No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
No. 17/19/DPUM Jakarta, 8 Juli 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/39/PBI/2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/12/PBI/2015

2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 18 /PBI/2003 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT EDARAN. Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 14/ 4 /DPNP Jakarta, 25 Januari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/4/PBI/2013 TENTANG LAPORAN STABILITAS MONETER DAN SISTEM KEUANGAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 15/27/DPNP Jakarta, 19 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

No. 15/2/DPNP Jakarta, 4 Februari 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia

No. 13/5/DPNP Jakarta, 8 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

No. 3/ 9 /BKr Jakarta, 17 Mei S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 15/7/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/11/PBI/2013 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN PENYERTAAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK

No. 9/20/DPNP Jakarta, 24 September 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

No. 8/ 32 /DASP Jakarta, 20 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat.

No. 12/ 6 /DPbS Jakarta, 8 Maret Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

No. 18/25/DPU Jakarta, 2 November 2016 Oktober Perihal : Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 13/ 23 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 13/ 29 /DPNP Jakarta, 9 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 11/ 5 /DPNP Jakarta, 28 Januari 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

2017, No menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal; Mengingat : 1. Undang-Undan

BAB I. KETENTUAN UMUM

No.16/20/DSta Jakarta, 28 November Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. Nasabah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4824)

No. 10/ 47 /DPNP Jakarta, 23 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 17/4/DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA YANG MELAKUKAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA

No.11/ 19 /DKBU Jakarta, 31 Juli 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

No. 15/4/DPNP Jakarta, 6 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Kepemilikan Saham Bank Umum

No. 2/ 23 /DSM Jakarta, 10 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

No. 16/10/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 SURAT EDARAN. Kepada: SEMUA DEBITUR DEVISA UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.6/ 18 /DPNP Jakarta, 20 April Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

-2- persyaratan agar divestasi yang dilakukan atas inisiatif sendiri tidak dimanfaatkan Bank untuk melakukan kegiatan investment banking. Dalam rangka

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Nega

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum

Transkripsi:

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 274, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5378), perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Surat Edaran Bank Indonesia, sebagai berikut: I. UMUM A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama ini telah menunjukkan peran strategis dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga perlu didukung pengembangannya. B. Untuk mendukung pencapaian tersebut, peran serta perbankan nasional dalam bentuk pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM perlu didorong agar pangsa atau alokasi pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM semakin meningkat. C. Dalam rangka pencapaian pangsa pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM yang telah ditetapkan, diperlukan ketentuan pelaksanaan

2 pelaksanaan yang mengatur mengenai tata cara penghitungan dan pemantauan atas pencapaian pangsa Kredit atau Pembiayaan UMKM, pelaksanaan pola kerja sama yang ditetapkan, kriteria dan prosedur penyediaan bantuan teknis, tata cara publikasi atas pencapaian pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM, kriteria dan tata cara pemberian penghargaan serta pemantauan terhadap kegiatan pelatihan yang diselenggarakan. II. RENCANA PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN UMKM A. Rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM merupakan bagian dari Rencana Bisnis Bank (RBB), yang ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bank Umum menyusun dan menyampaikan rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM dengan memperhatikan tahapan pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit atau Pembiayaan, yaitu: a. pada tahun 2013 dan tahun 2014, sesuai kemampuan Bank Umum; b. tahun 2015, paling rendah 5% (lima persen); c. tahun 2016, paling rendah 10% (sepuluh persen); d. tahun 2017, paling rendah 15% (lima belas persen); dan e. tahun 2018 dan seterusnya, paling rendah 20% (dua puluh persen). 2. Bank Umum menyusun rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM yang dikelompokkan berdasarkan: a. lapangan usaha; b. jenis penggunaan; dan c. propinsi. B. Dalam hal terdapat perubahan rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM dari rencana yang telah ditetapkan pada tahun berjalan, Bank Umum wajib menyampaikan perubahan berikut alasannya kepada Bank Indonesia. C. Format

3 C. Format, cakupan, dan tata cara pelaporan rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM maupun pelaporan perubahan rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM dan penyampaiannya berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai rencana bisnis bank. III. PENCAPAIAN PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN UMKM A. Bank Indonesia melakukan perhitungan pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM secara gabungan untuk seluruh kantor bank umum di dalam negeri posisi akhir bulan Desember tahun bersangkutan yang bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia pada bulan Januari tahun berikutnya sesuai batas waktu penyampaian secara online sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan bulanan bank umum. B. Perhitungan pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada huruf A dilakukan dengan formula sebagai berikut: Total Kredit atau Pembiayaan UMKM ----------------------------------------------------- x 100% Total Kredit atau Pembiayaan C. Dalam melakukan perhitungan pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada huruf B, berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. Total Kredit atau Pembiayaan UMKM adalah jumlah baki debet Kredit atau Pembiayaan UMKM dalam Rupiah dan valuta asing, yaitu: a. Untuk Bank Umum, berasal dari pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria UMKM yang dilakukan secara: 1) langsung; dan/atau 2) tidak

4 2) tidak langsung yaitu melalui kerjasama dengan pihak tertentu menggunakan pola executing, pola channeling, atau pembiayaan bersama (sindikasi). b. Untuk kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank Campuran, berasal dari: 1) pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria UMKM yang dilakukan secara: a) langsung; dan/atau b) tidak langsung yaitu melalui kerjasama dengan pihak tertentu menggunakan pola executing; 2) pemberian kredit atau pembiayaan untuk produk ekspor non migas. c. Pedoman rincian komponen kredit atau pembiayaan UMKM dan/atau ekspor non migas yang diperhitungkan sebagai Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b mengacu pada Lampiran I.a dan Lampiran I.b yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. 2. Total Kredit atau Pembiayaan adalah jumlah baki debet Kredit atau Pembiayaan dalam Rupiah dan valuta asing. IV. POLA KERJASAMA PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN UMKM A. Pola Executing 1. Pola executing merupakan penyaluran Kredit atau Pembiayaan UMKM kepada debitur UMKM yang dilakukan oleh lembaga keuangan tertentu, yaitu: a. Bank Perkreditan Rakyat (BPR); b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS); dan/atau c. Lembaga Keuangan Non Bank lainnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman penyusunan laporan bulanan bank umum, yaitu Koperasi

5 Koperasi Simpan Pinjam, Baitul Maal Wa Tamwil dan lembagalembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2. Lembaga keuangan tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan pihak yang menanggung risiko apabila debitur UMKM wanprestasi atau cidera janji. 3. Untuk memastikan bahwa lembaga keuangan tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 1 menyalurkan dana tersebut kepada UMKM, maka Bank Umum membuat Perjanjian Kerjasama dengan lembaga keuangan tertentu dimaksud yang memuat paling kurang hal-hal sebagai berikut: a. penetapan jangka waktu maksimum penyaluran dana kepada UMKM; b. tahapan penyaluran dana dari Bank Umum dilakukan sesuai kesepakatan; c. kewajiban Bank Umum melakukan monitoring atas realisasi penyaluran dana; dan d. kewajiban lembaga keuangan tertentu untuk menyalurkan dan melaporkan realisasi penyaluran dana dari Bank Umum sesuai jangka waktu dan tahapan penyaluran. 4. Dalam rangka penghitungan pencapaian realisasi pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM, Bank Umum melaporkan realisasi penyaluran dana pola executing yang dilakukan melalui lembaga keuangan tertentu kepada Bank Indonesia secara triwulanan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan bersangkutan dengan format sesuai Lampiran 2, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. 5. Pedoman rincian komponen kredit atau pembiayaan UMKM Bank Umum melalui kerjasama pola executing mengacu pada Lampiran 1.a dan 1.b yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. B. Pola

6 B. Pola Channeling 1. Pola channeling merupakan penyaluran Kredit atau Pembiayaan UMKM kepada debitur UMKM melalui lembaga keuangan tertentu, yaitu: a. BPR; b. BPRS; dan/atau c. lembaga keuangan non bank lainnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman penyusunan laporan bulanan bank umum, yaitu Koperasi Simpan Pinjam, Baitul Maal Wa Tamwil dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2. Lembaga keuangan tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak mempunyai kewenangan memutus pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM. 3. Bank Umum sebagai pemilik dana merupakan pihak yang berwenang memutus pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM dan menanggung risiko apabila debitur UMKM wanprestasi atau cidera janji. 4. Pedoman rincian komponen kredit atau pembiayaan UMKM Bank Umum melalui kerjasama pola channeling mengacu pada Lampiran 1.a dan 1.b yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. C. Pembiayaan Bersama (Sindikasi) 1. Pembiayaan bersama merupakan penyaluran Kredit atau Pembiayaan UMKM kepada debitur UMKM yang dilakukan bersama oleh Bank Umum dan lembaga keuangan tertentu, yaitu: a. BPR b. BPRS; dan/atau c. lembaga keuangan non bank lainnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman

7 pedoman penyusunan laporan bulanan bank umum, yaitu Koperasi Simpan Pinjam, Baitul Maal Wa Tamwil dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2. Bank Umum dan lembaga keuangan tertentu sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan pihak yang menanggung risiko secara bersama-sama sesuai dengan porsi pembiayaan masing-masing apabila debitur UMKM wanprestasi atau cidera janji. 3. Pedoman rincian komponen kredit atau pembiayaan UMKM Bank Umum melalui kerjasama pola pembiayaan bersama (sindikasi) dilakukan dengan mengacu pada Lampiran 1.a dan 1.b yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. V. KRITERIA DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN BANTUAN TEKNIS BANK INDONESIA A. Kegiatan Bantuan Teknis Bantuan teknis bertujuan untuk mendukung pengembangan UMKM dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi daerah dan/atau pengendalian inflasi. Bantuan Teknis yang diberikan meliputi penelitian, pelatihan, penyediaan informasi dan/atau fasilitasi, dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Penelitian a. Tujuan Penelitian 1) mengidentifikasi permasalahan UMKM dan memberi masukan dalam penetapan kebijakan dan pengaturan dalam pengembangan UMKM; 2) mendukung penyediaan informasi terkait pengembangan UMKM bagi stakeholder; dan 3) mendukung pelaksanaan koordinasi dengan stakeholder. b. Format

8 b. Format Penelitian Penelitian dapat dilakukan antara lain dalam bentuk survei, kajian, dan studi banding. c. Topik Penelitian 1) Komoditas/produk/jenis usaha unggulan UMKM; 2) Pola pembiayaan untuk komoditas UMKM yang potensial dibiayai bank; 3) Pengembangan infrastruktur keuangan dan kelembagaan; dan 4) Topik lain yang terkait dengan upaya pengembangan UMKM. 2. Pelatihan a. Tujuan Pelatihan 1) meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta mendorong Bank dan Lembaga Pembiayaan UMKM dalam menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM; 2) meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Lembaga Penyedia Jasa (LPJ) untuk memfasilitasi UMKM dalam meningkatkan akses terhadap kredit atau pembiayaan. 3) meningkatkan pengetahuan dan kemampuan UMKM dalam rangka meningkatkan elijibilitas dan kapasitas UMKM. b. Format Pelatihan Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk klasikal. c. Kriteria Penerima Pelatihan 1) Bank Umum, BPR, dan/atau BPRS yang paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Bank Umum yang memiliki visi dan komitmen untuk menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM yang tercermin antara lain dalam visi dan misi, struktur organisasi, dan produk Kredit atau Pembiayaan UMKM. Bank Umum tersebut diprioritaskan yang belum mencapai

9 mencapai rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM yang ditetapkan; dan b) BPR dan/atau BPRS yang memiliki visi dan komitmen untuk menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM yang tercermin antara lain dalam visi dan misi, struktur organisasi, dan produk Kredit atau Pembiayaan UMKM. 2) Lembaga Pembiayaan UMKM yang paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) merupakan lembaga keuangan non bank yang berbadan hukum; b) berada di bawah kepemilikan/pembinaan dan/atau direkomendasikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; dan c) memiliki tugas dalam menyediakan kredit atau pembiayaan bagi UMKM dan telah melakukan aktivitas usaha tersebut paling kurang 2 (dua) tahun. 3) LPJ yang paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) berbentuk badan hukum dan telah terdaftar pada instansi pemerintah, dan/atau dibentuk oleh instansi pemerintah paling kurang selama 1 (satu) tahun; b) mempunyai komitmen dalam pengembangan UMKM yang tertuang dalam visi dan misi dalam Akta Pendirian dan/atau Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga; c) mempunyai pengalaman dalam membina UMKM selain di bidang keuangan paling kurang selama 1 (satu) tahun; dan d) membutuhkan peningkatan kompetensi di bidang keuangan. Termasuk dalam kriteria ini adalah Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) atau Petugas Pendamping yang berada di bawah pembinaan Kementerian, Dinas terkait, atau asosiasi. 4) UMKM

10 4) UMKM yang paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) tergabung dalam klaster yang dibina oleh Bank Indonesia; atau b) berada di bawah pembinaan Kementerian atau Dinas terkait atau anggota asosiasi usaha yang mempunyai kerjasama dengan Bank Indonesia. d. Topik Pelatihan 1) Topik pelatihan kepada Bank Umum, BPR atau BPRS dan Lembaga Pembiayaan UMKM, meliputi antara lain: a) Survei Potensi Pengembangan UMKM; b) Analisis Kredit atau Pembiayaan UMKM; c) Penanganan Kredit atau Pembiayaan UMKM Bermasalah; dan/ atau d) Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (PHBK). 2) Topik pelatihan kepada LPJ yaitu berupa pelatihan mengenai aspek keuangan, yang meliputi aspek-aspek penyusunan kelayakan usaha (proposal kredit) dan perencanaan usaha (business plan). 3) Topik pelatihan kepada UMKM meliputi antara lain pembuatan laporan keuangan sederhana, penyusunan kelayakan usaha (proposal kredit) dan perencanaan usaha (business plan). 3. Penyediaan Informasi a. Tujuan Penyediaan Informasi Menginformasikan data dan program pengembangan UMKM Bank Indonesia kepada pihak internal dan eksternal. b. Format Penyediaan Informasi Penyediaan informasi antara lain dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, website Bank Indonesia, pameran

11 pameran, sosialisasi, workshop, seminar atau kegiatan sejenis lainnya. c. Jenis Penyediaan Informasi, meliputi antara lain: 1) Data statistik kredit UMKM; 2) Data komoditas/produk/jenis usaha unggulan UMKM atau potensial di suatu daerah 3) Pola pembiayaan komoditi yang potensial dibiayai bank (lending model); 4) Database profil UMKM; 5) Data sentra UMKM; 6) Program pengembangan klaster; 7) Ketentuan atau kebijakan Bank Indonesia terkait pengembangan UMKM. 4. Fasilitasi a. Tujuan Fasilitasi 1) mendukung pengembangan dan peningkatan daya saing UMKM melalui program yang terintegrasi, antara lain klaster, inkubator bisnis, dan pengembangan institusi pendukung dalam rangka kemandirian UMKM. 2) membantu mempersiapkan UMKM dalam rangka peningkatan akses keuangan. 3) mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan penyaluran Kredit atau Pembiayaan UMKM. b. Kriteria Penerima Fasilitasi 1) Bank Umum, BPR, BPRS, lembaga pembiayaan UMKM, dan/atau LPJ dapat memperoleh fasilitasi dalam rangka peningkatan penyaluran Kredit atau Pembiayaan UMKM dalam bentuk seminar/focus Group Discussion dan kegiatan lain yang terkait antara lain fasilitasi kepada lembaga penunjang seperti asuransi, lembaga penjaminan kredit, dan lain-lain. Penerima fasilitasi tersebut paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Bank

12 a) Bank Umum: i. memiliki visi dan komitmen untuk menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM yang tercermin antara lain dalam visi dan misi, struktur organisasi, dan produk Kredit atau Pembiayaan UMKM. Bank Umum tersebut diprioritaskan yang belum mencapai rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM yang ditetapkan; atau ii. ditunjuk sebagai pelaksana kredit program Pemerintah, b) BPR dan/atau BPRS: i. memiliki visi dan komitmen untuk menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM yang tercermin antara lain dalam visi dan misi, struktur organisasi, dan produk Kredit atau Pembiayaan UMKM; atau ii. sebagai peserta program Pemerintah atau Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM. c) Lembaga Pembiayaan UMKM: i. merupakan lembaga keuangan non bank yang berbadan hukum; ii. berada di bawah kepemilikan/pembinaan dan/ atau direkomendasikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; dan iii. memiliki tugas dalam menyediakan kredit atau pembiayaan bagi UMKM dan telah melakukan aktivitas usaha tersebut paling kurang 2 (dua) tahun. d) LPJ: i. berbentuk badan hukum dan telah terdaftar pada instansi pemerintah, dan/atau dibentuk oleh instansi pemerintah paling kurang selama 1 (satu) tahun; ii. mempunyai

13 ii. mempunyai komitmen dalam pengembangan UMKM yang tertuang dalam visi dan misi dalam Akta Pendirian dan/atau Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga; iii. mempunyai pengalaman dalam membina UMKM selain di bidang keuangan paling kurang selama 2 (dua) tahun; dan iv. membutuhkan peningkatan kompetensi di bidang keuangan. 2) UMKM dapat memperoleh fasilitasi dalam bentuk seminar/focus Group Discussion, magang, studi banding, promosi, pendampingan, dan kegiatan yang sejenis, paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) tergabung dalam klaster yang dibina oleh Bank Indonesia; atau b) berada di bawah pembinaan Kementerian atau Dinas terkait atau anggota asosiasi usaha yang mempunyai kerjasama dengan Bank Indonesia. B. Biaya Bantuan Teknis 1. Biaya pelaksanaan bantuan teknis ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. 2. Biaya pelaksanaan bantuan teknis dalam rangka kerjasama Bank Indonesia dengan kementerian, dinas terkait, lembaga domestik, atau lembaga internasional diatur sesuai dengan kesepakatan para pihak. C. Pengajuan Kegiatan Bantuan Teknis 1. Pihak yang memenuhi kriteria dapat mengajukan permintaan secara tertulis untuk memperoleh Bantuan Teknis kepada: a. Bank Indonesia c.q. Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, bagi

14 bagi yang berkedudukan di propinsi DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Bogor, Karawang dan Depok. b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a. 2. Persetujuan atas permintaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 didasarkan pada analisis yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang antara lain didasarkan pada pertimbangan pemenuhan kriteria, pembiayaan, bentuk Bantuan Teknis, dan ketersediaan sumber daya manusia. 3. Pengajuan permintaan dan persetujuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 tidak berlaku untuk bantuan teknis berupa penyediaan informasi yang sudah dipublikasikan oleh Bank Indonesia baik melalui website atau media lainnya. VI. PUBLIKASI ATAS PENCAPAIAN PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN UMKM Bank Indonesia mempublikasikan peringkat pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dalam website Bank Indonesia yang antara lain dimuat dalam menu siaran pers atau info terbaru. VII. KRITERIA DAN TATA CARA PENILAIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN PENGHARGAAN A. Bank Indonesia secara berkala memberikan penghargaan kepada Bank Umum yang berhasil menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dan memenuhi tema sesuai dengan program atau kebijakan Bank Indonesia. B. Kriteria yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf A paling kurang adalah: 1. Pencapaian rasio realisasi Kredit atau Pembiayaan UMKM sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan; 2. Non

15 2. Non Performing Loan gross Kredit atau Pembiayaan UMKM paling tinggi 5% (lima persen); 3. Pertumbuhan pencapaian pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Kredit atau Pembiayaan UMKM nasional; dan 4. Memiliki produk dan/atau skim kredit untuk UMKM. C. Dalam proses penilaian, Bank Indonesia dapat membentuk tim penilai, atau bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pendukung penilaian. D. Dalam hal proses penilaian dilakukan oleh tim penilai yang dibentuk Bank Indonesia maka tim penilai paling kurang terdiri dari: 1. Bank Indonesia; 2. Kementerian terkait; 3. Pakar/pengamat UMKM atau akademisi; dan 4. Pihak eksternal terkait. E. Dalam hal proses penilaian dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh Bank Indonesia maka tim penilai terdiri dari Bank Indonesia dan pihak ketiga sebagai pendukung penilaian yang paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Merupakan badan hukum atau lembaga yang resmi; 2. Memiliki kompetensi di bidang UMKM; dan 3. Memiliki reputasi yang baik. F. Proses penilaian sebagaimana dimaksud pada huruf C dilakukan sebagai berikut: 1. Penetapan tema dan periode penilaian oleh Bank Indonesia; 2. Pengumuman tema dan periode penilaian oleh Bank Indonesia; 3. Pembentukan tim penilai atau penunjukan pihak ketiga sebagai pendukung penilaian; 4. Proses penilaian oleh Bank Indonesia atau tim penilai; dan 5. Penetapan dan pengumuman pemenang oleh Bank Indonesia. VIII. PELATIHAN

16 VIII. PELATIHAN KEPADA PELAKU UMKM OLEH BANK UMUM A. Bank Umum yang tidak mencapai realisasi Kredit atau Pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan, wajib menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM. Kewajiban tersebut mulai berlaku untuk pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM pada tahun 2015. B. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada huruf A ditujukan kepada pelaku UMKM yang tidak sedang dan/atau belum pernah mendapat Kredit a tau Pembiayaan UMKM. Data pelaku UMKM bersumber dari data yang dimiliki Bank Umum, Bank Indonesia, dan/atau Kementerian dan Dinas terkait. C. Bank Umum menyampaikan rencana pelatihan yang disampaikan kepada Bank Indonesia sebelum batas waktu pelaksanaan pelatihan dan penyampaian laporan pada tanggal 30 September setiap tahunnya. Rencana pelatihan dilaporkan dengan format sesuai Lampiran 4, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. D. Jumlah dana yang dialokasikan dalam rangka pelatihan sebagaimana dimaksud dalam huruf A adalah minimal sebesar 2% (dua persen) yang dihitung dari selisih antara kewajiban pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM dikurangi dengan realisasi pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM pada setiap akhir tahun berjalan, dengan jumlah paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah). Contoh 1: - Pada tahun 2015, total kredit atau pembiayaan yang diberikan Bank A sebesar Rp500 milyar. - Bank A wajib memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM sebesar 5% dari total kreditnya yaitu 5% x Rp500 milyar = Rp25 milyar. - Realisasi pencapaian pada akhir Desember 2015 sebesar Rp20 milyar. - Selisih

17 - Selisih antara rasio Kredit atau Pembiayaan yang wajib dipenuhi dengan realisasi pencapaian pada akhir tahun = Rp25 milyar Rp20 milyar = Rp5 milyar - 2% dari selisih antara rasio Kredit atau Pembiayaan yang wajib dipenuhi dengan realisasi pencapaian pada akhir tahun = 2% x Rp5 milyar = Rp100juta Bank A wajib menyelenggarakan pelatihan dengan dana pelatihan sebesar Rp100juta. Contoh 2: - Pada tahun 2015, total kredit atau pembiayaan yang diberikan Bank B sebesar Rp20 triliun. - Bank B wajib memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM sebesar 5% dari total kreditnya yaitu 5% x Rp20 triliun = Rp1 triliun. - Realisasi pencapaian pada akhir Desember 2015 sebesar Rp400 milyar. - Selisih antara rasio Kredit atau Pembiayaan yang wajib dipenuhi dengan realisasi pencapaian pada akhir tahun = Rp1 triliun Rp400 milyar = Rp600 milyar - 2% dari selisih antara rasio Kredit atau Pembiayaan yang wajib dipenuhi dengan realisasi pencapaian pada akhir tahun = 2% x Rp600 milyar = Rp12 milyar Bank B wajib menyelenggarakan pelatihan dengan dana pelatihan sebesar Rp10 milyar E. Pelatihan kepada UMKM dilakukan dan dilaporkan kepada Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 30 September tahun berikutnya dengan format sesuai Lampiran 5, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. Dalam hal tanggal 30 September jatuh pada hari libur, maka pelatihan kepada UMKM dan pelaporan kepada Bank Indonesia disampaikan pada 1 (satu) hari kerja sebelumnya. F. Topik

18 F. Topik pelatihan yang dapat dilakukan oleh Bank Umum antara lain mengenai aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek kelembagaan, untuk meningkatkan jumlah pelaku UMKM yang dapat memperoleh Kredit atau Pembiayaan UMKM dari Bank Umum. G. Metode pelatihan dapat dilaksanakan dalam bentuk klasikal, magang, studi banding, promosi, dan pendampingan. IX. PENYAMPAIAN LAPORAN A. Pelaporan mengenai pencapaian realisasi pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM melalui kerja sama pola executing sebagaimana dimaksud pada Lampiran 2, disampaikan dalam bentuk hardcopy kepada: Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan tembusan kepada: a. Departemen Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Umum yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia; b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Umum yang berkantor pusat selain di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia. B. Pelaporan mengenai rencana pelatihan dan pelaksanaan pelatihan kepada pelaku UMKM yang dilakukan oleh Bank Umum sebagaimana dimaksud pada Lampiran 4 dan Lampiran 5, disampaikan dalam bentuk hardcopy kepada: a. Departemen Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Umum yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia; b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Umum yang berkantor pusat selain di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia. dengan tembusan kepada: Departemen

19 Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 X. TATA CARA PENGENAAN SANKSI A. Bank Umum yang melanggar ketentuan mengenai pentahapan pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis yang diikuti dengan kewajiban untuk menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM sebagaimana dimaksud pada angka VIII. B. Bank Umum yang tidak melakukan kewajiban untuk menyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud pada huruf A, dikenakan sanksi administratif berupa penurunan peringkat faktor manajemen atau prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam penilaian tingkat kesehatan bank. Pengenaan sanksi dimaksud didasarkan pada analisis terkait Pengawasan Bank oleh Bank Indonesia. C. Kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank Campuran yang memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM melalui kerjasama pola channeling dan/atau pembiayaan bersama (sindikasi), dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis. D. Kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank Campuran yang tetap melakukan pelanggaran setelah adanya teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf C, dikenakan sanksi administratif berupa penurunan peringkat faktor manajemen atau prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam penilaian tingkat kesehatan bank. Pengenaan sanksi dimaksud didasarkan pada analisis terkait Pengawasan Bank oleh Bank Indonesia. XI. PENUTUP

20 XI. PENUTUP Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal 29 Agustus 2013. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. KEPALA DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, ENI V. PANGGABEAN DPAU