BAB I PENDAHULUAN. fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara,

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI ABSTRACK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xv. 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

I PENDAHULUAN. kebutuhan penerima layanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam era globalisasi pemerintah memiliki tantangan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Negara dikatakan maju jika di bidang pendidikannya juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. oleh para guru, hal ini membuktikan bahwa kesadaran akan fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan hasil penelitian. Adapun uraian hasil dan pembahasan

1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9.

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut. beriringan dalam mewujudkan kinerja pelayanan yang baik (good

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA

BAB I PENDAHULUAN. aparatur negara dalam hal ini dititik beratkan kepada aparatur pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB II LANDASAN TEORI. mempengaruhi segala aspek perusahaan. Tanpa pemasaran tidak ada satupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dari peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesionalisme yang tinggi dan misi menghimpun penerimaan pajak Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin lajunya tingkat peradaban manusia yang diakibatkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERTANIAN PEMBANGUNAN (SMK-PP) NEGERI BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. terkait bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), terdapat dua sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga penyedia pendidikan yang berbasis islami, dan pengembangan ketrampilan yang dimiliki. Tujuan Pendidikan baik

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

ABSTRAK. Kata kunci : pelayanan, indek kepuasan masyarakat. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik.

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan professional dalam pengelolaannyasangat diperlukan, karena. tanggungjawab yang diberikan oleh atasannya langsung.

BAB I PENDAHULUAN. citra yang kurang baik terhadap pihak pemerintah. Mengingat fungsi utama

Indeks Kepuasan Masyarakat

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi publik maupun swasta perlu untuk peningkatan kinerja aparatur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan jasa, berbagai jenis jasa dan partisipasi pelanggan

Proposal Skripsi Manajemen Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR. Oleh : Cecep Cahliana A

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menghadapi masyarakat pengguna jasa. Aparat birokrasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era yang mengglobalisasi ini persaingan menjadi semakin. semarak dan meningkat khususnya dalam dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi birokrasi di Indonesia beberapa tahun belakangan ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yaitu pada kurun waktu Bulan

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

BAB I PENDAHULUAN. tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Didalam aspek perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Jenis Usaha dan Nama Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi demikian kompleks dan kompetitif. Perkembangan yang serta merta

II. TINJAUAN PUSTAKA

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan publik oleh pemerintah merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara, akan tetapi salah satu masalah yang sering timbul dalam kaitannya antara pemerintah dengan masyarakat yaitu dalam bidang public service (pelayanan publik) itu sendiri, terutama dalam hal kualitas atau mutu pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah sebagai penyedia jasa bagi masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Dalam rangka memberikan kualitas pelayanan yang baik dari aparatur pemerintah, pemerintah membuat keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik, namun kebijakan ini tidak akan bisa dicapai secara maksimal apabila aparatur pemerintah tidak bekerja secara optimal. oleh karena itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan harus diimbangi dengan upaya optimalisasi kinerja aparatur pemerintah dan melakukannya secara konsisten juga meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran pelayanan sesuai dengan fungsinya. Fungsi pelayanan publik merupakan salah satu fungsi fundamental yang harus diemban pemerintah baik ditingkat pusat maupun didaerah. Mengingat fungsi utama pemerintah yaitu melayani masyarakat, maka 1

2 pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satunya pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1). Kartu pencari kerja atau lebih dikenal dengan kartu kuning merupakan kartu tanda bukti pendaftar pencari kerja yang digunakan oleh para pencari kerja sebagai keterangan bahwa mereka belum dan sedang mencari kerja dan juga dijadikan sebagai salah satu syarat untuk melamar pekerjaan disebuah perusahaan atau instansi baik dinegeri atau swasta, meskipun tidak semua perusahaan atau instansi mengajukan syarat untuk memiliki kartu pencari kerja. Pada dasarnya, setiap kartu pencari kerja yang dihasilkan akan digunakan untuk statistik jumlah pencari kerja pada tahun yang bersangkutan agar dapat dibandingkan dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada, sehingga dapat menjadi koreksi atau landasan untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja di indonesia. Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) merupakan instansi yang bertanggung jawab untuk menangani masalah pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1) di Indonesia. Disnaker merupakan sebuah instansi pelayanan masyarakat dalam bidang ketenagakerjaan, harus selalu meningkatkan mutu pelayanan dari waktu ke waktu agar tetap dipercaya dan selalu menjadi pilihan utama bagi masyarakat dibidang ketenagakerjaan. Pembuatan kartu kuning ini yaitu dapat berfungsi untuk mendata jumlah para pencari kerja di Kota Bandung. Berikut tabel data pencari kerja berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2013:

3 Tabel 1.1 Data Pencari Kerja No Jenis Pendidikan Jumlah orang 1. Sekolah dasar 45 2. SLTP 182 3. SLTA 5398 4. Perguruan tinggi 11830 Jumlah 17455 Sumber : Disnaker Kota Bandung Dengan adanya data ini, Disnaker dapat merencanakan solusi untuk mengurangi pengangguran di kota bandung dan langsung mengambil tindakan, sehingga tidak terjadi dampak negatif seperti tingginya angka pengangguran, rendahnya kualitas kesehatan, kemiskinan dan meningkatnya kejahatanpun dapat diminimalkan. Prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam menilai kualitas pelayanan pemerintah yaitu sejauh mana pelayanan itu dapat menciptakan tingkat kepuasan bukan keluhan dari masyarakat. Dalam arti, kualitas pelayanan harus sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh setiap masyarakat. Pada kenyataannya saat ini pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan misalnya dalam proses pelayanan sering kali tidak sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Padahal standar pelayanan minimal (SPM) dalam setiap instansi pemerintahan pasti ada, inilah permasalahan dari implementasi penyelenggaraan pemerintahan. dan masih banyak juga terdengar keluhan dari masyarakat yang menjadi dasar belum tercapainya kualitas pelayanan yang diharapkan masyarakat, salah satunya dalam pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, untuk itu peneliti melakukan observasi awal untuk melihat langsung proses pelayanan

4 kartu kuning pada dinas tersebut, kemudian peneliti menemukan beberapa masalah penting untuk mendukung penelitian ini yaitu: 1. Rendahnya kualitas pelayanan publik. Rendahnya kualitas pelayanan publik pada Disnaker merupakan salah satu masalah yang sering timbul dalam memberikan pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1) kepada masyarakat. Karena selalu ditemukan penyimpangan dalam pelayanan publik tersebut. Sumber daya manusia yang lamban dalam memberikan pelayanan, mahal, dan tertutup. Juga kepatuhan pegawai pelayanan terhadap standar minimum pelayanan publik masih belum termanifestasikan dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah. 2. Birokrasi yang panjang dan adanya tumpang tindih tugas dan kewenangan. Ini menyebabkan pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1) menjadi panjang dan melalui proses yang berbelit-belit, sehingga timbul biaya pelayanan yang tinggi, terjadinya penyalahgunaan wewenang dan perlakuan diskriminatif yang dirasakan masyarakat. 3. Sistem pelayanan publik yang belum diatur secara jelas dan tegas. Kode perilaku petugas pelaksana pelayanan publik (code of conduct for public servants) belum di atur secara jelas dan tegas dalam sistem pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1), seperti sikap pegawai dalam bekerja. 4. Tidak adanya kepastian. Dalam memberikan pelayanan publik, Disnaker tidak memberikan kepastian, baik dari waktu dan biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidak ada pastian inilah maka aparat pemerintah sering melakukan KKN.

5 Empat masalah di atas yang menjadi inti dari keluhan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) dalam proses pelayanan pada Disnaker. Sumber : peneliti pada observasi awal tanggal 3 febuari 2014 Beranjak dari permasalahan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yaitu rendahnya kualitas pelayanan publik, birokrasi yang panjang dan adanya tumpang tindih tugas dan kewenangan, sistem pelayanan publik yang belum diatur secara jelas/tegas dan tidak adanya kepastian. Peneliti menyadari bahwa permasalahan yang terdapat dalam pelayanan kartu kuning pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sangat kompleks, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak dapat melakukan eksplorasi terhadap semua masalah pada Disnaker Kota Bandung. Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitiannya hanya pada kualitas pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dengan melihat kesenjangan anatara persepsi dengan ekspektasi para pembuat kartu kuning.

6 1.3 Rumusan Masalah Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas demi mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh performance (kinerja) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung? 2. Seberapa besar pengaruh features (fitur) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh aesthetics (estetika) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh performance (kinerja) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

7 2. Untuk mengetahui pengaruh features (fitur) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh aestetika (estetika) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis A. Bagi Peneliti 1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di UIN SGD Bandung, dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis. 2. Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengalaman, wawasan, pengetahuan dan memahami bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. B. Bagi Disnaker Kota Bandung 1. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran terhadap kualitas pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung terhadap tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat luas.

8 2. Diharapkan dapat memberi saran kepada para aparatur yang melayani pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung agar lebih baik dalam melayani masyarakat. C. Bagi Fisip UIN Bandung 1. Diharapkan dapat menjadi bahan untuk teori pengembangan ilmu Administrasi Negara, khususnya mengenai pelayanan publik dan kepuasan masyarakat. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika. 1.5.2 Kegunaan Praktis 1. Diharapkan dapat maningkatkan kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat dalam pelayanan pembuatan kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 2. Diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan yang positif bagi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam hal perbaikan peningkatan kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat. 1.6 Kerangka Pemikiran Untuk mempermudah pemecahan suatu masalah yang dihadapi, secara ilmiah memerlukan kerangka pemikiran sebagai bahan acuan dalam memecahkan masalah tersebut yaitu pendapat para ahli dibidangnya dan kebenarannya. Lebih lanjutnya penulis mencoba menjelaskan mengenai istilah pelayanan menurut Lukman dalam Sinambela (2006:5) yaitu suatu kegiatan atau urutan

9 kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau masih secara fisik dan menyediakan kepuasan masyarakat. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, dalam hal ini adalah aparatur pemerintah untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat. Adapun dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang menjadi dasar acuan dalam penelitian ini dan menjadi tolak ukur suatu kepuasan masyarakat yaitu menurut Garvin dalam (Hardiyansyah, 2011:38-39), yang terdiri dari beberapa dimensi seperti dibawah ini: 1. Performance (kinerja) meliputi efisiensi pencapaian tujuan utama sebuah pelayanan. 2. Features (fitur) meliputi atribut pelayanan yang melengkapi kinerja dasar sebuah pelayanan. 3. Reliability (keandalan) meliputi tingkat kesalahan yang dilakukan pegawai pelayanan. 4. Conformance (kesesuaian) meliputi pekerjaan pegawai pelayanan yang sesuai dengan kompetensinya. 5. Durability (daya tahan) berkaitan dengan sejauhmana para pegawai pelayanan bisa menahan tekanan dari masyarakat berupa keluhan. 6. Serviceability (servis) meliputi kecepatan, kenyamanan, mudah diperbaiki, penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Aesthetics (estetika) meliputi daya tarik pelayanan terhadap panca indra, misalnya tempat pelayanan dan sikap pegawai.

10 8. Perceived Quality (persepsi kualitas) meliputi mutu atau kualitas yang diterima dan dirasa masyarakat. Dalam kedelapan dimensi kualitas pelayanan tersebut diatas terdapat tiga dimensi yang sesuai atau bersangkutan dengan permasalahan yang ada diatas, dan akan digunakan penulis dalam penelitian ini. Dimensi tersebut diantaranya: 1. Performance (kinerja). 2. Features (fitur). 3. Aesthetics (estetika). Agar dalam menilai suatu kualitas pelayanan dapat berjalan dengan baik, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara mengeluarkan pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayan instansi pemerintah nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 yaitu: 1. Bahwa pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur pemerintah perlu terus ditingkatkan, sehingga mencapai kualitas yang diharapkan. 2. Bahwa untuk mengetahui kinerja pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat, perlu dilakukan penilaian atas pendapat masyarakat terhadap pelayanan, melalui penyusunan indeks kepuasan masyarakat. Untuk mengukur kepuasan masyarakat peneliti mengembangkan pengukuran kepuasan masyarakat merujuk pada Kenedy dan Young (dalam Supranto 2006:27) dengan indikator sebagai berikut: 1. Availability of service (keberadaan pelayanan). 2. Responsiveness of service (ketanggapan pelayanan). 3. Timeliness of service (ketepatan waktu pelayanan).

11 4. Profesionalism of service (profesionalisme pelayanan). 5. Over all satisfaction with service (kepuasan keseluruhan dengan pelayanan). Dalam kaitannya, kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu pencari kerja penulis mencoba menjelaskan sedikit tentang kartu kuning (AK1), apa saja syarat yang harus dipersiapkan dan bagaimana prosedur pembuatannya. Kartu kuning (ini sebutan zaman dulu karena kertasnya yang berwarna kuning) atau kartu AK1 (kartu 'antar kerja', istilah formalnya) adalah kartu resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia pada Dinas Tenaga Kerja Kota atau Kabupaten. Kartu kuning/kartu AK1 ini berfungsi sebagai salah satu berkas yang menjadi syarat bagi para pelamar yang hendak melamar pekerjaan, baik untuk keperluan melamar pekerjaan ke instansi pemerintahan (menjadi pegawai negeri sipil) maupun ke perusahaan non-pemerintah/perusahaan swasta. Syarat yang harus disiapkan untuk membuat kartu kuning (AK1). Berikut ini adalah syarat kelengkapan berkas yang harus dipenuhi oleh calon pembuat kartu kuning untuk para pencari kerja (pencaker) yang tinggal di Kota Bandung: 1. Fotokopi kartu tanda penduduk/kartu keluarga Kota Bandung (sebanyak 1 lembar). 2. Fotokopi ijasah pendidikan terakhir (sebanyak 1 lembar). 3. Pas foto ukuran 3x4 (sebanyak 2 buah). 4. Tidak diwakilkan.

12 Adapun prosedur dalam pembuatan kartu kuning ini adalah sebagai berikut: 1. Daftar yaitu tahap awal dalam pembuatan kartu kuning (AK1) ini, kita harus daftar terlebih dahulu dimeja yang telah disediakan. 2. Isi data yaitu dimana kita akan diminta mengisi data pribadi kita langsung dalam kartu kuning. 3. Terima kartu kuning yaitu tahap ketiga. Data yang kita isi akan diperiksa kembali oleh petugas yang berwenang. Bila tidak ada data yang salah, foto yang kita bawa akan dipasang pada kartu kuning. Selanjutnya kartu kuning akan ditandatangani dan distempel oleh petugas yang berwenang. Kartu kuning tersebut kemudian diserahkan kepada kita. 4. Legalisir kartu kuning tahap ahir pembuatan dimana kartu kuning yang sudah selesai dibuat segera kita fotokopi. Hasil fotokopi itu kita kembalikan kepada petugas yang berwenang untuk dilegalisir. Jumlah fotokopi yang dilegalisir ini sebaiknya memenuhi kebutuhan kita. Jumlah ini tentu terkait dengan jumlah yang perlu kita serahkan dalam proses melamar. Demikian penjelasan tentang pembuatan kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai istilah pelayanan dan dimenidimensi kualitas pelayanan serta indeks kepuasan masyarakat juga tentang teori mengukur kepuasan masyarakat, jelas bahwa kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan masyarakat. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar berikut:

13 Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat Kualitas Pelayanan (Variabel X) Sub variabel X: 1. Performance (kinerja) 2. Features (fitur) 3.Aesthetics (estetika) Teori menurut Garvin (Hardiyansyah, 2011: 38-39) Kepuasan Masyarakat (Variabel Y) Sub Variabel Y: 1. Availability of service (keberadaan pelayanan). 2. Responsiveness of service (ketanggapan pelayanan). 3. Timeliness of service (ketepatan waktu pelayanan). 4. Profesionalism of service (profesionalisme pelayanan). 5. Over all satisfaction with service (kepuasan keseluruhan dengan pelayanan). Teori menurut Kenedy dan Young (Supranto, 2006:27) Gambar 1.1 Pola Kerangka Pemikiran Kualitas pelayanan selalu dikaitkan dengan kepuasan masyarakat, hubugannya dengan penciptaan kepuasan bagi masyarakat terdapat beberapa dimensi yang di kemukakan oleh Garvin (Hardiyansyah, 2011), dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga dimensi diatas untuk mengukur kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning yaitu performance (kinerja), features (fitur) dan aesthetics (estetika).

14 1.7 Hipotesis Dalam penelitian perlu diberikan hipotesis, dimana hipotesis ini merupakan dugaan yang mungkin benar atau salah, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ho : ρ = 0, hipotesis nol : tidak terdapat pengaruh antara performance (kinerja) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Ha : ρ 0, hipotesis alternatif : terdapat pengaruh antara performance (kinerja) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 2. Ho : ρ = 0, hipotesis nol : tidak terdapat pengaruh antara features (fitur) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Ha : ρ 0, hipotesis alternatif : terdapat pengaruh antara features (fitur) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. 3. Ho : ρ = 0, hipotesis nol : tidak terdapat pengaruh antara aesthetics (estetika) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Ha : ρ 0, hipotesis alternatif : terdapat pengaruh antara aesthetics (estetika) terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

15 4. Ho : ρ = 0, hipotesis nol : tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Ha : ρ 0, hipotesis alternatif : terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat pembuat kartu kuning (AK1) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.