Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1, Januari 2013 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

DESAIN SISTEM PENGUKURAN GULA DARAH MENGGUNAKAN METODE NON-INVASIVE BERBASIS SPEKTROFOTOMETER SEDERHANA. Muhammad Sainal Abidin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah.

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

RANCANG BANGUN MODUL ALAT UKUR KELEMBABAN DAN TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN SENSOR HSM-20G

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Menggunakan Metode Penginderaan Berat

IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN

Input ADC Output ADC IN

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroler.

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Rancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Sepeda Motor Menggunakan Sensor Serat Optik

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas

RANCANG BANGUN PENDETEKSI KADAR GULA DALAM DARAH SECARA NON-INVASIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT ARUS PULSA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 UNTUK PROSES ELEKTRODEPOSISI

BAB III PERANCANGAN ALAT

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG PORTABLE BERBASIS SENSOR PHOTOPLETISIMOGRAF. Sulaiman 1, Sosiawati Teke 2

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Alat Ukur Massa Menggunakan Flexiforce Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535

PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

Rancangan Rangkaian Simulasi Luxmeter Dengan Menggunakan Sensor Light Dependent Resistor.. I Kadek Widiantara *, I Wayan Supardi, Nyoman Wendri

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT)

BAB III PERANCANGAN ALAT

Implementasi Sensor Fotodioda sebagai Pendeteksi Serapan Sinar Infra Merah pada Kaca

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

STUDI PENGONTROL TEMPERATUR MOTOR DC UNTUK MEMPERTAHANKAN KESTABILAN KECEPATAN MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 SKRIPSI

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

BAB IV DATA DAN ANALISA

SISTEM PENDETEKSI KADAR ALKOHOL BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN TAMPILAN LCD

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

Rancang Bangun Alat Ukur dan Indikator Kadar Air Gabah Siap Giling Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Fotodioda

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN DATA DENYUT JANTUNG UNTUK MENGETAHUI HEART RATE PASCA AKTIFITAS DENGAN PC

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III ANALISA SISTEM

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR

Desain Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Transmisi Cahaya dengan Lock-In Amplifier

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN SISTEM WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

OTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16. Enis Fitriani,DidikTristianto,SlametWinardi

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING

BAB III PERANCANGAN ALAT

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

RANCANG BANGUN ALAT PENYEMIR DAN PENYEMPROT SEPATU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 8535

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KADAR GULA DARAH NON- INVASIVE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGUKUR TINGKAT KEKERUHAN SPESIMEN URINE MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA Eko Satria, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: eko_dwarrior@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan alat ukur gula darah non-invasive, yaitu alat yang dapat mengukur kadar gula darah tanpa harus menguji dan memeriksa darah secara langsung tetapi menggunakan urine sebagai spesimen berbasis mikrokontroler AT89S51 menggunakan sistem sensor yang terdiri dari LED infrared dan fotodioda. Kemudian hasil pengukurannya ditampilkan pada LCD karakter 2x16. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Universitas Andalas. Pengambilan sampel urine dilakukan di Rumah Sakit M. Djamil Padang. Aalt ini bekerja dengan mengindera tingkat kekeruhan dari spesimen urine yang telah direaksikan dengan larutan benedict. Kekeruhan spesimen urine akan meyebabkan intensitas cahaya inframerah yang diterima oleh sensor fotodioda berkurang. Penurunan intensitas cahaya yang diterima oleh sistem sensor ini menyebabkan kenaikan tegangan keluaran sistem. Hasil pengukuran kadar gula darah dengan alat yang dibuat kemudian dibandingkan dengan kadar gula darah hasil analisis laboratorium Rumah Sakit. Aalat yang dibuat mempunyai kesalahan relatif maksimum sebesar 9,8%. Kata Kunci : fotodioda, mikrokontroler AT89S51, kadar gula darah, non-invasive ABSTRACT This research s goal is to create a non-invasive (not damage organs or tissues) blood glucose level measuring instrument. In order to measure blood glucose level, this instrument is not test the blood directly but it uses urine specimen instead. This instrument based on AT89S51 microcontroller using a sensor system which consist of infrared LED and photodiode, and the result of measurement is displayed on a 2 x 16 characters LCD. This research was conducted at Laboratory of Electronics and Instrumentation, Physics Department, Andalas University. Urine samples taken from M. Djamil Hospital in Padang. This instrument works by sensing the turbidity level of urine specimen which has been reacted with benedict. The turbidity of urine specimen causes infra red intensity which is received by photodiode censor decrease. The descent of light intensity which is received by censor system causes the increment in system output voltage. The result of blood glucose level measurement with this instrument was then compared to laboratory measurement. The instrument have maximum relative error is about 9,8 %. Keywords: photodiode, AT89S51 microcontroller, blood glucose level, non-invasive I. PENDAHULUAN Bagi pasien diabetes, pengontrolan gula darah merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan. Dibutuhkan alat yang dapat mendeteksi kadar gula darah dengan cepat. Diagnosis dini dan pengelolaan berkelanjutan sangat penting untuk menjamin kehidupan yang sehat dan menghindari masalah peredaran darah dan penyakit lain yang disebabkan oleh diabetes, seperti gagal ginjal, penyakit jantung, dan kebutaan (World Health Organization, 2011). Saat ini praktek untuk pendiagnosaan diabetes bergantung pada pemantauan glukosa darah. Pasien harus menusuk jari atau lengan mereka untuk mengambil sampel darah. Bagi pasien diabetes, monitoring kadar gula darah perlu dilakukan minimal 4 kali dalam sehari untuk mendapatkan sampel darah atau sekitar 1800 kali per tahun untuk memeriksa kadar glukosa dan butuh waktu pengujian di laboratorium sekitar 2 jam. Banyak laporan tentang terjadinya infeksi yang diakibatkan oleh penyuntikan. Infeksi terjadi karena penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam tubuhnya. Insulin sangat penting dalam penyerapan dan pengolahan glukosa dalam sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi. Kekurangan energi pada bagian luka 40

atau sel yang rusak akan menyebabkan penyembuhan yang lama bahkan infeksi (John, 2011). Sebagai alternatif, pendekatan untuk mengukur konsentrasi glukosa dalam cairan tubuh termasuk urine, air liur, dan cairan air mata, memiliki potensi besar untuk diagnosis noninvasive (pendiagnosaan penyakit tanpa melukai tubuh pasien) penyakit diabetes. Tes urine sebagai diagnosis untuk diabetes telah dilakukan selama lebih dari seabad. Pada tahun 1941, Divisi Ames Miles Laboratories (seorang dokter bernama Walter Ames Compton), di Elkhart, Indiana, memperkenalkan tablet tes standar untuk gula tertentu yang melibatkan sulfat tembaga, yang disebut Larutan benedict. Salah satunya-clinitest, tablet dapat ditambahkan ke beberapa tetes urine, dan warna yang dihasilkan, dari biru terang sampai jingga yang mengindikasikan tingkat glukosa dalam urine. Penelitian-penelitian yang terkait dengan pengukuran kadar glukosa darah melalui cairan ekskresi terutama urine telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan memanfaatkan penelitian yang telah dilakukan oleh Walter Ames Compton (larutan benedict) dan Ernestt Adam (urine strip) dengan melarutkan benedict ke dalam urine yang mengandung glukosa. Syailendra (2009) telah melakukan penelitian yang terkait dengan hal ini dengan mereaksikan larutan benedict dengan urine kemudian menerjemahkan intensitas cahaya yang dapat diteruskan larutan dengan sensor LDR. Reaksi antara larutan kimia ini dengan urine akan menghasilkan perubahan warna sesuai dengan tinggi kadar gula darah penderita DM. Dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa tiap warna yang dibiaskan oleh urine memiliki daya serap cahaya yang berbeda beda, semakin gelap warna yang dilewati sumber cahaya maka semakin besar tegangan yang dihasilkan, dan semakin cerah warna yang dihasilkan tegangan yang dihasilkan semakin rendah. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar gula yang terkandung, sebaliknya semakin rendah tegangan yang dihasilkan maka kadar gula yang terkandung semakin rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Reza (2011) yang berkesimpulan bahwa reaksi antara glukosa dan larutan benedict akan menyebabkan adanya gula pereduksi. Semakin banyak gula pereduksi maka larutan tersebut akan menyerap cahaya lebih banyak (Reza, 2011). Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan serta teori yang mendukung yang telah dipaparkan maka dilakukan penelitian untuk membuat alat ukur gula darah non-invasive. Pengukuran gula darah yang dilakukan dalam penelitian ini tidak langsung diukur dari darah penderita DM, namun dengan menggunakan cairan ekskresi berupa urine yang positif memiliki reduksi gula. Pengujian tingkat reduksi gula dilakukan dengan melarutkan urine dengan reduksi gula positif yang nantinya menghasilkan perubahan warna yang mempengaruhi intensitas cahaya yang ditangkap sensor fotodioda. Variasi tegangan yang dihasilkan sensor diubah menjadi sinyal-sinyal digital oleh ADC dan ditampilkan melalui LCD. II. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika Universitas Andalas, Juni sampai September 2012. Tahapan kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Pengukuran Kadar Gula Darah Melalui Urine Secara keseluruhan, diagram blok perancangan perangkat keras yang penelitian ini adalah seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Diagram blok sistem pengukuran kadar glukosa dalam darah melalui urine. 2.2 Perancangan Catu Daya Dalam penelitian ini dilakukan perancangan 1 buah catu daya +5V dc untuk mencatu sistem sensor, sistem minimum mikrokontroler, dan sistem penampil (LCD). 41

Skematik rangkaiannya ditunjukkan pada Gambar 2. LM 7805 Gambar 2 Skematik rangkaian catu daya +5 V 2.3 Perancangan Sistem Sensor Rangkaian sistem sensor untuk mengukur kadar gula darah ini dirancang menggunakan LED infrared (sebagai pemancar cahaya inframerah) dan fotodioda (sebagai penerima), dengan skematik rangkaian dan tata-letak komponen seperti pada Gambar 3 Gambar 3 Skematik sitem sensor 2.4 Perancangan Sistem Pengonversi Sinyal (ADC) Rangkaian ADC (analog-to-digital converter) adalah rangkaian pengonversi atau pengubah sinyal analog menjadi sinyal digital yang diberikan sensor yang berupa tegangan. Tujuan dari pengkondisian sinyal ini adalah agar data-data yang dihasilkan dari sensor yang berupa tegangan dapat diolah oleh mikrokontroller, dimana rangkaian ADC ini terdiri resistor 10 ohm dan kapasitor 150 pf yang berfungsi sebagai generator seperti pada Gambar 4. Gambar 4 Sistem rangkaian ADC0804 2.5 Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51 digunakan untuk membaca data masukan dari ADC, mengolah data tersebut, dan mengontrol LCD dalam menampilkan hasil pengukuran. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AT89S51 adalah seperti terlihat pada Gambar 5. 42

Gambar 5 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AT89S51 2.6 Perancangan Sistem Minimum Penampil LCD Perangkat LCD M1632 memiliki jalur data sebanyak 8 bit(d0-d7) dan sinyal kontrol 3 bit yaitu E, RS, dan R/W. Hubungan LCD dengan mikrokontroler AT89S51 dilakukan melalui Port 0 (P0.0 -P0.7), sedangkan untuk mengatur kecerahan dan sudut pandang dari LCD tegangan catu daya LCD diatur dengan potensiometer. Rangkaian sistem minimum dirancang sesuai dengan Gambar 6. Gambar 6 Rangkaian sistem minimum LCD 2x16 karakter. LCD ini berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran yang telah diolah oleh mikrokontroler. Hasil yang ditampilkan pada LCD adalah hasil perhitungan dari kadar gula darah dari spesimen yang diukur. 2.7 Pembuatan Spesimen Sampel urine yang diambil adalah sampel urine penderita yang diambil 2 jam setelah pasien makan. Hal ini dilakukan karena kadar gula darah pasien akan relatif stabil 2 jam setelah makan. Sampel urine yang akan diambil adalah sebanyak 12 buah sampel dimana setiap tingkatan gula pereduksi diambil 3 buah sampel. Urine ini kemudian direaksikan dengan larutan benedict. Dua setengah milliliter larutan benedict ditetesi 2 tetes urine sampel. Campuran urine dengan larutan benedict ini kemudian dipanaskan dengan menggunakan lampu spritus dan setelah terjadi perubahan warna campuran maka dipasang pada sistem alat yang sudah dirancang. III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Realisasi Rancang Bangun Alat Ukur Realisasi rancang-bangun alat ukur kadar gula darah non-invasive ini ditunjukkan pada Gambar 7. Pengujian terhadap alat ini telah dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari pengujian tiap blok rangkaian hingga pengujian rangkaian secara keseluruhan (pengujian akhir). 43

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1, Januari 2013 ISSN 2302-8491 Gambar 7 Rangkaian lengkap sistem alat ukur 3.2 Pengujian Catu Daya Pengujian terhadap rangkaian catu daya dimaksudkan untuk mengetahui dan memastikan tegangan keluaran catu daya yang akan digunakan untuk mencatu sistem sensor, sistem minimum mikrokontroler, dan sistem penampil (LCD). 1. 2. 3. 4. Hasil pengukuran terhadap rangkaian catu daya tersebut adalah sebagai berikut: Tegangan sumber dari PLN : 220 V (ac) Tegangan sekunder trafo : 7,5 V (ac) Tegangan keluaran penyearah : 8,5 V (dc) Tegangan keluaran IC 7805 : 4,92 V (dc) Hasil tersebut telah sesuai/ memenuhi kriteria catu daya yang diperlukan untuk sistem alat ukur ini. 3.3 Karakterisasi Sistem Sensor Karakterisasi sistem sensor diperlukan untuk mengetahui karakter dan perilaku dari sistem sensor yang digunakan dalam penelitian. Karakterisasi dilakukan dengan melihat pengaruh jarak antara LED dan sensor fotodioda terhadap tegangan keluaran yang dihasilkan. Karakterisasi ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu di tempat yang relatif terang dan di tempat yang sedikit gelap. Dari grafik hubungan antara tegangan dan jarak (Gambar 8) didapatkan fungsi transfer y = 0,1006x - 0,1973 volt, dengan tingkat sensivitas sensor sebesar 0,095103 V/cm dan derajat korelasi liniernya sebesar R2 = 0,9009 (di tempat gelap) dan pada tempat yang relatif terang dengan fungsi transfer y = 0,1313x 0,2038 volt dan derajat korelasi yang lebih kecil dari pada di tempat gelap (sedikit noise) yaitu 0,8672. 44

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1, Januari 2013 ISSN 2302-8491 Gambar 8 Pengaruh jarak dengan tegangan keluaran sistem sensor di tempat gelap Gambar 9 Pengaruh jarak dengan tegangan keluaran sistem sensor di tempat terang Dari grafik terlihat dengan jelas bahwa sistem sensor sangat peka dan mudah terpengaruh oleh cahaya yang berasal dari luar. Cahaya matahari juga meradiasikan cahaya inframerah sehingga apabila sistem sensor tidak dalam keadaan yang tertutup maka bisa jadi cahaya yang masuk pada fotodioda bukan dari LED infrared saja melainkan juga dari luar. 3.4 Pengujian LCD Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah LCD yang dipakai mampu bekerja sebagaimana mestinya atau tidak. LCD memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 pin jalur data, 2 pin sumber tegangan dan 1 pin pengatur kontras, 3 pin kontrol dan 2 pin ground. Pengujian pertama dilakukan dengan memberikan tegangan pada pin sumber tegangan LCD, maka LCD akan menyala. Kemudian dengan memasukkan program ke mikrokotroler dan menjalankannya maka diperoleh tampilan LCD seperti pada Gambar 10. Gambar 10 Pengujian LCD dengan menanamkan program penampil nama 45

3.5 Pengujian Sistem Alat Ukur Pengujian sistem alat ukur secara keseluruhan dilakukan setelah persamaan linier hubungan antara pembacaan ADC dan kadar gula darah telah dimasukkan dalam program dan telah ditanamkan pada mikrokontroler. Pengujian sistem alat ukur ini dilakukan dengan membandingkan hasil pembacaan kadar gula darah oleh sistem alat ukur dengan kadar gula darah spesimen yang didapatkan dari laboratorium RS. M. Djamil. Pengujian hasil pembacaan sistem alat ukur ini dilakukan untuk melihat seberapa akuratnya pembacaan alat ukur dibandingkan dengan hasil analisis laboratorium. Hasil pengujian pembacaan sistem alat ukur dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan pembacaan kadar gula darah pada alat ukur dengan hasil analisis laboratorium Kadar Gula Darah Kadar Gula Darah % (Hasil Analisis (Alat Ukur) dalam Kesalahan Laboratorium) mg/dl Relatif dalam mg/dl Kode Sampel E2 132.4 127-2.40 I 336.4 324-5.52 O1 112 127 6.68 O 136 127-4.01 A2 233 213-8.91 T 203 206 1.33 K1 272 250-9.80 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa sistem alat ukur ini memiliki akurasi dan ketepatan pembacaan yang sedikit berbeda dengan kadar gula darah hasil analisis laboratorium namun masih bisa digunakan digunakan sebagai alat ukur kadar gula darah non-invasive dengan persen kesalahan ralatif maksimum sebesar 9,8 % yang dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Grafik kesalahan relatif Korelasi dan akurasi pembacaan alat ukur terhadap kadar gula darah hasil analisis laboratorium dapat dilihat pada Gambar 12. 46

Gambar 12 Korelasi kadar gula darah yang terukur pada alat dengan hasil analisis laboratorium Pada grafik terlihat bahwa hasil pembacaan alat ukur dan hasil analisis laboratorium mempunyai korelasi yang cukup kuat dengan koefisien korelasi sebesar 9,8% sehingga dapat dikatakan alat ini cukup akurat untuk mengukur kadar gula darah secara non-invasive. IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Alat ukur kadar gula darah non-invasive berbasis mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sistem sensor yang terdiri dari LED dan fotodioda yang, serta LCD karakter 2x16 sebagai penampil data hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk kadar gula darah secara non-invasive. 2. Spesimen yang cocok untuk alat ukur ini adalah spesimen yang dibuat dengan mereaksikan 2 tetes urine dengan reduksi glukosa urine positif dengan 3 ml larutan benedict. 3. Pembakaran yang ideal dilakukan selama 30 detik yaitu setelah spesimen mendidih agar reaksi reduksi tidak terjadi secara berlebihan sehingga menghasilkan spesimen yang sangat keruh sehingga hasil yang didapatkan tidak tepat. 4. Pembacaan dilakukan sesaat setelah larutan mendidih dan berubah warna karena penundaan pembacaan akan membuat reaksi reduksi berjalan lebih lama sehingga terjadi kesalahan pembacaan. 5. Kesalahan relatif maksimum pembacaan alat ukur adalah sebesar 9.8%. DAFTAR PUSTAKA, John, S., 2011, The Pursuit Of Noninvasive Glucose: Hunting The Deceitful Turkey. Reza, A., 2011, Uji Fehling Terhadap Gula Pereduksi, Jurnal Ilmiah Kimia Syailendra, R., 2009, Alat Pendeteksi Kadar Gula Dalam Tubuh Melalui Urin Secara Otomatis Berbasis Mikrocontroller, Laporan Penelitian Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. World Health Organization, Diabetes Factsheet No 132, Geneva (Switzerland): WHO; 2011 47