BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dijadikan penyelamatan untuk kelancaran usaha bank.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

Gambar 1: Ilustrasi Bunga. = 8% p.a

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

Konsep Dasar Nilai Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

SELUK BELUK TENTANG KONSEP BUNGA KREDIT BANK

MANAJEMEN PERKREDITAN

ANALISIS KREDIT KONSUMTIF PNS POLOITEKNIK NEGERI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

Akuntansi Neraca. Entries)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). pembayaran dan peredaran uang.

BAB II LANDASAN TEORI

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Uundang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Hak Tanggungan. Oleh: Agus S. Primasta 2

BAB II KERANGKA TEORI

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

Kamus Istilah Pasar Modal

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Maka setiap perusahaan memerlukan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Kunci utama dari dinamika hubungan antara lembaga penyalur keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa. Menurut undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumah bunga yang telah ditetapkan. (Suyatno dkk,1995) 2.2 Jenis - Jenis Kredit Menurut Suyatno dkk (1995), jenis-jenis kredit yang diberikan perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu : 1. Kredit dilihat dari sudut tujuannya. a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperoleh atau membeli barang-barang dan kebutuhankebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif. 6

7 b. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi. c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali. 2. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya. a. Kredit jangka pendek (short term loan) yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. b. Kredit jangka menengah (Medium Term Loan), yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun. c. Kredit jangka panjang (Long Term Loan), yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun. 3. Kredit dilihat dari sudut jaminannya. a. Kredit Tanpa Agunan Dalam SK Direksi BI No. 23/69/KEP/DIR bertanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit, Pasal 2, telah diatur ketentuan bahwa bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada siapapun tanpa jaminan pemberian kredit sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 b. Adapun yang dimaksud dengan jaminan pemberian kredit pada Pasal 1 b, adalah keyakinan bank atas kesangguapan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.

8 Jaminan pemberian kredit diperoleh bank melalui penilaian yang saksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha debitur. Sedangkan yang dimaksud dengan agunan dalam Pasal 1 c SK di atas, adalah jaminan material, surat berharga, garansi risiko yang disediakan oleh debitur untuk menanggung pembayaran kembali suatu kredit apabila debitur tidak dapat melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Pasal 3 SK di atas, selanjutnya mengatur bahwa agunan dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan, dan barang lain, surat berharga atau garansi risiko yang ditambahkan sebagai agunan tambahan. b. Kredit Dengan Agunan Agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagaimana diatur dalam pasal 1 c dan Pasal 3 SK yang telah dijelaskan di kredit tanpa agunan, yang secara rinci antara lain adalah sebagai berikut. a. Agunan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap (bergerak). b. Agunan pribadi yaitu suatu perjanjian di mana satu pihak menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang apabila si terutang (kreditur) tidak menepati kewajibannya.

9 c. Agunan efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar di bursa efek. 4. Kredit dilihat dari sudut penggunaannya. Penggolongan kredit menurut penggunaannya dapat dibagi sebagai berikut: a. Kredit eksploitasi, yaitu kredit yang berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. b. Kredit investasi, yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi jangka panjang. 2.3 Teori Bunga Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman, sehingga besarnya bunga relatif sama besar dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjamin nilai kekayaan yang bersangkutan relatif tetap dan stabil.

10 Tingkat suku bunga didefinisikan sebagai rasio antara total bunga yang dibebankan atau dibayarkan di akhir periode tertentu, dengan uang yang dipinjam pada awal periode tersebut. Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga yang dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode dikalikan 100%, yang dituliskan dalam rumus berikut. Tingkat suku bunga = 2.3.1 Fungsi Akumulasi dan Jumlah Pada umumnya, transakasi keuangan adalah penanaman modal atau investasi dari sejumlah uang dengan bunganya. Misalnya, seseorang berinvestasi pada rekening tabungan bank. Jumlah awal dari uang (modal) investasi disebut dengan uang pokok (principal) dan jumlah yang telah diterima setelah beberapa jangka waktu tertentu disebut dengan nilai akumulasi (accumulated value). Perbedaan antara nilai akumulasi dengan uang pokok terletak pada nilai bunga yang diperoleh selama jangka waktu berinvestasi. Dalam teori, waktu tersebut dapat diukur dalam berbagai unit, seperti hari, bulan, tahun dan lain-lain. Waktu yang dapat diukur dinamakan dengan pengukuran periode (measurement period) atau biasanya disebut dengan periode saja. Pada umumnya pengukuran periode dalam unit bulanan. Diasumsikan, pokok awal yang diinvestasikan dapat menentukan nilai akumulasinya. Dimisalkan t adalah waktu dari tanggal investasi. Untuk menghitung investasi dari sebuah modal atau pokok awal, akan ditetapkan sebuah

11 fungsi akumulasi p(t) dengan nilai akumulasi waktu t 0. Sifat-sifat yang dimiliki p(t) adalah sebagai berikut: 1. p(0) = 1 2. p(t) adalah fungsi naik. 3. Jika suku bunga bersifat kontinu, maka fungsi akumulasi p(t) akan bersifat kontinu. Misalkan besarnya investasi awal adalah sebesar k 0. Didefinisikan P(t), yaitu nilai akumulasi pada saat waktu t 0 dari sebuah invesatasi k, maka diperoleh P(t) = k. p(t) Jika t = 0, sehingga P(0) = k. p(0) P(0)= k. 1 P(0) = k Besarnya bunga yang diperoleh selama n periode dari waktu melakukan investasi dinotasikan dengan, yaitu 2.3.2 Bunga Efektif Suku bunga efektif (i) adalah rasio besarnya bunga yang diperoleh terhadap besarnya modal yang diinvestasikan pada awal periode. Misalkan i n adalah suku bunga efektif selama n periode sejak waktu melakukan investasi, sehingga untuk n 1

12 2.3.3 Bunga Majemuk Bunga majemuk (commpoud interest) adalah bunga yang sudah dihasilkan ditambahkan ke uang pokok pada akhir tiap-tiap periode pembayaran bunga dan kemudian ikut dipakai sebagai dasar untuk menentukan besarnya bunga pada periode berikutnya. Bunga majemuk dihitung berdasarkan saldo terakhir setelah pembungaan. Jumlah bunga untuk setiap periode pembungaan mengalami kenaikan disertai dengan kenaikan modal awal atau pokok pinjaman. Oleh karena itu bunga majemuk juga disebut sebagai bunga berbunga. Bunga majemuk dibedakan menjadi dua, yaitu suku bunga tetap adalah suku bunga yang tidak berubah selama jangka waktu yang diperjanjikan. Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan. Sebagai contoh, misalkan seorang investor menginvestasikan pokok sebesar 1 selama satu periode pada suku bunga efektif i, maka nilai akumulasi dari nilai tersebut pada akhir periode adalah 1 + i. Saldo dari 1 + i dapat dianggap sebagai modal pada periode kedua dan akan mendapatkan bunga i ( 1 + i ) selama periode kedua. Saldo akhir dari periode kedua adalah. Dengan cara yang sama, saldo dari pada periode ketiga dan akan mendapatkan bunga dapat dianggap sebagai modal selama periode ketiga. Maka saldo akhir dari periode katiga adalah

13 Jika proses ini diteruskan sampai ke t, maka diperolehlah persamaan sebagai berikut: Bunga majemuk digunakan secara khusus pada transaksi financial yang masa periodenya satu tahun atau lebih dan biasanya sering digunakan untuk transaksi dalam waktu jangka pendek. 2.4 Pengertian Agunan atau Jaminan Kredit Agunan adalah benda bergerak dan benda tidak bergerak yang diserahkan debitur kepada kreditur, untuk menjamin apabila fasilitas kredit tidak dibayar kembali sesuai waktu yang ditetapkan. Jika hal demikian terjadi, maka benda tersebut dapat dijual untuk pelunasan fasilitas kredit tersebut. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan umum, di mana kreditor tidak mempunyai hak preferent dan jaminan khusus, di mana kreditor mempunyai hak preferent. (Widiyono, 2009). 2.5 Kegunaan dari Jaminan Menurut Widiyono (2009), Kegunaan jaminan antara lain adalah : 1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapat pelunasan dari hasil penjualan barang barang jaminan tersebut, apabila nasabah tidak menepati janji, yaitu tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

14 2. Menjamin agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya, dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian dapat diperkecil terjadinya. 3. Memberi dorongan kepada nasabah untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank. 2.6 Kredit Agunan Rumah Kredit agunan rumah adalah salah satu fasilitas kredit dari Bank yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan konsumtif dengan menjaminkan rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan. Pada umumnya, pembayaran yang dilakukan pada kredit agunan rumah ini dalam bentuk cicilan bulanan. Penilaian properti agunan oleh bank dimaksudkan untuk memperoleh perkiraan dalam menentukan besar pinjaman yang dapat diberikan pada nasabah. Penilaian agunan kredit harus dilakukan secara obyektif, jujur, bertanggung jawab dan menyajikan suatu nilai yang wajar. Dalam Standar Penilaian Indonesia (SPI) tahun 2009 dan peraturan Departemen Keuangan tahun 2009 metode penilaian properti berdasarkan 3 (tiga)

15 pendekatan, yaitu pendekatan data pasar, pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan. Metode pendekatan data pasar adalah cara mendapatkan nilai harga dari suatu rumah berdasarkan atas kesamaan data dengan rumah lain yang dijual pada lokasi sejenis. Pokok utama dari metode ini adalah harga tanah per meter persegi. Sementara harga bangunan per meter persegi bisanya mengacu pada kualitas bangunan. Prinsip dasar penilaian dengan pendekatan biaya adalah suatu pendekatan yang dalam perhitungannya properti dipisahkan antara komponen tanah dan bangunan. Rumusan dari pendekatan ini adalah, nilai pasar = Harga tanah + nilai bangunan. Dalam pendekatan biaya untuk menentukan nilai pasar tanah diasumsikan bahwa seakan-akan tanah dianggap kosong dengan menggunakan perbandingan pasar maka dapat ditentukan nilai pasar tersebut. Pendekatan pendapatan (Income Approach) adalah penilaian properti berdasarkan pada pola pikir hubungan antara pendapatan dari properti dan nilai dari properti itu sendiri. Nilai dari properti tergantung pada kemampuan properti itu untuk menghasilkan keuntungan.

16 2.7 Metode Depresiasi Rumah tinggal merupakan properti yang menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan. Tetapi kondisi dari bangunan itu sendiri sifatnya tidak tetap dan selalu mengalami penyusutan atau depresiasi. Penyusutan (Depresiasi) adalah penurunan nilai suatu properti atau aset karena waktu dan pemakaian. Penyusutan pada suatu properti disebabkan karena kerusakan fisik akibat pemakaian dari properti tersebut. Perhitungan penyusutan disini ditujukan untuk mencari berapa besar penyusutan yang terjadi pada bangunan. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.17 penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus (straight line method), metode pembebanan yang menurun, metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah salah satu dari keempat metode tersebuta yaitu metode garis lurus (straight line method). Metode garis lurus (straight line method) merupakan metode perhitungan depresiasi yang beban depresiasi perusahaan memiliki jumlah yang sama untuk setiap tahun selama umur ekonomis dari sebuah asset. Metode ini banyak digunakan dalam praktek karena kesederhanaannya.

17 2.8 Perhitungan Bunga Kredit Agunan Rumah Menurut (Suyatno dkk, 1995): Terdapat 4 (empat) cara perhitungan bunga kredit yang dibebankan oleh bank kepada nasabah, yaitu sliding rate, flat rate, floating rate dan discounted rate. Untuk mengetahui perhitungan kredit agunan rumah pada tulisan ini, sebagai ilustrasi model perhitungannya menggunakan table sliding rate, flat rate dan floating rate. Dalam tabel sliding rate ini, pembayaran pokok tetap, tetapi angsuran bunga dan angsuran perbulannya menurun. Dalam table flat rate ini, pembayaran angsuran pokok, angsuran bunga dan angsuran perbulannya cenderung tetap. Sedangkan tabel floating rate, pembayaran angsuran pokok, angsuran bunga dan angsuran perbulannya tetap sesuai dengan tingkat bunga yang ditentukan oleh Bank. i. Metode Sliding Rate Metode sliding rate adalah pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari suatu periode ke periode berikutnya sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai akibat adanya pembayaran cicilan terhadap pokok pinjaman. ii. Metode Flat Rate Metode flat rate adalah pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan tetap dari satu periode ke periode yang lain. Walaupun pokok pinjaman menurun sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman.

18 iii. Metode Floating Rate Metode floating rate (bunga mengambang) adalah cara penentuan bunga yang besarnya tidak ditetapkan untuk suatu jangka waktu, tetapi ditetapkan sesuai dengan perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang (money market rate). Untuk perhitungan angsurannya sama dengan perhitungan di metode flat rate.