BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Pengajaran Berbantuan Komputer Komputer sebagai salah satu bentuk teknologi canggih dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan bantuan komputer para guru dapat memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada di sekelilingnya sebagai sumber belajar. Para guru dapat menggunakan berbagai program komputer untuk membuat pembelajarannya lebih kaya informasi dan sekaligus lebih menarik, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar pada para siswanya. Guru diharapkan dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar yang mudah digunakan baik sebagai bahan belajar mandiri maupun sebagai bahan pengayaan, seperti halnya CD Pembelajaran yang biasa disebut CAI (Computer Asissted Instruction). Dalam pembahasan ini istilah CAI diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi PBK (Pembelajaran Berbantuan Komputer). Banyak PBK yang mampu memberikan kontribusi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pemanfaatan PBK juga dapat meningkatkan antusiasme dan motivasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran berbantuan komputer memiliki ciri-ciri dalam proses belajarnya dan digambarkan sebagai berikut : pertama siswa duduk di depan komputer, siswa tersebut menggunakan keyboard untuk memberikan pendapat dan informasinya ke dalam komputer. Kemudian siswa dapat menyimak dan berkomunikasi selayaknya proses belajar mengajar di dalam kelas konvensional melalui monitor komputer. Informasi atau materi pelajaran disajikan untuk para siswa dan siswa bebas menyerap materi seluas mungkin. Dan

2 siswa juga bebas melakukan reaksi terhadap materi yang diberikan pada PBK setelah siswa selesai membaca seluruh materi. Setelah materi selesai dibaca oleh siswa di layar monitor akan ditampilkan pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Jika siswa menjawab dengan benar, maka akan muncul pertanyaan yang baru. Namun jika siswa menjawab salah, maka program akan meminta siswa untuk mengulang kembali materi pelajaran. Setelah itu siswa diberi pertanyaan dan kali ini jawaban siswa haruslah benar. Jadi dapat disimpulkan bahwa CAI adalah salah satu metode pengajaran yang digunakan untuk membantu pengajar dalam mengajarkan materi secara interaktif dalam sebuah program tutorial dengan menggunakan suatu aplikasi komputer. Dalam menyampaikan pengajaran, perangkat lunak CAI dapat mengontrol berbagai proses, seperti penyajian materi kepada pemakai untuk dibaca dan dipelajari, memberikan petunjuk dan latihan mengenai materi yang dipelajari, memberikan pertanyaan dan masalah untuk dijawab serta memberikan penilaian dari hasil belajar kepada pemakai. Pemakai dapat berinteraksi melalui alat-alat input, seperti keyboard atau penekanan tombol dengan menggunakan mouse, yang hasilnya dapat ditampilkan melalui layar monitor dan printer. Pemanfaatan komputer dalam dunia pendidikan terutama dalam hal pengajaran dikenal dengan Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) atau CAI (Computer Assited Instruction). Banyak istilah-istilah yang digunakan Pengajaran Berbantuan Komputer diantaranya adalah CBT (Computer Based Training), CAL (Computer Assisted Learning), CBL (Computer Based Learning), CBE (Computer Based Education) dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menggunakan komputer sebagai media pembelajaran Definisi Pengajaran Berbantuan Komputer Secara konsep Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) adalah hal-hal yang berkaitan dengan pembagian bahan pengajaran dan keahlian dalam satuan kecil agar mudah dipelajari serta

3 difahami. Satuan terkecil ini pula akan dipresentasikan lagi dengan gaya yang memikat di dalam bingkai (frame) untuk ditayangkan di layar monitor. (Mahyuddin dkk, 2006) Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) diadopsi dari istilah CAI (Computer Assisted Instructions). Menurut AECT (1977), CAI adalah suatu metode pengajaran dimana komputer digunakan untuk mengajar siswa dan komputer berisi intruksi-intruksi yang dirancang untuk mengajar, panduan, dan pengujian terhadap siswa sampai kepada tingkat kecakapan yang diinginkan Sejarah Perkembangan Pengajaran Berbantuan Komputer Konsep pengajaran berbantuan komputer telah dimulai sejak tahun Usaha untuk itu telah dilakukan oleh banyak ahli pendidikan, terutama setelah diluncurkannya computer pribadi untuk pertama kalinya, sehingga dimungkinkan setiap orang memiliki satu komputer, tetapi perkembanga pengajaran berbantuan komputer tidak secepat sekarang ini. Hal ini didasarkan atas kurangnya kemampuan perangkat keras yang sejalan dengan kemampuan perangkat lunak. Di Negara Amerika Serikat, program Pengajaran Berbantuan komputer yang pertama dibangun atas kerja keras dua tokoh, Rath dan Andersen pada tahun 1958 yang ketika itu bekerja pada perusahaan IBM. Perangkat lunak pertama untuk pengajaran berbantuan komputer ini dikembangkan dengan menggunakan komputer main-frame IBM 650, bertujuan untuk mengajar aritmatika sistem binari, yang pada saat itu begitu diperlukan untuk memahami komputer. Perkembangan selanjutnya yang menggembirakan dengan tercapainya objektivitas dari perangkat lunak pengajaran berbantuan komputer: meningkatnya pencapaian siswa di Amerika Serikat melalui dua sistem yaitu PLATO (Programmed Logic for Automatic Teaching Operations) oleh Control Data/ Corporation dan TICCIT (Timeshared Interactive Computer- Controlled Information Television) oleh Mitre Corporation. Sistem PLATO selain digunakan di negara asalnya juga dipakai di hampir semua tempat di Inggris.

4 Seiring dengan kedua projek diatas, perusahaan IBM juga berusaha mengembangkan sistem pengajaran berbantuan komputernya sendiri, sehingga di akhir tahun 1960, telah dibangun di seluruh Amerika Serikat sebanyak 25 pusat pembelajaran dengan berbagai fasilitas: diantaranya adalah perekam audio, projektor dan lainnya. Perlunya pengajaran berbantuan komputer dirasakan stelah komputer IBM PC diluncurkan pada tahun Semenjak itu banyak perubahan dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan mutu paket pengajaran berbantuan komputer. Selain itu, karena komputer mikro telah menyaingi bahkan melebihi komputer-komputer besar semakin banyak saja perusahaan komputer yang mempelopori pengembangan paket-paket pendidikan, misalnya perusahaan Apple, Tandy, Commodore, dan lainnya Manfaat Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) Menurut Hannafin dan Peck (dalam Widyanto) manfaat Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) dalam Pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan interaksi siswa dalam pembelajaran melalui pengelolaan tanggapan siswa dan umpan balik berdasarkan tanggapan tersebut. 2) Individualisasi belajar yang memperhatikan kemampuan awal dan kecepatan belajar siswa. 3) Efektivitas biaya karena dapat direproduksi dan disebarkan dengan biaya rendah. 4) Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dapat mengendalikan pembelajaran dan mendapat umpan balik yang segera. 5) Kemudahan untuk mencatat kemajuan siswa dalam menguasai materi yang diberikan. 6) Terjaminnya keutuhan pelajaran karena hanya topik yang perlu saja yang dituangkan dalam program komputer, sedangkan topik yang tidak relevan secara sengaja tidak disajikan dalam suatu hal yang agak sulit dilakukan dalam metode ceramah.

5 2.1.4 Kendala Pembelajaran Berbantuan Komputer Menurut Hannafin dan Peck (dalam Widyanto) kendala penerapan PBK di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Sangat bergantung pada kemampuan membaca dan keterampilan visual siswa. 2) Membutuhkan tambahan keterampilan pengembangan di luar keterampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan pelajaran yang lama. 3) Memerlukan waktu pengembangan yang lama. 4) Kemungkinan siswa untuk belajar secara tak sengaja (incidental learning) menjadi terbatas. 5) Hanya bertindak berdasarkan masukan yang telah terprogram sebelumnya, tidak dapat bertindak secara spontan Kendala-kendala tersebut dapat diminimalkan dengan cara: 1) Menggabungkan PBK dengan peralatan lain seperti videodisc dan audiodisc sehingga tidak terlalu bergantung pada tampilan layar komputer. 2) Memilih paket PBK yang sudah dikembangkan pihak lain untuk menghindari lamanya waktu dan keterampilan mengembangkan PBK sendiri, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan karakteristik pembelajaran siswa. 3) Menempatkan PBK sebagai tambahan dalam kegiatan belajar yang melibatkan tutor dan bahan yang tercetak Tutorial Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.

6 Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial adalah kemandirian mahasiswa (student s independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan kepala kosong, maka yang terjadi adalah perkuliahan biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan kuliah (lecturing) yang umum berlaku di perguruan tinggi tatap muka, di mana peran dosen sangat besar. Peran utama tutor dalam tutorial adalah: (1) pemicu dan pemacu kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan (2) pembimbing, fasilitator, dan mediator mahasiswa dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan akademik dan profesional secara mandiri, dan/atau dalam menghadapi atau memecahkan masalah-masalah dalam belajar mandirinya; memberikan bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami materi mata kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka atau melalui alat komunikasi; memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajarnya. Tutor juga menstimulasi mahasiswa untk terlibat aktif dalam pembahasan: (1) masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (2) kompetensi atau konsep esensial matakuliah; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja (praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan (4) masalah yang berkaitan dengan profesi keguruan yang ditemukan ketika mahasiswa menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru. Untuk mendukung pelaksanaan peran dan fungsi-fungsi di atas, tutor perlu menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni: (1) membuka dan menutup tutorial; (2) bertanya lanjut; (3) memberi penguatan; (4) mengadakan variasi; (5) menjelaskan; (6) memimpin diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan. Kedelapan jenis keterampilan dasar tutorial ini pada dasarnya sama dengan keterampilan dasar mengajar, yang diadaptasi dari perangkat Sydney Micro Skills yang dikembangkan oleh Sydney University tahun 1973

7 2.2 Media Pembelajaran Definisi Media pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media pembelajaran sebenarnya merupakan alat bantu yang digunakan oleh tenaga pengajar dalam membantu tugasnya dalam pengajaran. Media pembelajaran juga dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Kemampuan seorang tenaga pengajar dalam mengembangkan suatu media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Seorang pengajar tidak hanya mengajar siswa dengan materi yang ada, tapi dituntut untuk memiliki kemampuan bagaimana mengembangkan suatu materi pelajaran yang sudah ada menjadi lebih menarik sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh seorang pengajar berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media. Beberapa faktor yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar terkait dengan hasil pengembangan media pembelajaran, antara lain : 1) Pengajaran tidak tahu cara menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

8 2) Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik sangat terbatas sehingga dirasakan kurang membantu dalam penguasaan bahan ajar. 3) Kurang variatifnya media pembelajaran sehingga media pembelajaran sangat membosankan Ciri-ciri umum yang terkandung pada media pembelajaran Berikut ini adalah ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pembelajaran : 1) Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera. 2) Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3) Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio. 4) Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. 5) Media pembelajaran digunakan dalam komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder). 7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penetapan suatu ilmu. Lebih lanjut Gerlach & Ely yang dikutip Arsyad Azhar (2005: 12), mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.

9 a. Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. b. Ciri manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. c. Ciri distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya. Dari beberapa paparan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan sesuatu dikatakan media pembelajaran apabila mempunyai ciri-ciri : (1) ciri fikasatif, (2) ciri manipulatif, (3) ciri distributif, (4) berbentuk hardware maupun software dan (5) mampu digunakan baik itu secara masal, kelompok besar/kecil maupun perorangan.

10 2.2.3 Kriteria Media Pembelajaran Kriteria media pembelajaran yang baik idealnya meliputi 4 hal utama, yaitu: 1. Kesesuaian atau relevansi Media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar, rencana kegiatan belajar, program kegiatan belajar, tujuan belajar dan karakteristik peserta didik. 2. Kemudahan Semua isi pembelajaran melalui media harus mudah dimengerti, dipelajari atau dipahami oleh peserta didik, dan sangat operasional dalam penggunannya. 3. Menarik Media pembelajaran harus mampu menarik maupun merangsang perhatian peserta didik, baik tampilan, pilihan warna, maupun isinya. Uraian isi tidak membingungkan serta dapat menggugah minat peserta didik untuk menggunakan media tersebut. 4. Manfaat Isi dari media pembelajaran harus bernilai atau berguna, mengandung manfaat bagi pemahaman materi pembelajaran serta tidak mubazir atau sia-sia apalagi merusak siswa. 2.3 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem yang sedang berjalan logis. DFD memiliki beberapa fungsi dalam mengembangkan suatu sistem, diantaranya adalah : 1) DFD membantu para analis sitem meringkas informas tentang sistem, mengetahui hubungan antar sub-sub sistem, membantu perkembangan aplikasi secara efektif. 2) DFD berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis sistem. DFD dapat menggambarkan sejumlah batasan otomasi untuk pengembangan alternatif sistem fisik.

11 Terminator Proses Data Store Alur Data Gambar 2.1 Komponen Data Flow Diagram Menurut Yourdan dan DeMarco 2.4 Sistem Reproduksi Manusia Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Berikut ini akan dijelaskan reproduksi pada manusia yang meliputi pembentukan gamet (gametogenesis), organ reproduksi, hormon yang berperan dalam reproduksi, dan fertilisasi serta pewarisan sifat keturunan menurut Hukum Mendel Gametogenesis Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel kelamin (gamet). Sel kelamin jantan disebut sperma, sehingga proses pembentukannya dinamakan spermatogenesis. Adapun sel kelamin betina disebut ovum dan proses pembentukannya dinamakan oogenesis.

12 Spermatogenesis Spermatogenesis terjadi di dalam testis (tnggal: testes). Testis merupakan kelenjar reproduksi jantan sebagai tempat dibentuknya sperma dan hormon androgen. Dalam bahasa sehari-hari testis disebut buah zakar atau pelir. Testis diselubungi oleh selaput yang membentuk kantung yang disebut skrotum. Pada saat udara dingin skrotum akan mengerut sedangkan pada saat udara hangat, skrotum akan mengendur. Di dalam testes terdapat banyak spermatogonium atau sel induk sperma yang bersifat diploid (2n). Sel-sel ini mebelah sacara mitosis menjadi spermatosit primer (primary spermatocyte) atau spermatosit I. Selanjutnya, spermatosit I akan membelah secara meiosis mengahasilkan dua sel spermatosit sekunder (secondary spermatocyte) atau spermatosit II yang bersifat haploid (n). Setiap spermatosit II akan mengalami pembelahan menghasilkan spermatid (n). Karena setiap sprematosit II membelah menjadi 2 spermatid, maka jumlah total spermatid yang terbentuk adalah 4 buah. Selanjutnya, spermatid akan mengalami pematangan hingga menjadi spermatozoa atau sperma (sperm). Struktur sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Di alam kepala terdapat zat aksorom yang tersusun atas enzim hialurodinase dan proteinase yang berungsi untuk meluruhkan lapisan yang melindungi sel telur. Adapun lehernya mengandung mitokondria yang berfungsi dalam pembentukan energi untuk motilitas sperma. Produksi sperma dikendalikan oleh hormon FSH dan LH. Pada saat sperma diproduksi, dihasilkan pula hormon testosteron yang merupakan pengendali FSH dan LH. Jumlah sperma setiap ml sekitar Pejalanan Sperma Hingga Dikeluarkan Tubuh : Sperma bergerak dari tempat dihasilkannya (tubulus seminiferus) menuju saluran yang berkelok-kelok (epididimis) dan tingal sekitar 3 minggu sampai sperma dewasa. Selanjutnya, sperma memasuki saluran vas deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan 3 macam sekret hasil skresi kelenjar vesikula seminalis, prostat, dan cowperi. Ketiga sekret tersebut bersifat basah yang berguna agar sperma tetap hidup dan bergerak lincah dalam uretra dan saluran genitalia wanita yang bersifat asam. Sperma yang telah bercampur dengan sekret tersebut dinamakan semen. Pada saaat semen dikeluarkan tubuh atau ejakulasi dari vas

13 deferens, semen telah melalui saluran ejakulasi dan uretra yang juga merupakan saluran urin. Saat ejakulasi, tempat keluar air urin tertutup otot sekitaranya sehingga semen dan urin tidak akan tercampur. Jumlah semen yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi sekitar 2-5ml yang mengandung sekitar sperma. Jika jumlah sperma kurang dari kecil kemungkinan terjadi pembuahan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.1 di bawah ini : Gambar 2.2 Spermatogenesis Terjadi Di Dalam Testis Oogenesis Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat banyak oogonium atau sel induk telur (ovum) yang bersifat diploid. Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer (primary oocyte) atau oosit I malalui pembelahan mitosis. Oosit primer akan membelah secara meiosis menghasilkan satu oosit sekunder (secondary oocyte) atau oosit II dan satu badan kutub I atau badan kutub primer. Oosit sekunder akan mengalami pembelahan menghasilkan sebuah ootid yang akan berkembang menjadi sel telur dan sebuah badan kutub II yang akan berdegenerasi. Badan kutub I akan membelah dan menghasilkan dua badan kutub II yang juga akan mengalami degenerasi.

14 Pertumbuhan telur dikendalikan oleh FSH yang juga mempengaruhi sel folikel dan menghasilkan hormon estrogen dan LH. FSH dihasilkan oleh hipofisis. Sel folikel berfungsi untuk memberi nutrisi pada sel telur. FSH dan LH mempengaruhi sel folikel untuk melepaskan telur. Proses pelepasan telur dinamakan ovulasi. Sel folikel yang telah kosong akan menjadi korpus lutem sebagai penghasil hormon estrogen dan progesteron, sedangkan sel telur akan bergerak menuju saluran oviduk. Di spertiga permulaan oviduk, akan terjadi pembuahan jika saat itu terjadi hubungan kelamin. Sel telur akan terus bergerak menuju rahim (uterus) baik sudah ataupun belum dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan tumbuh di dalam rahim. Agar rahim siap menerima zigot, dinding rahim akan menebal akibat pengaruh progesteron. Dinding rahim tersebut juga terkandung nutrisi dan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan zigot yang akan tertanam di situ. Proses penanaman zigot tersebut dinamakan implantasi. Zigot akan tumbuh menjadi embrio yang akan terus berkembang hingga kelahiran yang memakan waktu sekitar 280 hari atau 9 bulan 10 hari. Bayi akan keluar melalui saluran yang disebut vagina yang juga berfungsi untuk mengeluarkan darah akibat menstruasi dan sebagai tempat penyaluran sperma. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.2 di bawah ini: Gambar 2.3 Oogenesis Terjadi Di Dalam Ovarium Yang Akan Menghasilkan Ovum

15 2.4.2 Organ Reproduksi Organ reproduksi terdiri dari dua organ yaitu organ pria dan wanita 1. Organ Pria Organ reproduksi pria dapat dibedakan 2 bagian yaitu organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam a. Organ reproduksi luar 1) Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat 2) Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa. b. Organ reproduksi dalam 1) Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron. Dalam testis banyak terdapat saluran yang disebut tubulus seminiferus. 2) Epidermis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan sperma 3) Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar postat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis. 4) Saluran Ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. 5) Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis. 2. Organ Wanita Organ reproduksi wanita dapat dibedakan menajadi 2 bagian yaitu organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam

16 a. Organ reproduksi luar terdiri dari 1) Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Befungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. 2) Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu: a) Labium Mayor merupan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva. b) Labium Minor merupakan sepasang bibir yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva. b. Organ reproduksi dalam terdiri dari: 1) Ovarium merupakan organ utama wanita, berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut 2) Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium. 3) Infudibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dangan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae. 4) Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infudibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 5) Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 6) Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.

17 7) Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dan uterus menuju saluran vagina. 8) Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervix dan sampai pada vagina. 9) Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut klentit Hormon Pengatur Daur Menstruasi, Kehamilan, dan Kelahiran Salah satu perilaku reproduksi pada wanita adalah menstruasi yang membentuk suatu daur. Daur tersebut dinamakan daur menstruasi atau uterus. Menstruasi mulai terjadi pada awal pubertas sekitar usia tahun. a. Menstruasi Daur menstruasi dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, estrogen, dan progesteron. Berikut proses-proses dan perubahan kadar hormon selama daur menstruasi : Daur menstruasi terdiri atas 4 fase, yaitu fase menstruasi, pra-ovulasi, ovulasi, dan pasca-ovulasi. Fase menstruasi dikendalikan oleh estrogen dan progestoren. Pada lima hari pertama, kedua hormon tersebut berkurang secara drastis sehingga menyebabkan sel telur terlepas dari dinding uterus (endometrium uterus). Lepasnya sel telur tersebut menyebabkan endometrium sobek sehingga dindingnya menjadi tipis. Pada pra-ovulasi, hormon yang berperan dalam FSH dan LH. Kedua hormon tersebut merangsang sel-sel folikel untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Akibatnya, endometrium kembali menebal. Pada fase ovulasi tingginya kadar estrogen menyebabkan terhambatnya produksi hormon oleh hipofisis sehingga produksi FSH terhambat. Terhambatnya produksi FSH ini justru memicu dihasilkannya LH yang menyebabkan lepasnya sel telur dari sel folikel.

18 Lepasnya sel telur tersebut dinamakan ovulasi yang biasanya terjadi 2 minggu setelah menstruasi. Folikel akan mengerut dan berubah menjadi korpus luteum. Fase pasca-ovulasi merupakan masa antara fase ovulasi dan menstruasi berikutnya sehingga fase ini terjadi pada hari ke-15 (1 hari stelah ovulasi) sampai hari ke-28 saat menstruasi tiba. Pada fase ini LH akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan luruh dan berubah menjadi korpus albikans. Akibatnya, kadar estrogen dan progesteron menurun. Hal ini mengakibatkan produksi FSH dan LH meningkat hingga siklus akan kembali ke fase menstruasi. b. Kehamilan Kehamilan akan dimulai jika sel telur dibuahi sperma yang dinamakan pembuahan (fertilisasi). Pembuahan ini baru akan menghasilkan zigot (2n) hanya jika terjadi peleburan antara inti sperma dan inti sel telur. Peleburan antara kedua inti sel kelamin tersebut dinamakan singami. Zigot yang dihasilkan akan mengalami beberapa kali pembelahan sambil bergerak ke arah rahim hingga sampai pada tahap seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus bergerak dan membelah sampai terbentuk rongga. Tahap ini dinamakan blastula dengan rongga yang disebut blastosul. Pada tahap blastula inilah embrio tertanam di dinding uterus (implantasi) sekitar minggu ke-2. Selanjutnya, blastula akan berkembang membentuk 3 lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini dinamakan gastrula yang terjadi sekitar mingu ke-3. Mulai minggu ke-4 sampai ke-8 terjadi pembentukan berbagai organ (organogenesis) dari ketiga lapisan. Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit, dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan kelenjar kelamin. Adapun endoderm akan membentuk orga-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernafasan.

19 Mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa-masa ini disebut masa janin atau masa fetus. Hormon-hormon yang berperan saat kehamilan, yaitu: Embrio yang terbenam dalam uterus menyebabkan kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus memproduksi estrogen. Hormon ini akan merangsang pembentukan LH yang akan menyebabkan korpus luteum membentuk progesteron. Estrogen dan progesteron memelihara tebalnya dinding uterus untuk implantasi dan memelihara janin. Selama progesteron dibentuk, menstruasi tidak terjadi. Pada masa kehailan 3-4 bulan, korpus luteum mengalami kemunuran. Sekresi progesteron dan estrogen digantikan oleh plasenta yang akan menutupi sebagian besar uterus. Embrio menerima makanan dan oksigen serta mengeluarkan bahanbahan buangan dan karbondioksida melalui plasenta. Plasenta juga kan mengahsilkan hormon relaksin yang berfungsi untuk memperlentur simfisis pubis dan organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran. c. Kelahiran Pada tahap ini hormon yang berpengaruh adalah relaksin, oksitosen, estrogen, dan prostag landin. Dua hormon pertama berfungdi untuk kontraksi uterus. Oksitosin juga berungsi merangsang dilepaskannya hormon prolaktin yang berpengaruh terhadap kelenjar air susu. Adapun 2 hormon terakhir berfungsi mengurangi pengaruh hormon progesteron yang dapat menghambat kontraksi uterus. Embrio diselaputi oleh 3 lapisan, yaitu amnion, khorion, dan alantois. Amnion berisi cairan yang berfungdi melindungi embrio dari benturan. Korion merupakan bagian dari plasenta yang merupakan tempat pertukaran zat-zat antara embri dan ibu. Khorion dan endometrium akan membentuk plasenta. Adapun alantois merupakan membran yang mengandung pembuluh darah penghubung embrio dan ibu. Pada saat kelahiran, amnion pecah dan cairan isisnya keluar. Kontraksi otot uterus semakin cepat. Hal ini menyebabkan bayi yang masih berhubungan dengan plasenta, terdorong keluar melewati vagina. Kontraksi uterus masih berlanjut sampai plasenta terperas

20 keluar. Setelah melahirkan, prolaktin menyebabkan keluarnya ASI. Progesteron dan estrogen juga mempengaruhi pertumbuhan kelenjar susu untuk menghasilkan air susu Hukum Mendel Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya Percobaan mengenai Persilangan Tanaman. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1) Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel 2) Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Berikut ini penjelasan hukum mendel di atas : 1. Segregation (Hukum Pertama Mendel) Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiaptiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: a) Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya k, dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya K). b) Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari jantan (misalnya kk) dan satu dari betina (misalnya KK). Contoh: K : Rambut Keriting k : Rambut Lurus P : x : KK x kk

21 F 1 : Kk, Kk, Kk, Kk. Maka F 1 semua keturunan berambut lurus. Namun jika; P : x : Kk x Kk F 1 : KK, Kk, Kk, kk Maka F 1 : Rambut keriting : Rambut lurus = 3 : 1 c) Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Hk dan hk), alel dominan (H atau K) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (h atau k) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. Contoh: K : Rambut Keriting k : Rambut Lurus H : Kulit hitam H : Kulit putih P : x : KKhh x kkhh F 1 : KkHh, KkHh, KkHh, KkHh. Maka F 1 semua keturunan berambut lurus berkulit hitam. 2. Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel) Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan. Misalnya, sel dari jantan mm (putih) dan sel betina MM (merah). Contoh:

22 M : Merah m : Putih P : x : MM x mm F 1 : Mm, Mm, Mm, Mm Maka F 1 semua keturunan warna merah muda.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SUMIATI (E1A012053) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Mataram Jln. Majapahit NO. 62 Mataram, Telp/Fax: (0370)631166

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

Sistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra

Lebih terperinci

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam

Lebih terperinci

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. HAND OUT PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. Spermatogenesis Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus testis. Hormon yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus

Lebih terperinci

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi - - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl2reproduksi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran TSTS Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Model belajar mengajar

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MATERI KELAS IX Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak

Lebih terperinci

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,

Lebih terperinci

MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA

MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA Disusun oleh : Lucia Sri Istanti, S.Si BAB X. SISTEM REPRODUKSI Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

Function of the reproductive system is to produce off-springs. Function of the reproductive system is to produce off-springs. The Gonad produce gamets (sperms or ova) and sex hormones. All other reproductive organs are accessory organs Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Lebih terperinci

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan Bab 9 Sumber: Young Sumber: Scientist: Biology: Human Realm Machine, of Life, 2006 1994 Embrio berkembang dari zigot yang merupakan hasil fertilisasi antara sel telur dan sperma. Sistem Reproduksi Hasil

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Bab 2 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (Sumber: irdakaiser.files.wordpress.com) Masih ingatkah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Coba kamu ingat kembali ciri-ciri makhluk hidup. Salah satu ciri-ciri makhluk hidup

Lebih terperinci

Individu sebagai satu kesatuan

Individu sebagai satu kesatuan Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Pengertian media sangat luas, namun apabila dipahami secara

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem reproduksi manusia untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA DENGAN TINDAKAN REPRODUKSI SEHAT DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 2008 No. Identitas : Tgl. Interview : Jenis Kelamin : Keterangan

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS 1 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Proses Menstruasi 2 Ada empat fase 1. Fase menstruasi 2. Fase folikel/proliferasi 3. Fase luteal/ovulasi 4.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.

Lebih terperinci

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan 05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 1 Berbah Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / I Alokasi Waktu : 80 menit (1 x pertemuan) A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai

Lebih terperinci

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu : Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang akan dipakai sebagai referensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang akan dipakai sebagai referensi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang akan dipakai sebagai referensi dalam pembahasan penelitian, hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian dan

Lebih terperinci

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3. Organ Reproduksi Perempuan Organ Reproduksi Bagian Dalam 2. Saluran telur (tuba falopi) 1. Indung telur (ovarium) 3. Rahim (uterus) 4. Leher Rahim (cervix) 5. Liang Kemaluan (vagina) Organ Reproduksi Bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis dalam penelitian ini dilakukan pada setiap unit analisis berupa kalimat (teks), gambar, dan tabel yang terdapat pada buku teks pelajaran

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 1. Berikut ini yang termasuk fase-fase perkembangan manusia 1. Morula 2. Brastula 3. Grastula Dari pernyataan diatas yang menunjukkan

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA Niken Andalasari Sistem Reproduksi Reproduksiberasaldarikatare yang berartikembalidanproduction yang berarti membuat atau menghasilkan Reproduksi mempunyai arti suatu proses

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prior Knowledge (Pengetahuan Awal) Perencanaan pembelajaran tidak lepas dari variabel-variabel pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, Glaser

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Berbah : IPA : VIII/1 : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

GENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA

GENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA GENITALIA EKSTERNA..... GENITALIA INTERNA..... Proses Konsepsi Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi korona radiata mengandung persediaan nutrisi Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Penulis mendapat sumber data mengenai materi menstruasi didapat melalui pengalaman pribadi, sumber media cetak dan media digital (internet dan e book). 2.2 Data

Lebih terperinci

Permulaan Kehidupan Manusia

Permulaan Kehidupan Manusia Permulaan Kehidupan Manusia (Perkembangan Pranatal) Purwandari FIP UNY Kapan kehidupan manusia dimulai? Biologis Psikologis Konsepsi (pembuahan) bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa)

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN Nomor Responden : PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010 IDENTITAS RESPONDEN : 1. NAMA : 2.

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

PENGERTIAN REPRODUKSI

PENGERTIAN REPRODUKSI PENGERTIAN REPRODUKSI Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. MACAM-MACAM

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MADRASAH TSANAWIYAH

ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MADRASAH TSANAWIYAH KEMENTERIAN AGAMA ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Hari/tanggal :.. Kelas : IX ( Sembilan ) Waktu : 90 menit Kode : 05

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Defenisi Sistem Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir 1. Metamorfosis merupakan tahap pada fase... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3 igotik Embrionik Pasca embrionik Pasca lahir Fase Pasca Embrionik Yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

BAB II E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA. terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas

BAB II E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA. terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas BAB II E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Dalam aktifitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Biologi

Antiremed Kelas 9 Biologi Antiremed Kelas 9 Biologi Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR09BIO01UAS Version: 2015-06 halaman 1 01. Ginjal menyaring zat sisa yang berupa ureum dari dalam... (A) getah bening (B) hormon (C) darah (D) usus

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA. Organ Reproduksi luar (penis,buah zakar, skrotum) Organ Reproduksi dalam (Testis, Saluran Reproduksi)

SISTEM REPRODUKSI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA. Organ Reproduksi luar (penis,buah zakar, skrotum) Organ Reproduksi dalam (Testis, Saluran Reproduksi) SISTEM REPRODUKSI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA PADA BAB INI AKAN DIBAHAS MATERI PERTEMUAN ke-1. 1. Organ Reproduksi Pria Organ Reproduksi luar (penis,buah zakar, skrotum) Organ Reproduksi dalam (Testis, Saluran

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 8 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran

Lebih terperinci

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II. REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN Standar Kompetensi: Memahami konsep tumbuh kembang tumbuhan, hewan, dan manusia Kompetensi Dasar: Memahami konsep tumbuh kembang hewan Click to edit Master subtitle

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes** KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes** A. Pengantar Sistem reproduksi pada manusia dapat dibedakan menjadi sistem reproduksi laki-laki dan wanita sesuai jenis kelaminnya. 1. Sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengenalan Alat Reproduksi Manusia 1. Pengertian Alat Reproduksi Secara terpisah alat reproduksi merupakan gabungan antara kata, alat dan reproduksi. Alat berarti aparat, sarana

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita Struktur dan fungsi organ reproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita Struktur dan fungsi organ reproduksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem reproduksi manusia Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan sesorang.

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup A. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang hingga terbentuk

Lebih terperinci

SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT

SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT MEMBERIKAN TEKANAN THDP SDA & LH PERTUMBUHAN PENDUDUK YG SEMAKIN CEPAT KBUTUHAN AKAN PROTEIN HWNI MENINGKAT PENDAHULUAN - LAHAN SEMAKIN SEMPIT - PENCEMARAN PERAIRAN SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT UTK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Kembar Identik Kembar identik disebut juga sebagai kembar monozigotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Proses terjadinya kembar identik yaitu pada masa pembuahan sebuah sel telur matang dibuahi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor... 1. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1). Bersifatreversible 2). Bersifat irreversible 3). Menuju ke arah dewasa 4). Jumlah dan ukuran sel semakinmeningkat 5). Perubahan dari kecil jadi besar SMP kelas

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI. Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya.

SISTEM REPRODUKSI. Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya. SISTEM REPRODUKSI SISTEM REPRODUKSI Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 Cara : 1. Repoduksi aseksual (vegetatit) Adalah terbentuknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO 1 ISI I. Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria II. Spermatogenesis III. Aktivitas Seksual Pria IV. Pengaturan Fungsi Seksual

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KESEHATAN REPRODUKSI by Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan

Lebih terperinci

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN KELAHIRANKU Ternyata proses kelahiranku itu dahsyat, saat pasangan suami istri melakukan hubungan intim, maka bisa jadi sang istri hamil. Kehamilan terjadi saat sperma masuk ke

Lebih terperinci

Sistem Reproduksi Manusia BAB 2. A. Struktur Alat Reproduksi B. Gangguan Sistem Reproduksi. Bab 2 Sistem Reproduksi Manusia 19

Sistem Reproduksi Manusia BAB 2. A. Struktur Alat Reproduksi B. Gangguan Sistem Reproduksi. Bab 2 Sistem Reproduksi Manusia 19 BAB 2 Sistem Reproduksi Manusia A. Struktur Alat Reproduksi B. Gangguan Sistem Reproduksi Bab 2 Sistem Reproduksi Manusia 19 Peta Konsep penis Peta Konsep Sistem Reproduksi Manusia sistem reproduksi terdiri

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu (Maulana.2009.hlm 194). 1. Tingkat Pengetahuan

Lebih terperinci

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : TIU : Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses fisiologi organ reproduksi jantan khususnya yang berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : 1.Mahasiswa memahami proses ereksi dan ejakulasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 1 x 40 menit ( Pertemuan 1) A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai

Lebih terperinci

A. Organ Reproduksi pada laki laki

A. Organ Reproduksi pada laki laki Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melestarikan hidupnya. Salah satunya adalah dengan berkembangbiak. Pada manusia, proses perkembangbiakan terjadi melalui proses reproduksi secara sexual. Proses

Lebih terperinci

SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1

SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1 SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1 Standar Kompetensi : 1 Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Lebih terperinci

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU REPRODUKSI TERNAK Disusun oleh : Prof. Dr.Ir. Trinil Susilawati,MS Prof. Dr.Ir. Suyadi,MS Prof. Dr. Ir. Worobusono,MS Prof. Dr. Nur. Ihsan,MS Dr.Ir. Sri Wahyuningsih,M.Si Dr.Ir.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran [Artikel: Media Pembelajaran STKIP Nurul Huda 2018] Thoha Firdaus (Kandidat Doktor UPI) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan I. PENDAHULUAN Infertilitas merupakan suatu masalah yang dapat mempengaruhi pria dan wanita di seluruh dunia. Kurang lebih 10% dari pasangan suami istri (pasutri) pernah mengalami masalah infertilitas

Lebih terperinci

ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS. drh. Herlina Pratiwi, M.Si

ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS. drh. Herlina Pratiwi, M.Si ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS drh. Herlina Pratiwi, M.Si FEMALE GENITAL ORGANS Terdiri dari: 1. Sepasang ovarium 2. Tuba fallopii (tuba uterina) 3. Uterus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan

Lebih terperinci

Embriogenesis. Titta Novianti

Embriogenesis. Titta Novianti Embriogenesis Titta Novianti EMBRIOGENESIS Proses embriogenesis adalah rangkaian proses yang terjadi sesaat setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma Proses embriogenesis meliputi; fase cleavage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah

Lebih terperinci

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :

Lebih terperinci

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN Tim Penyusun: Dr. Agung Pramana W.M., MS. Dr. Sri Rahayu, M.Kes. Dr. Ir. Sri Wahyuningsih, MS. Drs. Aris Soewondo, MS. drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN

Lebih terperinci