BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

Strategi UKM Indonesia

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH KOTA METRO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BUPATI AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

BINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Kementerian Pariwisata

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 2 TAHUN 2012

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAPPEDA Planning for a better Babel

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Transkripsi:

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA 1. Misi Pengembangan destinasi pariwisata Indonesia adalah menciptakan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat 2. Pengembangan Destinasi Pariwisata tersebut meliputi 6 aspek pengembangan, yaitu : a) Pengembangan aspek kewilayahan, yang membagi wilayah nasional ini menjadi 50 destinasi pariwisata nasional, 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dan 22 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional. b) Pengembangan Daya Tarik Wisata atau atraksi, yang meliputi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata buatan/ khusus. c) Pengembangan Aksesibilitas Pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana pendukung pariwisata dan system transportasi. d) Pengembangan Amenitas yang meliputi : prasarana umum, fasiltas umum dan fasilitas wisata e) Pemberdayaan Masyarakat melalui pariwisata f) Pengembangan investasi pariwisata, Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan nasional, terutama sasaran tahun 2016, yaitu : a) Kunjungan Wisman sejumlah 12 juta wisatawan mancanegara b) Kunjungan wisnus sejumlah 260 juta perjalanan wisatawan nusantara c) Pendapatan devisa negara sebesar Rp. 172 Trilliun d) Kontribusi pada PDB Nasional sebesar 5 % e) Penyerapan tenaga kerja sebesar 11,7 juta Maka kami mewakili Sektor strategis dan Pemangku Kepentingan yang terkait erat dengan Pembangunan Destinasi Pariwisata dengan ini meneguhkan komitmen kami untuk mendukung Pembangunan Destinasi Pariwisata, melalui upaya-upaya : 1. Mendukung pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan bagi 10 destinasi pariwisata (KSPN) yang menjadi prioritas nasional 1

2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi peraturan perundangan yang terkait dengan pengembangan 88 KSPN yang sudah ditetapkan dalam Ripparnas. 3. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas dalam rangka pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan serta pengelolaan sumber daya wisata alam, budaya dan buatan/ khusus, dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi daya saing destinasi pariwisata, peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat; 4. Meningkatkan aksesibilitas dan konektifitas antara negara-negara sumber pasar utama dan hub regional dengan hub nasional dan atau destinasi pariwisata di Indonesia, baik dari aspek kualitas maupun kapasitas sarana dan prasarana transportasi darat, laut, udara dan penyeberangan; 5. Meningkatkan aksesibilitas dan konektifitas antara hub nasional dengan destinasi pariwisata maupun antar destinasi pariwisata di Indonesia, baik dari aspek kualitas maupun kapasitas sarana dan prasarana transportasi darat, laut, udara dan penyeberangan; 6. Meningkatkan kualitas dan kapasitas prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas wisata untuk kenyamanan kunjungan wisatawan di destinasi pariwisata; 7. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (digitalisasi kepariwisataan) dalam mendukung manajemen informasi kepariwisataan di destinasi pariwisata; 8. Meningkatkan kesiapan dan peran masyarakat mendukung keberlanjutan destinasi pariwisata dan nilai manfaatnya secara ekonomi bagi masyarakat; 9. Menyiapkan kebijakan dan iklim kemudahan investasi, prospek peluang investasi dan promosi investasi untuk mendorong kegiatan investasi di berbagai destinasi pariwisata; Jakarta, 30 Oktober 2015 1. Kementerian Perhubungan 2. Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat 3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 5. Kementerian Ristek dan Dikti 6. Kementerian Kelautan dan Perikanan 7. Kementerian ESDM 2

8. Kementerian BUMN 9. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 10. Kementerian Pertanian 11. Kementerian Koperasi dan UKM 12. Kementerian Kesehatan 13. Kementerian Komunikasi dan Informatika 14. Kementerian Perindustrian 15. Kementerian Perdagangan 16. Kementerian Ketenagakerjaan 17. Kementerian Agama 18. Kementerian Pemuda dan Olah Raga 19. Kementerian Pertahanan 20. Kementerian Dalam Negeri 21. Kementerian Hukum dan HAM 22. Kementerian Keuangan 23. Kementerian Agraria dan Tata Ruang 24. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional 25. Badan Ekonomi Kreatif 26. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 27. Badan Pusat Statistik 28. Badan Penanggulangan Bencana 29. BMKG 30. Badan Informasi Geospasial 31. Kepolisian Republik Indonesia 32. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) 33. Pemerintah Daerah 3

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA 1. Misi Pengembangan Industri Pariwisata Indonesia adalah mendorong penguatan struktur industri pariwisata, peningkatan daya saing produk pariwisata, penguatan kemitraan usaha pariwisata, penciptaan kredibilitas bisnis, dan pengembangan tanggungjawab terhadap lingkungan. 2. Pengembangan Industri pariwisata tersebut meliputi aspek-aspek pengembangan, yaitu : a) penguatan struktur industri pariwisata, b) peningkatan daya saing produk pariwisata, c) penguatan kemitraan usaha pariwisata, d) penciptaan kredibilitas bisnis, dan e) pengembangan tanggungjawab terhadap lingkungan Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan nasional, terutama sasaran tahun 2016, yaitu : 1. Kunjungan Wisman sejumlah 12 juta wisatawan mancanegara 2. Kunjungan wisnus sejumlah 260 juta perjalanan wisatawan nusantara 3. Pendapatan devisa negara sebesar Rp. 172 Trilliun 4. Kontribusi pada PDB Nasional sebesar 5 % 5. Penyerapan tenaga kerja sebesar 11,7 juta Maka kami mewakili Sektor strategis dan Pemangku Kepentingan yang terkait erat dengan Pembangunan Industri Pariwisata dengan ini meneguhkan komitmen kami untuk mendukung Pembangunan Industri Pariwisata, melalui upaya-upaya : 1. Memperkuat eksistensi, hubungan serta komplementaritas peran dan fungsi antar mata rantai usaha pariwisata untuk penguatan ekosistem pariwisata di destinasi pariwisata; 2. Meningkatkan Standardisasi dan Sertifikasi Usaha bidang Pariwisata untuk penguatan daya saing usaha pariwisata, 3. Memperkuat pengembangan usaha pariwisata skala Mikro Kecil Menengah melalui regulasi dan fasilitasi jaminan usaha; 4

4. Meningkatkan kepedulian pengelolaan usaha pariwisata yang tanggap terhadap kelestarian lingkungan alam dan budaya; Jakarta, 30 Oktober 2015 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Kementerian Kominfo 3. Kementerian Perdagangan 4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 5. Badan Ekonomi Kreatif 6. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 7. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) 8. Pemerintah Daerah 5

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA 1. Misi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Indonesia adalah menciptakan pasar pariwisata, mengkomunikasikan produk wisata, dan mengelola relasi yang baik antara wisatawan dengan seluruh pemangku kepentingan pemasaran pariwisata. 2. Pengembangan Pemasaran Pariwisata Indonesia meliputi aspek-aspek pengembangan sebagai berikut: a) Pengembangan pasar wisatawan b) Pengembangan citra pariwisata c) Pengembangan kemitraan pemasaran d) Pengembangan promosi pariwisata Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan nasional, terutama sasaran tahun 2016, yaitu : a) Kunjungan Wisman sejumlah 12 juta wisatawan mancanegara b) Kunjungan wisnus sejumlah 260 juta perjalanan wisatawan nusantara c) Pendapatan devisa negara sebesar Rp. 172 Trilliun d) Kontribusi pada PDB Nasional sebesar 5 % e) Penyerapan tenaga kerja sebesar 11,7 juta Maka kami mewakili Sektor strategis dan Pemangku Kepentingan yang terkait erat dengan Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan ini meneguhkan komitmen kami untuk mendukung Pengembangan Pemasaran Pariwisata, melalui upaya-upaya : 1. Mendukung deregulasi keimigrasian untuk meningkatkan jumlah negara yang mendapatkan kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) ke Indonesia 2. Mendukung penguatan dan perluasan program-program pencitraan (branding) destinasi pariwisata Indonesia (Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia) baik secara eksternal di tingkat internasional maupun secara internal di wilayah nasional Indonesia. 6

3. Meningkatkan program-program promosi pariwisata berbasis on line maupun promosi off line; 4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (digitalisasi kepariwisataan) dalam mendukung manajemen informasi dan basis data pasar wisatawan mancanegara dan nusantara; 5. Meningkatkan penyelenggaraan event-event di daerah atau destinasi pariwisata untuk menjadi bagian dari Calendar of events nasional Jakarta, 30 Oktober 2015 1. Kementerian Komunikasi dan Informatika 2. Kementerian Perindustrian 3. Kementerian Perdagangan 4. Kementerian Luar Negeri 5. Kementerian Dalam Negeri 6. Badan Ekonomi Kreatif 7. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 8. Badan Pusat Statistik 9. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) 10. Pemerintah Daerah 7

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN 1. Misi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan adalah untuk mengembangkan organisasi kepariwisataan, SDM kepariwisataan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan di destinasi pariwisata. 2. Pengembangan Kelembagaan kepariwisataan ini meliputi berbagai aspek yaitu : a) Penguatan organisasi kepariwisataan yang efektif dan efesien b) Peningkatan kualitas dan profesionalisme Sumber Daya Manusia bidang kepariwisataan c) Pengembangan regulasi di bidang kepariwisataan Dalam rangka mendukung pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan untuk mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan nasional, terutama sasaran tahun 2016, yaitu : a) Kunjungan Wisman sejumlah 12 juta wisatawan mancanegara b) Kunjungan Wisnus sejumlah 260 juta perjalanan wisatawan nusantara c) Pendapatan devisa negara sebesar Rp. 172 Trilliun d) Kontribusi pada PDB Nasional sebesar 5 % e) Penyerapan tenaga kerja sebesar 11,7 juta Maka kami mewakili Sektor strategis dan Pemangku Kepentingan yang terkait erat dengan Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan dengan ini meneguhkan komitmen kami untuk mendukung Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan, melalui upaya-upaya : 1. Memperkuat fungsi dan efektifitas organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat bidang kepariwisataan 2. Meningkatkan program sertifikasi SDM kepariwisataan 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga Pendidikan SDM kepariwisataan 4. Mengembangkan regulasi yang mendukung percepatan pembangunan kepariwisataan, 8

5. Meningkatkan kegiatan riset dalam mendukung pengembangan kebijakan pembangunan kepariwisataan, 6. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung manajemen data dan informasi pembangunan kepariwisataan; 7. Meningkatkan kerjasama dan sinergitas antar lembaga yang terkait dengan kepariwisataan. Jakarta, 30 Oktober 2015 1. Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3. Kementerian Ristek dan Dikti 4. Kementerian Kominfo 5. Kementerian Dalam Negeri 6. Badan Pusat Statistik 7. BP2TKI 8. Hildiktipari 9. Pemerintah Daerah 9