BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi global yang semakin kempetitif menjadi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika bisnis pada abad 21 yang semakin meningkat dipengaruhi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. usaha memberi konsekuensi kepada persaingan yang semakin kompetitif, berubah. Penerapan knowledge management dalam knowledge based

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mesin-mesin industri, tetapi lebih kepada inovasi, informasi dan knowledge

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB V SIMPULAN. perusahaan sektor keuangan kemungkinan disebabkan modal intelektual

ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis sektor perbankan Indonesia memang sangat menarik bila dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup signifikan dalam pengelolaan sektor bisnis untuk mampu mempertahankan industrinya serta bersaing dalam pasar. Kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aset tidak berwujud (intangible asset), tetapi juga lebih kepada inovasi, pengetahuan, pengelolaan organisasi, sistem informasi serta pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya dan aset terpenting bagi perusahaan telah diganti dari aset berwujud menjadi intellectual capital (modal intelektual) yang menjadi elemen penting dalam peningkatan daya saing perusahaan saat ini. Hal inilah yang menjadi dasar penyebab pergeseran paradigma dalam dimensi kehidupan manusia dimana paradigma lama yang menitikberatkan pada kekayaan fisik (phisical capital) menjadi paradigma baru yang memfokuskan pada nilai kekayaan intelektual (intellectual capital). Bank adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta merupakan institusi keuangan penting dalam ekonomi (Irmayanto dkk, 2009: 11). Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Falsafah yang mendasari usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu faktor manusia didalamnya tersirat modal intelektual (intellectual capital) menjadi elemen penting pada bisnis perbankan. Hal ini disebabkan bank dikategorikan sebagai industri yang berbasis pada intelektualitas yang berinovasi dalam pengembangan produk dan jasa serta pengetahuan dan fleksibilitas merupakan aspek kritis yang menentukan kesuksesan bisnis perbankan. Organization for Economic and Development (OECD) (2008) menyatakan bahwa saat ini telah banyak perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan (Research and Development / R&D), hubungan konsumen, sistem komputerisasi dan administrasi, dan lain-lain. Investasi yang dimaksud adalah intellectual capital (IC) yang berkembang dan bersaing dengan investasi modal keuangan dan fisik di beberapa negara. Oleh karena itu modal intelektual perlu untuk diungkapkan dalam suatu perusahaan. Beberapa penulis seperti Stewart (1997) dan Zeghal (2000) menganggap perubahan struktur investasi sebagai munculnya pengetahuan baru berbasis ekonomi yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan adanya permintaan transparansi yang meningkat di pasar modal, informasi modal intelektual membantu investor menilai kemampuan perusahaan dengan lebih baik. Oleh karena itu beberapa pihak tertarik untuk meneliti praktek pengungkapan modal intelektual. Beberapa penulis seperti Edvinson (1997) dan William (2001) menekankan pentingnya intellectual capital sebagai sumber utama penciptaan

nilai baru dalam perekonomian. Namun keberadaan intellectual capital dalam laporan keuangan belum dapat terpecahkan dengan jelas. Pengukuran yang tepat terhadap modal intelektual perusahaan belum dapat ditetapkan. Menurut Pulic (1998) intellectual capital berbasis pasar tidak dapat diukur pada perusahaan yang tidak terdaftar di bursa saham. Perusahaan-perusahaan tersebut perlu cara alternatif lain untuk menentukan intellectual capital berbasis pasar. Pulic (1998) juga mengemukakan belum ada sistem yang memadai untuk pemantauan efisiensi kegiatan bisnis saat ini yang dilakukan oleh karyawan, apakah potensi mereka diarahkan untuk penciptaan atau pengurangan nilai. International Accounting Standards/ Internasional Financial Reporting Standards (IAS/ IFRS) serta International Accounting Standards Boards (IASB), juga belum berkontribusi dalam mendefenisikan konsep, prinsip-prinsip serta metode penilaian intellectual capital. Dengan adanya kesulitan dalam pengukuran intellectul capital maka Pulic (1998) dalam Tan et al. (2007) mengembangkan sebuah metode yang dikenal dengan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC ) untuk mengukur intellectual capital perusahaan. Pulic (1998) mengatakan bahwa VAIC menunjukkan bagaimana sumber daya tersebut telah dimanfaatkan secara efisien dalam perusahaan. Metode VAIC dirancang untuk menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki sebuah perusahaan. Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber utama perusahaan, yaitu phisical capital (Value Added Capital Employed VACA), human capital (Value Added Human Capital VAHU), dan structural

capital (Structural Capital Value Added STVA). Value Added Human Capital (VAHU) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal manusia yang mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah perusahaan. Structural Capital Value Added (STVA) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal struktural yang mengindikasikan keberhasilan modal struktural dalam membuat nilai pada sebuah perusahaan. Value Added Capital Employed (VACA) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal usaha yang menggambarkan berapa banyak nilai tambah modal perusahaan yang dihasilakan dari modal usaha yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Bontis (2000) pada pengujian intellectual capital yang terdiri dari human capital, structural capital dan customer capital terhadap kinerja perusahaan menunjukkan bahwa human capital dan structural capital menjadi faktor yang signifikan dalam menjalankan usaha perusahaan dan structural capital memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Pramudita (2012) melakukan pengujian empiris pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan perbankan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital menjadi faktor yang sangat kuat untuk memprediksi kinerja perusahaan perbankan. Penelitian lainnya lebih fokus pada praktek-praktek pelaporan intellectual capital dalam laporan tahunan perusahaan (Abdolmohammadi, 2005; Bontis, 2000; Cahyaning, 2010). Sebagian dari peneliti memfokuskan penelitiannya pada masalah pengukuran intellectual capital yang tidak dicatat dalam laporan keuangan perusahaan (Stewart, 1997; Pulic, 1998; Chen et al, 2005). Selanjutnya sejumlah studi yang terkait dengan validasi

intellectual capital dalam konteks pengambilan keputusan, terutama kegunaannya kepada investor pada pasar modal (Lev dan Sougiannis, 1996). Fenomena intellectual capital di Indonesia berkembang setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (Revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Berdasarkan PSAK No. 19 dinyatakan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi tidak mempunyai wujud fisik serta digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa disewakan kepada pihak lainnya ataupun untuk tujuan administratif. Pernyataan PSAK tersebut menyebutkan beberapa contoh aktiva tidak berwujud antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang termasuk merek produk. Selain itu juga meliputi piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak pengusahaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital, namun hal tersebut telah menggambarkan perhatian terhadap intellectual capital. Penelitian yang berkaitan dengan modal intelektual di Indonesia belum banyak, khususnya yang menggunakan metode dengan model VAIC sebagai instrumen pengukuran intellectual capital. Akan tetapi penelitian tentang intellectual capital sangat penting dilakukan di Indonesia sebab: Pertama terdapat keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian

laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik. Dimana salah satu ketentuannya adalah laporan tahunan wajib memenuhi ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit. Hal tersebut menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan (corporate governance) telah menjadi perhatian dalam laporan tahunan perusahaan. Selain itu, ketentuan dalam laporan tersebut juga mencakup pengukuran yang diperlukan untuk model Pulic yang menginformasikan metodologi dalam penelitian ini. Kedua, telah diadakannya studi Most Admired Study Enterprise (MAKE) sejak tahun 2005 di Indonesia. MAKE study pertama kali diadakan pada tahun 1998 oleh Teleos yang bekerjasama dengan KNOW Network. Teleos adalah sebuah badan penelitian mandiri di bidang knowledge management dan intellectual capital. The KNOW Network adalah sebuah komunitas organisasi seluruh dunia berbasis internet yang berdedikasi mencapai kinerja superior melalui benchmarking, networking, dan best practice knowledge sharing. Dengan demikian pengungkapan intellectual capital untuk melihat kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai tambah (value added) sudah menjadi keharusan dalam mengelola kinerja perusahaan khususnya perusahaan perbankan. Ketiga, masih terdapat beberapa perbedaan oleh para ahli dalam hal pengukuran intellectual capital baik dalam hal penggunaan metode-metode pengukuran yang ada maupun pengungkapan metode-metode yang baru untuk menemukan pengukuran yang tepat berkaitan dengan intellectual capital. Hal

tersebut memungkinkan para ilmuan untuk berupaya mengembangkan ilmu pengetetahuan khususnya berkaitan dengan pengukuran intellectual capital. Dengan demikian mendorong para peneliti-peneliti yang baru untuk menemukan ukuran yang tepat terhadap intellectual capital. Berdasarkan fenomena tersebut pengungkapan intellectual capital sudah menjadi keharusan bagi setiap perusahaan khususnya perusahaan perbankan dalam menciptakan value added. Berdasarkan fenomena diatas terdapat kesenjangan dan ketidakkonsistenan dalam pengukuran intellectual capital terhadap perusahaan perbankan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memperluas usaha menemukan ukuran yang tepat dari intellectual capital. Untuk itu peneliti membuat sebuah penelitian dengan judul penelitian ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah Return On Asset perusahaan perbankan? 2. Bagaimana pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah Operating Margin perusahaan perbankan?

3. Bagaimana pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah Market to Book Value perusahaan perbankan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirincikan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah Return On Asset perusahaan perbankan. 2. Mengetahui pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah Operating Margin perusahaan perbankan. 3. Mengetahui pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah Market to Book Value perusahaan perbankan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Ditinjau dari manfaat teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan di bidang ekonomi perbankan yang berkaitan value added sebagai indikator intellectual capital dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, kinerja ekonomi dan kinerja pasar saham perbankan.

2. Manfaat Praktis Ditinjau dari manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau petunjuk bagi para manajemen perusahaan perbankan dalam mengelola sumberdaya perusahaan secara efektif sehingga dapat memberikan value added bagi perusahaan.