SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

Kertas dan karton - Cara uji kilap Sudut 75 derajat (75 )

Kertas Cara uji ketahanan sobek Metode Elmendorf

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

Mulai. Pembersihan batang pisang. Pencacahan batang pisang. Penimbangan. pemasakan serat batang pisang. Penambahan NaOH 10%

PEDOMAN PENGGUNAAN KERTAS UNTUK ARSIP BERNILAIGUNA TINGGI

KATA PENGANTAR. Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia. Semen portland putih

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Kulit masohi SNI 7941:2013

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Semen portland campur

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Tapioka T0 T2.5. rata-rata K rata-rata K5

Bambu lamina penggunaan umum

Cara uji daktilitas aspal

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

Rambu evakuasi tsunami

Semen portland komposit

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Semen portland pozolan

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Cara uji abrasi beton di laboratorium

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Semen portland komposit

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Tuna dalam kemasan kaleng

Jahe untuk bahan baku obat

Katup tabung baja LPG

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Selang karet untuk kompor gas LPG

Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan

Batang uji tarik untuk bahan logam

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Air demineral SNI 6241:2015

Cara uji kelarutan aspal

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Cara uji geser langsung batu

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Cara uji berat jenis tanah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Katup tabung baja LPG

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

KEMASAN TRANSPOR 31 October

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Kertas koran ICS 85.080.99 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol dan singkatan istilah... 3 5 Persyaratan mutu... 3 6 Pemercontohan... 3 7 Cara uji... 3 8 Penandaan, pelabelan dan pengemasan... 4 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Kertas koran disusun untuk keperluan standardisasi mutu kertas koran. Pada dasarnya ada tiga hal yang harus dipersyaratkan bagi mutu kertas koran, yaitu sifat cetak (printability), kelancaran proses cetak (runability), dan penampilan (appearance). Ketiga hal ini kemudian dijabarkan dalam spesifikasi yang tercantum dalam SNI ini. Spesifikasi kertas koran ini dibuat berdasarkan hasil studi literatur, pengujian contoh kertas koran yang ada di pasaran, spesifikasi yang diusulkan oleh pabrik kertas, dan keinginan pengguna kertas koran. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Perumus SNI 85-01, Teknologi Kertas, dan telah dibahas dalam rapat konsensus lingkup Panitia Teknis pada tanggal 13 November 2006 di Jakarta yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, tenaga ahli, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia dan institusi terkait lainnya. SNI ini juga telah melalui konsensus nasional yaitu jajak pendapat pada tanggal 10 Juli 2007 s.d 10 September 2007. ii

SNI 7273:2007 Kertas koran 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pemercontohan, cara uji, penandaan, pelabelan dan pengemasan kertas koran. 2 Acuan normatif Untuk acuan tidak bertanggal, sebaiknya digunakan dokumen normatif edisi terakhir. SNI 1764, Cara pengambilan contoh kertas dan karton. SNI 0402, Kondisi ruang dan pengkondisian lembaran pulp, kertas dan karton untuk pengujian. SNI 0441, Cara analisa serat, pulp, kertas dan karton. SNI 0439, Cara uji gramatur kertas dan karton. SNI 0435, Cara uji tebal lembaran pulp, kertas dan karton. SNI 4737, Cara uji ketahanan tarik, kertas, dan karton (Metode kecepatan elongasi tetap). SNI 0587, Cara uji cabut lembaran kertas dan karton (Metode IGT). SNI 0584, Cara uji penetrasi minyak pada kertas dan karton (Metode IGT). SNI 0932.1, Kertas dan karton Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen. SNI 4733, Cara uji derajat putih (d/0 ) lembaran pulp, kertas dan karton. SNI 4738, Cara uji opasitas cetak (d/0 ) lembaran pulp dan kertas. SNI 0433, Ukuran kertas belum siap pakai. SNI 0072, Ukuran kertas siap pakai untuk kertas tulis dan beberapa jenis barang cetakan. 3 Istilah dan definisi 3.1 kertas koran kertas cetak dengan kandungan pulp mekanis cukup tinggi (minimal 65%) 3.2 bulk volume lembaran kertas dalam sentimeter kubik dibagi dengan massa lembaran kertas dalam gram, diukur pada kondisi standar 3.3 daya regang pertambahan panjang maksimum jalur uji lembaran pulp, kertas atau karton saat jalur uji putus, dinyatakan dalam persen, diukur pada kondisi standar 1 dari 5

3.4 derajat putih (d/0 ) faktor pantul yang diukur pada panjang gelombang 457 nm dengan pencahayaan baur dan sudut pengamatan nol derajat, diukur pada kondisi standar 3.5 gramatur massa lembaran kertas dalam gram dibagi dengan satuan luas kertas dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar 3.6 kekasaran (Bendtsen) jumlah mililiter udara per menit yang dapat melalui celah-celah antara permukaan kertas dan lingkaran pelat logam dari alat ukur khusus yang diletakkan di atasnya, diukur pada kondisi standar 3.7 ketahanan cabut (IGT) besaran yang menyatakan ketahanan permukaan kertas dan karton terhadap proses cetak, dilihat dari terjadinya awal cabutan, dihitung sebagai hasil kali viskositas tinta dengan kecepatan cabut, dinyatakan dalam Poise meter per detik, diukur pada kondisi standar 3.8 ketahanan tarik daya tahan maksimum per satuan lebar jalur uji lembaran pulp, kertas atau karton terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung jalur uji tersebut sampai putus, diukur pada kondisi standar 3.9 opasitas (d/0 ) perbandingan dalam persen dari faktor pantul pencahayaan dan faktor pantul intrinsik diukur dengan reflektometer yang menghasilkan pencahayaan baur dan memberikan nilai Y untuk sumber cahaya C pada filter tristimulus hijau menurut CIE (d/0 ) 3.10 penetrasi minyak (IGT) besaran yang menyatakan sifat penyerapan kertas terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil cetakan pada jalur uji, dinyatakan dalam satuan 1000/mm, diukur menggunakan alat uji cetak IGT pada kondisi standar 3.11 kondisi standar kondisi ruang untuk pengujian lembaran pulp, kertas dan karton dengan suhu 23 C ± 1 C dan RH 50 % ± 2 %, sesuai SNI 0402, Kondisi ruang dan pengkondisian lembaran pulp, kertas dan karton untuk pengujian CATATAN Apabila kondisi ruang seperti diatas tidak dapat atau sulit dicapai, maka diperkenankan menggunakan kondisi ruang pengujian dengan suhu 27 C ± 1 C dan RH 65 % ± 2%. 3.12 kelembaban relatif (RH) perbandingan antara kandungan uap air dalam udara pada suhu dan tekanan tertentu dengan kandungan uap air jenuh pada suhu dan tekanan tertentu, dinyatakan dalam persen 2 dari 5

SNI 7273:2007 4 Simbol dan singkatan istilah 4.1 RH adalah Relative Humidity (kelembaban relatif) 4.2 IGT adalah Instituut voor Grafische Techniek 4.3 AM adalah Arah Mesin 4.4 SM adalah Silang Mesin 5 Persyaratan mutu Persyaratan mutu kertas koran sesuai Tabel 1, berikut ini. Tabel 1 Persyaratan mutu kertas koran No Parameter Satuan Persyaratan 1 Komposisi pulp % mengandung pulp mekanis minimal 65 2 Gramatur g/m 2 45-60 3 Bulk cm 3 /g maks. 1,75 4 Ketahanan tarik, AM kn/m min. 1,18 5 Daya regang, SM % maks. 3,0 6 Ketahanan cabut (IGT) P.m/s min. 300 7 Penetrasi minyak 1000/mm maks. 30 8 Kekasaran ml/mnt 120 300 9 Derajat putih (d/0 ) % ISO min. 55 10 Opasitas cetak (d/0 ) % min. 90 6 Pemercontohan Contoh kertas koran diambil sesuai dengan SNI 1764, Cara pengambilan contoh kertas dan karton. 7 Cara uji 7.1 Komposisi pulp Dilakukan sesuai dengan SNI 0441, Cara analisa serat, pulp, kertas dan karton. 7.2 Gramatur Dilakukan sesuai dengan SNI 0439, Cara uji gramatur kertas dan karton. 7.3 Bulk a) Ukur tebal kertas sesuai dengan SNI 0435, Cara uji ketebalan lembaran pulp, kertas dan karton. b) Bulk dihitung dengan mempergunakan rumus: 3 dari 5

7.4 Ketahanan tarik (Metode kecepatan elongasi tetap) Dilakukan sesuai dengan SNI 4737, Cara uji ketahanan tarik, kertas, dan karton (Metode kecepatan elongasi tetap). 7.5 Daya regang (Metode kecepatan elongasi tetap) Dilakukan sesuai dengan SNI 4737, Cara uji ketahanan tarik, kertas, dan karton (Metode kecepatan elongasi tetap). 7.6 Ketahanan cabut (Metode IGT) Dilakukan sesuai dengan SNI 0587, Cara uji cabut lembaran kertas dan karton (Metode IGT). 7.7 Penetrasi minyak (Metode IGT) Dilakukan sesuai dengan SNI 0584, Cara uji penetrasi minyak pada kertas dan karton (Metode IGT). 7.8 Kekasaran (Metode Bendtsen) Dilakukan sesuai dengan SNI 0932.1, Kertas dan karton Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen. 7.9 Derajat putih (Metode d/0 ) Dilakukan sesuai dengan SNI 4733, Cara uji derajat putih (d/0 ) lembaran pulp, kertas dan karton. 7.10 Opasitas cetak (Metode d/0 ) Dilakukan sesuai dengan SNI 4738, Cara uji opasitas cetak (d/0 ) lembaran pulp dan kertas. 8 Penandaan, pelabelan dan pengemasan 8.1 Penandaan - Pada setiap gulungan minimal harus diberi tanda panah yang menyatakan arah gulungan, dan nomor gulungan. - Pada setiap rim harus diberi tanda panah yang menyatakan arah mesin. 8.2 Pelabelan 8.2.1 Bentuk gulungan Pada setiap gulungan sekurang-kurangnya tercantum : - Pabrik pembuat atau nama dagang - Kata-kata Kertas Koran - Ukuran lebar dan diameter - Gramatur - Berat gulungan - Kode produksi - Jumlah sambungan 4 dari 5

SNI 7273:2007 8.2.2 Bentuk lembaran Pada setiap rim sekurang-kurangnya tercantum: - Pabrik pembuat atau nama dagang - Kata-kata Kertas Koran - Jumlah lembaran - Ukuran dengan urutan notasi : panjang x lebar: Contoh : A : 610 mm x 900 mm B : 550 mm x 750 mm - Gramatur - Kode produksi 8.3 Pengemasan 8.3.1 Kertas koran dapat dikemas dalam bentuk gulungan (rol) atau dalam bentuk lembaran untuk setiap 500 lembar (rim), dibungkus rapi sedemikian rupa sehingga kertas tidak mengalami kerusakan dalam penyimpanan dan pengiriman. 8.3.2 Dalam satu gulungan tidak boleh terdapat lebih dari dua sambungan. Penyambungan dilakukan dengan mempergunakan pita perekat, ditempel rapat pada kedua permukaan sambungan dan diberi tanda. 8.3.3 Kedua tepi gulungan dilengkapi dengan penahan, bila diperlukan. 8.3.4 Kedua ujung sumbu gulungan diberi penguat untuk mencegah rusaknya sumbu selama dalam penanganan. 8.3.5 Ukuran untuk bentuk gulungan dan bentuk lembaran adalah sebagai berikut: 8.3.5.1 Gulungan Diameter gulungan, mm : 900 1016 Diameter dalam sumbu, mm : 75 80 Lebar gulungan : Sesuai dengan ukuran pada SNI 0433, Ukuran kertas belum siap pakai. 8.3.5.2 Lembaran Kertas koran dipotong sesuai dengan ukuran pada SNI 0072, Ukuran kertas siap pakai untuk kertas tulis dan beberapa jenis barang cetakan, atau sesuai dengan ukuran pada SNI 04331, Ukuran kertas belum siap pakai. 5 dari 5