PENGARUH SUDUT WATER SPRAYER DAN TEKANAN AIR DALAM SPRAYER PUMP TERHADAP HASIL SERBUK ALUMUNIUM PADA PROSES ATOMISASI AIR

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH PUTIH.

PROSES MANUFACTURING

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

TUGAS AKHIR STUDI BENTUK, UKURAN DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA TIMAH PUTIH

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

Membuat Cetakan Pasir dan Inti

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

atomisasi dapat meningkatkan efektivitas proses disintegrasi logam cair dengan cara

ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

KARAKTERISASI MATERIAL BALL MILL PADA PROSES PEMBUATAN SEMEN DENGAN METODA PENGUJIAN KEKERASAN, MIKROGRAFI DAN SEM

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

Diagram TEKNIK MESIN ITS

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB II TEORI DASAR Serbuk Logam

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

PENGARUH LAPISAN UMPAN KAWAT ALUMUNIUM PADA BAJA KARBON DENGAN PROSES BUSUR LISTRIK TERHADAP KETAHANAN AUS

Transkripsi:

PENGARUH SUDUT WATER SPRAYER DAN TEKANAN AIR DALAM SPRAYER PUMP TERHADAP HASIL SERBUK ALUMUNIUM PADA PROSES ATOMISASI AIR Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183 Telp. 0274-387656 ABSTRAK Metalurgi serbuk merupakan metode pembuatan benda-benda logam dengan menggunakan serbuk logam sebagai bahan dasar. Proses dalam teknologi metalurgi serbuk terdiri dari pembentukan serbuk, compacting, sintering dan finishing. Salah satu metode dalam pembuatan serbuk logam adalah dengan metode atomisasi air. Pembuatan serbuk dengan metode atomisasi air terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: sudut α (sudut tumbukan antara melting dengan butir air) dan tekanan air saat tumbukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sudut α, dan tekanan air terhadap optimalisasi hasil pembuatan serbuk dengan metode atomisasi air dan bentuk serbuk yang diamati dengan foto mikro. Proses pembuatan serbuk menggunakan metode atomisasi air dengan variabel bebasnya adalah sudut α yang ditentukan 30 o, 40 o, 50 o dan 60 o dan variasi tekanan air, yaitu 25 kg/cm 2, 30 kg/cm 2, 35 kg/cm 2 dan 40 kg/cm 2. Bahan yang digunakan dalam proses atomisasi air adalah alumunium. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa sudut α dan tekanan tumbukan air pada melting mempengaruhi hasil produksi serbuk dengan metode atomisasi air. Hasil penelitian dengan variasi sudut α diperoleh bahwa sudut α = 30 o menghasilkan produk 2,7%, sudut α = 40 o menghasilkan produk 4,05%, sudut α = 50 o menghasilkan produk 3,23%, sudut α = 60 o menghasilkan produk 1,8%. Penelitian dengan variasi tekanan air pada tekanan 20kg/cm 2 tidak diperoleh serbuk, 25 kg/cm 2 diperoleh 2,9%, tekanan 30 kg/cm 2 diperoleh 3,2%, tekanan 35kg/cm 2 diperoleh 4,5% dan tekanan 40kg/cm 2 diperoleh 2,9%. Hasil serbuk alumunium optimum secara teoritis dihasilkan pada sudut α 42,5 0 dan tekanan air 33,17 kg/cm 2. Bentuk serbuk hasil proses atomisasi air sebagian besar adalah irregular, accicular dan flake. Kata kunci : metalurgi serbuk, atomisasi air, sudut α, tekanan air, irregular, accicular dan flake. Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 133

PENDAHULUAN Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi khususnya bidang pengolahan logam dan unsur-unsur paduan adalah metalurgi serbuk (Powder Metallurgy ). Metalurgi serbuk merupakan bagian dari ilmu tentang metalurgi dengan menggunakan serbuk logam sebagai bahan dasar atau bahan utama untuk membuat benda-benda logam tanpa melalui proses peleburan terlebih dahulu. Produk yang dihasilkan dari proses metalurgi serbuk banyak dimanfaatkan di industri-industri terutama untuk komponen-komponen penunjang seperti roda gigi, bantalan, dan alat-alat listrik. Adapun sifat - sifat fisik dari produk yang dibuat dengan metode metalurgi serbuk banyak tergantung dari proses pengerjaannya, misalnya tekanan pemadatan ( compacting) yang berpengaruh besar terhadap sifatsifat dan kekerasan dari produk akhir yang dipadukan. Oleh karena itu kualitas produk akhir sangat ditentukan oleh berbagai parameter proses seperti material awal yang digunakan, ukuran partikel serbuk, komposisi prosentase serbuk, tekanan kompaksi, suhu sintering maupun waktu sintering. Penelitian tentang metalurgi serbuk telah banyak dilakukan, tetapi kebanyakan mengarah pada proses produksi metalurgi serbuk dengan variabel kompaksi, komposisi serbuk dan sintering. Masih sedikit penelitian tentang proses pembuatan serbuk logam. Masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan serbuk alumunium dengan metode atomisasi air adalah hasil serbuk yang diperoleh belum optimum. Sudut antara aliran melting dengan water sprayer (sudut α) dan tekanan air pada sprayer pump dipandang memiliki pengaruh terhadap hasil serbuk dalam proses atomisasi air, sehingga perlu adanya penelitian tentang pengaruh sudut α dan tekanan air terhadap hasil serbuk dengan metode atomisasi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi sudut α (sudut antara aliran melting dengan water sprayer) dan variasi tekanan air terhadap prosentase hasil serbuk alumunium dengan proses atomisasi air. Penelitian awal ini untuk mendapatkan sudut α dan tekanan air sehingga menghasilkan jumlah serbuk yang optimum sekaligus mengamati bentuk serbuk dalam proses atomisasi air. Metalurgi serbuk adalah pembuatan benda komersial dari serbuk logam melalui penekanan. Proses ini dapat disertai pemanasan akan tetapi suhu harus berada di bawah titik cair serbuk (Amstead dkk, 1993). Teknik pembuatan bubuk logam atau bubuk paduan juga pembuatan barang-barang logam dengan jalan menekan bubuk dalam cetakan kemudian dilakukan proses penyinteran dibawah titik cairnya, dinamakan metalurgi serbuk (Surdia dan Saito, 1995). Jenis produk yang dibuat dari proses metalurgi serbuk antara lain pahat pemotong, bantalan, roda gigi dan komponen otomotif seperti piston hidrolik, batang engkol dan ring piston serta digunakan juga dalam komponen pesawat terbang seperti bagian roda pendarat. 134 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No. 2, 2006: 133 145

Produksi logam dengan proses metalurgi serbuk mempunyai beberapa keuntungan dan keterbatasan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses metalurgi serbuk adalah (Amstead, B.H., dkk, 1995): 1. Proses metalurgi serbuk dapat menghasilkan produk bimetal yang terdiri dari lapisan serbuk yang berbeda. 2. Dapat menghasilkan produk dengan porositas yang terkendali. 3. Dapat menghasilkan produk yang kecil dengan toleransi ketat dan permukaan halus dalam jumlah banyak 4. Serbuk yang murni akan menghasilkan produk yang murni pula. 5. Tidak ada bahan yang terbuang selama proses produksi. 6. Upah buruh lebih murah karena tidak diperlukan tenaga dengan keahlian khusus untuk menjalankan mesin pres dan mesin-mesin lainnya. Sedangkan keterbatasan dari proses metalurgi serbuk adalah : 1. Harga serbuk logam sangat mahal dan terkadang sulit dalam penyimpanannya karena mudah terkontaminasi. 2. Beberapa jenis produk tidak dapat dibuat secara ekonomis karena keterbatasan kapasitas mesin pres. 3. Bentuk yang sulit atau rumit tidak dapat dibuat karena selama proses penekanan (pemampatan) serbuk logam tidak mampu mengalir mengisi ruang cetakan. 4. Pada serbuk logam yang mempunyai titik cair rendah seperti timah hitam dan seng kemungkinan timbul kesulitan dalam proses penyinteran. 5. Dengan proses metalurgi serbuk sulit mendapatkan kepadatan yang merata. Karakteristik Serbuk Logam Serbuk logam dalam metalurgi serbuk perlu diketahui karakternya untuk menentukan perlakuan dan sifat-sifatnya. Hal ini dapat diketahui dari: 1. Bentuk partikel (particle shape) Proses metalurgi serbuk sangat terpengaruh pada bentuk serbuk disebabkan proses dan alat yang digunakan berbeda. Akibat dari metode yang berbeda, bentuk partikel serbuk (gambar 1) juga berbeda ada yang membulat (spherical), serpih (flake), kotak (cubic), berpori (sponge), dendritik (dendritic), atau bahkan tidak teratur (irregular). Untuk menentukan bentuk serbuk dapat dilakukan pengamatan dengan Zoom Stereo Microscope. Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 135

Gambar 1. Bentuk serbuk serbuk logam (German, 1984) 2. Ukuran Partikel (particle size) Ukuran serbuk menentukan tingkat kehalusan serbuk. Hal ini dapat ditentukan dengan pengayakan standar berukuran 36-850 m (Amstead, B.H.,dkk, 1993) atau menggunakan cara pengukuran mikroskopis partikel serbuk standar dengan ukuran 0,1-1000 m (Kalpakjian, 1989). 3. Mampu alir (flowability) Mampu alir adalah kemampuan sebuah partikel serbuk untuk mengisi ruang cetakan. Hal ini akan berpengaruh terhadap densitas. 4. Sifat kimia (chemical properties) Sifat kimia partikel serbuk, akan berpengaruh terhadap perlakuan dan sifat bahan jadi. 5. Kompresibilitas (compressibility) Kompresibilitas merupakan kemampuan sebuah partikel untuk dikompaksi (ditekan). Harga ini diukur dengan membandingkan volume sebelum kompaksi dengan volume setelah kompaksi. 6. Kemampuan sinter (sinterability) Kemampuan sinter merupakan kemampuan antar partikel serbuk untuk saling melekat dengan proses pemanasan di bawah titik cair bahannya. Proses Pembuatan Serbuk Pembuatan serbuk merupakan salah satu proses utama dalam metode metalurgi serbuk. Serbuk logam banyak memberikan pengaruh pada kualitas produk akhir, bentuk bubuk dan ukuran bubuk menjadi faktor yang sangat penting, 136 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No. 2, 2006: 133 145

akan tetapi tidaklah mudah untuk mengendalikan keadaan-keadaan itu. Secara umum proses pembuatan serbuk dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Metode Fisik Pembuatan serbuk dengan metode fisik yang paling banyak digunakan adalah proses atomisasi yang prinsipnya adalah mengalirkan logam cair melalui celah nozzle. Kemudian aliran logam cair disemprotkan dengan tekanan udara atau air sehingga membeku menjadi serbuk. Dalam proses ini harus diperhatikan lubang alat, temperatur proses dan tekanan penyemprotan karena hal ini berhubungan erat dengan sifat dari serbuk. Ukuran serbuk hasil atomisasi mempunyai variasi yang luas tergantung dari kondisi proses yang digunakan. Peningkatan tekanan gas atau air akan menghasilkan serbuk yang lebih halus. Pembuatan serbuk dengan metode ini biasanya digunakan untuk logam Cu, Al, Zn, Pb, dan logam lain yang mempunyai temperatur lebur rendah. Atomisasi air adalah teknik yang paling umum untuk memproduksi serbuk dari logam yang mempunyai titik lebur dibawah 1600 o C. Air yang bertekanan tinggi disemprotkan secara langsung pada lelehan logam, sehingga memaksa disintegrasi dari lelehan logam tersebut dan terjadi pemadatan dengan cepat. Proses dan mekanisme atomisasi dengan tekanan air ditunjukkan pada gambar 2. Gambar. 2. Proses atomisasi air (Kalpakjian, 1989) Proses atomisasi air terjadi ketika logam cair dari nosel bertabrakan dengan air yang disemprotkan dari sprayer, seperti diperlihatkan pada gambar. 2, adapun proses pembentukan serbuk yang mungkin terjadi dalam proses atomisasi adalah cratering, splashing, stripping dan bursting, seperti terlihat pada gambar 3. a. Cratering adalah proses terjadinya tumbukan antara logam cair dengan satu butir air dari sprayer sehingga terbentuk satu melt droplet (butiran logam cair ) Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 137

b. Splashing adalah proses terjadinya tumbukan antara logam cair dengan satu butir air dari sprayer dan terbentuk lebih dari satu melt droplet (butiran logam cair). c. Stripping adalah proses terjadinya tumbukan antara logam cair dengan butiran air dari sprayer dimana aliran butiran air tersebut searah dengan aliran logam cair, sehingga terbentuklah melt droplet (butiran logam cair) d. Bursting adalah proses terjadinya tumbukan butiran air dengan melt droplet hasil dari proses cratering, splashing atau stripping Gambar 3. Mekanisme pembentukan serbuk atau partikel yang terjadi dalam atomisasi air (German, R. M., 1984 ) Ukuran dan bentuk partikel tergantung dari temperatur logam, kecepatan rata-rata aliran logam, ukuran nosel dari tundish (tempat menampung dan mengalirkan logam cair), dan karakteristik semprotan air. Aliran logam yang pelan namun konstan kemungkinan akan menghasilkan bentuk yang lebih halus, sedangkan ukuran nozzel tundish berkaitan erat dengan kecepatan aliran logam cair. Dalam tahap penyelesaian serbuk hasil atomisasi air akan mengalami pengayakan, pemanasan, dan penyimpanan. Pengayakan diperlukan untuk memisahkan serbuk kasar dan serbuk halus atau untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran tertentu. Untuk mengantisipasi terjadinya oksidasi maka dilakukan pemanasan secepat mungkin sehingga kandungan air pada serbuk kecil. Apabila serbuk belum akan dibentuk, lebih baik disimpan dalam temperatur kamar dan tidak terlalu banyak berhubungan dengan udara luar agar kondisinya tetap stabil. 138 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No. 2, 2006: 133 145

2. Metode Kimia Prinsip dari metode kimia adalah proses dekomposisi kimia suatu senyawa logam. Reaksi reduksi dan oksidasi logam dengan hidrogen atau karbon monoksida sebagai pereduksi merupakan reaksi dekomposisi yang menghasilkan serbuk logam, menurut reaksi : MeO + H 2 ----> Me + H 2 O ( 1 ) MeO + CO ----> Me + CO 2 ( 2 ) Reaksi ( 1 ) biasanya dipakai untuk menghasilkan serbuk Cu dan reaksi ( 2 ) digunakan untuk menghasilkan serbuk Fe. Beberapa metode kimia yang digunakan dalam pembuatan serbuk adalah metode elektrolisa, reduksi oksidasi. Produksi serbuk dengan metode elektrolisa ini seperti pada proses refining dari tembaga, pada katoda menggunakan unsur Pb (timah hitam) sedangkan anodanya menggunakan unsur Cu (tembaga), serbuk tembaga yang diperoleh kemudian dicuci dan disaring. 3. Metode Mekanik Metode ini biasanya digunakan untuk menghasilkan serbuk logam dari logam yang bersifat rapuh dan kekerasannya sedang, pada proses pembuatan serbuk secara mekanik menggunakan suatu alat yang dinamakan ball mill atau roll mill untuk menghancurkan material menjadi serbuk. Secara garis besar proses pembuatan serbuk logam dengan cara ini adalah dengan memasukkan logam yang akan dijadikan serbuk kedalam suatu silinder berongga yang berputar dan didalamnya terdapat bola-bola baja. Bola baja yang ada didalam silinder akan bertumbukan dengan material secara terus menerus sehingga logam atau material yang dimasukkan akan hancur, seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Pembuatan serbuk dengan ball mill ( German, R. M., 1984 ) Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 139

METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang dibuat serbuk adalah alumunium. Alat yang digunakan alat atomisasi air, pompa air Type-30, timbangan digital, ayakan diameter 1mm, nozzle dengan diameter lubang 30mm, mikroskop metalurgi, tungku pembakaran dan perlengkapannya (kowi, arang bakar, tang penjepit) Pembuatan serbuk dilakukan dengan meleburkan alumunium menggunakan tungku pembakaran dimana terak alumunium dibuang agar bahan pengotor minimal. Hasil peleburan alumunium dimasukkan dalam corong nozzle, sehingga melting dapat masuk secara continue dan konstan. Melting yang keluar dari nozzle disemprot dengan air dimana sudut water sprayer dan tekanan water sprayer divariasi sebagai variable bebas. Penelitian ini dilakukan untuk membuat serbuk alumunium dengan metode atomisasi air, dimana variabel yang diteliti adalah pengaruh sudut α water sprayer dan tekanan air water sprayer. Sudut α water sprayer divariasikan dengan besar sudut antara 30 o sampai 60 o. Tekanan air water sprayer divariasikan dengan tekanan air antara 20 kg/cm 2 sampai 40 kg/cm 2. Pengujian dilakukan dengan menghitung prosentase jumlah serbuk yang dihasilkan dibandingkan jumlah awal material, serbuk yang dihitung adalah serbuk dengan ukuran diameter dibawah 1mm. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel dan grafik antara variabel bebas yaitu sudut α water sprayer dan tekanan air water sprayer terhadap prosentase jumlah serbuk yang dihasilkan. Hasil pengamatan bentuk serbuk dilihat dengan foto mikro dengan perbesaran 50X. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Belum ada referensi tentang standar baku variabel apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan pada proses pembuatan serbuk logam dengan metode atomisasi air. Di sini diteliti pengaruh sudut α dan tekanan air terhadap hasil serbuk, sehingga didapatkan sudut α dan tekanan air optimum dalam pembuatan serbuk logam dengan metode atomisasi air. 140 Gambar 5. Foto Water Atomizer Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No. 2, 2006: 133 145

1. Variasi Sudut α Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh sudut α terhadap prosentase jumlah serbuk yang dihasilkan. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Data hasil percobaan rata-rata No Besar sudut α Prosentase (%) 1. 60 1,8 2. 50 3,23 3. 40 4,05 4. 30 2,72 Pada pembuatan serbuk dengan variasi sudut α dilakukan pada tekanan tetap sebesar 30 kg/cm 2. p rosentase (% ) 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 10 20 30 40 50 60 70 sudut alpha y = -0.0069x 2 + 0.5852x - 8.549 R 2 = 0.9555 Gambar 6.Grafik pengaruh sudut α terhadap prosentase Dari Gambar 6, terlihat bahwa peningkatan sudut α sampai 40 0 dapat meningkatkan jumlah serbuk yang dihasilkan. Namun penambahan sudut α dari 40 0 justru menurunkan jumlah serbuk yang dihasilkan. Hubungan variasi sudut α dan prosentase hasil serbuk dapat dinyatakan dalam persamaan kuadratis: y = -0,0059x 2 + 0,5852x 8,549 R 2 = 0,9555. Variabel y sebagai pengganti dari prosentase sedangkan x merupakan variabel pengganti sudut α. Nilai R menandakan variabilitas. Dari persamaan menunjukan hubungan yang signifikan antara variasi sudut α dengan prosentase hasil serbuk. Dengan perhitungan persamaan parabola diperoleh sudut α optimal pada persamaan diatas sebesar 42,5 o. Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 141

Dari data table dan grafik menunjukkan penambahan sudut sampai 40 0 dapat menaikkan jumlah serbuk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan penambahan sudut α dapat menambah terjadinya hasil splashing sehingga melting drop yang terbentuk akan semakin banyak. Proses cretering dan splashing akan diikuti dengan proses bursting untuk terjadinya serbuk yang mendekati powder. Proses terjadinya serbuk diakibatkan oleh proses bursting yang terjadi berkali-kali. Kenaikan sudut akan memperluas area semprotan air sehingga bursting semakin banyak terjadi dan menambah jumlah serbuk yang dihasikan. Peningkatan sudut α lebih lanjut akan menyebabkan berkurangnya proses cretering sehingga yang terjadi hanya proses splashing saja. Disamping itu hasil butiran proses splashing banyak yang keluar area semprotan, sehingga proses bursting yang terjadi sangat sedikit mengakibatkan serbuk yang dihasilkan menjadi berkurang. 2. Variasi Tekanan Air Data hasil akhir penelitian secara keseluruhan ditunjukkan pada Table 2. Data prosentase serbuk diperoleh dari penimbangan berat awal logam bahan dasar dan berat hasil serbuk, kemudian dihitung reratanya agar mudah ditampilkan dalam grafik Tabel 2. Hasil serbuk alumunium pada proses atomisasi air No Tekanan air Prosentase (kg/cm 2 ) (%) 1. 20 0 2. 25 2,9 3. 30 3,2 4. 35 4,5 5. 40 2,9 Pada proses pembuatan serbuk dengan variasi tekanan sprayer pump, dilakukan pada sudut α 30 0. Dari Tabel 2 dapat kita ketahui bahwa hasil serbuk pada tekanan air 20 kg/cm 2 35 kg/cm 2 cenderung meningkat, tetapi pada tekanan air 40 kg/cm 2 terjadi penurunan hasil serbuk seperti terlihat pada Gambar berikut: 142 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No. 2, 2006: 133 145

Hasil serbuk (%) 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0 10 20 30 40 50 Tekanan (kg/cm2) Gambar 7. Pengaruh Variasi Tekanan Air terhadap Prosentase Hasil Serbuk Proses Atomisasi Air Pada Gambar 7, dimana sumbu x adalah variabel tekanan air pada sprayer pump dan sumbu y adalah prosentase berat hasil serbuk alumunium. Hubungan variasi tekanan air dan prosentase hasil serbuk dinyatakan dalam persamaan garis trendline y = -0,0229x 2 + 1,5194x 21,169, R 2 = 0,9252, Terhadap hubungan yang signifikan antara variasi tekanan air pada sprayer pump dengan prosentase hasil serbuk. Dari persamaan tersebut diperoleh tekanan air optimum secara teoritis 33,17 kg/cm 2. Proses atomisasi air terjadi ketika terjadi tabrakan logam cair dengan air. Adapun kemungkinan terbentuknya serbuk logam melalui proses cratering, splashing dan bursting. Tekanan air berhubungan erat dengan gaya tumbuk yang dihasilkan oleh semprotan air, semakin besar tekanan air maka gaya tumbuk dari air juga akan semakin besar. Tekanan air berpengaruh terhadap terjadinya proses cratering, splashing dan bursting. Tekanan air yang rendah mengakibatkan proses cratering dan splashing yang terjadi menjadi sedikit karena daya untuk memecah melting tidak dapat terjadi dengan baik. Sedikitnya melting drop yang dihasilkan menyebabkan serbuk yang dihasilkan sedikit sehingga proses bursting juga sedikit. Tekanan air yang terlalu besar mengakibatkan proses cratering dan splashing menjadi banyak tetapi proses bursting menjadi sedikit karena butiran logam cair hasil dari proses cratering dan splashing banyak yang keluar dari area yang terkena semprotan air. Banyak melting drop yang keluar area semprotan menyebabkan proses bursting yang terjadi menjadi berkurang sehingga serbuk yang dihasilkan menjadi sedikit. 3. Bentuk Serbuk Pengamatan bentuk serbuk alumunium dilakukan dengan menggunakan alat Zoom Stereo Microscope. Dalam pengamatan disini pembesaran dipilih 50 x Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 143

karena dengan pembesaran ini sudah cukup memberikan gambar bentuk serbuk secara jelas. Flake Irregular Gambar 8. Bentuk butiran serbuk pada variasi sudut α Flake Irregular Gambar 9. Bentuk Serbuk dengan variasi tekanan air Dari gambar serbuk hasil atomisasi air terlihat bahwa pada masing-masing variasi tekanan bentuk serbuk sama yaitu berbentuk irreguler (tak beraturan) dan flake (serpih). Hal ini disebabkan proses terjadinya serbuk adalah hancurnya logam cair oleh semprotan air sehingga logam cair tertabrak air secara acak dan berulang kali karena water spayer yang dipakai dua buah dan posisinya berhadapan. Sebelum membeku alumunium mengalami tabrakan berulang kali dan ini menyebabkan serbuk alumunium hasil proses atomisasi berbentuk irregulars dan flake. 144 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No. 2, 2006: 133 145

KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara variasi sudut α water sprayer dengan prosentase hasil serbuk. Perhitungan secara teoritis diperoleh sudut α optimum sebesar 42,5 0. 2. Terdapat hubungan signifikan antara variasi tekanan air pada sprayers pump dengan prosentase hasil serbuk. Perhitungan secara teoritis diperoleh tekanan water pumps sebesar 33,17 kg/cm 2. 3. Hasil pengamatan foto makro dapat diketahui bentuk serbuk alumunium hasil proses atomisasi air pada setiap variasi sudut α dan variasi tekanan adalah irreguler dan flake. DAFTAR PUSTAKA Amstead, B.H.,dkk, 1993, Teknologi Mekanik, Edisi ketujuh, Jilid 1, Erlangga, Jakarta ASM Handbook, Volume 7, Powder Metal Technologies and Applications, ASM International, The Materials Information Society Beumer, B.J.M., Anwir B.S., 1994, Ilmu Bahan Logam Jilid I, Bhratara, Jakarta. German, R.M., 1984, Powder Metallurgy Science, second edition, Princeton, New Jersey Kalpakjian, S., 1989, Manufacturing Engineering and Technology, Addison- Wesley company, New York. Surdia, T. dan Saito, S., 1995, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta. Suwanda, T. dkk., 2005, Optimalisasi Tekanan, temperatur Sintering dan Waktu Sintering terhadap Kekerasan dan Berat Jenis Alumunium pada Proses Pencetakan dengan Metalurgi Serbuk, Seminar Research Grant TPSDP, Surabaya, DIKTI, Jakarta. Pengaruh Sudut... (Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda) 145