BAB II E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA. terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.


Function of the reproductive system is to produce off-springs.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

Anatomi/organ reproduksi wanita

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi

BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN E-LEARNING BERBASIS WEB ENHANCED COURSE DAN WEB CENTRIC COURSE PADA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

... Tugas Milik kelompok 8...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

Bab IV Memahami Tubuh Kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

Universitas Sumatera Utara

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB 1. All About Remaja

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT

Individu sebagai satu kesatuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Reproduksi Manusia BAB 2. A. Struktur Alat Reproduksi B. Gangguan Sistem Reproduksi. Bab 2 Sistem Reproduksi Manusia 19

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang akan dipakai sebagai referensi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

FERTILISASI DAN. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR FIK-UI TUTI N., FIK UI

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

A. Organ Reproduksi pada laki laki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

REPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009

Universitas Sumatera Utara

KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL (MENGAPA TIDAK) Oleh : Drs. Andang Muryanta

MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HORMON REPRODUKSI JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

12/21/2011. Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat. Pengertian. Karakteristik remaja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

5 KINERJA REPRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita Struktur dan fungsi organ reproduksi

GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS. Contraception

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran),

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Antiremed Kelas 9 Biologi

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. saya sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

Transkripsi:

BAB II E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Dalam aktifitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau sengaja. Oleh karena itu pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar itu sendiri (Aunurrahman, 2009: 36) 2. Hasil Belajar Menurut Aunurrahman (2009: 37) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai dengan perubahan tingkah laku. 7

8 Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Menurut Purwanto, N (1990: 102), hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: pertama, kematangan/pertumbuhan. Kedua, sifat-sifat pribadi seseorang. Ketiga, keadaan keluarga. Keempat, cara guru mengajar. Kelima, alatalat pelajaran. Keenam, lingkungan dan kesempatan. Ketujuh motivasi. Kedelapan, kecerdasan/intelejensi. Intelejensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu (Purwanto, N 1990: 52). Faktor-faktor yang mempengaruhi intelejensi seseorang, sehingga terdapat perbedaan intelejensi seseorang ialah: (1) pembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. (2) kematangan. Kematangan berhubungan erat dengan umur. (3) pembentukan, ialah segala keadaaan diluar dari seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelejensi,

9 yaitu pembentukan sengaja (sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). (4) minat dan pembawaan yang khas. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari perbuatan itu. Selain itu juga, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto, 2003: 64). Faktor internal terdiri dari faktor biologis (jasmaniah) dan faktor psikologis. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur. Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

10 Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Faktor lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. B. Pembelajaran Elektronik (E-learning) 1. Pengertian e-learning Defenisi e-learning atau electonic learning ini seringkali berubah-ubah selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Secara umumnya, e-learning adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN atau internet) untuk menyampaikan isi materi yang diajarkan. Komputer, internet, satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini (Afifuddin, A 2007: 4). Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik beberapa persepsi tentang e- Learning, yaitu: (1) E-learning pada hakekatnya adalah belajar atau pembelajaran

11 melalui pemanfatan teknologi komputer dan/atau internet. (2) Secara jaringan, e- learning dapat dipersepsikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar dengan sumber belajar. 2. Kelebihan dan kekurangan e-learning Menurut Afifuddin, A (2007: 5), dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang konvensional/ tradisional, e-learning memang memiliki beberapa kelebihan diantaranya : (1) E-learning menutut siswa untuk belajar mandiri. (2) E- learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan / materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik. (3) Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. (4) Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan. Namun disamping itu e-learning juga mempunyai beberapa kelemahan yang cenderung kurang menguntungkan baik bagi guru, diantaranya : (1) Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning ini. (2) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. (3) Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning. (4) Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan. 3. Fungsi E-learning Siahaan (2002) menyebutkan bahwa setidaknya ada 3 fungsi pembelajaran elektronik (e-learning) terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom

12 instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya opsional/pilihan, pelengkap (komplemen), atau pengganti (subtitusi). Suplemen (Tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Komplemen (Pelengkap), dikatakan sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi enrichment (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Subtitusi (Pengganti), beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada peserta didiknya. Tujuannya agar pada peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain seharihari. 4. Pengembangan Model E-learning Menurut Haughey (Suyanto; 2005: 4) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.

13 Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

14 5. Freewebs Seperti yang kita ketahui, websites datang dalam berbagai macam bentuk dan ukuran yang berbeda. Dengan webs, kita mudah untuk membangun sebuah situs yang unik. Ini adalah ajang untuk mempromosikan kepada dunia tentang bisnis, atau hobi dan melibatkan orang lain untuk berbagi ide-ide unik, informasi, foto dan video. Dengan fitur-fitur seperti blog, web, dan bahkan profil anggota grup, siapapun dapat menggunakan situs webs.com. Freewebs didirikan oleh tiga bersaudara. Awalnya Mokhtarzada mendapat sebuah email, dan dia berfikir bahwa satu hari nanti setiap orang akan memiliki sebuah situs webs. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk membuat sebuah situs dengan layanan yang cukup mudah. Dan hasilnya, lebih dari 30 juta orang mengunjungi situs webs setiap bulan, dan terus bertambah sampai sekarang. Webs akan membantu kita untuk membangun situs sederhana. Webs menyediakan semua yang kita butuhkan untuk menjadi situs yang dinamis dengan peran aktif masyarakat. Ditambah lagi, dengan memungkinkan pengunjung untuk memberikan kontribusi ke dalam situs dengan masing-masing foto, video, komentar, dan banyak lagi, webs membantu kita tetap terlibat secara interaktif dengan pengunjung. Webs telah dinikmati selama lima tahun dan pertumbuhannya stabil, dengan jutaan anggota, bahkan mungkin lebih. C. Sistem Reproduksi Manusia Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan

15 melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, maka harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya. 1. Anatomi Reproduktif Laki-laki Pada sebagian besar spesies mamalia, termasuk manusia, organ reproduksi eksternal jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormon, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandular (Campbell, 2004: 156). Gonad jantan, atau testis, terdiri atas banyak saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut adalah tubula seminiferus, tempat sperma dibentuk. Sel-sel Leydig yang tersebar di antara tubula seminiferus menghasilkan testosteron dan androgen lain, yang merupakan hormon seks jantan. Dari tubula seminiferus testis, sperma lewat kedalam saluran mengulir pada epididimis. Selama ejakulasi, sperma didorong dari epididimis melalui vas deferens berotot. Kedua duktus ini (satu dari setiap epididimis) berawal dari skrotum disekitar dan dibelakang kandung kemih, di mana masing-masing menyatu dengan duktus dari vesikula seminalis, yang membentuk duktus ejakulasi

16 yang pendek. Duktus ejakulasi itu membuka dalam uretra, yaitu saluran yang mengosongkan isi sistem ekskresi dan sistem reproduksi. Uretra terdapat disepanjang penis dan membuka ke luar pada ujung penis. Kumpulan kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretralis) menambahkan sekresi ke semen, yaitu cairan yang diejakulasikan. Sepasang vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan dari vesikula seminalis itu kental, kekuning-kuningan, dan alkalis (bersifat basa). Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi semen terbesar. Kelenjar itu mensekresikan produknya secara langsung ke dalam uretra melalui beberapa saluran kecil. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrien bagi sperma), dan sedikit asam. Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak sepanjang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, di bawah prostat. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening yang menetralkan setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra. Penis manusia tersusun dari tiga silinder jaringan erektil mirip spons yang berasal dari vena dan kapiler yang dimodifikasi. Bagian utama penis ditutupi oleh kulit yang relative tebal. Kepala zakar, atau glans penis, mempunyai penutup yang jauh lebih tipis sehingga menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan. Glans penis manusia ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut sebagai preputium, yang dapat dikhitan atau disunat.

17 Vesica urinaria Ureter Vas deferens Uretra Anus Vesica Seminalis Rektum Kelenjar prostat Kelenjar Bulbouretralis Preputium Glans Testis Epididimis Scrotum Gambar 2.1 Anatomi reproduktif laki-laki (Sumber: http://www.medicastore.com) 2. Anatomi Reproduktif Perempuan Struktur reproduksi eksternal perempuan adalah klitoris dan dua pasang labia yang mengelilingi klitoris dan lubang vagina. Organ reproduksi internal terdiri dari sepasang gonad dan sebuah sistem yang terdiri dari duktus dan ruangan untuk menghantarkan gamet dan menampung embrio dan fetus (Campbell, 2004: 158). Gonad perempuan, ovarium, merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon estrogen dan progesteron. Sistem reproduksi perempuan tidak sepenuhnya tertutup, dan sel telur dilepaskan ke dalam rongga abdomendi dekat pembukaan oviduk atau saluran telur, atau tuba falopi. Oviduk mempunyai pembukaan yang mirip corong, dan silia yang terdapat pada epitalium bagian dalam yang melapisi duktus itu akan

18 membantu menarik sel telur dengan cara menarik cairan dari rongga tubuh ke dalam duktus tersebut. Silia (rambut getar) juga mengirimkan sel telur tersebut menuruni duktus itu sampai ke uterus, yang juga dikenal sebagai rahim. Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama kehamilan untuk menampung fetus dengan bobot 4 kg. Leher uterus adalah serviks, yang membuka ke dalam vagina. Vagina adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir, dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama kopulasi. Suatu membrane bervaskuler yang disebut hymen menutupi sebagian lubang vagina manusia mulai saat kelahiran, dan umumnya sampai saat hubungan kelamin atau aktivitas fisik yang merobeknya. Labia mayor merupakan sepasang bibir besar berlapisan lemak. Labia minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d bagian dalam dan tidak berlemak. Oviduk Ovarium Uterus Vesica urinaria Klitoris Labia mayor Lubang ureter Labia minor Vagina Servik Rektum Anus Gambar 2.2 Anatomi reproduktif perempuan (Sumber: http://www.medicastore.com)

19 3. Spermatogenesis Spermatogenesis, atau produksi sel-sel sperma dewasa, adalah proses yang terus menerus dan prolific pada jantan dewasa. Setiap ejakulasi laki-laki mengandung 100 sampai 650 juta sel sperma, dan seorang laki-laki dapat mengalami ejakulasi setiap hari dengan kemampuan untuk membuahi yang hanya berkurang sedikit. Struktur sel sperma sesuai dengan fungsinya. Pada sebagian besar spesies, kepala yang mengandung nukleus haploid ditudungi oleh badan khusus, yaitu akrosom, yang mengandung enzim membantu sperma menembus sel telur. Dibelakang kepala, sel sperma mengandung sejumlah besar mitokondria yang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor, yang berupa sebuah flagella. Bentuk sperma mamalia bervariasi dari spesies ke spesies, dengan kepala berbentuk koma tipis, berbentuk oval (sperti pada sperma manusia), atau berbentuk hamper bulat. Spermatogenesis terjadi dalam tubula seminiferus (Campbell, 2004: 160). Gambar 2.3 Struktur sebuah sel sperma manusia (Sumber http://www.e-dukasi.net)

20 Gambar 2.4 Spermatogenesis (Sumber http://www.e-dukasi.net) 4. Oogenesis Oogenesis adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi). Diantara kelahiran dan pubertas, sel-sel telur (oosit primer) membesar, dan folikel disekitarnya tumbuh. Oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase I meiosis, tetapi tidak berubah lebih lanjut kecuali diaktifkan kembali oleh hormon. Mulai saat pubertas, FSH atau hormon perangsang folikel secara periodic merangsang sebuah folikel untuk memulai pertumbuhan sekali lagi dan menginduksi oosit primernya untuk menyelesaikan pembelahan meiosis pertama. Meiosis kemudian berhenti sekali lagi, oosit sekunder, yang dibebaskan selama ovulasi, tidak mengalami pembelahan meiosis kedua dengan seketika. Pada manusia, penetrasi sel telur oleh sperma memicu pembelahan meiosis kedua, dan setelah itulah oogenesis menjadi sempurna. Oogenesis berbeda dari spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama, Selama pembelahan meosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama, dengan

21 hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Oosit sekunder dapat terus berkembang menjadi ovum. Produk lain meosis, yaitu sel yang lebih kecil yang disebut badan polar akan mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari spermatogenesis, keempat produk produk meiosis I dan II berkembang menjadi sperma dewasa. Kedua, sementara sel-sel sperma berkembang terus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai periode istirahat yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis, yang menghasilkan sperma dewasa dari sel perkusor dalam urutan yang tidak berhenti (Campbell, 2004: 160). Gambar 2.5 Oogenesis (Sumber http://www.e-dukasi.net)

22 5. Siklus Menstruasi Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstruasi). Menstruasi terjadi secara periodik satu bulan sekali. Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah

23 perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali. Gambar 2.6 siklus menstruasi dengan perubahan kadar hormon-hormonnya (Sumber: http://depix.files.wordpress.com) 6. Fertilisasi dan Kehamilan Ovum yang telah mengalami ovulasi akan melewati oviduk. Di tempat inilah bertemunya ovum dengan sperma sehingga akan terjadi fertilisasi. Ovum dan sperma yang yang telah bersatu akan menjadi zigot dan mengalami perkembangan di uterus hingga 8 bulan yang disebut sebagai fetus. Janin keluar melewati servik dan vagina setelah 9 bulan lebih di dalam rahim. Peranan hormon ketika berlangsungnya kehamilan, yaitu korpus luteum menghasilkan estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berperan mengatur endometrium hingga siap menerima implantasi. Fungsi korpus luteum digantikan oleh plasenta yang menghasilkan hormon untuk kehidupan fetus. Hormon yang dihasilkan oleh plasenta diantaranya HCG dan hormon relaksin. Pada saat kelahiran, hormon yang

24 berperan adalah hormon relaksin untuk fleksibilitas simfisis pubis. Hormon estrogen mengatasi pengaruh progesteron yang menghambat kontraksi. Hormon eksitosin mempengaruhi kontraksi pada uterus. Pada masa akhir kehamilan dari hari pertama setelah persalinan payudara mengahsilkan suatu cairan keruh keputih-putihan yang disebut dengan colostrums. Colostrums ini kurang mengandung lemak dan laktosa, tapi banyak mengandung antibodi yang dapat membantu pertahanan tubuh si bayi terhadap penyakit infeksi pencernaan saluran pernafasan. Baru hari ke-4 setelah persalinan produksi air susu dapat berjalan lancar. ASI memiliki kandungan gizi lengkap baik makronutrien seperti protein, lemak, karbohidrat, maupun mikronutrien yaitu vitamin dan mineral. Mineral yang terdapat dalam ASI sama dengan yang terkandung dalam kolostrum hanya kadarnya rendah. 7. Prinsip dan mekanisme kerja alat kontrasepsi Sejalan dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk pun mengalami perkembangan pesat. Dengan lahan hidup yang tetap, maka pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan masalah sandang, pangan, papan, dan kesehatan. Untuk mengatasi ini maka dilakukan upaya pengaturan kelahiran. Alat-alat yang dipergunakan untuk mengatur kelahiran dan cara kerjanya dapat dilihat pada tabel 2.1.

25 Pil Tabel 2.1 Alat dan Mekanisme Kerja Alat KB Alat KB Mekanisme Akibat Pil yang mengandung hormon ini diminum tiap hari. LH. Suntikan depoprovera Susuk KB IUD (spiral) Spons Vagina Diafragma Karet KB 8. Kelainan sistem reproduksi Suntikan progesteron seperti steroid dilakukan 4 kali setahun. Tabung progestrin (dibuat dari progesteron) ditanam di bawah kulit. Gulungan plastik dimasukkan kedalam uterus. Spons yang diberi spermisida (pembunuh sperma) dimasukkan ke vagina. Cawan plastik dimasukkan pada vagina untuk menutup serviks. Dipakai unuk menyelubungi penis Hipofisis anterior tidak mengeluarkan FSH dan Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH. Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH. Mencegah implantasi. Membunuh sperma yang masuk. Menghalangi sperma masuk vagina. Mencegah sperma masuk vagina. (Pratiwi, D. A. 2006: 235) Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan yang diakibatkan oleh gangguan alat reproduksi dan gangguan alat reproduksi yang diakibatkan kerena terkena infeksi. Banyak penyakit-penyakit lain juga dapat ditularkan melalui hubungan kelamin antara lain, Non Gonococcal Urethritis (NGU), radang saluran urethtra yang bukan disebabkan gonorrhoea, Trichomoniasis (sejenis penyakit protozoa), Candidiasis (sejenis penyakit jamur). Herpes Simpleks Genitalis (sejenis penyakit virus), kutil pada kelamin (verruca accuminata), beberapa jenis insekta, misalnya kutu rambut pubis. Beberapa penyakit virus lain misalnya hepatitis A dan B, retravirus HIV (virus AIDS) juga dapat ditularkan melalui

26 hubungan kelamin baik secara homoseksual maupun heteroseksual (Kurnadi Kemal, 2002: 247). D. Penelitian yang Relevan Siti Nadiroh (2009) melakukan penelitian mengenai peranan e-learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada subkonsep sistem gerak. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan e-learning di luar jam sekolah dan diskusi kelas, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa pada subkonsep 1 adalah sebesar 57,33 yang termasuk dalam kategori cukup sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada subkonsep 2 adalah sebesar 53,33 yang termasuk dalam kategori rendah. Jika dibandingkan dengan rata-rata nilai tes awal siswa, ternyata pada subkonsep 1 nilai tes awal (40), memperlihatkan perbedaan dengan kenaikan 17,33%. Pada subkonsep 2 nilai tes awal (35,67) juga memperlihatkan perbedaan sebesar 17,66%. Kenaikan tersebut terjadi karena siswa telah mengalami pembelajaran menggunakan e-learning di luar jam sekolah dan diskusi kelas. Penelitian mengenai e-learning pada jenjang pendidikan tinggi pernah dilakukan oleh Riyana Firly (2005) yang meneliti tentang efektifitas penggunaan e-learning terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan.