SPENDING REVIEW 2013 Metodologi

dokumen-dokumen yang mirip
Spending Review Provinsi Kepulauan Riau. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 JANUARI 2016 (dalam rupiah)

Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja. Direktorat Jenderal Anggaran

REALISASI S.D. BULAN LALU REALISASI BULAN INI REALISASI S.D. BULAN INI SISA DANA S.D. BULAN INI NO KODE JENIS BELANJA/MAK

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2015 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 AGUSTUS 2010 (dalam rupiah)

Menjaga Kualitas Belanja Melalui Pengendalian Pelaksanaan Anggaran

PENYUSUNAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

ANGGARAN PENGADILAN MAUPUN UNIT PELAKSANA TEKNIS SERTA LAPORAN KEUANGANNYA TAHUN 2011

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2012 BULAN APRIL 2012 TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL % 4 5 6=(5/4) 7 8=(7/4) 9=(5+7) 10=(9/4) 11=(4-9) 12=(11/4) 13

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2012 BULAN MEI 2012 TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL % 4 5 6=(5/4) 7 8=(7/4) 9=(5+7) 10=(9/4) 11=(4-9) 12=(11/4) 13

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2012 BULAN OKTOBER 2012 TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL % 4 5 6=(5/4) 7 8=(7/4) 9=(5+7) 10=(9/4) 11=(4-9) 12=(11/4) 13

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2012 BULAN JULI 2012 TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL % 4 5 6=(5/4) 7 8=(7/4) 9=(5+7) 10=(9/4) 11=(4-9) 12=(11/4) 13

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2012 BULAN DESEMBER 2012 TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL % 4 5 6=(5/4) 7 8=(7/4) 9=(5+7) 10=(9/4) 11=(4-9) 12=(11/4) 13

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2012 BULAN NOVEMBER 2012 TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL % 4 5 6=(5/4) 7 8=(7/4) 9=(5+7) 10=(9/4) 11=(4-9) 12=(11/4) 13

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 OKTOBER 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 OKTOBER 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2016 (dalam rupiah)

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

BAGIAN ANGGARAN 089. NOMOR : LRA-414/PW12/1/2015 TANGGAL : 8 November 2015 JALAN PARANGTRITIS KM 5,5 BANTUL 55187

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : APRIL 2012

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : MEI 2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 JANUARI 2013 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2013

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN DAN BUN SEMESTER I TAHUN 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 JANUARI 2017 (dalam rupiah)

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 AGUSTUS 2016 (dalam rupiah)

ANGGARAN PENGADILAN MAUPUN UNIT PELAKSANA TEKNIS SERTA LAPORAN KEUANGANNYA TAHUN 2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 28 PEBRUARI 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER2015 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER2013

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 OKTOBER 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2013 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2016 BULAN : JANUARI 2016

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)

PERHITUNGAN UANG PERSEDIAAN

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA BULAN : JANUARI TAHUN 2013 SISA DANA AKUN TOTAL % TOTAL % TOTAL %

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER2015 (dalam rupiah)

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 APRIL 2017 (dalam rupiah)

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016

PMK No. 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga

MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2016 BULAN : JULI 2016

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 AGUSTUS 2016 (dalam rupiah)

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP

LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA SATUAN KERJA BULAN SEPTEMBER TAHUN 2016

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 JANUARI 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 MEI 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (dalam rupiah)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

No Uraian Estimasi Pendapatan. 1 Pendapatan Lain-lain ,00 0,00. Jumlah ,00 0,00

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018

BAGIAN ANGGARAN 089. NOMOR : LAP-102/PW12/1/2016 TANGGAL : 8 April 2016 JALAN PARANGTRITIS KM 5,5 BANTUL 55187

REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA SATUAN KERJA BULAN JANUARI TAHUN 2015

LAMPIRAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN TAHUN 2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 28 PEBRUARI 2017 (dalam rupiah)

1. Tujuan dan Landasan Konseptual PBK; 2. Kerangka PBK; 3. Syarat Penerapan PBK; 4. Tahapan Kegiatan Penerapan PBK; 5. Mekanisme Penganggaran.

KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Alokasi Dana dan Paket Lelang

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (dalam rupiah)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

PERHITUNGAN UANG PERSEDIAAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BAB III. 2 SKPA-087/WPB.13/KP.0 PA Tasikmalaya SKPA-088/WPB.13/KP.0 PA Garut SKPA-089/WPB.13/KP.0 PA Majalengka

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2016 BULAN : FEBRUARI 2016

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN 2016 BULAN : MARET 2016

REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN DIPA SATUAN KERJA BULAN FEBRUARI TAHUN 2014

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 2013 Metodologi Jakarta, 29 Agustus 2013 PENGERTIAN DAN TUJUAN Spending Review merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah, yang hasilnya dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien (value for money). Hasil dari Spending Review menjadi input bagi proses penganggaran berikutnya Spending Review bertujuan untuk mengetahui potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana prioritas nasional seperti infrastruktur. Mengingat keterbatasan waktu dan data yang dimiliki Spending Review saat ini dilakukan terhadap 20 Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki pagu dana terbesar. Proporsi pagu dana 20 Kementerian Negara/Lembaga tersebut terhadap pagu total adalah sebesar 76, 26 %. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 2 1

METODOLOGI 1. Reviu Alokasi Anggaran Review dan analisis terhadap alokasi anggaran dalam dengan fokus utama untuk mengidentifikasi inefisiensi alokasi, duplikasi dan einmalig. 2. Reviu Pelaksanaan Anggaran Reviu dan analisis terhadap pelaksanaan anggaran dengan fokus utama pada realisasi anggaran, tingkat penyerapan anggaran, capaian output. 3. Reviu Baseline Memberikan masukan untuk prinsip-prinsip reviu terhadap baseline items yang dapat dipertimbangkan oleh K/L pada saat perencanaan. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 3 Kerangka Kerja Spending Review Reviu Alokasi (Pagu) Reviu Pelaksanaan Reviu Baseline (Sistem Penganggaran) Inefisiensi Alokasi Einmalig Cadangan Output dan Sisa Hasil Penelaahan Kinerja pelaksanaan dibandingkan dengan target Benchmarking kinerja pelaksanaan Operasional Non Operasional INDIKASI IN, IDENTIFIKASI RUANG FISKAL, AKURASI BASELINE Perbaikan Alokasi Anggaran Periode Selanjutnya INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 4 2

REVIU ALOKASI ANGGARAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 5 Identifikasi Inefisiensi Alokasi Definisi Duplikasi: Dalam satu program terdapat dua kegiatan dengan output yang sama, atau dalam satu kegiatan terdapat dua komponen kegiatan yang sama. Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran pada setiap kegiatan dalam Tahun Anggaran 2012. Jika terdapat alokasi anggaran untuk jenis kegiatan yang sama pada dua tempat maka hal tersebut masuk dalam kategori duplikasi. Contoh : Kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat di alokasikan pada output A dan pada output B juga terdapat kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 6 3

Tolok Ukur Alokasi Efisien (1) NO 1 521111 Keperluan Perkantoran 1. Sisa dana belanja barang operasional pada akhir tahun 2012. 2. Jumlah alokasi dana belanja barang operasional yang di realokasi. 3. Proporsi belanja keperluan perkantoran thd lebih dari 18% Dasar pertimbangan: Pengalokasian dana belanja operasional didasarkan pada kebutuhan operasional Satker. Jika terdapat sisa dana belanja barang operasional pada akhir tahun atau terjadi pergeseran belanja barang operasional ke belanja yang lain, maka Standar Biaya yang digunakan pada saat alokasi anggaran perlu ditinjau kembali. 1. Sisa dana belanja barang operasional pada akhir tahun 2012 merupakan besaran inefisiensi karena alokasi dana melebihi kebutuhannya 2. Jumlah alokasi dana belanja barang operasional yang direalokasi merupakan inefisiensi karena alokasi dana melebihi kebutuhannya. 3. Jika proporsi belanja keperluan perkantoran thd lebih dari 18% maka kelebihannya merupakan in efisiensi dan Revisi DIPA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 7 Tolok Ukur Alokasi Efisien (2) NO 521213 Honor Output Kegiatan 1. Kegiatan yang diberikan honor merupakan Tugas dan Fungsi dari satker tersebut. 2. Relevansi pemberian honor dengan kegiatan. 3. Kewajaran jumlah orang dengan kegiatan (misal rasio jumlah panitia dengan peserta 15-20%) 1. Cek apakah alokasi honor tersebut terdapat pada kegiatan yang merupakan tupoksi. Jika honor tersebut terdapat pada kegiatan tupoksi maka merupakan inefisiensi. 2. Cek apakah alokasi honor tersebut memang diperlukan untuk pencapaian output kegiatan. Misalnya penyusunan laporan tidak perlu diberikan honor sehingga alokasi honor tersebut merupakan in efisiensi. 3. Untuk honor panitia jumlah panitia maksimal 15% - 20% dari jumlah peserta sehingga jika jumlah panitia melebihi maka kelebihan alokasi tersebut merupkan in efisiensi. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 8 4

Tolok Ukur Alokasi Efisien (3) NO 1. Sisa dana belanja Biaya 1. Sisa dana pemeliharaan gedung Pemeliharaan Gedung dan dan bangunan Bangunan pada akhir 2. Jumlah dana pemeliharaan tahun. gedung dan bangunan yang 2. Jumlah alokasi dana Biaya dialihkan ke kegiatan lain Pemeliharaan Gedung dan 3. Jumlah alokasi dana melebihi Bangunan yang di realokasi. indeks dikalikan volumenya maka kelebihan alokasi 3. Alokasi tidak melebihi merupakan in efisiensi. indeks 523111 Dasar pertimbangan: Biaya Pengalokasian dana Biaya Pemeliharaan Gedung dan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Bangunan didasarkan pada perhitungan: Luas Gedung x Indeks SBU Jika terdapat sisa dana belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan pada akhir tahun atau terjadi pergeseran belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan ke belanja yang lain, maka Indeks Standar Biaya yang digunakan pada saat alokasi anggaran perlu ditinjau kembali. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 9 Tolok Ukur Alokasi Efisien (4) N O 1. Sisa dana belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin pada akhir tahun. 2. Jumlah alokasi dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin yang di realokasi. 3. Alokasi tidak melebihi indeks 1. Sisa dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 2. Jumlah dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin yang dialihkan ke kegiatan lain 3. Jumlah alokasi dana melebihi indeks dikalikan volumenya maka kelebihan alokasi merupakan in efisiensi. Biaya Dasar pertimbangan: 523121 Pemeliharaan Peralatan Pengalokasian dana Biaya dan Mesin Pemeliharaan Peralatan dan Mesin didasarkan pada perhitungan: Jumlah Peralatan/Mesin x Indeks SBU Jika terdapat sisa dana belanja Peralatan dan Mesin pada akhir tahun atau terjadi pergeseran belanja Peralatan dan Mesin ke belanja yang lain, maka Indeks Standar Biaya yang digunakan pada saat alokasi anggaran perlu ditinjau kembali. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 10 5

Tolok Ukur Alokasi Efisien (5) NO Fokus pada alokasi untuk konsinyering: a. Relevansi konsinyering; b. Lamanya konsinyering; c. Jumlah orang: Relevansi: Perlu tidaknya kegiatan konsinyering, tingkat urgensi (detil) Misalnya kegiatan penyusunan laporan pakai konsinyering Lamanya konsinyering maksimum 3 hari. 521219 Non Operasional Lainnya Jumlah orang Peraturan Menteri maks 30 orang Peraturan Dirjen maks 20 orang Penyusunan Modul maks 15 orang Penyusunan laporan tidak boleh INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 11 Tolok Ukur Alokasi Efisien (6) NO 524111 Perjadin DN Biasa Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi (hanya dapat dilakukan oleh aparat pengawasan atau dalam rangka pembinaan); b. Jumlah orang Relevansi: 1. Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan 2. Perbandingan alokasi dana perjalanan dinas pada kegiatan yang sejenis antar satker/k/l yang sejenis (misalnya Itjen A dengan Itjen B) Jumlah orang yang melakukan perjadin: Maksimal 10 orang untuk pemeriksaan Maksimal 5 orang untuk pembinaan 524119 Perjadin DN Lainnya Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi Perjadin ; b. Lamanya Perjadin ; c. Jumlah orang. Relevansi: Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan. Misalnya pembuatan laporan tidak memerlukan perjalanan dinas. Lamanya Perjalanan dinas maksimal 3 hari Jumlah orang maksimal 3 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 12 6

Tolok Ukur Alokasi Efisien (7) NO Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi Perjadin ; b. Jumlah orang: Relevansi: 1. Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan 2. keterkaitan dengan tugas dan fungsi satker. 524211 Perjadin LN Biasa Jumlah orang yang melakukan perjadin: Maksimal 10 orang untuk pemeriksaan Maksimal 5 orang untuk pembinaan 524219 Perjadin LN Lainnya Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi Perjadin ; b. Lamanya Perjadin ; c. Jumlah orang: Relevansi: Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan. Misalnya pengambilan/ pengumpulan data tidak perlu dilakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Lamanya Perjalanan dinas maksimal 6 hari Jumlah orang maksimal 3 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 13 Tolok Ukur Alokasi Efisien (8) NO 2 Modal 532111 Modal Peralatan dan Mesin 1. Pengadaan komputer: a. Rasio Pengadaan dibanding Jumlah Peralatan/Mesin (Maks. 10%) b. Rasio jumlah peralatan dan mesin setelah pengadaan dibanding jumlah pegawai c. Harga komputer per unit Rp. 7 juta 2. Pengadaan kendaraan bermotor: a. Alokasi dana dibandingkan dengan norma; b. Penambahan volume dibandingkan alokasi awal tahun. 3. Jumlah Sisa dana pada akhir tahun Lebih dari 15% 1. Hitung rasio jumlah pegawai dibandingkan dengan jumlah komputer yang ada ditambah pengadaan komputer 2. Kesesuaian spesifikasi komputer dengan kebutuhan penggunaan (bandingkan harga komputer per unit pada semua satker) 3. Kesesuaian spesifikasi kendaraan dinas dengan kebutuhan penggunaan (alokasi dana dibandingkan dengan norma misalnya: Kijang standar harga 220 juta rupiah) 4. Selisih volume pengadaan kendaraan awal dengan akhir (hitung selisih volume dikalikan harga per unit); 5. Apabila terdapat sisa dana pada akhir tahun lebih dari 15%, maka selisih lebihnya adalah inefisiensi., revisi DIPA dan Realisasi anggaran INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 14 7

Tolok Ukur Alokasi Efisien (9) NO 3 Bantuan Sosial 533111 Modal Gedung dan Bangunan 57 Bantuan Sosial Jumlah Sisa dana pada akhir tahun Jumlah alokasi dana belanja modal gedung dan bangunan yang di re-alokasi Rasio biaya operasional pendukung penyaluran bansos dengan jumlah bantuan 1. Apabila terdapat sisa dana dan pada akhir tahun lebih dari Realisasi anggaran 15%, maka selisih lebihnya adalah inefisiensi. 2. Jumlah alokasi dana belanja modal gedung dan bangunan yang dire-alokasi merupakan inefisiensi karena alokasi dana melebihi kebutuhannya. Proporsi antara alokasi dana bantuannya dibanding biaya operasional (pada belanja barang) maksimum biaya operasional 15-20%, misalnya: Biaya operasional penyaluran bansos = Rp200 juta Bantuan Sosial = Rp500 juta Rasio = 200/500 = 40% Rasio ideal = 20% inefisiensi = 40%-20% x Rp500 juta = Rp100 juta INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 15 CONTOH IN Penjelasan in efisiensi : Terdapat biaya pemeliharaan kendaraan operasional pejabat eselon satu yang melebihi standar jumlahnya. Hanya terdapat satu orang pejabat eselon satu, namun alokasi pemeliharaannya untuk 3 unit kendaraan. Satu eselon satu diberikan kendaraan operasional pejabat lebih dari satu merupakan pemborosan dan termasuk dalam kategori inefisiensi belanja. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 16 8

Contoh Ketidaksesuaian Standar Biaya Penjelasan : untuk pemeliharaan AC seharusnya harga satuan sesuai dengan SBU yaitu sebesar Rp 420.000,- namun pada pemeliharaan AC split diatas menggunakan harga satuan sebesar Rp 500.000,- INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 17 Identifikasi Duplikasi Definisi Duplikasi: Dalam satu program terdapat dua kegiatan dengan output yang sama, atau dalam satu kegiatan terdapat dua komponen kegiatan yang sama. Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran pada setiap kegiatan dalam Tahun Anggaran 2012. Jika terdapat alokasi anggaran untuk jenis kegiatan yang sama pada dua tempat maka hal tersebut masuk dalam kategori duplikasi. Contoh : Kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat di alokasikan pada output A dan pada output B juga terdapat kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 18 9

CONTOH DUPLIKASI Penjelasan duplikasi : Dalam suatu penyusunan peraturan berupa undang-undang terdapat kegiatan rapat yang berulang yang seharusnya bisa dijadikan satu rapat, yaitu rapat perumusan penyusunan draf, rapat pengarahan penyusunan draf, dan rapat penyusunan draf. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 19 Identifikasi Einmalig Definisi Einmalig: Program atau Kegiatan yang dilaksanakan hanya satu kali, dalam satu tahun anggaran Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran TA 2012 yang sifat kegiatannya selesai dalam satu tahun anggaran Contoh : 1. Penyusunan Masterplan 2. Pembangunan gedung kantor yang bukan multiyears 3. Penyusunan Detail Enginering Design 4. Pembuatan sistem aplikasi 5. Pemasangan ac central 6. Penyusunan Renstra, dsb INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 20 10

CONTOH EINMALIGH Penjelasan einmalig: Pada 2012 terdapat pengalokasiaan dana sebesar Rp.4.000.000.000,- untuk pengadaan software pengolahan dokumen. Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan multi-years dan selesai di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan einmalig di tahun anggaran 2012, sehingga alokasi anggarannya tidak menjadi bagian dari baseline di tahun anggaran selanjutnya INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 21 Contoh Einmalig Salah Satu satker di Kementerian Perhubungan melaksanakan kegiatan pembuatan masterplan kebutuhan terminal penumpang tipe A di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan multi-years dan selesai di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan einmalig di tahun anggaran 2012, sehingga alokasi anggarannya tidak menjadi bagian dari baseline di tahun anggaran selanjutnya INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 22 11

REVIU BASELINE INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 23 Reviu Baseline Baseline Biaya Operasional: a. Pembayaran gaji, tunjangan yang melekat dg gaji, honor tetap, tunjangan lain terkait dg belanja pegawai, lembur dan vakasi; b. Operasonal sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor. Baseline Biaya Non Operasional: a. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi unit; b. Kegiatan/Output terkait pelayanan kepada publik; c. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan kebijakan prioritas pembangunan nasional; d. Kegiatan/Output terkait penugasan sesuai kebijakan Pemerintah. Review dilakukan dengan : 1. Menganalisis pola penyerapan beberapa baseline items untuk mencari indikasi adanya inefisiensi alokasi dan inefisiensi pelaksanaan (penyerapan semu) 2. Mengidentifikasi Output Cadangan dan Sisa Hasil Penelaahan pada akunakun dalam baseline INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 24 12

Dalam Miliar Rupiah Non Operasional Lainnya Bahan Honor Output Kegiatan Perjalanan Lainnya Honor Operasional Satuan Kerja Gaji Pokok PNS Keperluan Perkantoran Dalam Milyar Rupiah Tunj. Beras PNS Uang Makan PNS Operasional Lainnya Modal Peralatan dan Mesin Tunj. Suami/Istri PNS Tunj. PPh PNS 29/08/2013 ANALISIS BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA (521119 DAN 521219) 38,734 37,121 34,168 32,433 32,243 10 Revisi Terbanyak 27,343 26,611 24,820 24,585 24,386 24,227 24,193 23,950 521219 521211 521213 524119 521115 511111 521111 511126 511129 521119 532111 511121 511125 Grafik di atas menunjukkan bahwa akun 521219 dan 521119 memiliki frekuensi revisi yang signifikan 25 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 25 ANALISIS BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA Overview 521219 TA 2009-2012 Overview 521119 TA 2009-2012 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 13,226 11,128 14,850 11,721 25,366 19,397 26,246 21,837 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 426,726 377,482 362,924 323,094 283,253 270,797 247,748 255,742 5,000 2,098 3,129 5,968 4,409 100,000 50,000 23,049 27,511 39,829 49,244-2009 2010 2011 2012 0 2009 2010 2011 2012 Pagu Realisasi Sisa Pagu Realisasi Sisa Dana INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 26 13

Dalam Mliar Rupiah 29/08/2013 ANALISIS BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA 19,500.00 19,000.00 18,500.00 18,000.00 17,500.00 17,000.00 16,500.00 16,000.00 Pergerakan Pagu Operasional Lainnya Tahun 2011-2012 19,166.19 18,779.22 18,696.70 19,069.27 18,404.51 18,336.34 18,700.04 18,474.69 18,063.59 18,469.70 18,337.05 18,186.49 18,136.31 17,588.51 2011 17,588.51 16,979.82 16,979.65 16,882.15 16,697.74 16,974.39 16,967.85 16,683.33 16,903.92 16,663.35 2012 Tren Pergerakan Pagu 521219 TA 2011-2012 41,000 39,000 37,000 35,000 33,000 31,000 15,500.00 15,000.00 jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des 29,000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 2011 2012 Pergerakan pagu yang cenderung mempunyai tren menurun menunjukkan bahwa terdapat realokasi pada akun 521119 dan 521219 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 27 14

REVIU PELAKSANAAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 29 Efisiensi Operasional Definisi: Efisiensi operasional menunjukkan kemampuan untuk mengubah input menjadi output. output Efisiensi input Tujuan: Mengidentifikasi inefisiensi pada tahap pelaksanaan Data: Hasil survey capaian output pada 20 K/L (terkumpul sebanyak 13 K/L) sebagai indikator output dan realisasi dana sebagai indikator input Metode: (1) Benchmarking antara kinerja aktual dengan rencana (2) Benchmarking antar program 15

Efisiensi Operasional Formula Formula: Metode I aktual Efisiensi( E), rencana capaian _ output aktual realisasi t arg et _ output rencana pagu Inefisiensi diukur berdasarkan gap antara kinerja aktual dengan yang direncanakan. E >= 1 menunjukkan efisiensi E <= 1 menunjukkan inefisiensi, sehingga: Inefisiensi = (1 E) x Pagu Pada metode I alokasi pagu yang besar dapat menyebabkan E menjadi tinggi. Metode II menguji apakah unit-unit dengan E>1 benar-benar efisien, tidak disebabkan oleh pagu yang tinggi Formula: Metode II kinerja _ output, realisasi capaian _ output kinerja _ output t arg et _ output Efisiensi diukur dengan membandingkan rasio output dan realisasi antar berbagai program pada K/L (analisis frontier non parametrik) Program berkinerja terbaik yang diidentifikasi melalui linear programming menjadi benchmark. Tingkat inefisiensi diukur dari gap antara suatu program dengan benchmarknya Inefisiensi = (1-E) x Realisasi 1. Membandingkan Rasio Output/Input Aktual dengan Output/Input Rencana Tujuan: Mengukur kinerja pelaksanaan program/kegiatan/satker dengan memakai tolok ukur rencananya. 1. Formula = 3. In-Efisiensi = INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 32 16

2. Membandingkan Rasio Persentase Capaian Output Dan Realisasi Antar Program/Kegiatan/Satker Sejenis Tujuan: Mengukur kinerja pelaksanaan program/kegiatan/satker dengan memakai program/kegiatan/satker dengan kinerja pelaksanaan anggaran terbaik sebagai benchmark. Metode: Disebut sebagai Analisis Batas Efisiensi (Efficiency Frontier Analysis). Dengan Suatu program matematis dijalankan dengan software (DEAP atau STATA) dari kumpulan data rasio output dan input, kita dapat mengidentifikasi rasio output/input terbaik sebagai benchmark. Benchmark-benchmark ini akan membentuk frontier atau garis batas, dan data rasio output/input yang berada di bawah batas akan dapat dihitung jaraknya dari batas ini. Inefisiensi merupakan gap/jarak antara suatu data dengan garis batas. Untuk Spending Review 2013 ini dilakukan dua pengukuran dengan metode analisis garis batas efisiensi ini, yaitu pada level program dan pada level kegiatan (khusus untuk output terkait dengan layanan perkantoran) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 33 3. Membandingkan Rasio Persentase Capaian Output Dan Realisasi Antar Program/Kegiatan/Satker Sejenis Formula: output _ aktual : realisasi output _ t arg et Analisis: INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 34 17