BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan strategi pembangunan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengaturan terhadap sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UMS DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

I. PENDAHULUAN. menampakan wujud dan peranannya. Sampai kini sektor swasta masih. mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

KINERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN)KARYA BINA SEJAHTERA UNIVERSITAS UDAYANA (Pendekatan Balanced Scorecard) OLEH DRS. I KETUT RANTAU, MSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang atau. berdasarkan asas kekeluargaan (Hanel, 1989).

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi mikro di Indonesia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja adalah proses dimana suatu perusahaan menentukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PT. DJARUM KUDUS

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akuntansi indonesia. Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PENGAWAS KOPERASI SIMPAN PINJAM SEJAHTERA BERSAMA TAHUN BUKU 2017

BAB 3 METODE PENELITIAN

Farah Esa B

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan

ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang pesat telah mendorong semakin tingginya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD DHEWI SRI DI SUKOHARJO

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KUD SERBA USAHA MUSUK KABUPATEN BOYOLALI.

Kinerja Koperasi Karyawan Widhya Guna Artha Denpasar Provinsi Bali: Pendekatan Balanced Scorecard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Tubuh manusia 65%-nya terdiri atas air.

KUESIONER KEPUASAAN ANGGOTA KOPERASI SARANA BHAKTI PASAR BULU SEMARANG FAKULTAS EKONOMI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASIKINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA KPRI GURU SUKODONO SRAGEN)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PENGAWAS KOPERASI SIMPAN PINJAM SEJAHTERA BERSAMA TAHUN BUKU 2015

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh )

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk dapat menjalankan usahanya secara maksimal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya seminimal mungkin, maka dari itu perusahaan dituntut untuk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS PADA KOPERASI KARYAWAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatasi persoalan anggotanya. Khusus dalam bidang usaha, karena koperasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGAWASI AKTIFITAS FINANSIAL PADA KOPERASI KARYAWAN RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SINAR MENTARI KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH. memenuhi. Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. menelantarkan sebagai kelompok yang lemah. berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang sedang berkembang di Indonesia merupakan bagian dari usaha nasional untuk memecahkan berbagai masalah sosial dalam pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan strategi pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Perekonomian Indonesia berlandaskan pada azas demokrasi ekonomi yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Ciri khas demokrasi ekonomi Indonesia sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa: Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Salah satu badan usaha yang mendasari pendirian dan operasionalnya pada azas kekeluargaan adalah koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan segala kegiatannya berdasarkan prinsip kekeluargaan. Koperasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan masyarakat yang berpendapatan rendah dan usaha golongan ekonomi lemah. Sampai kini diakui bahwa dunia usaha di Indonesia memang diwarnai oleh perusahaan skala UMKM, dan tentu memerlukan upaya pemberdayaan sekaligus pengukuran kinerja dengan alat analisis yang berlaku, sehingga kelak UMKM itu mampu berkiprah dalam tatanan nasionnal dan internasional (Sinaga, 2004). Begitu pula halnya dengan koperasi, seperti misalnya Koperasi Unit Desa (KUD). Kemandirian KUD dinilai dengan menggunakan 13 kriteria KUD 1

2 Mandiri, salah satunya dari sisi keuangan dengan penilaian sistem RLS yaitu Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas. Sama halnya dengan koperasi non KUD, umumnya kinerja koperasi diukur dari perspektif keuangan. Pengukuran kinerja dalam perspektif keuangan untuk koperasi berpedoman pada prinsip otonomi dan kemandirian yang tercantum dalam pedoman penilain klasifikasi koperasi Nomor 129/Kepmen/KUKM/XI /2002, yang terdiri dari rasio rentabilitas modal sendiri, return on asset, asset turn over, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Pengukuran dengan metode ini mempunyai banyak kelemahan karena tidak cukup mewakili kinerja keseluruhan perusahaan di luar aspek keuangan. Rasio-rasio keuangan hanya menunjukkan posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Agar pengukuran kinerja dapat menghasilkan informasi yang berguna, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sistem pengukuran harus sesuai dengan tujuan organisasi, menggambarkan aktivitasaktivitas kunci dari manajemen, dapat dimengerti para pegawai, mudah diukur dan dievaluasi serta dapat digunakan oleh organisasi secara konsisten. Dalam mengoperasikan visi dan misi suatu organisasi usaha, perlu upaya melalui indikator kinerja tertentu. Model akuntansi keuangan seharusnya dikembangkan dengan mengikutsertakan penilaian atas aktiva intelektual dan tak berwujud perusahaan, seperti produk dan jasa yang bermutu, pekerja yang memiliki motivasi dan kemampuan serta loyalitas, proses internal yang efektif dan pelanggan yang terpuaskan dan loyal terhadap perusahaan. Balanced scorecard dirumuskan tahun 1990 ketika Nolan Norton Institute mengadakan penelitian tentang mengukur kinerja

3 Organisasi Masa Depan yang dipimpin oleh David Norton dan Robert Kaplan dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran kinerja baru (Kaplan dan Norton, 2000). Balanced Scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian ke kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan ukuran yang komprehensif yang mencakup empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Menggunakan balanced scorecard dimungkinkan untuk menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tujuan-tujuan yang detail dengan pengukuran kinerja yang terbagi ke dalam empat perspektif penting, sehingga pimpinan organisasi dapat mempertimbangkan semua ukuran-ukuran operasional yang penting secara simultan. Ada pula ahli lain mengatakan balanced scorecard merupakan mekanisme untuk menterjemahkan strategi-strategi dan taktik secara simultan, sehingga kebijakan dan aktivitas dapat diukur mulai dari rencana implementasi sampai kepada hasil. Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern, dalam aktivitasnya diharapkan telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, pengembangan organisasi, pengelolaan aktiva, pengembangan pemasaran dan pengelolaan keuangan serta pengembangan kemitraan. Dengan demikian pengukuran kinerja dengan balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi koperasi sebagai badan usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota. Selanjutnya di dalam

4 implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel pengukuran kinerja yaitu aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek keuangan, dan aspek kemitraan serta aspek pemasaran/pelayanan. Adapun Koperasi Widhya Guna Artha adalah koperasi karyawan yang dilihat dari jumlah anggotanya yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Unit usaha yang dikelola koperasi Widhya Guna Artha meliputi bidang usaha: Unit Usaha Pertokoan, Unit Usaha Simpan Pinjam dan Unit Kantin Sekolah. Koperasi ini sudah cukup lama beroperasi dan mengalami perkembangan yang cukup baik. Penilaian terhadap Koperasi Widhya Guna Artha memiliki kondisi keuangan yang cukup baik, namun di tengah persaingan yang semakin ketat di antara koperasi yang ada di Bali, koperasi perlu untuk mengelola usahanya di dalam merencanakan kondisi keuangan yang ada untuk meningkatkan kinerja keuangan di masa mendatang. Untuk memudahkan dalam melakukan analisis laporan keuangan Koperasi Widhya Guna Artha, maka disajikan perkembangan dan perubahan aktiva, pasiva, modal dan laba dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 menjelaskan bahwa kondisi aktiva, pasiva dan SHU Koperasi Widhya Guna Artha dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan peningkatan (untuk lebih jelas mengenai laporan neraca Koperasi Widhya Guna Artha dari tahun 2010-2014 disajikan pada lampiran 1). Pada tahun 2010-2014 total aktiva lancar mengalami peningkatan setiap tahunnya, total aktiva tetap pada tahun 2010-2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada sisi kewajiban

5 dan modal yaitu kondisi hutang Koperasi Widhya Guna Artha mengalami peningkatan pada tahun 2010-2014 setiap tahunnya. Sedangkan dari sisi modal pada tahun 2010, tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami Tabel 1.1 Neraca Koperasi Widhya Guna Artha Dari Tahun 2010-2014 TAHUN Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Aktiva Aktiva Lancar 2.502.707.498 3.072.929.158 3.580.901.652 4.177.251.833 5.197.594.095 Aktiva Tetap 17.440.070 12.781.249 9.105.171 8.229.085 5.250.479 Aktiva Lain-lain 739.173 739.173 739.173 739.173 739.173 Total Aktiva 2.520.886.741 3.086.449.580 3.590.745.996 4.186.220.091 5.203.583.747 Passiva Hutang Usaha 265.277.433 328.200.774 332.061.638 280.147.407 544.009.350 Hutang Lain-lain 646.799.953 852.786.953 962.774.730 1.291.449.607 1.671.007.428 Total Hutang 912.077.386 1.180.987.727 1.294.836.368 1.571.597.014 2.215.016.778 Modal 876.685.395 1.080.158.648 1.309.198.700 1.491.865.932 1.717.520.772 SHU 732.123.960 825.303.205 986.710.928 1.122.757.145 1.271.046.197 Total Passiva 2.520.886.741 3.086.449.580 3.590.745.996 4.186.220.091 5.203.583.747 Sumber : Koperasi Widhya Guna Artha 2015 peningkatan. Disamping melihat kondisi aktiva, hutang dan modalnya, dapat juga dilihat sumber-sumber pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan mengalami surplus atau defisit. Berikut ini disajikan Tabel 1.2 mengenai jumlah pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan Koperasi Widhya Guna Artha tahun 2010 sampai dengan 2014.

6 Tabel 1.2 Total Pendapatan dan Biaya-biayaKoperasi Widhya Guna Artha Tahun 2010 2014 (Dalam Rupiah) Nomor Tahun Pendapatan Biaya-Biaya SHU 1 2010 897.258.299,00 165.134.339,00 732.123.960,00 2 2011 1.035.667.875,00 210.364.670,00 825.303.205,00 3 2012 1.195.813.400,00 210.377.778,00 986.710.928,00 4 2013 1.357.225.323,00 241.884.508,00 1.122.757.145,00 5 2014 1.530.809.235,86 271.075.906,00 1.271.046.197,06 Sumber: Koperasi Karyawan Widhya Guna Artha, Denpasar, Bali, 2015 Tabel 1.2. menjelaskan bahwa tahun 2010 2014 SHU mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2010 2014. Koperasi Widhya Guna Artha mengalami Surplus yang paling tinggi pada tahun 2014 sebesar Rp 1.271.046.197,06. Koperasi Widhya Guna Artha juga memiliki dana cadangan 20%, dana sosial 5%, dan dana operasional 30%. Penilaian laporan keuangan perusahaan yang umum digunakan adalah dengan menggunakan ukuran rasio keuangan. Dari hasil penelitian tersebut akan diketahui tingkat kesehatan perusahaan/koperasi tersebut. Setiap pengelolaan koperasi perlu memperhatikan tingkat kesehatan koperasinya. Koperasi yang sehat bisa menjaga tingkat likuiditasnya, artinya kalau suatu saat ada anggota menarik dananya maka koperasi dapat menggunakan dananya secara efisien sehingga tidak ada dana yang menganggur. Sebaliknya apabila tingkat kesehatan koperasi terganggu maka tingkat likuiditasnya bisa terancam. Artinya bila suatu saat ada anggota koperasi yang menarik dananya tidak bisa dipenuhi oleh koperasi, hal ini akan membawa dampak ketidak-percayaan masyarakat khususnya anggota

7 koperasi terhadap koperasi itu sendiri. Apabila hal ini berlanjut bukan tidak mungkin koperasi akan mengalami kebangkrutan. Namun perkembangan perspektif keuangan suatu badan usaha kadangkadang tidak cukup untuk menilai kinerja suatu badan usaha, yang dalam hal ini adalah Koperasi Karyawan Widhya Guna Artha. Dibutuhkan analisis yang lebih komprehensif dari perspektif lainnya yakni perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, agar pihakpihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan secara cermat dalam kaitannya dengan kepentingan koperasi. Untuk menyajikan penilaian kinerja yang komprehensif, maka Analisis kinerja dengan Balanced Scorecard diharapkan mampu untuk menjawab hal tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, bagaimanakah kinerja Koperasi Karyawan Widhya Guna Artha ditinjau dari empat perspektif yaitu: kinerja keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan tahun 2010-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja koperasi karyawan Widhya Guna Artha ditinjau dari empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tahun 2010-2014.

8 1.4 Manfaat Penelitian Bila tujuan penelitian dapat dicapai, diharapkan hasil penelitian memberikan manfaat seperti berikut: 1. Dapat dijadikan bahan informasi bagi pengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan kinerja koperasi karyawan Widhya Guna Artha. 2. Hasil penelitian dengan penerapan analisis Balanced Scorecard untuk menilai kinerja koperasi karyawan Widhya Guna Artha diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan perkoperasian dalam kaitannya dengan penilaian kinerja menggunakan balanced scorecard. 3. Menambah wawasan pengetahuan peneliti untuk menilai kinerja suatu badan usaha yang dalam hal ini adalah koperasi secara komprehensif menggunakan analisis balanced scorecard, yang menyangkut keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di koperasi karyawan Widhya Guna Artha yang berlokasi di Kelurahan Sesetan Denpasar, Bali. Koperasi ini telah berumur 21 tahun, relatif maju dan berkembang pesat lima tahun terakhir mencapai aset Rp 5.203.583.747,00, dengan beberapa unit usaha yaitu, unit usaha toko dan kantin, dan unit simpan-pinjam. Kinerja internal dan eksternal koperasi ini diukur menggunakan analisis Balanced Scorecard, meliputi empat perspektif yaitu keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, serta pelanggan. Dengan demikian lingkup yang terlibat terbatas pada pihak yang diperlukan untuk

9 memperoleh data yang terkait dengan keempat perspektif tersebut yaitu pengurus, anggota, dan pelanggan koperasi.