BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif ( Pemerintah Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. berkembang menjadi Rumah Sakit Lee Seng Ie. Pada tanggal 1 Juni 1965 nama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

KURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UJI TULIS & KELUARGA MISKIN (GAKIN) POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi manusia, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Standardisasi Pendidikan Kedokteran Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu. Fasli Jalal. Wakil Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. yang akan datang. Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berlaku. Definisi perawat menurut Internasional Council of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas pembina di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

resensi buku psikologi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran menurut data SDKI 2012, angka yang jauh dari target MDG s

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR UJIAN TULIS TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2011/2012

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk

DAFTAR ISI. Lembar Judul...i. Lembar Pengesahan...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR BAGAN...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan bertujuan untuk

PEDOMAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UMUM POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini disebabkan melalui jasa pendidikan, akan dapat dihasilkan sumber

KEPUTUSAN. Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia supaya mampu bersaing di era globalisasi, baik di dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

RATIH DEWI PUSPITASARI K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

I. PENDAHULUAN. bervariasi dalam suatu proses pembelajaran. Perbedaan tersebut dapat menjadi

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Motivasi mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan untuk memulai, mengikuti dan mengakhiri suatu pembelajaran. Motivasi diakui sebagai faktor penting dalam proses pembelajaran, karena dapat membantu mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki kepuasan dalam diri dan juga menjadi profesional yang baik. Ketertarikan pada tujuan tersebut sering dikaitkan dengan minat, misalnya ketika menentukan untuk melanjutkan pendidikan ke suatu perguruan tinggi tertentu, atau tidak melanjutkan kuliah dan memilih untuk bekerja. Ketertarikan untuk melanjutkan pendidikan biasanya dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri individu) maupun faktor eksternal (luar diri individu). Faktor dari dalam diri individu memicu timbulnya motivasi intrinsik sedangkan faktor dari luar diri individu atau lingkungan sekitarnya menyebabkan timbulnya motivasi ekstrinsik (Arends, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Newstead et al. (1996) terkait dengan alasan mahasiswa berada di universitas, jawaban yang diberi banyak dan bervariasi, kemudian dibagi menjadi tiga kategori utama yang disebut : solusi sementara, alat untuk mencapai tujuan, dan pengembangan pribadi. Vallerand et al. (1992) merancang suatu instrumen untuk menilai tiga jenis motivasi yaitu motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik dan amotivasi (ketiadaan motivasi). Instrumen ini ditujukan untuk mengetahui alasan seorang mahasiswa melanjutkan pendidikan ke 1

2 perguruan tinggi. Penelitian Artino, Rochelle and Durning (2010 ) menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan dengan prestasi belajar. Motivasi yang kuat pada seorang mahasiswa bila didukung dengan strategi belajar yang tepat akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran/ prestasi akademik yang baik. Biggs (Jones, 2002) mendefinisikan strategi belajar sebagai gabungan antara motif dan strategi yang tepat. Motif atau motivasi merupakan alasan mahasiswa untuk belajar, sedangkan strategi adalah metode yang digunakan mahasiswa untuk mencapai tujuannya atau meningkatkan motivasi belajar. Motif dan strategi ini mempunyai hubungan kongruen dan penting untuk konsepsi belajar mereka, dan pandangan mereka terhadap belajar di kemudian hari. Strategi belajar atau pendekatan belajar dibagi menjadi dua yaitu; pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan (Malton & Saljo, 1976; Trigwell & Prosser, 1991) sedangkan Entwistle & Ramsden, (1983), Tait et al. (1998) dan Biggs et al. (2001) mengategorikan menjadi tiga yaitu: deep (pendekatan mendalam), surface (pendekatan permukaan) dan achieving (pendekatan pencapaian/pendekatan strategis). Diseth & Kobbeltvedt (2010) menemukan bukti bahwa berbagai jenis motivasi dan strategi belajar memberi efek secara langsung dan tidak langsung sebagai prediktor prestasi akademik. Prestasi akademik merupakan hasil belajar dalam bidang akademis yang merefleksikan kemampuan dan kinerja mahasiswa terhadap materi pelajaran yang bersifat multidimensi yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor, yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik yang lazimnya ditunjukkan dengan

3 nilai. Soares et al. (2009) menyatakan bahwa strategi belajar memberikan kontribusi yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Baik buruknya prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor dari dalam individu yang meliputi aspek jasmaniah, aspek rohaniah, dan kondisi intelektual. Faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sukmadinata, 2005). Dapat dijelaskan dalam proses belajar model 3P Bigg s (1987) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: presage, process dan product. Komponen presage terkait dengan input yang terdiri dari karakteristik mahasiswa seperti pengetahuan awal, kemampuan, intelegensi, kepribadian, latar belakang keluarga dan situasi yang terkait dengan lingkungan pembelajaran. Komponen proses ini terkait erat dengan keterlibatan seorang mahasiswa dalam pembelajarannya karena adanya ketertarikan (motif), sehingga akan memilih strategi belajar yang sesuai baginya agar dapat mencapai tujuan, sedangkan komponen produk dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian Verkuyten, Thijs and Canatan (2001) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Program studi D-III Keperawatan Manokwari merupakan salah satu program studi kesehatan di Poltekkes Kemenkes Sorong yang melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan keterkaitan ketiga komponen dalam proses

4 belajar yang diketengahkan oleh Biggs tersebut. Harapan akhirnya akan menghasilkan tenaga keperawatan profesional pemula yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan bagi masyarakat secara umum, dan khususnya bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat. Kebutuhan tenaga kesehatan di Kabupaten Manokwari masih cukup banyak. Tenaga Kesehatan yang tersedia untuk menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat seperti tenaga dokter umum, dokter spesialis, bidan maupun perawat masih terbatas. Jumlah penduduk Kabupaten Manokwari sebanyak 143.949 jiwa dan jumlah dokter sebanyak 23 orang maka, rasio dokter terhadap penduduk masih relatif besar, yaitu 1: 6.258, rasio perawat terhadap penduduk juga masih relatif rendah yaitu 1: 615. Penyebaran tenaga kesehatan masih terkonsentrasi di pusat kabupaten/kota. (Din.Kes Kab. Manokwari, 2005). Kebutuhan akan penambahan tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, rasionya masih terlalu tinggi. Terlebih pada daerahdaerah yang jauh dari pusat kabupaten atau pada distrik yang tidak tersedia sarana dan prasarana kesehatan, kondisi ini akan semakin memperburuk pelayanan kepada masyarakat. Letak geografis wilayah Papua dan Papua Barat yang sulit untuk dijangkau, dengan keterbatasan transportasi akan menambah tantangan untuk pemerataan tenaga kesehatan (Din.Kes Kab. Manokwari, 2005). Di samping itu, sebagian besar dari tenaga kesehatan yang ada sekarang berasal bukan putra daerah sendiri, sehingga kemungkinan timbul perasaan kurang nyaman dan pindah tempat juga besar. Kondisi semacam inilah yang harus segera diatasi oleh pemerintah untuk memenuhi tenaga kesehatan khususnya di daerah terpencil dari segi kuantitas maupun

5 kualitas. Fenomena inilah yang membuat pemerintah dan institusi kesehatan kesulitan untuk menyiapkan tenaga kesehatan yang merata pada setiap daerah. Kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan bagi putra-putri daerah, khususnya di bidang pendidikan dan tenaga kesehatan. Tujuannya untuk memenuhi tenaga kesehatan yang nantinya menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, daerah pesisir dan juga perkotaan. Kebijakan ini sudah sesuai dengan UU Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009, serta didukung oleh UU No. 21 Tahun 2001 pasal 59 dan 60 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua. Kebutuhan akan tenaga kesehatan tersebut dapat dipenuhi oleh putra daerah itu sendiri lewat institusi pendidikan. Putra daerah dengan latar belakang IPA masih minim dalam jumlah, sehingga tidak dapat menjadi tenaga kesehatan, terkait dengan S.K. MenKes No.778, tahun 2003. Lulusan SMA jurusan IPA tidak semuanya mempunyai minat untuk menjadi tenaga kesehatan dan mengambil fakultas atau sekolah non kesehatan. Kebijakan yang diambil oleh Politeknik Kesehatan Papua dan Papua Barat dalam petunjuk teknis sistem penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru), memberi peluang bagi calon mahasiswa dari jurusan IPA dan non IPA yang berminat menjadi tenaga kesehatan (Juknis Poltekes Sorong, 2011 ). Program Studi (Prodi) D -III Keperawatan Manokwari menerima mahasiswa baru dari jurusan SMA IPA, dan non IPA (I PS dan SMK Kesehatan). Seleksi calon mahasiswa sebelumnya hanya dari SMA IPA dan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) bagi yang tugas belajar. Seleksi calon mahasiswa diutamakan putra daerah yang berasal dari berbagai wilayah di

6 Papua, dengan prioritas laki-laki karena yang berminat sedikit dan usia maksimal 24 tahun, sedangkan tugas belajar mengacu pada aturan tersendiri/khusus, kemudian dilanjutkan dengan seleksi kesehatan, yang berhasil lulus seleksi, selanjutnya dapat mengikuti proses pembelajaran menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (Juknis Poltekkes Sorong, 2013). Mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan jurusan non IPA, diragukan penguasaan ilmu-ilmu dasar yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tenaga kesehatan misalnya perawat, bidan atau lainnya. Berhubungan penerimaan mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda baik dari jurusan IPA, dan non IPA, sering menimbulkan keluhan dari beberapa staf pengajar. Sejalan dengan hasil penelitian Ali et al. (2007) pada program diploma keperawatan di Sindh India, bahwa kemampuan akademik mahasiswa dari jurusan sains dan arts berbeda. Pengetahuan awal yang dimiliki mahasiswa sangat membantu dalam pembelajarannya karena berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Penelitian Wijayanto (2011) menjelaskan pengaruh motivasi terhadap strategi belajar, dimana mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan sebelumnya, akan tertarik pada suatu materi pembelajaran, dan akan mempengaruhi pendekatan belajar yang digunakan. Data yang didapat dari bagian evaluasi terjadi penurunan prestasi mahasiswa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terutama pada Mata Kuliah Keilmuan Keterampilan (MKK) seperti biologi fisika, anatomi fisiologi, mikrobiologi parasitologi, farmakologi, patologi dan biokimia. Mata kuliah MKK yang berada pada tahun pertama merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan

7 terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan serta merupakan prasyarat bagi materi asuhan keperawatan. Mata kuliah Anatomi Fisiologi merupakan salah satu mata kuliah dalam MKK yang digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu-ilmu terapan dalam asuhan keperawatan.. Penelitian Koseoglu (2013) menemukan adanya perbedaan motivasi pada tahun pertama dan kedua, serta jurusan berbeda mempengaruhi motivasi. Motivasi belajar yang tinggi perlu dipertahankan agar mahasiswa tidak kehilangan minat untuk belajar hal-hal yang baru. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan mata kuliah Anatomi Fisiologi dengan baik maka pembelajaran selanjutnya akan berjalan dengan baik, karena telah memiliki landasan keilmuan yang diperlukan. Berdasarkan daftar nilai mahasiswa yang sudah lulus Mata Kuliah MKK, terdiri dari 59% mahasiswa berlatar belakang jurusan IPA, 28% mahasiswa berlatar belakang jurusan IPS dan 23% mahasiswa berlatar belakang SMK (Laporan Tahunan Bidang Evaluasi, 2012). Rendahnya nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi berkorelasi dengan rendahnya penguasaan ilmu-ilmu dasar dari mahasiswa jurusan non IPA. Keadaan tersebut di atas merupakan masalah dan menjadi bahan evaluasi bagi seluruh pengajar di Prodi D-III Keperawatan Manokwari. Rendahnya nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi dapat disebabkan oleh faktor presage, situational, motivasi dan strategi belajar (Biggs, 2003). Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menggunakan strategi belajar yang tepat sehingga dapat mencapai nilai/prestasi terbaik.

8 Penelitian ini dibutuhkan untuk melihat sejauhmana motivasi dan strategi belajar pada mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda memberikan pengaruh terhadap nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong. I.2. Perumusan Masalah Penelitian awal ini diperlukan untuk melihat sejauhmana input mahasiswa dengan karakteristik yang berbeda, dapat diberi bantuan dalam proses pembelajaran, melalui peningkatan motivasi dan strategi belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pertanyaan penelitiannya adalah ; Bagaimana perbedaan motivasi, strategi belajar dan nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi antara mahasiswa Putra Daerah IPA dan Non IPA, dan Bukan Putra Daerah IPA dan Non IPA, di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong? I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari pada penelitian ini adalah : 1.3.1. Mengetahui motivasi mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA, dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong 1.3.2. Mengetahui strategi belajar mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong.

9 1.3.3. Mengetahui nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong 1.3.4. Menganalisis perbedaan motivasi, strategi belajar dan nilai MKK yang dimoderasi oleh asal daerah, asal sekolah dan nilai seleksi masuk mahasiswa. I.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi: I.4.1. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong Prodi D-III Keperawatan Manokwari sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan seleksi masuk calon mahasiswa yang berlatar belakang IPA atau non IPA. I.4.2. Bagi peneliti berikutnya untuk mengembangkan sebuah program untuk meningkatkan motivasi dan strategi belajar yang tepat bagi mahasiswa khususnya Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong. I.5. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh motivasi dan strategi belajar terhadap nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan antara lain : I.5.1. Diseth, & Kobbeltvedt (2010) dalam jurnal: A mediation analysis of achievement motives, goals, learning strategies, and academic achievement,

10 menyatakan hasil analisis korelasi yang dilakukan dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan langsung dan tidak langsung dari berbagai jenis motivasi dan strategi pembelajaran sebagai prediktor prestasi akademik. I.5.2. Koseoglu (2013) melakukan penelitian dengan judul : An application of the self-determination theory-academic motivation of the first-year university students for two successive years, penelitian ini membandingkan motivasi mahasiswa pada jurusan seni dan sains pada tahun pertama dan kedua. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi dan perbedaan motivasi, pada tahun pertama, kedua, dan jurusan yang berbeda. I.5.3. Soares et al. (2009) dalam peneli tian dengan judul Academic achievement in first-year Portuguese college students: the role of academic preparation and learning strategies, untuk mengetahui hubungan antara persiapan dan strategi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan dan strategi belajar memberikan kontribusi yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. I.5.4. Artino, Rochelle and Durning (2010) melakukan penelitian dengan judul Second-year medical students motivational beliefs, emotions, and achievement dengan kesimpulan bahwa emosi berpengaruh secara negatif terhadap prestasi akademik sedangkan motivasi berpengaruh secara positif terhadap prestasi akademik. I.5.5. Verkuyten, Thijs, and Canatan (2001) melakukan penelitian dengan judul Achievement motivation and academic performance among turkish early and

11 young adolescents in the Netherlands untuk mengetahui hubungan motivasi dan prestasi akademik mahasiswa Turki dan Belanda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi akademik. Persamaan dari beberapa penelitian diatas dengan yang akan dilakukan terletak pada variabel yang akan diteliti yaitu motivasi, strategi belajar dan prestasi akademik, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan instrumen AMS dan ASSIST, sedangkan perbedaannya terletak pada hipotesis penelitian ( hubungan dan pengaruh) sedangkan penelitian ini membedakan motivasi, strategi belajar dan nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi pada karakteristik sampel yang berbeda dan tempat penelitiannya.