PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN NEGARA SESUAI UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2003 DAN IMPLEMENTASINYA PADA MASA TRANSISI

dokumen-dokumen yang mirip
MENGAPA ANGGARAN KINERJA?

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. dibidang keuangan negara, yaitu undang-undang No. 17 tahun tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan mulai tahun anggaran 2005 dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN TAHUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAGIAN AKUNTANSI BIRO ADM KEUANGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 90 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aturan-aturan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BAB 1 PENDAHULUAN. Paradigma manajemen keuangan pemerintahan di Indonesia saat ini

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyusunannya berupa pendekatan penganggaran terpadu (Unified Budget),

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

-1- BAB I PENDAHULUAN

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB

RENCANA KERJA TAHUN 2008 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN NO KEGIATAN OUTPUT. Program : Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 of 6 18/12/ :41

1 UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG


BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TINJAUAN KASUS OLEH. ADE DARMAWAN PELLO S.SiT WIDYAISWARA AHLI MUDA PUSAT PENGEMBANGAN SDM APARATUR PERHUBUNGAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

SISTEM PENGELOLAAN APBN YANG AKUNTABEL BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Ringkasan : Undang-undang RI No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

Ekonomi Bisnis dan Financial

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN NEGARA SESUAI UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2003 DAN IMPLEMENTASINYA PADA MASA TRANSISI Oleh: Drs. L. Riyatno, MM *) INTISARI Saat ini semua instansi pemerintah dalam penyusunan anggaran telah menggunakan Program Komputer RKA-KL sehingga proses penyusunan dapat dilakukan secara cepat dan tepat serta mengutamakan efisiensi dan efektivitas.. Penerapan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah, Penganggaran Terpadu dan Penganggaran Berbasis Kinerja yang diamanatkan dalam Undang-Undang No 17 tahun 2003 sudah dilakukan walaupun masih perlu penyempurnaan. Penyempurnaan dalam penyusunan anggaran perlu dilakukan dengan pemahaman baru dan merobah pola pikir lama mengarah ke pola pikir baru. Kata Kunci: Efisien, Efektif, Terpadu, Kinerja 1. PENDAHULUAN Kita sadari bahwa sebagai pedoman dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran selama ini adalah produk peninggalan Belanda yaitu ICW yang dianggap tidak relevan lagi dengan era reformasi dan dinamika permasalahan yang terus berkembang. Selain itu kelemahan perundang-undangan tentang Keuangan Negara menjadi salah satu sebab terjadinya beberapa bentuk penyimpanangan dalam pengelolaan Keuangan Negara. Dalam upaya menyelaraskan dengan dinamika permasalahan yang terus berkembang, meningkatkan efektifitas dan efisiensi, meminimalkan penyimpangan dan mewujudkan sistem pengelolaan keuangan negara yang sustainable sesuai dengan aturan pokok yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar, diperlukan suatu Undang-Undang tentang Keuangan Negara yang lebih nasionalis. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara merupakan Undang- Undang tentang Keuangan Negara terbaru dan baru dimulai pada tahun 2005. Perubahan atau pergantian sistem kapanpun dan dimanapun akan menimbulkan persoalan, karena masih terpaku pada sistem dan pola lama sementara sistem dan pola yang baru belum familier, sehingga diperlukan masa transisi. 2. ANGGARAN PERUSAHAAN Anggaran mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun apabila diamati dan diteliti masing-masing definisi mempunyai arti hampir sama. Salah satu definisi Anggaran adalah suatu rencana kerja yang disusun secara sistimatis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam kesatuan uang (moneter) untuk jangka waktu atau periode tertentu. Fungsi Anggaran. Fungsi Anggaran dalam Perusahaan adalah. a. Sebagai alat perencanaan terpadu. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan perusahaan akan memerlukan biaya. b. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan adanya anggaran maka pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan lebih pasti dan memberikan arah serta target-target yang harus dicapai. c. Sebagai alat koordinasi. Dengan adanya anggaran maka semua bagian dalam perusahaan dapat Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 20

terkoordinasi sehingga dapat bekerja sama, saling menunjang untuk menuju sasaran. d. Sebagai alat pengawasan. Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur dan pengawasan yaitu dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi kerja perusahaan, sehingga dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau belum. Dari perbandingan tersebut dapat dicari sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. 3. ANGGARAN NEGARA Anggaran Negara kita dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu rencana keuangan tahunan pemerintah yang disetujui oleh DPR. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN sesuai Undang-Undang No 17 tahun 2003 Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran setiap yahun menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). RKA-KL disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai disertai prakiraan belanja untuk tahun berikutnya dan disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancanangan APBN. Penyusunan RKA-KL diseluruh instansi pemerintah menggunakan Program Komputer yang disebut Program RKA-KL yang disiapkan oleh Departemen Keuangan untuk menunjang kecepatan, keakuratan dan keseragaman dan diberlakukan sejak tahun anggaran 2005. Dalam penyusunan anggaran ada beberapa asas umum yang harus diikuti yaitu meliputi asas tahunan, asas universal, asas kesatuan, asas spesialis, asas akuntabilitas, asas profesionalitas, asas proporsionalitas, asas keterbukaan dan asas pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang mandiri. Dasar penyusunan RKA-KL adalah Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (RK-KL) yang sudah diselaraskan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Berdasarkan Undang-Undang No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan c/q Dirjen Perbendahaaraan berwenang mengesahkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang disebut Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (A) 4. PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN Latar belakang yang mendorong perubahan anggaran antara lain: - Masih terpisahnya Anggaran Rutin (DIK) dengan Penanggung Jawab Kepala Kantor dan Anggaran Pembangunan () dengan Penanggung jawab Pemimpin Proyek sehingga bukan tidak mungkin hal ini sering menimbulkan anggaran yang tumpang tindih. - Penganggaran yang masih mendasarkan pada masukan (input) - Penganggaran yang masih berjangka pendek, jangka waktu satu tahun - Kurang terkaitnya antara kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pelaksanaannya. Dengan dikeluarkannya Undang- Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah terjadi perubahan dalam pengelolaan keuangan negara, salah satunya adalah perubahan mendasar dalam Penyusunan Anggaran yaitu: 1. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework) yaitu memberikan kerangka yang menyeluruh, meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran, mengembangkan disiplin fiskal dan mengarahkan alokasi sumber daya secara optimal dan efisien. Pengajuan anggaran selain untuk membiayai program dan kegiatan tahun anggaran yang direncanakan juga memuat prakiraan maju yang merupakan anggaran tahun berikutnya. 2. Pendekatan Penganggaran Terpadu (Unified Budget), memuat semua kegiatan instansi pemerintah dalam APBN yang disusun secara terpadu, termasuk pengintegrasian Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 21

antara belanja rutin (DIK) dan belanja pembangunan () 3. Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Budget), memperjelas tujuan dan indikator kinerja sebagai bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja. Penyusunan anggaran dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Sebelum terbit UU No 17 th 2003 SATKER Setelah Terbit UU No 17 th 2003 SATKER DIK A Sebelum terbit UU No 17 tahun 2003 dokumen penyusunan anggaran adalah DUK untuk Anggaran Rutin dan DUP untuk Anggaran Pembangunan, setelah terbit UU No 17 tahun 2003 dokumen penyusunan anggaran adalah RKA-KL. Sebelum terbit UU No 17 th 2003 DUK DUP Setelah Terbit UU No 17 th 2003 RKA - KL DIK A Sebelum terbit UU No 17 tahun 2003 Unit Kerja / Satker bisa memiliki satu anggaran Rutin dan beberapa nggaran pembangunan, setelah terbit UU No 17 tahun 2003 setiap Unit Kerja / Satker hanya mempunyai satu anggaran. 5. STRUKTUR PENGANGGARAN Anggaran Negara yang diajukan ke DPR dirinci dalam unit Organisasi, Fungsi, Program, Kegiatan, Jenis Belanja. Organisasi, klasifikasi organisasi dalam anggaran negara adalah masing-masing kementerian negara/lembaga yang dibagi lagi dalam tingkat eselon I, unit eselon II dan eselon III. Fungsi, adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional Sub Fungsi merupakan penjabaran lebih lajut dari fungsi Program, adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga yang berisi satu atau beberapa kegiatan Kegiatan, adalah bagian dari program sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari pengerahan sumber daya sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Sub Kegiatan adalah bagian dari kegiatan yang menunjang usaha pencapaian sasaran dan tujuan kegiatan. Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 22

Jenis belanja, klasifikasi anggaran menurut jenis belanja antara lain: - Belanja Pegawai: gaji, honorarium, lembur - Belanja Barang dan Jasa: termasuk di jenis ini adalah pemeliharaan dan perjalanan - Belanja Modal: seperti tanah, mesin, peralatan, gedung dan bangunan Salah satu perubahan mendasar dalam penyusunan RKA-KL adalah penerapan penganggaran berbasis kinerja dengan memperjelas indikator kinerja, yang akan mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya dan memperkuat pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam kerangka jangka menengah. Penggunaan anggaran tidak sekedar menghabiskan anggaran dan mempertanggungjawabkan, namun dituntut kejelasan apa yang dihasilkan dan apa yang dicapai sesuai dengan sasaran dan tujuan. Penentuan Indikator, terdiri dari: - Indikator hasil (outcome)adalah segala sesuatu yang akan dicapai dari suatu program sesuai dengan tujuan dan sasaran program - Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan secara langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan berupa barang atau jasa. Contoh : buah, m 2, unit, paket, set, meter dan sebagainya. 6. IMPLEMENTASI Implementasi penyusunan anggaran pada masa transisi ini sudah dilaksanakan dengan baik, semua instansi pemerintah menggunakan Program Komputer RKA-KL, namun belum sepenuhnya dilakukan pendekatan sebagaimana diharapkan dalam Peraturan Pemerintah No 21 tahun 2004 sebagai penjabaran dari Undang-Undang No 17 tahun 2003 antara lain: - Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah belum memperhitungkan dengan tepat kebutuhan dana yang diperkirakan dibutuhkan pada tahun berikutnya. Pencantuman angka hanya suatu komitmen bahwa kegiatan dimaksud masih ada dan perlu dibiayai. - Penganggaran Terpadu belum sepenuhnya dilakukan pengintegrasian dan penganggaran sebagai suatu kesatuan yang utuh, yang dilakukan sekedar menggabungkan Anggaran Rutin dengan Anggaran Pembangunan kedalam dokumen RKA-KL. Sifat-sifat Anggaran Rutin dengan Anggaran Pembangunan masih ada. - Penganggaran Berbasis Kinerja masih berupa semangat untuk memulai pendekatan berbasis kinerja, perhitungan alokasi anggaran masih didasarkan pada input belum didasarkan atas jumlah keluaran atau hasil yang direncanakan. 7. PENUTUP Sesuatu yang baru apapun bentuknya pelaksanaannya tentu tidak mudah dan belum tentu akan berjalan mulus sesuai seharusnya karena perlu serangkaian sosialisasi dan uji coba. Dalam mengimplementasikan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah, Penganggaran Terpadu dan Penganggaran Berbasis Kinerja perlu dilakukan secara bertahap namun pasti dengan pemahaman baru, merobah sistem dan pola pikir lama menjadi sistem dan pola pikir baru. Salah satu fungsi anggaran adalah sebagai alat pengawasan, oleh karena itu para Pejabat Penanggung Jawab keuangan dituntut memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggarannya dengan sebaik-baiknya, tidak dapat memanfaatkan dana negara untuk kepentingan pribadi karena Undang-Undang memerikan kerangka hukum yang jelas bagi pengelolaan Keuangan Negara. Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 23

DAFTAR PUSTAKA - Matz Adolph, Ph.D, Milton F Usry, Ph.D, CPA, 1983, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengawasan, Penerbit Erlangga, Surabaya - M. Munandar, Drs, 1985. Budgeting, Edisi I, BPFE, Yogyakarta - Agus Ahyari, Drs, 1988. Anggaran Perusahaan. Pendekatan Kwantitatif Buku I BPFE Yogyakarta - Gunawan Adi Saputra, Drs, MBA dan Marwan Asri, SW, DRS, 1989. Business Budgeting (Penganggaran Perusahaan). BPFE Jogyakarta - Mulyadi, Drs, 1989, Akuntansi Biaya, BPFE, Yogyakarta - Tim Penyusun, 1996, Tata Cara Pengelolaan Keuangan, Ditjen Migas, Jakarta - Mas ud Mashfoedz, 1999, Akuntansi Manajemen, BPFE Yogyakarta - Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara - Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga *) Drs. L. Riyatno, MM adalah pejabat fungsional dosen STEM Pusdiklat Migas. Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 24