5 Informasi Sosial-Ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 4 Petunjuk untuk Rapid Rural Appraisal Sederhana

August Policy on Involuntary Resettlement (Bahasa Indonesia translation)

Tahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas

Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 51 TAHUN 1999 (51/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1994 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH OLEH BUKAN PEMILIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

Alang-alang dan Manusia

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. APBN/APBD. Menurut Erlina dan Rasdianto (2013) Belanja Modal adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014

MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 1975 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI TATA CARA PEMBEBASAN TANAH

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

Pedoman Informasi tentang Tahapan Konsultasi dalam Mekanisme Akuntabilitas ADB

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG DINAS KEPENDUDUKAN PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 );

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 27 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN WALIKOTA BATU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

Transkripsi:

41 5 Informasi Sosial-Ekonomi Perencanaan dan pelaksanaan pemukiman kembali memerlukan data yang dapat dipercaya dan benar yang menunjukkan dampak yang sebenarnya terhadap OTD sehingga dapat disusun dengan benar kebijaksanaan entitelmen (bantuan yang layak diterima OTD berdasarkan jenis kerugian yang dialami OTD). Dalam proyek yang memerlukan pengadaan lahan dan pemukiman kembali, pengumpulan data diharapkan memenuhi tiga sasaran penting: untuk memahami dengan baik bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang mungkin terkena dampak oleh proyek, terutama dampak negatifnya; mengidentifikasi dan menganalisis seluruh dimensi sosial, yang dibutuhkan untuk merumuskan rencana dalam memulihkan dan meningkatkan kualitas hidup OTD; dan sebagai dasar untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan RPK. Kotak 5.1 Kebijaksanaan Bank Mengenai Pemukiman Kembali Kebijaksanaan Bank dalam hal Pemukiman Kembali Rudapaksa memerlukan satu PAKS pada waktu identifikasi proyek dan RPK pada waktu Studi Kelayakan yang menentukan dengan jelas: pengadaan lahan dan dampak yang mungkin timbul; lingkup tindakan penanggulangan; kerangka acuan untuk mempersiapkan dan melaksanakan RPK; keahlian yang diperlukan untuk melakukan pengumpulan data; dan perkiraan biaya yang diperlukan dan ketentuan anggaran. Ketua Misi membagi tugas pengumpulan data dan menyetujui pengaturan pelaksanaan dan ketentuan pelaporan. Persiapan Pengumpulan Data Perencana Proyek mengkaji data dasar yang tersedia untuk mempersiapkan perkiraan awal dampak proyek yang mungkin timbul. Data dasar terdiri dari dokumen perencanaan proyek, dokumen survai dan peta lokasi, data lahan dan laporan sensus pemerintah. Data sekunder dapat mendukung analisis sosial proyek, dan juga untuk mengidentifikasi kebutuhan pengumpulan data primer. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan antara lain sebagai berikut: Apakah ada data yang tersedia mengenai dampak proyek dan masyarakat yang terkena dampak proyek, yang dapat digunakan untuk analisis? Kalau ada, siapa yang mengumpulkan data, kapan dan sejauh mana dapat dipercaya informasi ini? Apakah pengadaan lahan dari instansi atau badan pertanahan setempat atau data sensus yang ada memadai untuk menaksir dampak proyek terhadap OTD? Apakah IP membutuhkan konsultan untuk melakukan pengumpulan data? Apakah desa tempat lokasi pemukiman kembali sudah diidentifikasi? Apakah masuknya orang-orang luar ke areal proyek dapat menimbulkan masalah? Metode dan Tujuan Pengumpulan Data Di beberapa negara, persiapan bagi pengadaan lahan dan pemukiman kembali memerlukan sekurang-kurangnya tiga tipe dasar survai: survai pengadaan tanah (SPT); sensus; dan survai sosial-ekonomi (SSE). Ini dapat dilengkapi metode penilaian cepat secara partisipatif (PCP). SPT biasanya dilakukan oleh instansi atau badan pertanahan setempat yang bekerja berdasarkan permintaan pimpinan proyek. Survai ini mengacu pada dokumen perencanaan proyek, peta tata guna lahan, dan catatan-catatan lahan serta dianggap sebagai survai "resmi" OTD di banyak negara. SSE, biasanya hanya mencakup orang-orang yang mempunyai hak legal untuk mendapat ganti rugi. Orang tanpa hak legal (petani bagi hasil, penyewa, penghuni liar) tidak termasuk dalam SSE. Sensus adalah suatu proses pengumpulan data dengan kuesioner untuk rumah tangga

42 yang mencakup semua OTD tanpa memperhatikan hak atau kepemilikan. Sensus ini berisi data lengkap OTD termasuk harta kekayaannya. Data sensus dapat digunakan untuk mengurangi tuntutan orang yang tidak berhak seperti yang pindah ke lokasi yang terkena dampak proyek dengan harapan memperoleh ganti rugi dan/atau direlokasikan. SSE dilakukan dengan mengambil sampel OTD, biasanya 20% sampai 25% dari jumlah penduduk yang terkena dampak, dengan menggunakan kuesioner rumah tangga. Dari SSE diperoleh data mengenai dampak yang mungkin timbul dari pengadaan lahan terhadap ekonomi setempat, lembaga-lembaga ekonomi, pola tata guna lahan. Tabel 5.1 Metode Pengumpulan Data Jenis Teknik Pengumpulan Data Tujuan Survai Tanah Pengadaan Mengkaji data tanah dan surat kepemilikan (100% sampel) o Mengidentifikasi besar dan dampak o Menaksir nilai ganti rugi o Menyiapkan dokumen ganti rugi lahan lahan Sensus Survai Sosialekonomi Survai lanjutan Mendaftar lengkap semua rumah tangga yang terkena dampak dan kekayaannya dengan menggunakan kuesioner rumah tangga 20-25 persen sampel penduduk terkena dampak melalui kuesioner rumah tangga Survai sampel dan teknik Pendataan cepat secara Partisipatif o Menyiapkan inventaris asli lengkap OTD dan kekayaan sebagai dasar ganti rugi o Mengidentifikasi orang-orang tanpa hak legal o Mengurangi dampak masuknya orang luar ke lokasi proyek o Menyiapkan data OTD o Menyiapkan RPK o Menilai pendapatan, mengidentifikasi kegiatan produktif dan rencana pemulihan pendapatan o Menyusun alternatif relokasi o Menyusun tahap persiapan sosial untuk kelompok rentan o Memperbaharui daftar OTD o Menyiapkan paket entitelmen o Menyelidiki hal-hal spesifik dari kelompok OTD tertentu. Sistem sewa dan sistem bagi hasil, pola pekerjaan, pendapatan dan ketergantungan ekonomi antara rumah-tangga, tingkat kemiskinan, organisasi sosial setempat, struktur wewenang, serta kegiatan ekonomi dan pendapatan kaum wanita. Survai lanjutan dibutuhkan untuk memperbaharui daftar OTD kalau pelaksanaan proyek tertunda selama dua tahun atau lebih dari tanggal sensus dan survai awal, atau kalau desain proyek banyak perubahan. Beberapa penyesuaian, termasuk daftar OTD baru, mungkin diperlukan untuk mendesain langkah-langkah entitelmen. Survai ini dapat menggunakan sampel (20 persen OTD) atau dapat menggunakan teknik PCP. Jumlah orang terkena dampak dan skala dampak akan sangat menentukan metode pengumpulan data dan tingkat rincian yang dibutuhkan. Pada prinsipnya pengumpulan data harus memenuhi persyaratan kebijaksanaan, tetapi sekaligus sederhana. Di banyak negara, SPT resmi diwajibkan untuk mengidentifikasi pemilik lahan dan mempersiapkan pembayaran ganti rugi atas lahan tersebut. Di negara lain, sensus berdasar desa digunakan sebagai dasar memaksa kekayaan. Untuk proyek-proyek besar dianjurkan menggunakan baik sensus maupun SSE. Pada proyek sektoral, sensus dan survai diwajibkan untuk setiap subproyek.

43 Penentuan Jenis Data yang Dikumpulkan Survai mencakup semua OTD, termasuk kelompok rentan, penduduk setempat di lokasi pindahan informasi lahan dan lingkungannya. Survai tersebut termasuk OTD dengan kepemilikan legal maupun yang tanpa hak legal seperti: penyewa, petani bagi-hasil, orang tanpa lahan, penghuni liar, penjual, pemilik toko kecil, pekerja upahan dan lain-lain. Kelompok rentan (etnik minoritas, kaum wanita dan rumah tangga yang kepala rumah tangganya perempuan, orang yang tanpa hak mewarisi atau memiliki harta, masyarakat paling miskin dan terpencil) mungkin tidak dicakup sebagai OTD dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kebijaksanaan Bank dengan jelas, mengakui hak mereka sebagai OTD. 1 Kelompok penduduk asli sering mempunyai hak adat atas lahan tanpa hak formal. Jadi informasi terinci mengenai penggunaan lahan, kegiatan ekonomi dan organisasi sosial perlu dikumpulkan untuk menyiapkan rencana pembangunan sosial dan ekonomi yang sesuai dengan tradisi dan budaya mereka. 2 Kontribusi wanita terhadap produksi dan pengelolaan rumah tangga harus dinilai dan dihitung secara lengkap. Penduduk setempat ditempat relokasi adalah bagian penting dalam proses pengumpulan data jika ada usulan relokasi. Untuk itu perlu memperoleh infomasi terinci mengenai masyarakat tersebut (demografi, besar lahan, pola pembagian lahan, penggunaan lahan, kegiatan ekonomi- pertanian, bidang usaha, penangkapan ikan dan sumber daya milik umum). Data ini khususnya perlu untuk menaksir dampak yang mungkin timbul akibat merelokasikan OTD kedalam masyarakat setempat dan juga perlunya mengembangkan program bagi OTD dan penduduk setempat untuk pembangunan ekonomi dan integrasi sosial. Survai penduduk setempat dapat menggunakan teknik PCP. Data yang dikumpulkan tentang OTD Jumlah OTD Profil demografi, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan Inventarisasi seluruh kekayaan dan harta yang terkena dampak Sistem produksi sosial-ekonomi dan penggunaan sumber daya alam Inventarisasi sumber daya milik umum Kegiatan ekonomi seluruh orang terkena dampak, termasuk kelompok rentan Jaringan sosial dan organisasi sosial. Sistem dan cagar budaya Penduduk Setempat di Lokasi Pindahan Peta lokasi penduduk setempat dan lokasi pemukiman kembali Kepadatan penduduk dan kapasitas tampung yang tersedia Komposisi demografi dan sosial-budaya Sumber daya milik umum/masyarakat Pola penggunaan lahan Kebutuhan prasarana baru dan pengembangannya Reaksi terhadap pemukim Organisasi dan kebutuhan masyarakat Jaringan sosial dan organisasi sosial Sistem dan cagar budaya 1 Staff Instruction on Women in Development (November 1992) and Women in Development Issues, Changes and Strategies in Asia and the Pacific. Asian Development Bank, Manila. 2 Staff Instruction on Women in Development (November 1992) and Women in Development Issues, Changes and Strategies in Asia and the Pacific. Asian Development Bank, Manila.

44 Lahan dan Lokasi Peta lokasi dan desa yang terkena dampak pengadaan lahan Jumlah luas lahan yang dibutuhkan untuk proyek Jenis dan penggunaan lahan Kepemilikan, status penguasaan lahan dan pola penggunaan lahan Prosedur pengadaan lahan dan ganti rugi Sarana dan prasarana umum yang tersedia Sistem ekonomi dan sumber daya non-lahan Peningkatan Efektivitas Pengumpulan Data Pengumpulan data harus berdaya guna untuk melindungi kepentingan OTD dan untuk mempertahankan keterbukaan dalam pelaksanaan pemukiman kembali. Menentukan definisi pengertian-pengertian pokok (seperti, OTD, keluarga, kerugian, orang yang berhak) karena ini adalah pengertian yang penting dalam seluruh proses dan mempunyai pengaruh berarti terhadap paket ganti rugi dan manfaat pemukiman kembali. Menetapkan tanggal pendataan untuk menentukan kelayakan menjadi OTD. Ini perlu untuk menghindarkan tuntutan palsu ganti rugi atau rehabilitasi, setelah rencana proyek diumumkan. Sensus harus dilakukan sesegera mungkin setelah tanggal pendataan tersebut ditentukan untuk menetapkan jumlah OTD, jumlah bangunan dan kekayaan lain yang terkena dampak dan untuk mengurangi kedatangan orang luar di lokasi berdampak. Ini khususnya penting bagi proyek-proyek yang melibatkan pembangunan kembali perkotaan dan pembaharuan perkotaan atau penertiban penghuni liar. 3 Memetakan lokasi dampak dan mengidentiftkasikan rumah tangga dengan nomor sebagai perlindungan tambahan dari tuntutan palsu. Pemetaan biasanya dilakukan selama tahap identifikasi dan persiapan proyek. Pemetaan dapat dilakukan pada waktu sensus dan survai. Pemetaan udara sangat membantu untuk menentukan pola pemukiman pada suatu waktu tertentu. Mempertimbangkan penggunaan kartu identifikasi bagi OTD. Kartu identifikasi telah terbukti berguna dalam banyak proyek. Kartu ini dikeluarkan selama sensus atau survai dan harus diperbaharuhi, setelah sensus selesai, dengan seluruh informasi yang relevan mengenai ganti rugi dan entitelmen untuk setiap rumah tangga. Mempublikasikan daftar OTD dan prosedur pengaduan jika terdapat penyimpangan untuk diverifikasi dan disetujui oleh panitia OTD dan LSM. Kotak 5.2 Proyek Jembatan Jamuna Penanganan Tuntutan Palsu Di Bangladesh, Proyek Jamuna Bridge Multipurpose (9509 - ED/1994) mempunyai masalah yang timbul karena perlindungan terhadap tuntutan palsu kurang memadai. Karena tidak ada sensus atau survai sosial-ekonomi yang lengkap, kira-kira 10 ribu bangunan bermunculan dalam waktu singkat yang di lokasi dipersiapkan untuk expropriasi. Pemetaan udara dan cara lain digunakan untuk membedakan antara tuntutan yang sah dan yang palsu. Sumber: Draft Resettlement Sourcebook. The World Bank, 1996, hal. 58. 3 Untuk pembangunan kota dan pemindahan, selanjutnya lihat, Michael Cernea, The Urban Environment and Population Dislocation. World Bank Discussion, #152, Washington D.C. 1993.

45 Pelaksanaan Pengumpulan Data Pelaksanaan pengumpulan data terdiri dari sejumlah langkah-langkah: membuat kuesioner sensus atau survai menyewa dan melatih petugas/pengumpul data lapangan melakukan pengawasan lapangan, verifikasi dan pengendalian kualitas memproses dan analisis data. Jika proyek tidak mempunyai kemampuan melakukan sensus dan survai, maka biasanya kegiatan ini dilakukan oleh konsultan atau lembaga independen (misalnya, LSM, lembaga penelitian sosial, universitas) dengan bantuan para pejabat dan staf pemukiman kembali. Kerangka acuan (KA) perlu mendefinisikan dengan jelas tujuan dan hasil yang diharapkan. Konsultan yang menyiapkan kuesioner sensus atau survai diberi penerangan/briefing mengenai ketentuan-ketentuan perlunya survai dan kebijaksanaan, termasuk kelayakan dan kategori entitelmen, kalau kategori tersebut telah ditetapkan sebelum survai. Tim inti sensus atau survai terdiri dari berbagai latar belakang keahlian (misalnya dari ekologi, hukum, ekonomi, sosial-budaya, lingkungan, tata guna lahan, perencanaan wilayah dan pemukiman). Pelaksanaan survai dapat ditingkatkan dengan melibatkan langsung personel pemukiman kembali, staf Pemda, LSM, OTD dan wakil-wakil mereka. Hal ini untuk mengurangi perselisihan dan pengaduan serta meningkatkan kesadaran tentang kebijaksanaan dan masalah pemukiman kembali di antara OTD (dan pemukim). Pelaporan Hasil Survai Hasil survei digunakan segera untuk: menyiapkan daftar OTD menurut kebijaksanaan ganti rugi yang berlaku. mengidentifikasi mereka yang terkena dampak tidak langsung proyek dan yang layak menerima entitelmen. menyiapkan matriks entitelmen berdasarkan kerugian yang dialami. Merekomendasikan prosedur-prosedur pembayaran ganti rugi dan prosedur penyelesaian pengaduan, menyusun bank data dengan komputerisasi dan menyusun program yang memudahkan dalam menampilkan data OTD menurut dampak, umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, keterampilan, pekerjaan, tanah-milik, pilihan yang lebih disukai untuk relokasi dan pemulihan pendapatan. Kotak 5.3 Rekomendasi Format Pelaporan Hasil Pengumpulan Data I. Pendahuluan Deskripsi proyek Tujuan survai atau sensus Metode yang digunakan Pelaksanaan survai dan lingkupnya II. Deskripsi Daerah yang terkena dampak dan Hasil Temuan Lokasi: sifat dan skala dampak Status sosial-ekonomi OTD Identifikasi kelompok rentan Kerugian atas lahan dan kekayaan lain Inventarisasi kekayaan/properti milik umum dan sumber daya alam Hilangnya jaringan sosial, fasilitas sosial dan kawasan cagar budaya Matriks entitelmen OTD

46 Table 5.2 Pengumpulan Data dan Survai dalam Siklus Proyek: Butir-butir Pokok Tindakan Siklus Proyek Butir-butir Pokok Tindakan Identifikasi Proyek PAKS Studi Kelayakan BTPP RTM Penilaian Negosiasi Pinjaman Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Mengkaji data yang tersedia. Menentukan tingkat dan jumlah informasi yang dibutuhkan Menentukan dengan jelas maksud pengumpulan data bagi perencanaan, pemantauan dan evaluasi pemukiman kembali Merumuskan KA untuk pengumpulan data Mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan Mengadakan pembagian tugas pengumpulan data dan menyetujui pengaturan pelaksanaan dan persyaratan pelaporan Membuat konsep laporan hasil pengumpulan data Mempublikasikan daftar sementara OTD Membuat konsep program-program pemulihan pendapatan dan relokasi OTD Menyiapkan rencana Pemantauan dan Evaluasi untuk pemukiman kembali berdasarkan survai dasar atau sensus. Mengkaji RPK yang disiapkan (berdasarkan hasil pengumpulan data) Melakukan survai lanjutan OTD, kalau diperlukan. Menyiapkan pemulihan pendapatan dan rencana pembinaan kelompok suku terasing (kalau sesuai) Melakukan finalisasi RPK Memasukkan hal-hal penting sebagai syarat pencairan pinjaman Menyusun komputerisasi bank data OTD untuk maksud pelaksanaan dan pemantauan. Melibatkan kelompok OTD dan LSM dalam pelaksanaan Melakukan survei lanjutan untuk P & E Memantau kemajuan untuk keperluan pelaporan Menggunakan PCP, diskusi kelompok fokus dan survai untuk keperluan P&E Melakukan evaluasi eksternal yang independen melalui survai evaluasi. Daftar Periksa: Informasi Sosial-ekonomi Mengkaji data yang tersedia, menentukan tingkat informasi yang diperlukan guna memenuhi standar kebijaksanaan dan memilih metode pengumpulan data yang sesuai.

47 Mencakup seluruh kelompok penduduk yang terkena dampak, termasuk penduduk setempat. Menetapkan definisi yang jelas tentang pengertian-pengertian pokok seperti OTD, keluarga atau rumah tangga, kerugian, orang berhak. Menentukan tanggal pendataan untuk menetapkan kelayakan menjadi OTD. Melakukan pemetaan yang komprehensif terhadap desa dan masyarakat setempat yang terkena dampak, termasuk penggunaan lahan, pola penanaman, kekayaan milik umum dan penggunaan sumber daya alam. Mengumumkan daftar OTD di lokasi tersebut guna verifikasi oleh OTD dan LSM termasuk penduduk setempat di lokasi pindahan. Melibatkan keahlian interdisipliner dalam tim inti dan melibatkan staf instansi dan/atau pemerintah setempat, kelompok-kelompok OTD dan LSM dalam pengumpulan data. Membuat data-dasar komputer dan program yang akan memudahkan identifikasi semua informasi rumah tangga dan perseorangan untuk pelaksanaan proyek, dan digunakan juga sebagai dasar P & E.