Accounting Standards Update

dokumen-dokumen yang mirip
Accounting Standards Update

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

YAYASAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SULAWESI UTARA

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAGIAN IX ASET

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB III METODE PENELITIAN

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan


KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

Bab 4 KONSOLIDASI PADA ANAK PERUSAHAAN YANG DIMILIKI PENUH. McGraw-Hill/Irwin. Copyright 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010


STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

PT GARUDA METALINDO Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013

ED PSAK 46. exposure draft

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7)

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD (REV 2009)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

TRANSFER ANTARPERUSAHAAN: ASET TAK LANCAR

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

ED PSAK 4. exposure draft

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

30 Juni 31 Desember

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BUMI Hadapi Semua Tantangan untuk Perbaikan Persepsi dan Transparansi

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 Oktober 2010 oleh

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT GARUDA METALINDO Tbk

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

Pedoman Tugas Akhir AKL2

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan PT. Hutama Trans Kencana

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Aria Farah Mita

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KONVERGENSI KETENTUAN PERPAJAKAN KE IFRS. Godang P. Panjaitan

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT GEMA GRAHASARANA Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

Transkripsi:

Accounting Standards Update Dalam edisi ini: 1. PSAK 19 (Revisi 2010): Akuntansi Aset Takberwujud 2. PSAK 48 (Revisi 2009): Akuntansi Penurunan Nilai Aset 3. PSAK 58 (Revisi 2009): Akuntansi Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual Accounting Standards Update ini disusun untuk memberikan gambaran secara umum mengenai perubahan-perubahan signifikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 jika dibandingkan dengan perlakuan akuntansi yang diatur dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku sebelumnya. Disamping itu, akan diuraikan pula implikasi terhadap pelaporan akuntansi bagi perusahaan di Indonesia. Dalam edisi ini, akan diuraikan perubahan signifikan dari PSAK-PSAK yang mengatur aset yang mencakup akuntansi aset takberwujud, akuntansi penurunan nilai aset dan akuntansi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual. PSAK NO.19 (REVISI 2010): ASET TAKBERWUJUD PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 menggantikan PSAK No.19 (Revisi 2000): Aset Tidak Berwujud. PSAK ini menentukan perlakuan akuntansi aset takberwujud yang tidak diatur secara khusus pada PSAK lainnya. Pernyataan ini mengatur tata cara pengakuan, pengukuran dan pengungkapan aset tidak berwujud. Perubahan Signifikan 1. Dalam PSAK ini terdapat penjelasan pengukuran aset takberwujud dengan selain nilai wajar jika dilakukan melalui transaksi pertukaran aset dimana: a. Transaksi kurang mengandung substansi komersial; atau b. Nilai wajar aset yang diterima atau diserahkan tidak dapat diandalkan. Jika aset takberwujud diperoleh melalui pertukaran seperti di atas, maka perolehan aset takberwujud tersebut diukur dengan jumlah tercatat aset yang diserahkan. 2. PSAK ini memperkenankan penggunaan model revaluasi selain model biaya untuk pengukuran aset takberwujud setelah pengakuan. Jika jumlah tercatat aset takberwujud mengalami peningkatan sebagai akibat dari revaluasi, maka peningkatan tersebut harus diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan di ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, peningkatan tersebut diakui dalam laporan laba rugi untuk membalik penurunan revaluasi aset yang diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. Jika jumlah tercatat aset takberwujud mengalami penurunan sebagai akibat dari revaluasi, maka penurunan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan tersebut diakui pada pendapatan komprehensif lain jika terdapat saldo kredit dalam surplus revaluasi atas aset tersebut. Pengakuan penurunan di pendapatan komprehensif lain mengurangi jumlah yang terakumulasi di ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Crowe Horwath Indonesia P a g e 1

3. Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diperbolehkan untuk diamortisasi. Perusahaan perlu menguji secara tahunan dan jika terdapat indikasi penurunan nilai aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas untuk penurunan nilai dengan membandingkan jumlah terpulihkan dan jumlah tercatatnya. 4. Terdapat tambahan pengungkapan mengenai rekonsiliasi atas jumlah tercatat aset takberwujud pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: a. Aset takberwujud yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lain; b. Peningkatan atau penurunan selama periode yang berasal dari revaluasi serta dari pengakuan rugi penurunan nilai atau pembalikan di pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset, jika ada. Implikasi Setiap perusahaan yang memiliki aset takberwujud, perlu mengikuti perubahan perlakuan akuntansi aset takberwujud, sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010), dengan implikasi yang mungkin terjadi sebagai berikut: 1. Terjadi perubahan pengukuran setelah pengakuan aset takberwujud, karena adanya pilihan untuk menggunakan model revaluasi; 2. Beban amortisasi per tahun bisa lebih kecil, karena menurut PSAK ini aset takberwujud yang memiliki masa manfaat ekonomis tidak terbatas tidak diamortisasi; 3. Perlunya tambahan pengungkapan mengenai rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: a. Aset takberwujud yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual; b. Peningkatan atau penurunan selama periode yang berasal dari revaluasi dan dari pengakuan rugi penurunan nilai atau pembalikan di pendapatan komprehensif lain, jika ada. PSAK NO.48 (REVISI 2009): PENURUNAN NILAI ASET PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 menggantikan PSAK No.48 (Revisi 1998): Penurunan Nilai Aktiva. PSAK ini menetapkan prosedur yang ditetapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya dan mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai jika mengalaminya serta menentukan kapan entitas membalik rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Perubahan Signifikan 1. Pengujian penurunan nilai harus dilakukan terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, termasuk pengujian penurunan nilai aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset takberwujud yang belum dapat digunakan dan goodwill. 2. Terdapat ketentuan bahwa pembalikan nilai tidak berlaku untuk goodwill. Crowe Horwath Indonesia P a g e 2

3. Dalam melakukan pengujian penurunan nilai terdapat tambahan sumber informasi internal dan eksternal sebagai indikasi terjadinya penurunan nilai aset yaitu: a. sumber internal: untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersendiri berdasarkan metode biaya sesuai dengan PSAK 4 (Revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, investor mengakui dividen dari investasi tersebut dan terdapat bukti bahwa: i. jumlah tercatat investasi dalam laporan keuangan tersendiri melebihi jumlah tercatat aset neto investee, termasuk goodwill yang terkait; atau ii. dividen melebihi total laba komprehensif entitas anak, pengendalian bersama entitas atau entitas asosiasi pada periode dividen diumumkan. b. sumber eksternal: jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya. 4. Dalam menentukan nilai pakai aset saat ini, estimasi arus kas masa depan dilakukan tanpa memperhitungkan arus kas masuk atau keluar masa yang diharapkan timbul dari: a. restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum berkomitmen; atau b. perbaikan dan peningkatan kinerja aset. 5. Dalam menghitung penurunan nilai unit penghasil kas, entitas perlu memperhitungkan nilai tercatat aset korporat sebagai bagian dari nilai tercatat unit penghasil kas yang ditelaah sepanjang nilai aset korporat tersebut dapat dialokasikan secara rasional ke unit penghasil kas tersebut. 6. Terdapat pengaturan urutan alokasi kerugian penurunan nilai yang berbeda, yaitu pertama ke setiap goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas dan selanjutnya ke aset lain dari unit tersebut secara prorata. Alokasi kerugian penurunan nilai tidak dilakukan ke aset takberwujud lain yang tidak ada pasarnya, dan ke aset yang harga jual netonya lebih kecil dari nilai tercatatnya. Implikasi 1. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas perlu menguji penurunan nilai aset secara tahunan termasuk aset takberwujud dengan umur manfaat tak terbatas, aset berwujud belum digunakan dan goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. 2. Entitas perlu memahami definisi dan parameter yang digunakan dalam melakukan pengujian maupun menentukan nilai aset seperti antara lain: jumlah tercatat, jumlah terpulihkan, jumlah tersusutkan, nilai pakai, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, rugi penurunan nilai serta unit penghasil kas 3. Entitas juga perlu memahami teknik maupun pendekatan dalam pengukuran parameter yang digunakan. Crowe Horwath Indonesia P a g e 3

PSAK NO.58 (REVISI 2009): ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 menggantikan PSAK No.58 (Revisi 2003): Operasi Dalam Penghentian. PSAK ini mengatur mengenai akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan. Perubahan Signifikan 1. Terdapat tambahan perlakukan akuntansi aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang dimiliki untuk dijual, meliputi: a. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang dimiliki untuk dijual apabila berada dalam keadaan yang dapat dijual dan penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable); b. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual; c. Apabila terdapat perubahan rencana penjualan yang menyebabkan suatu aset tidak lagi diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, maka aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat sebelum diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual (setelah penyusutan, amortisasi, atau revaluasi) dengan jumlah terpulihkan pada saat tanggal keputusan untuk tidak menjual; d. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual disajikan terpisah dari aset lainnya. Liabilitas dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual disajikan terpisah dari liabilitas lainnya dan tidak boleh saling hapus dan disajikan sebagai suatu jumlah tunggal. e. Pengungkapan atas aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual mencakup: 1) Uraian dari aset tidak lancar (atau kelompok lepasan); 2) Uraian fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada pelepasan yang diharapkan, dan cara dan waktu pelepasan; 3) Keuntungan atau kerugian yang diakui, jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif, dijelaskan judul pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang di dalamnya terdapat laba atau rugi tersebut; 4) Jika tidak diterapkan, segmen yang dilaporkan dari aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) disajikan sesuai dengan PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi. 2. Operasi yang dihentikan diakui apabila suatu komponen perusahaan telah dilepaskan atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, termasuk entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali. Implikasi Apabila perusahaan memiliki aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan, maka perlakuan akuntansinya harus mengacu pada PSAK ini, dengan implikasi sebagai berikut: 1. Adanya pengklasifikasian aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) dan operasi dihentikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; Crowe Horwath Indonesia P a g e 4

2. Perlunya dilakukan pengukuran aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, yaitu dengan membandingkan nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual; 3. Perlunya dilakukan pengukuran aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual yang dihentikan pengklasifikasiannya, yaitu dengan membandingkan nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dengan jumlah terpulihkan saat diputuskan untuk tidak dijual; 4. Adanya penyajian aset dan liabilitas kelompok lepasan sebagai dimiliki untuk dijual, dan terpisah dari aset dan liabilitas lainnya; 5. Perlunya dilakukan pengungkapan tertentu sehubungan dengan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual. Crowe Horwath Indonesia P a g e 5

Contact Information: Name E-mail Title Ruchjat Kosasih ruchjat.kosasih@crowehorwath.co.id Partner, Audit Nunu Nurdiyaman nunu.nurdiyaman@crowehorwath.co.id Partner, Audit Jenly Hendrawan jenly.hendrawan@crowehorwath.co.id Partner, Audit Juanita Budijani juanita.budijani@crowehorwath.co.id Partner, Audit Y.F. Hendrarno yosef.hendrarno@crowehorwath.co.id Partner, Audit Munir Ali munir.ali@crowehorwath.co.id Partner, Advisory Jurita Suharto jurita.suharto@crowehorwath.co.id Associate Director, Advisory Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Member Crowe Horwath International Center for Investment and Business Advisory Member Crowe Horwath International Cyber 2 Tower, 21 st Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Jakarta 12950, Indonesia Tel +62 (21) 2553 9200 Fax +62 (21) 2553 9298 www.crowehorwath.co.id Catatan: Informasi mengenai perubahan signifikan dan implikasi yang terdapat dalam Accounting Standards Update ini diuraikan secara umum. Tingkat signifikansi dari perubahan tersebut serta implikasi yang sebenarnya tergantung pada kondisi setiap perusahaan yang menerapkannya. Perusahaan dianjurkan untuk mendiskusikan terlebih dahulu jika menggunakan Accounting Standards Update ini untuk keperluan masing-masing. Center for Investment and Business Advisory / Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan is a member of Crowe Horwath International, a Swiss verein (Crowe Horwath). Each member firm of Crowe Horwath is a separate and independent legal entity. Center for Investment and Business Advisory / Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan and its affiliates are not responsible or liable for any acts or omissions of Crowe Horwath or any other member of Crowe Horwath and specifically disclaim any and all responsibility or liability for acts or omissions of Crowe Horwath or any other Crowe Horwath member. 2011 Center for Investment and Business Advisory / Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Crowe Horwath Indonesia P a g e 6