Sistem Rujukan (ASKEB ANAK) MIRA MELIYANTI, SST

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Nama saya Ester Selfia Napitupulu, saat ini saya sedang menjalani

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN.

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pelayanan kebidanan rujukan adalah : Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Materi Konsep Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

UPAYA dan AZAS PENYELENGGARAAN PUSKESMAS ERNAWATY AKK 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

TENTANG BUPATI SERANG,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

suplemen Informasi Jampersal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN DI RSUD BANYUDONO

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS Tri Novi Kurnia Wardani,S.ST,M.Kes

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PERAN FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS. By. Karwati, SST

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 25 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

PEDOMAN DAN TATA CARA PENGUATAN SISTEM RUJUKAN KEGAWATDARURATAN KIBBLA PENANGGUNG JAWAB. Kepala. Ruangan

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS PADA NY P DI BPS MAULINA HASNIDA SURABAYA OLEH : VIKY ARUM SARI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGERTIAN MASA NIFAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN

Transkripsi:

Sistem Rujukan (ASKEB ANAK) MIRA MELIYANTI, SST 1

SUB POKOK BAHASAN Tujuan Jenis Rujukan Jenjang Tempat Rujukan Jalur Rujukan Mekanisme Rujukan 2

OPS Setelah menyelesaikan pembelajaran dan membaca hand out ini,diharapkan : Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan rujukan dengan tepat. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis rujukan dengan tepat. Mahasiswa dapat menjelaskan jenjang tempat rujukan dengan tepat. Mahasiswa dapat menjelaskan tatalaksana rujukan yang dapat terjadi dalam masyarakat dengan tepat. Mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan rujukan dengan tepat. Mahasiswa dapat menerapkan sistem rujukan dalam memberikan pelayanan kebidanan di komunitas dengan baik. 3

REFERENSI Syahlan J.H.,1996, Kebidanan Komunitas, Jakarta : Yayasan Bina Sumber Kesehatan. Saifuddin Abdul Bari, 2003, Buku Panduan Praktis Keluarga Berencana, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Manuaba Ida Bagus, 1999, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: Buku Kedokeran EGC Pusdiknakes, 2003, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Depkes 4

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah : suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkam terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul (vertikal dan horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah administrasi). 5

Tujuan sistem rujukan adalah ; Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan pelayanan kesehatan secara terpadu. 6

2 jenis istilah rujukan : Rujukan Medik : Pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menaganinya secara rasional. (KASUS) Rujukan Kesehatan : Hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. (PENGIRIMAN) 7

Tata Laksana Rujukan dapat berlangsung 1. Internal antar petugas di satu rumah sakit. 2. Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas. 3. Antara masyarakat dan Puskesmas 4. Antara satu Puskesmas dan Puskesmas lainnya. 8

Lanjutan 5. Antara Puskesmas dan Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 6. Internal antara bagian / unit pelayanan di dalam satu Rumah Sakit. 7. Antar Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan Rumah Sakit. 9

JENJANG PELAYANAN KESEHATAN Jenjang ( Hirarki ) Komponen / Unsur Pelayanan Kesehatan Tingkat Rumah Tangga.(Desa) Tingkat Masyarakat Fasilitas yankes Profesional Tingkat I. Pelayanan kesehatan oleh individu /keluarga sendiri Kegiatan swadaya masyarakat (Paguyuban, PKK, Saka Bhakti Husada, Anggota RW, RT, dan masyarakat ( Posyandu ) Puskesmas, Pustu, Pusling, Praktek Dokter Swasta, Bidan, Poliklinik Swasta dll 10

Lanjutan >>> Fasilitas Pelayanan Kesehatan Profesional Tingkat II Fasilitas Pelayanan Kesehatan Profesional Tingkat III RS Kabupaten, RS Swasta, Laboratorium Swasta dll. RS kelas A dan B serta lembaga spesialis swasta, Laboratorium Kesehatan Daerah dan Laboratorium Klinik Swasta. 11

SKEMA RUJUKAN DAN JENJANG PELAYANAN RS KABUPATEN PUSKESMAS Pendidikan masyarakat dan dukun Pelayanan : 1. ANC 2. Vaksinasi 3. Rujukan 4. Persalinan 5. Pencatatan dan Pelaporan 12

LANJUTAN.. BIDAN DESA (POLINDES) Pendidikan masyarakat dan dukun Pelayanan : 1. Perawatan Antenatal 2. Vaksinasi 3. Pertolongan persalinan 4. Rawat gabung ASI 5. Penapisan hamil resiko 6. Rujukan penderita 7. Pencatatan dan pelaporan POSYANDU Pendidikan masyarakat Pelayanan : 1. KB terbatas 2. Vaksinasi 3. Rujukan resiko 4. Fe, Vit A, & oralit 5. Pencatatan dan pelaporan DUKUN BERSALIN Pendidikan masyarakat : 1. Pelayanan persalinan res- rendah 2. Rawat gabung-asi 3. Rujukan hamil/persalinan dengan resti 4. Laporan 13

Dari hubungan rujukan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Peranan dukun di desa tidak dapat ditiadakan dalam waktu singkat, karena itu dukun diikut sertakan dalam system rujukan aktif. Dukun masih diperlukan masyarakat, karena itu mereka dilatih untuk lebih mampu melaksanakan tugasnya. 2. Sistem rujukan medis yang berjalan dengan baik mencerminkan pelayanan dan pengayoman medis yang bermutu dan lebih menyeluruh 14

Persiapan Persiapan Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Rujukan (BAKSOKU) B ( Bidan ) : Pastikan ibu / bayi / klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan. A ( Alat ) : Bawa perlengkapan dan bahan bahan yang diperlukan seperti : Spuit, infus set, tensi meter, stetoskop dll. 15

K ( Keluarga ) : Beritahu keluarga kondisi terakhir ibu ( klien ) dan alasan mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu ke tempat rujukan. S ( Surat ) : Berikan surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu ( klien ), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat obat yang telah diterima ibu ( klien ) O ( Obat ) : Bawa obat obat essensial diperlukan selama perjalanan merujuk. 16

K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu ( klien ) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat. U ( Uang ) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan. ( Donor Darah) : Siapkan calon pendonor darah dari keluarga untuk berjaga-jaga dari kemungkinan kasus yang memerlukan donor darah. 17

Setelah upaya penanggulangan diberikan ditempat rujukan dan kondisi ibu ( klien ) telah memungkinkan, maka harus segera mengembalikan klien ke tempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan : Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan. Nasehat yang perlu diperhatikan. Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang mengenai kondisi pasien, upaya penanggulangan yang telah diberikan dan saran saran. 18