Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Strategi Kecerdasan Majemuk terhadap. Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa kelas X SMA Negeri 1. Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014

Oleh Dwi Budi Mulyono

SRI YANTI SIREGAR NIM ABSTRAK

PDF created with pdffactory Pro trial version

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

Oleh: Asher Liparawinto Pasaribu Drs. Syahnan Daulay, M.Pd.

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Pengaruh Metode KWL (Know, Want to Know, Learned)

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN

Pengaruh Model Pembelajaran The Learning Cell

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

Kata Kunci: Pengaruh STAD Wacana-Menulis Karangan Argumentasi PENDAHULUAN

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PDF created with pdffactory Pro trial version

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

Oleh Basa Elisa Febriani Sirait Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, menulis teks diskusi

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Wita Dwi Payana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

Oleh Dian Surya Ningsih

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGHUBUNGKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

Oleh Alfiandie Sinaga Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

PENGARUH MEDIA FLASH CARD TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SDN KARANG SATRIA 05 TAMBUN UTARA BEKASI.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN AKADEMIK 2009/2010

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

Transkripsi:

Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Pitra Sihite Drs. Syahnan Daulay,M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) terhadap kemampuan menulis teks eksposisi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige tahun pembelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian Two Group post-test only control design yang hanya dilaksanakan pada dua kelas (kelompok).populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige, yang berjumlah 256 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 64 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menentukan dua kelas yang dijadikan wakil populasi dengan menggunakan teknik Random Sampling. Di dalam desain ini pengukuran dilakukan terhadap kelas eksperimen yaitu Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) dan kelas kontrol Model Pembelajaran Ekspositori dengan post-test. Instrumen yang digunakan adalah tes essay menulis teks ekspsosisi. Hasil rata-rata diperoleh Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) adalah 78,75. Sedangkan Model Pembelajaran Ekspositori adalah 74,375. Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan siswa menulis teks eksposisi, hal tersebut terbukti setelah diperoleh perhitungan pada uji t yaitu diperoleh thitung>ttabel yaitu 2,023>2,00. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Collaborative Learning, teks eksposisi PENDAHULUAN Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Berbagai strategi dan model pembelajaran bahasa Indonesia telah diterapkan oleh guru bahasa Indonesia dengan harapan mencapai hasil yang maksimal. Akan tetapi strategi dan model pembelajaran yang digunakan selama ini belum mencapai hasil maksimal. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional dan proses belajar mengajar yang 1

cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada empat aspek keterampilan berbahasa yaitu membaca, berbicara, menulis dan menyimak. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang penting dan perlu dikuasai oleh siswa adalah menulis. Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang produktif dan ekspersif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dinyatakan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Dengan memiliki keterampilan menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan, ide, pikiran dan pengalamannya dalam berbagai bentuk tulisan. Keterampilan menulis dipengaruhi oleh aspek membaca,menyimak Untuk dapat menulis cerita anak sebagai penulis serta pemahaman kaidah penulisan ejaan, tanda baca, kosakata, diksi dan keefektifan kalimat. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. (Tarigan, 2005: 3). Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Sehubungan dengan hal ini Morsey, 1976:122 mengatakan bahwa, menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/ merekam, meyakinkan, melaporkan, memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan srtuktur kalimat Keterampilan menulis perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan untuk melatih siswa berpikir kritis dalam menanggapi segala sesuatu. Dalam kurikulum 2013, salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan bagi kalangan pelajar kelas X SMA adalah menulis teks yakni laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi, anekdot, negoisasi. Kemampuan menulis, khususnya menulis teks eksposisi yang sesuai dengan kurikulum 2013 merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Prof. Dr. Mahsun, M.S. (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada kurikulum 2013, dilaksanakan dengan menerapkan 2

prinsip bahwa 1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, 2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, 3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan 4) bahasa merupakan sarana merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsipprinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks memiliki stuktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian makin banyak jenis teks yang dapat dikuasai siswa, makin banyak pula stuktur berpikir yang dapat digunakan dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Balige sebagai kelas percontohan kurikulum 2013, menurut para guru di SMA Negeri 1 Balige, kemampuan siswa dalam menulis masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis disebabkan beberapa faktor yakni faktor intern yang berasal dari siswa dan faktor ektern, salah satunya dari model pembelajaran yang dibawakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz. Belajar kolaboratif menuntut adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi (transfer of information) menjadi konstruksi pengetahuan (construction of knowledge) oleh individu peserta didik melalui belajar kelompok. Langkah-Langkah Model pembelajaran kolaboratif (Colaborative Learning) yaitu: 1. guru menjelaskan model pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) 2. pengelompokan yang dilakukan dengan menggunakan acuan level harus dilakukan dengan hati-hati. dalam praktek di kelas kelompok 3

harus terdiri dari beberapa murid dengan kemampuan yang berbeda agar terjadi pelatihan silang ( cross-training) 3. jumlah anggota kelompok terdiri dari 3-5 orang 4. Collaborative learning harus diterapkan secara konsisten dan sistematik, tetapi tidak boleh digunakan secara berlebihan.penggunaan waktu yang sesuai dan situasi yang tepat akan membuat model pembelajaran kolaboratif lebih efektif. hal ini dikarenakan siswa membutuhkan privasi, waktu untuk menyendiri, untuk berpikir, memproses dan mengasimilasi materi pembelajaran yang mereka dapatkan. 5. guru menjelaskan defenisi teks eksposisi, struktur teks eksposisi 6. guru memberikan contoh teks eksposisi kepada masing-masing kelompok dan menyuruh siswa menentukan struktur teks tersebut 7. guru menyuruh siswa mengorganisasi pembagian kerja dalam kelompok dengan baik 8. guru menyuruh siswa menulis teks eksposisi yang sesuai dengan struktur teks eksposisi dan ciri kebahasaan teks eksposisi 9. guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan refleksi, yaitu menanyakan apa yang telah dipelajari dan kesulitan yang dialami siswa Model pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang memandang bahan ajar sebagai kerangka ilmu yang harus diimbaskan. Model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu seperti defenisi, jenis-jenis dan langkah-langkah. Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered apporoach) Sanjaya (2009:177). Dikatakan demikian, sebab dalam pembelajaran ini guru memegang peran siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang mengarah kepada tersampaikan isi pembelajaran kepada siswa secara langsung. Langkah-langkah dalam pembelajaran ekspositori, yaitu: 1. guru memberikan motivasi belajar kepada siswa. 4

2. guru menyampaikan pengertian materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa. 3. guru membagi siswa dengan jumlah anggota yang terdiri dari 3-5 orang untuk satu kelompok. 4. guru menjelaskan penjelasan singkat yang sesuai tentang sub-materi dalam garis besar atau langkah-langkah materi yang ingin disampaikan. 5. guru menyuruh siswa merumuskan masalah 6. jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipersentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pembelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru, misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus. 7. guru menyimpulkan materi pembelajaran yang dibawakan Keterampilan menulis teks eksposisi penting dipahami dan dikuasai siswa karena termasuk salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Akan tetapi pada kenyataannya, siswa masih kurang mampu menulis teks eksposisi. masalah ini harus segera diatasi agar keterampilan menulis teks eksposisi tidak terpaku terus pada taraf keterampilan yang rendah. Mahsun (2013:79) mengatakan bahwa ciri teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Bagian pernyataan pendapat (tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Bagian argumentasi berisi tentang argumen-argumen yang mendukung pernyataan penulis, sedangkan penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis). Menulis teks eksposisi harus memiliki kesatuan gagasan dan gagasan utama. Kesatuan gagasan adalah salah satu hal yang harus dipahami dalam menulis eksposisi. Kesatuan gagasan yang dimaksud adalah adanya koherensi atau hubungan antara kalimat pertama dan seterusnya sesuai dengan konteks. Hubungan 5

antara kalimat tersebut yakni pikiran utama dan pikiran penjelas dalam teks eksposisi yang didalamnya terdapat jabatan kalimat minimal subjek dan predikat. Sedangkan gagasan utama pada teks eksposisi adalah pikiran utama yang terdapat dalam paragraf yang mencakup inti atau pokok dari paragraf tersebut. Pada dasarnya, eksposisi berusaha untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai objek yang digarapnya. Oleh sebab itu, dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pengarang yang ingin menulis sebuah teks eksposisi harus memenuhi beberapa syarat. Keraf (1980: 6) menyatakan: 1. Hal pertama yang harus penulis lakukan adalah mengetahui sedikit tentang subjeknya, karena dapat memperluas pengetahuannya mengenai hal tersebut dengan melakukan penelitian lapangan, wawancara atau penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitiannya, bahan yang dikumpulkan, di evaluasi dan kemusian ditampilkan dalam tulisan itu. 2. Hal kedua yang harus penulis lakukan adalah mampu untuk menganalisa persoalan tersebut secara jelas dan konkrit. Berdasarkan materi penjelasan dalam buku teks siswa kelas X SMA, struktur teks eksposisi terdiri atas beberapa bagian, seperti tesis (pembukaan) : pendapat, opini atau prediksi sang penulis yang tentunya berdasarkan sebuah fakta, argumentasi (isi) : alasan yang merupakan isi, pada bagian argumentasi penulis menuliskan alasan yang berisikan fakta-fakta yang dapat mendukung pendapat atau prediksi sang penulis, dan bagian penegasan ulang (penutup) : bagian akhir dari sebuah teks eksposisi yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi penulis dapat terbukti. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi, peneliti akan menilai dan menginterpretasikan aspek yang akan dinilai. Ada 4 aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu: 1. Ejaan dan tanda baca 2. Dukungan data (fakta) a. Memiliki keterangan waktu 6

b. Memiliki keterangan tempat 3. Struktur Teks Eksposisi a. Memiliki tesis atau pembukaan b. Memiliki argumentasi atau isi c. Memiliki bagian penegasan ulang atau penutup 4. Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi a. memiliki gagasan utama, b. memiliki kelas kata c. memiliki konjungsi d. memiliki hubungan yang logis antar kalimat dan paragraf Berdasarkan materi penjelasan dalam buku teks siswa kelas X SMA, struktur teks eksposisi terdiri atas beberapa bagian, yakni tesis (pembukaan) adalah pendapat, opini atau prediksi sang penulis yang tentunya berdasarkan sebuah fakta,argumentasi (isi) adalah alasan yang merupakan isi, pada bagian argumentasi penulis menuliskan alasan yang berisikan fakta-fakta yang dapat mendukung pendapat atau prediksi sang penulis, bagian penegasan ulang (penutup) adalah bagian akhir dari sebuah teks eksposisi yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi peneliti dapat terbukti. Agar siswa terampil menulis teks eksposisi dalam pembelajaran, guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai. yang merupakan bagian penutup. Model pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu model Student-Centered Learning (SLC). Pada model ini, peserta belajar dituntut untuk berperan secara aktif dalam bentuk belajar bersama atau berkelompok. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian adalah suatu cara untuk mencari kebenaran dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Arikunto (2006: 160) mengatakan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai kebenaran dengan mengumpulkan dan 7

menganalisis data yang diperlukan guna mencapai tujuan. Salah satu cara untuk mengumpulkan data dapat dilihat dari populasi dan sampel. Menurut Arikunto (2005:4) Populasi adalah suatu kumpulan dari nilainilai pengukuran tentang suatu sifat yang akan dipelajari agar dapat menarik kesimpulan tentang sifat itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 256 orang yang tersebar 8 kelas. Setiap populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi sampel. Karena penelitian ini bersifat eksperimen, sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama sebanyak 32 orang sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas X.PA3 dengan model pembelajaran kolaboratif (Colaborative Learning) dan kelompok kedua 32 orang sebagai kelas kontrol yaitu kelas X.PA1 dengan model pembelajaran ekspositori. Dengan demikian yang menjadi sampel adalah kelas X SMA Negeri 1 Balige sebanyak 64 orang. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2008: 72) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Model ini dilakukan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Kemudian untuk melihat akibat suatu perlakuan tersebut digunakan metode Two Group post-test only control Design. Eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan perlakuan pada dua kelompok siswa, yakni kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen menggunakan model pembelajaran kolaboratif (Colaborative Learning) dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2013/2014. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) yang diterapkan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi berpengaruh terhadap hasil belajar menulis teks eksposisi. Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) menempatkan peserta 8

didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama secara aktif untuk meraih tujuan yang ditentukan. Semua anggota kelompok harus memiliki konstribusi yang setara, baik ketika mengerjakan tugas yang sama maupun mengerjakan tugas yang berbeda. Penerapan model pembelajaran kolaboratif (Collaborative learning) terhadap kemampuan menulis teks eksposisi akan meningkatkan pengetahuan siswa dalam menulis teks eksposisi. Sedangkan model pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang memandang bahan ajar sebagai kerangka ilmu yang harus diimbaskan. Model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu seperti defenisi, jenis-jenis dan langkah-langkah. Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered apporoach). Kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) memiliki pengaruh yang signifikan menunjukkan nilai rata-rata 78,75. Diketahui bahwa hasil post test menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) termasuk kategori baik di mana sebanyak 12 siswa atau 37,5 %, kategori sangat baik,sebanyak 12 siswa atau 37,5 %, kategori baik sebanyak 8 siswa atau 25 % Kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan model pembelajaran ekspositori dengan rata-rata 74,37. Diketahui bahwa hasil post test menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori termasuk kategori cukup di mana dari 32 siswa diketahui 7 siswa atau 21,875 %, kategori sangat baik, 17 siswa atau 53,125% kategori baik, sebanyak 8 siswa atau 25% kategori cukup. Pengujian hipotesis 2,023<74,375>2,162 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu model ekspositori berpengaruh 9

terhadap kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2013/2014. Dari hasil perhitungan data, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa dalam menulis teks eksposisi menggunakan Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning) adalah 90 dan nilai terendah 65 dengan ratarata atau Mean 78,75 yang memiliki kategori baik. Sedangkan nilai tertinggi yang dicapai siswa dalam menulis teks eksposisi setelah menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori adalah 85 dan nilai terendahnya adalah 60 dengan ratarata atau Mean 74,375 yang memiliki kategori baik. Dari hasil pembelajaran (pengujian) dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) yang dilakukan diketahui bahwa nilai siswa lebih tinggi daripada hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Diketahui bahwa hasil post test menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) 78,75 termasuk kategori baik di mana sebanyak 12 siswa atau 37,5 %, kategori sangat baik,sebanyak 12 siswa atau 37,5 %, kategori baik sebanyak 8 siswa atau 25 % kategori cukup. Sedangkan pembelajaran menggunakan metode ekspositori 74,375 termasuk kategori cukup di mana dari 32 siswa diketahui 7 siswa atau 21,875 %, kategori sangat baik,sebanyak 17 siswa atau 53,125% kategori baik, sebanyak 8 siswa atau 25% kategori cukup Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada kelas eksperimen, diperoleh harga Lhitung = 0,1554, dari tabel kritis L untuk uji Liliefors dengan N = 32 dan taraf nyata α = 0,0056 di dapat Ltabel = 0,1610. Setelah dibandingkan ternyata Lhitung < Ltabel atau 0,1554 < 0,1610 Maka dapat disimpulkan bahwa data variabel X berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada kelas kontrol, maka dapat diperoleh harga Lhitung = 0,1142, dari tabel kritis L untuk uji Liliefors dengan N = 32 dan taraf nyata α = 0,0468 di dapat Ltabel = 0,161. Setelah dibandingkan ternyata Lhitung < Ltabel atau 0,1142 < 0,161. Maka dapat disimpulkan bahwa data variabel X2 berdistribusi normal. Pengujian hipotesis 2,023<78,75>2,00 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan 10

menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2013/2014. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kemampuan menulis teks eksposisi siswa dengan penerapan Model Pembelajaran pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning termasuk dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata 78,75 dan model pembelajaran ekspositori dengan nilai rata-rata 73,375. Adanya pengaruh yang signifikan dikarenakan siswa mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan bertanggung jawab untuk membahas teks eksposisi. Penggunaan model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkan dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari. Jadi Model pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning memberikan siswa pemahaman untuk berkolaborasi, mampu berpikir dan bertanggung jawab dan menumbuhkan kreativitas untuk menulis teks eksposisi. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2013/2014. DAFTAR PUSTAKA Barkley, Elizabert E., dkk. 2012.Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa Media. Irawan, Prasetya, Dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar. Jakarta : PAU Depdiknas, Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif.Medan: Media Persada. Keraf, Gorys. 1980. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: PT. Nusa Indah. Mahsum,Dkk. 2013.Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. Pannen, Paulina, Dkk. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU 11

Depdiknas,. Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito. Soekamto, Toet Dkk.1997 Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran, Jakarta: PAU Depdiknas. Sugiyono. 2008.Model Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung: CV. Alfabeta. 12