PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

1 of 5 02/09/09 11:36

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

L E M B A R A N D A E R A H

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 42 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 59 TAHUN 2001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2001

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 SERI B. 11 TAHUN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SORONG,

RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 4 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 14 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BUPATI GOWA RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang : a. bahwa Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah merupakan salah satu sumber pendapatan asli Daerah di luar pajak Daerah, retribusi Daerah dan perusahaan milik Daerah serta hasil pengelolaan kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan dan memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan; b. bahwa sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah perlu diatur ketentuan pengelolaannya beserta tarif dasar pengenaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang sah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

2 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 426, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4838); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4838); 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

3 11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 31, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Timur. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Timur. 4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pendapatan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 6. Dinas/Instansi/Satuan kerja adalah Dinas/Instansi/Satuan Kerja yang ditugaskan oleh Bupati yang mengelola atau melakukan pungutan atas penerimaan Daerah yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

4 7. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah adalah Pendapatan Asli Daerah diluar Pajak Daerah, retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. 8. Wajib Bayar adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk melakukan pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, termasuk pemungut atau pemotong Lain-lain Pendapatan asli Daerah Yang sah. 9. Jasa Giro adalah penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang berasal dari hasil penempatan dari Pemerintah Daerah dalam bentuk Rekening baik yang dilakukan oleh dan atas nama Pemerintah Daerah atau Bendaharawan Daerah pada Bank Nusa Tenggara Barat dan atau Bank Pemerintah lainnya yang ditetapkan oleh Bupati. 10. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan adalah Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebagai akibat dari pengadaan barang dan atau Jasa yang dilaksanakan oleh Pihak Ketiga. 11. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Daerah adalah Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang berasal dari sejumlah denda atas keterlambatan pihak ketiga dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati bersama. 12. Setoran kelebihan Pembayaran pada Pihak Ketiga adalah Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sahyang berasal dari setoransetoran kelebihan atas pembayaran kepada pihak ketiga oleh Daerah pada tahun anggaran yang lalu berdasarkan hasil temuan aparat pengawasan fungsional. 13. Kontribusi Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha di Daerah adalah Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang merupakan bentuk keikutsertaan Badan Usaha tertentu yang melaksanakan kegiatan usahanya di Daerah, namun Daerah tidak dapat menetapkan pungutan baik dalam bentuk Pajak Daerah ataupun retribusi Daerah atas manfaat yang diperoleh Badan Usaha yang bersangkutan dari kegiatan usahanya tersebut.

5 14. Kontribusi Tembakau Virginia adalah Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah atas pembelian dan pengelolaan produksi Tembakau Virginia di Daerah 15. Perijinan/Rekomendasi adalah suatu bentuk penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah atas diterbitkannya ijin/rekomendasi oleh Pemerintah Daerah. 16. Jasa pelayanan administrasi dan legalisasi adalah dana yang dipungut oleh Dinas/Instansi/Badan/Bagian Lingkup Pemerintah sebagai pengganti jasa administrasi yang telah diberikan kepada yang berkepentingan. 17. Surat Pendaftaran Objek Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang disingkat SPdOLLPAD adalah surat yang digunakan oleh wajib bayar untuk melaporkan objek Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebagai dasar perhitungan dan pembayarannya. 18. Surat Ketetapan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang selanjutya disingkat SKLLPAD adalah surat keputusan yang menentukan jumlah Lainlain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang terutang. 19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegatan untuk mencari, mengumpulkan data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan pemenuhan kewajiban Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. 20. Penyidik Tindak Pidana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang selanjutnya dapat disebut Penyidikan untuk mencari serta pengumpulan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi serta menemukan tersangka. 21. Surat Ketetapan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKLLPAD-KB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang Kurang Bayar. 22. Surat Ketetapan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKLLPAD-KBT adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang Kurang Bayar Tambahan.

6 23. Surat Tagihan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang selanjutnya disingkat STLLPAD adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah tagihan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. 24. Surat Ketetapan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKLLPAD-LB adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Yang Lebih Bayar. BAB II NAMA, SUBYEK DAN OBYEK LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Pasal 2 Dengan nama Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dipungut penerimaan sebagai pembayaran atas : a. Jasa Giro; b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan; c. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; d. Setoran Kelebihan Pembayaran Kepada Pihak Ketiga; e. Kontribusi Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Usaha di Daerah; f. Kontribusi Produksi Tembakau Virginia g. Perijinan/Rekomendasi; h. Jasa Pelayanan Administrasi dan Legalisasi/Pengesahan; Pasal 3 Objek Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah adalah : a. Jasa Giro; b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan; c. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; d. Setoran Kelebihan Pembayaran Kepada Pihak Ketiga; e. Kontribusi Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Usaha di Daerah; f. Kontribusi Produksi Tembakau Virginia g. Perijinan/Rekomendasi; h. Jasa Pelayanan Administrasi dan Legalisasi/Pengesahan.

7 Pasal 4 Subjek Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh manfaat dari kegiatan Pemerintah Daerah yang berakibat pada adanya pemberian kontribusi dan bentuk lainnya kepada Pemerintah Daerah BAB III CARA MENGUKUR PENERIMAAN Pasal 5 Cara mengukur besarnya penerimaan yang disetorkan ke Kas Daerah adalah sebagai berikut : a. Jasa Giro adalah posisi pengendapan saldo kas terendah Pemerintah Daerah pada PT.Bank Nusa Tenggara barat atau Bank lain yang ditunjuk Bupati; b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan diukur dari jumlah nilai konstruksi pekerjaan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kepada Pihak Ketiga; c. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan adalah lamanya waktu keterlambatan penyelesaian pekerjaaan yang diukur disaat penandatanganan kontrak; d. Setoran Kelebihan Pembayaran Kepada Pihak Ketiga adalah hasil Pemeriksaan Aparat Fungsional atas pembayaran oleh Pemerintah Daerah dari kegiatan tahun yang lalu; e. Kontribusi Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Usaha di Daerah adalah jenis usaha yang dapat diukur dari omzet usahanya; f. Kontribusi Produksi Tembakau Virginia adalah diukur dari nilai jual produk tembakau Virginia; g. Perijinan/Rekomendasi dapat diukur secara proporsional berdasarkan jenis perijinan/rekomendasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah; h. Jasa Pelayanan Administrasi dan Legalisasi/pengesahan dapat diukur secara proporsional berdasarkan jenis pelayanan administrasi dan legalisasi/pengesahan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

8 BAB IV PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 6 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah disesuaikan dengan jenis atau sumbersumber Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tersebut sebagai berikut : a. Jasa Giro, didasarkan pada prinsip komersial dan pengamanan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui perlunya ketersediaan Saldo Kas terendah Pemerintah Daerah pada bank yang telah ditetapkan sebagai Bank Tempat Penyimpanan Uang Daerah tersebut; b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan, didasarkan kepada kewajiban pihak ketiga untuk memberikan kontribusinya dalam rangka pembiayaan Pemerintah dan Pembangunan di Daerah; c. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, didasarkan pada prinsip disiplin dan akuntabilitas anggaran Daerah guna menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati; d. Setoran Kelebihan Pembayaran Kepada Pihak Ketiga didasarkan pada prinsip disiplin dan akuntabilitas anggaran Daerah, agar dimasa mendatang pembayaran kepada pihak ketiga harus didasarkan pada jumlah dana yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati; e. Kontribusi Badan Usaha yang Melakukan Kegiatan Usaha di Daerah, didasarkan pada prinsip partisipatif badan usaha yang bersangkutan untuk memberkan kontribusinya pada pembiayaan Pemerintah dan Pembangunan di Daerah; f. Kontribusi Produksi Tembakau Virginia didasarkan atas kelangsungan produksi tembakau Virginia dalam arti adanya kepedulian pengusaha tembakau Virginia untuk memberikan kontribusinya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam rangka pembiayaan Pemerintah dan Pembangunan di Daerah;

9 g. Perijinan/Rekomendasi didasarkan pada partisipatif pihak-pihak tertentu yang memerlukan perijinan/rekomendasi dalam rangka pembiayaan Pemerintahan dan Pembangunan di Daerah; h. Prinsip dan sasaran dalam penetaptan besarnya tarif Jasa Pelayanan Administrasi dan Legalisasi/Pengesahan berdasarkan pada kebijaksanaan Daerah dengan memperhatikan biaya penyedia jasa yang bersangkutandan kemampuan masyarakat serta aspek keadilan. BAB V PEMAKAIAAN TEMPAT DASARAN Pasal 7 (1) Struktur tarif golongan pada tarif tetap dan proporsional yang ditentukan berdasarkan jenis atau sumber Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. (2) Struktur tarif yang digolongkan pada tarif tetap adalah : a. Setoran kelebihan pembayaran kepada pihak ketiga. b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan. (3) Struktur tarif yang digolongkan pada tarif proporsional adalah : a. Jasa Giro;. b. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; c. Kontribusi Badan Usaha yang melakukan kegiatan usada di Daerah; d. Jasa Pelayanan Administrasi dan Legalisasi/Pengesahan; e. Perijinan/Rekomendasi; f. Kontribusi produksi tembakau Virginia; Pasal 8 Struktur dan besarnya tarif Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah adalah sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

10 BAB VI WILAYAH PUNGUTAN Pasal 9 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang terutang dipungut diwilayah Kabupaten Lombok Timur. BAB VII MASA PUNGUTAN DAN SAAT TERUTANGNYA LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Pasal 10 Masa pungutan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah adalah : a. Jasa Giro adalah selama 12 (dua belas) bulan dengan perhitungan setiap 1 (satu) bulan sesuai dengan pengendapan saldo terendah tiap akhir bulan ; b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan adalah selama kontrak pengadaan barang atau jasa berlangsung; c. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah sesuai dengan jumlah hari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan; d. Setoran kelebihan pembayaran kepada Pihak Ketiga adalah jangka waktu yang ditetapkan dalam laporan hasil pemeriksaan; e. Kontribusi badan usaha yang melakukan kegiatan usaha di Daerah adalah setiap terjadinya transaksi dan atau selama badan usaha yang bersangkutan melaksanakan kegiatan usahanya di Daerah; f. Kontribusi Produksi Tembakau Virginia adalah pungutan dilaksanakan selama terjadinya transaksi pembelian dan atau pengelolaan Tembakau Virginia; g. Perijinan/Rekomendasi pada saat pengurusan perijinan/rekomendasi; h. Jasa pelayanan administarsi dan legalisasi/pengesahan pada saat pelaksanaan pemberian pelayanan administrasi atau legalisasi; Pasal 11 Saat terutangnya Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah adalah pada saat diterbitkannya SKLLPAD atau dokumen lain yang dipersamakan.

11 BAB VIII SURAT PENDAFTARAN Pasal 12 (1) Wajib Bayar Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah wajib mengisi SPdOLPAD, atau dokumen lain yang dipersamakan; (2) SPdOLPAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didisi dengan jelas, benar dan lengkap serta dibubuhi tanda tangan; (3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian SKLLPAD, SKLLPAD-KB dan SKLLPAD-KBT sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Bupati. BAB IX PENETAPAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Pasal 13 (1). Berdasarkan SPdOLPADsebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Peraturan Daerah ini ditetapkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dengan menerbitkan SKLLPAD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2). Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan diterima data baru dan atau data yang semula belum terungkap sehingga menyebabkan perubahan jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang terutang, maka diterbitkan SKLLPAD-KB dan atau SKLLPAD-KBT. (3). Bentuk, isi, serta tata cara pengisian SKLLPAD,SKLLPAD-KB dan SKLLPAD-KBT sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Bupati. BAB X TATA CARA PUNGUTAN Pasal 14 (1). Pemungutan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tidak dapat diborongkan.

12 (2). Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sahdipungut oleh Bendaharawan khusus Penerima yang diangkat oleh Bupati (3). Kepada Dinas/Instansi Pengelola diberikan insentif/uang perangsang sebesar 5% (lima persen) dari jumlah yang disetor ke Kas Daerah atau ditentukan lain oleh Bupati. (4). Untuk kelancaran pemungutan dan penerimaan kepada pengelola masingmasing obyek Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dapat diberikan biaya operasional yang besarnya ditetapkan oleh Bupati. BAB XI TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN Pasal 15 (1) Pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dilakukan melali Bendaharawan Khusus Penerima yang ditetapkan atau dapat langsung ke Kas Daerah setelah terlebih dahulu diterbitkan SKLLPAD atau dokuen lain yang dipersamakan. (2) Pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dilakukan secara tunai/lunas dimuka atau dilakukantiap bulan sesuai dengan ditetapkan oleh Bupati. (3) Apabila Pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dilakukan setelah lewat waktu yang ditentukan, dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dengan jalan menerbitkan STLLPAD. (4) Bendaharawan Khusus Penerima diwajibkan menyetor uang hasil pungutan ke Kas Daerah paling lama 1 X 24 Jam, kecuali ditentukan lain oleh Bupati. (5) Tata cara Pembayaran, Penyetoran dan pembukuan serta sarana yang digunakan berupa buku, formulir/blanko ditetapkan oleh Bupati. BAB XII KEBERATAN Pasal 16 (1) Wajib bayar Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKLLPAD, SKLLPAD-KB dan SKLLPAD-KB atau dokumen lain yang dipersamakan.

13 (2) Pengaduan keberatan tindak menunda kewajiban membayar Lain-lain pendapatan Asli Daerah Yang Sahdan pelaksanaan penagihan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. (3) Tata cara pengaduan ditetapkan oleh Bupati BAB XIII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 17 (1) Atas kelebihan pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah wajib bayar dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati. (2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dianggap dikabulkan dan SKLLPAD-LB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran diatur dengan Keputusan Bupati. Pasal 18 (1). Apabila wajib bayar mempunyai utang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah lainnya, kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. (2). Pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKLLPAD-LB. (3). Apabila pengembalian kelebihan pembayaran dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberi imbalan sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan keterlambatan.

14 (4). Rincian tatacara pengembalian kelebihan pembayaran akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB XIV PENGURANGAN,KERINGANAN DAN PEMBEBASAN Pasal 19 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan/keringanan dan pembebasan pembayaran Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. (2) Pengurangan/keringanan dan pembebasan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebagaimana ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib bayar. (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan/atau pembebasan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah diatur dengan Keputusan Bupati. BAB XV KEDALUARSA PENAGIHAN Pasal 20 (1) Hak untuk melakukan penagihan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, kedaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak saat terutangnya Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, kecuali apabila wajib bayar melakukan tindak pidana dibidang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. (2) Kedaluarsa penagihan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebagaimana dimaksud ayat (1) tertangguh apabila : a. Diterbitkannya Surat Tagihan; atau b. Ada Pengakuan utang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dan wajib bayar baik langsung maupun tidak langsung.

15 BAB XVI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 21 (1). Pembinaan dan pengawasan administrasi pungutan atas Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah secara teknis fungsional dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah. (2). Pembinaan dan pengawasan atas pengelolaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dilaksanakan oleh Dinas/Instansi Kerja/Satuan Kerja Pengelola Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tersebut. BAB XVII PENYIDIKAN Pasal 22 (1). Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberikan wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, sebagaimana dimaksud dalm Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2). Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang-bidang Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbutan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah;

16 c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidanadi bidang-bidang Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah; d. Meminta buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang-bidang lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuantenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang-bidang lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah; g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa idenitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang lainlain pendapatan asli Daerah yang sah; i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang-bidang lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah menurut hukum yang bertanggung jawab. (3). Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyelidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidikan Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

17 BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 23 (1). Wajib Bayar Lain-lain Pendapatan asli Daerah Yang Sah yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, sehingga merugikan keuangan Daerah diancam Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah). (2). Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua perijinan yang belum habis masa berlakunya dinyatakan masih tetap berlaku. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, semua ketentuan yang pernah dikeluarkan yang menyangkut tentang materi yang sama dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 26 Hal-hal yang mengatur mengenai pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

18 Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur. Disahkan di Selong Pada tanggal 5 Agustus 2004 BUPATI LOMBOK TIMUR, Diundangkan di Selong Pada tanggal 5 Agustus 2004 H. MOH. ALI BIN DACHLAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR, H. LALU KAMALUDDIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2004 NOMOR 13

19 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH I. UMUM Lain-lain Pendapatan asli Daerah Yang Sah mempunyai kontribusi tidak kalah penting dan potensialnya di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan tentunya memerlukan pengaturan dan pengelolaan dengan tetap berpedoman pada prinsip efisiensi dan efektifitas. Dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan kepada masyarakat oleh segenap Aparat Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.khususnya dibidang pelayanan jasa administrasi legalisasi/pengesahan baik yang berupa pemberian Surat Rekomendasi, Surat Keputusan/turunan, Surat Keputusan, Surat Keterangan, Surat ijin, maka pengganti atas jasa pemerintah tersebut, dipandang perlu mengadakan pungutan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah dibidang pelayanan administrasi dan legalisasi, dengan menggunakan tanda pengesahan berupa leges. Pengaturan dan pengelolaan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna dimaksud sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, sebagai salah satu Sumber Pendapatan asli Daerah, maka Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tergolong jenis pendapatan Daerah diluar pajak Daerah, retribusi Daerah, hasil perusahaan milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan yang terdiri dari : a. Jasa Giro; b. Jasa Atas Pemberian Pekerjaan ; c. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; d. Setoran kelebihan pembayaran kepada Pihak Ketiga; e. Konstribusi badan usaha yang melakukan kegiatan usaha di Daerah;

20 f. Kontribusi produksi tembakau Virginia; g. Perijinan/Rekomendasi h. Jasa pelayanan administrasi dan legalisasi/pengesahan II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Badan Usaha milik swasta, Apotik, Dealer kendaraan dan badan usaha lainnya. Huruf f Huruf g Huruf h Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6

21 Pasal 7 Ayat (1) Penentuan struktur tarif tetap dan proporsional didasarkan pada pertimbangan bahwa masing-masing jenis atau sumber-sumber lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah memiliki karakteristik yang berbeda. Ayat (2) Penggolongan kedua jenis lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah tersebut kedalam tarif tetap, karena baik setorankelebihan pembayaran kepada pihak ketiga maupun ganti rugi atas kekayaan Daerah, sama-sama merupakan penerimaan atas dasar hasil temuan aparat pengawas fungsional yang telah tertuang dalam LHP. Ayat (3) Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dengan tidak diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan lain-lain pendapatan Daerah yang sah tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga, terutama dalam

22 hal proses penentuan tarif, penetapan jumlah lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah, pengawas penyetoran dan penagihannya. Dengan demikian tidak berarti bahwa Pemerintah Daerah tidak dapat bekerjasama dengan pihak ketiga, namun perlu diatur selektif. Dengan demikian Pemerintah dapat saja melakukan kerjasama dengan pihak ketiga sebatas menyangkut sebagian tugas pungutan, dengantetap memperhatikan profesionalitas dapat dipercaya dan dengan pertimbangan lebih efisiensi serta telah dapat diukur potensinya. Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Pasal 15 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan ditentukan oleh Bupati adalah bahwa Bupati dapat menentukan batas waktu penyetoran melebihi waktu 1 x 24 jam dengan pertimbangan apabila domisili bandaharawan atau petugas pemungut jauh dari Kas Daerah. Ayat (5) Pasal 16 Pasal 17

23 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Ayat (1) Pengaturan saat kedaluarsa penagihan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah, perlu ditetapkan guna memberi kepastian hukum, kapan utang lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah tidak dapat ditagih lagi, serta untuk memberikan dorongan kepada petugas atau fokus untuk lebih aktif melakukan penagihan. Ayat (2) Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 9