variabel bebas secara keseluruhan hanya memberikan pengaruh sebesar 32,5% (koefisien determinasi/r 2 ) terhadap variabel terikatnya, sehingga 67,5% dari perubahan variabel terikat ditentukan oleh berbagai faktor di luar faktor-faktor yang dikategorikan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini. Pada model tidak ditemukan pelanggaran terhadap asumsi klasik dalam regresi, kecuali adanya masalah autokorelasi. Dalam hal ini autokorelasi biasa terjadi pada penelitian yang mengunakan data time series, gangguan ini tidak memiliki arti yang signifikan terhadap hasil penelitian ini, sehingga tidak akan membiaskan hasilnya. Berdasarkan pada analisis variance, maka secara keseluruhan model tersebut dapat dikategorikan sebagai model yang baik dalam menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (F = 4.53 dengan α 5%), tetapi pengaruhnya secara parsial kecil. Tabel 2. Analisis of Variance Source DF SS MS F P Regression 5 258.36 51.67 4.53 0.002

76 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 69-78 Residual Error 47 535.97 11.40 Total 52 794.33 (Sumber: data diolah penulis) Hasil analisis mengindikasikan bahwa faktor-faktor ekonomi tersebut sebagian besar tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, kecuali variabel jumlah uang beredar. Di lain pihak, faktor-faktor di luar variabel bebas ternyata lebih banyak mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Faktor-faktor lain ini bisa saja merupakan faktor ekonomi yang tidak diakomodasi dalam penelitian ini, atau bisa juga merupakan faktor-faktor non ekonomi, seperti politik, hankam, kosistensi dalam penegakan hukum, sosial budaya, dan sebagainya. Karena pergerakan nilai tukar mata uang rupiah di Indonesia ternyata bukan merupakan dominasi faktor ekonomi saja, maka tanggung jawab pengendalian nilai tukar bukan hanya berada pada pemegang otoritas moneter ataupun instansi yang bergerak dalam sektor ekonomi saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab dari instansi lainnya (yang beraktivitas di luar bidang ekonomi) dalam menciptakan kondisi yang dapat menunjang proses pencapaian nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika seperti yang telah ditargetkan. Untuk itu, maka perlu adanya pembagian tugas yang jelas dan terarah antar lembaga negara dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang komprohensif, baik di bidang ekonomi maupun di bidang non ekonomi, hingga terciptanya sinergi. Lebih lanjut, kebijakan perubahan suku bunga SBI yang kerapkali digunakan oleh bank sentral dengan maksud mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika ternyata tidak mampu secara signifikan mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah. Hal ini secara ekonomi antara lain dapat disebabkan, karena adanya kebijakan bank sentral Amerika yang kadangkala juga menggunakan instrumen yang sama (dengan fedfund-nya) dalam mempertahankan nilai tukar dolar Amerika terhadap mata uang asing lainnya, dan karena tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia. Selain itu juga karena tingkat bunga di pasar uang domestik yang tinggi, yang tercipta karena pengaruh dari tingginya suku bungan SBI, ternyata tidak mampu secara signifikan menarik aliran dana masuk dari luar negeri. Variabel BOP yang dipengaruhi oleh ekspor dan impor barang atau jasa serta transaksi aset internasional, ternyata juga tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Kenaikan nilai ekspor komoditi pertanian dan kehutanan yang relatif cukup tinggi pada masa awal krisis ekonomi tahun 1998, ternyata disertai dengan terjadinya capital outflow yang besar pula di sektor capital account. Bahkan sejak semester kedua tahun lalu, ekspor Indonesia telah mengalami kemerosotan dan stagnasi pertumbuhan hingga mencapai sekitar nol persen akibat lesunya perekonomian global dan hingga kuartal dua tahun 2002 yang mulai nampak belum menunjukkan hasil yang berarti. Impor juga mengalami penurunan tajam, bahkan hingga minus 23 persen pada kuartal terakhir tahun lalu (Sri Mulyani: 2002). Hal-hal tersebut tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Satu-satunya variabel yang mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika adalah variabel selisih jumlah uang beredar

Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap.. (Atmadja) 77 (dengan β = -31,302). Hal ini mengindikasikan, bahwa apabila pertumbuhan jumlah uang beredar (rupiah) di Indonesia melebihi pertumbuhan jumlah uang beredar (dolar) di Amerika Serikat akan mengakibatkan semakin menurunnya nilai mata uang rupiah, sehingga semakin melemahkan nilai tukarnya terhadap dollar Amerika. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. variabel-variabel bebas yang dipergunakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan variabel terikatnya (Y), kecuali variabel jumlah uang beredar (X3). 2. Keseluruhan variabel bebas (X) yang dipergunakan dalam penelitian ini hanya memberikan kontribusi pengaruh sebesar 32,5% terhadap variabel terikatnya (Y). Dengan demikian sebagian besar pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditentukan oleh faktor-faktor yang lain, baik faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi. Disamping itu, perlu adanya disiplin yang ketat dalam mengendalikan jumlah uang beredar oleh Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter di Indonesia, karena faktor ini ternyata memiliki pengaruh yang signifikan pada perubahan nilai tukar mata uang beredar, maka diharapkan target tingkat nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika dapat dicapai atau setidaknya dapat didekati. DAFTAR PUSTAKA Abuaf, Niso and Philippe Jorion (March 1990), Purchasing Power Parity in the Long Run, Journal of Finance, page 157-174. Adler, Michael and Bernard Dumas (June 1983), International Portfolio Choice and Corporate Finance: A Synthesis, Journal of Finance, page 925-984. Adler, Michael and Bruce Lehman (December 1983), Derivations from Purchasing Power Parity in the Long Run, Journal of Finance, page 1471-1487. Bank Indonesia (2002), Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia (2001), Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia (1999), Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia (1998), Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Jakarta. Bureau of Economic Analysis US Department of Commerce (30 April 2002), National Income and Product Accounts Tables, http://www.bea.doc.gov.

78 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 69-78 Hakkio, Craig S., (November 1986), Interest Rates and Exchange Rates What Is the Relationship?, Economic Review, Federal Reserve Bank of Kansas City, page 33-43. Indrawati, Sri Mulyani (3 juni 2002), Penguatan Rupiah, Pertanda Apa?, Kompas Cyber Media, http://www.kompas.com. Madura, Jeff (2000), International Financial Management, USA: South-Western College Publishing. Mishkin, Frederic S. (December 1984), Are Interest Rates Equal Across Country? An Empirical Investigation of International Parity Conditions, Journal of Finance, page 1345-1357. Salvatore, Dominick (1999), International Economics, Sixth Edition, NewYork : John Wiley & Sons, Inc. The Federal Reserve Bank (30 April 2002), M1, M2, M3 and Debt, http://www.federalreserve.gov.