AGENDA PEMBARUAN STRUKTUR AGRARIA DALAM DINAMIKA PANGGUNG POLITIK

dokumen-dokumen yang mirip
KPM 321 Kajian Agraria REFORMA AGRARIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI & PENGEMBANGAN MASYARAKAT. FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010/2011

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM

BAB I PERKEMBANGAN POLITIK DAN HUKUM AGRARIA DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

BAB II PENGATURAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL. A. Latar Belakang Lahirnya Program Pembaharuan Agraria Nasional

"',.).' i-" / ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PATNA SUNU POLITIK HUKUM DALAM TRANSFORMASI HVKUM AGRARIA

Mengenang Salim Kancil Kaum Tani, Menuju Bangkit dari Keterpurukan!

PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB I PERKEMBANGAN SEJARAH HUKUM AGRARIA

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian


Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Hukum dan Globalisasi

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

KONFLIK PERTANAHAN (AGRARIA) alam memiliki nilai sosial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

TANGGUNG JAWAB NEGARA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KORPORASI

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi

Asesmen Gender Indonesia

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

Assamu alaikumwr. Wb. Yang Mulia Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Para Ketua Delegasi. Yang terhormat Wakil Presiden Jusuf Kalla.

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

Pendekatan Historis Struktural

Ekonomi Kerakyatan dan Subversi Neokolonialisme

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

PEMBAHARUAN AGRARIA DAN OTONOMI DAERAH SEBAGAI DASAR EKONOMI KERAKYATAN

Membangun Masyarakat Sejahtera Berdasarkan UU Perlindatayan 1 dan UU Desa

Pidato Politik Pimpinan Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. tanah dapat menimbulkan persengketaan yang dahsyat karena manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Perjuangan Front dan Perjuangan Demokratisasi Kampus

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. ketimpangan struktur agraria, kemiskinan dan ketahanan pangan, dan

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Pembukaan. Akar Persoalan Lingkungan Hidup

Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

Etika Sosial. Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan tempat di mana manusia berada dan hidup. Baik langsung

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

Demokrasi di Indonesia

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

BLOK I PEMBERDAYAAN PASIEN di Rumah Sakit BUDI WAHYUNI

AMANAT TERTULIS PRESIDEN RI PADA PERINGATAN HARI BELA NEGARA Sabtu, 19 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Konflik Politik Karl Marx

perkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada

Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan umum. bermanfaat bagi seluruh masyarakat merupakan faktor penting yang harus

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESENSI BUKU. : Investor-State Arbitration. Rubins, Borzu Sabahi. Judul. Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D.

BAB I PENDAHULUAN. berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG POLITIK DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi air dan kekayaan alam

BAB VII KESIMPULAN. Sepanjang tahun 1950-an sampai dengan dekade pertama abad ke-

Idham Arsyad Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

Desa Kota Lestari. Elanto Wijoyono COMBINE Resource Institution - Yogyakarta Urban Social Forum Solo, 20 Desember 2014

Transkripsi:

AGENDA PEMBARUAN STRUKTUR AGRARIA DALAM DINAMIKA PANGGUNG POLITIK 1. Hubungan antara struktur agraria dan kondisi sosial yang melingkupinya sangatlah penting. 2. Struktur sosial feodalistik, kapitalistik, atau sosialistik akan menghasilkan kondisi sangat berbeda dalam hal pemilikan tanah, sistem organisasi kerja unit produksi agraria, dan bentuk usaha pengelolaannya. Dengan kata lain, struktur sosial ikut membentuk kerangka struktur agrarianya. 3. Banyak faktor lain yang ikut membentuknya, seperti faktor teknologi, kebijakan, penetrasi pasar, dan lain-lain. lain.

4. Bentuk kepemilikan tanah menentukan distribusi pendapatan dan kekayaan berdasar pemanfaatannya. Misal, pada masyarakat yang sistem hukumnya membolehkan kepemilikan tanah pribadi maka diferensiasi atau pemisahan kelas sosial sama sekali tidak bisa dihindari indari. 5. Dalam perspektif sejarah, kepemilikan tanah senantiasa berubah sejalan dengan kondisi yang membentuknya. Susunan kepemilikan tanah inilah yang menjadi ciri pokok struktur agraria. 6. Dengan melihat optik struktur agraria ini maka pada dasarnya land reforms merupakan upaya untuk menata kembali struktur agraria yang timpang agar tercapai suatu keseimbangan lebih balk antarpelaku (produksi) agraria dalam masyarakat.

JENIS STRUKTUR AGRARIA 1. Penggembalaan Berpindah 2. Perladangan berpindah 3. Pertanian Feodalistik 4. Pertanian Keluarga 5. Pertanian Kapitalistik 6. Pertanian Kolektif (Sosialistik dan Komunistik)

TUJUAN-TUJUAN LAND REFORM Land reform dalam pengertian luas, disamakan dengan agrarian reform (pembaruan agraria), yakni suatu upaya untuk memperbaiki struktur agraria,, yang terdiri atas sistem penguasaan tanah, metode penggarapan tanah dan organisasi pengusahaannya, skala operasi usahanya,, sewa-menyewa menyewa, kelembagaan kredit desa, pemasaran,, pendidikan ikan dan pelatihan untuk menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan keadilan sosial dan produktivitas.

TUJUAN POLITIS DAN SOSIAL a. Reformasi pada umumnya diin introdusir oleh inisiatif pemerintah sebagai respons terhadap tekanan internal dan eksternal, untuk mengatasi krisis ekonomi, sosial, dan politik. b. Reformasi diandaikan sebagai upaya mencari mekanisme penyelesaian suatu masalah.. Dari sini kemudian mulai disosialisasikan oleh kaum reformis tentang pentingnya reformasi. c. Reformasi yang disosialisasikan akan memiliki makna jika tujuan-tujuan yang ditargetkan mendapatkan dukungan luas dari berbagai kelompok. d. Kelompok reformis menetapkan tujuan itu untuk memenuhi tuntutan petani, menghancurkan kelompok oposisi, mendapatkan dukungan internasional, dan untuk mengamankan posisi mereka.

1. Tujuan landreform pada umumnya adalah untuk menghapus feodalisme, yang berarti penyingkiran kelas tuan tanah dan mengalihkan kekuasaannya kepada elite reformis atau wakii masyarakat. 2. Jika di antara para tuan tanah itu adalah orang asing maka tujuannya adalah untuk mengalahkan imperialisme dan mengakhiri eksploitasi yang dilakukannya. 3. Penerapan landreform juga bertujuan untuk membebaskan para petani dari eksploitas ploitasi dan membebaskan mereka dari ketergantungan kepada kaum yang mengeksplom engeksploitasi dan membuat mereka menjadi warga negara dalam menuntut hak-haknya haknya.

4. Kelompok reformis-komunis omunis, selalu berusaha menghapuskan feodalisme dan kapitalisme dengan suatu kesadaran bahwa sistem produksi, kepemilikan pribadi atas tanah, bisa melanggengkan eksploitasi. Artinya, terjadi proses pengalihan tanah ke petani dan menghapuskan kelas dalam masyarakat demokratis. Untuk mencapai ai tujuannya, kelompok komunis reformis mengumpulkan petani sebagai upaya mencari dukungan dalam rangka menciptakan tatanan baru dan melawan rezim sebelumnya. 5. Dalam proses itu dimungkinkan adanya fleksibilitas dan modifikasi, sesuai perubahan situasi. 6. Landreform memberikan penekanan pada perlunya memperbaiki status dan kondisi sosial petani, pentingnya mengurangigi kemiskinan,, serta redistribusi pendapatan dan kekayaan di antara mereka. Selain itu juga diupayakan penciptaan peluang-peluang kerja, pendidikan, pelayanan kesehatan dan redistribusi keuntungan dalam komunitas besar, terutama generasi muda sebagai target utamanya.

Tujuan juan-tujuan Ekonomis 1. Pembangunan ekonomi telah menjadi tujuan utama pemerintah dan partai politik dewasa ini. 2. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong perkembangan pertanian, misalnya melalui reformasi agraria untuk memperbaiki kondisi petani yang tidak memiliki tanah atau memperbaiki hasil panennya yang tidak maksimal sehingga insentif investasi di sektor ini kecil atau ada usaha memperbaiki tanah dan pertumbuhan produksi. 3. Mekanisme yang lain adalah mendorong buruh agar memperoleh insentif dalam proses penggarapan tanah, dengan asumsi bahwa kepemilikan tradisional atau kepemilikan feodal seringkali menggunakan tanah secara berpindah dan boros.

4. Landreform menciptakan unit usaha yang optimum, sehingga tercapai peningkatan kualitas penggunaan, pemeliharaan tanah, dan penggunaan teknologi sehingga panennya memuaskan. 5. Landreform mensinergikan pertanian dengan keuntungan ekonomi industri. Dalam konteks pembangunan ekonomi industrialisasi, kaum reformis berusaha mengubah sektor perdesaan lebih responsif terhadap kebutuhan sektor industri, kebutuhan tenaga kerja, bahan pokok, bahan baku industri,, modal, dan mata uang asing.

PASANG-SURUT SURUT AGENDA LAND REFORM DI PANGGUNG POLITIK Di dalam perjalanan sejarah negara Republik Indonesia, land reform pernah berada di panggung politik negara pada masa kepemimpinan Ir. Soekarno no, sebagai presiden RI di tahun 1966. Keutamaan land reform dalam panggung politik negara RI, berlangsung sejak 1960 hingga 1965, saat pemerintah dan kekuatan politik di parlemen menyepakati UU No 5 tahun 1960 tentang ng Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria,, yang lebih dikenal dengan nama UUPA dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang ang-undang No 56/1960 60 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian yang lebih dikenal dengan nama UU Land Reform. Perundang-undangan undangan tersebut sesungguhnya merupakan produk perundang-undangan undangan yang hendak difungsikan untuk mengubah karakter negara kolonial menuju negara nasional yang merdeka, serta menghapuskan segala bentuk kolo lonialisme dan feodalisme yang menghambat kemajuan rakyat.

ORDE BARU 1. Land reform kembali memasuki panggung politik negara, sehubungan dengan pengorganisasian petani dan advokasi yang dijalankan organisasi non-pemerintah dan kelompok-kelompok korban kebijakan dan praktik pengadaan tanah untuk badan usaha skala besar dan/atau proyek pemerintah. 2. Di masa Orba, protes diarahkan ke kantor- kantor pemerintah,, DPR, Komnas HAM, Kantor-kantor Pemerintah Daerah, dan DPRD.

3. Namun, setelah tumbangnya rezim otoritarian yang dimulai dengan mundurnya Presiden Soeharto pada awal tahun 1998, kelompok korban umumnya mengambil l jalan baru untuk menguasai dan mengolah kembali bidang tanahnya secara langsung. 4. Serangan terhadap aparatur represif, krisis ekonomi, dan dapat diterimanya alasan pengambilan kembali hak yang dirampas, telah membuka peluang terwujudnya tindakan- tindakan reokupasi tanah dan tentunya tampiian ekses-eksesnya eksesnya.

Panggung Politik Global 1. Masuknya land reform dalam panggung politik dunia juga terkait dengan bangkitnya demokratisasi yang ditandai dengan tumbangnya rezim otoritarian di berbagai negara. 2. Dengan sendirinya,, agenda-agenda kelompok rakyat tertindas (underrepresented agend ndas of oppressed peoples) termasuk land reform kembali masuk ke panggung politik nasional. 3. Sementara di level politik nasional kembali ditetapkan tujuan-tujuan dan tipe-tipe pelaksanaan land reform-nya nya.

NEO-LIBERALISME, HAM, DAN LAND REFORM 1. Dewasa ini, tuntutan akan land reform semakin gencar. Konsentrasi penguasaan tanah yang semakin timpang dan tuntutan akses pada tanah serta sumberdaya produktif lainnya dari kaum miskin semakin kuat di hanyak negara Dunia Ketiga 2. Di pihak lain, pelaksanaan land reform semakin memperoleh tantangan, sehubungan dengan adanya ancaman nyata neoliberallsine. 3. Perusahaan-perusahaan skala global, badan-badan keuangan international seperti Bank Dunia, IMF, ADB, dan pemerintah negara-negara maju sedang mengembangkan strategi baru neokolonialisme mereka dengan memaksa negara-negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia tentunya. mengubah watak negara dalam hubungannya dengan investasi, pasar, dan perdagangan global

4. Dengan demikian, muara penggunaan ajaran HAM adalah pamahaman tentang ng batas-batas kekuasaan/kewenangan penyelenggara negara. 5. Pemerintah tidak mudah melakukan pembatasan terhadap hak-hak rakyat ataupun mengalihkan hak- hak tersebut untuk kepentingan maupun pihak ketiga. 6. Pemerintah hanya bisa menerbitkan hak-hak baru di atas as tanah yang tak dilekat kati hak rakyatnya, baik untuk kepentingan penanaman modal maupun proyek- proyek pembangunan. 7. Pemberian hak-hak agraria tersebut tidak bisa dilakukan sebeium memastikan bahwa tanah haknya tidak dipegang oleh orang-orang atau sekelompok orang, atau telah dilepaskan olehnya secara sadar dan sukarela dengan proses yang dapat at dipertanggungjawabkan

8. Dengan penggunaan ajaran HAM inilah lah, para pengusung dan promotor agenda perjuangan petani di tingkat lokal, nasional, maupun global memperoleh penguatan argumen dan kerangka aksi land reform untuk menghadapi gelombang neo-liberalisme 9. Menurut David Korten sebagal zaman "when corporation rule the world" (Korten( Korten.. 1997), atau "profit over people" (Chomsky. 2001) atau zaman ketika orang-orang dibuai oleh mitos- mitos pasar bebas" " (Fakih( Fakih,, 2001)

KESIMPULAN Jika oposisi politik terhadap reformasi terlalu kuat, pengorbanan manusia dalam proses transformasi akan sangat besar. Namun mun, pengorbanan itu harus ditimbang dengan korban manusiawi apakah yang harus diberikan andalkata status quo dipertahankan,, yang ditandai dengan berlangsungnya penindasan kronis terhadap lapisan bawah. Penguasaan tanah yang sangat tidak adil bukannya menimbulkan stabilitas. Statistik internasional menunjukkan bahwa tingkat kekerasan dan ketakstabilan politik cenderung terjadi paling tinggi di negara-negara yang pola penguasaan tanahnya sangat tidak adil. Dengan demikian, dari waktu ke waktu, ketidakadiian dapat menimbulkan jatuhnya korban manusia jauh lebih besar daripada korban yang jatuh dalam usaha mewujudkan land reform yang berhasil.