BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

Journal of Control and Network Systems

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem minimum dilakukan dengan memprogram sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PEMBUATAN SOFTWARE

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. persiapan komponen, dan peralatan yang dipergunakan untuk melakukan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

BAB IV PENGUJIAN. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Arduino Uno.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pengoperasian modul baby incubator adalah sebagai

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 diagram blok rangkaian

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

DHT11 Temperature and Humidity Sensor Board Gambar 1 Blok Diagram AN196. 5V (Power) GND (Power)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan pengendali

BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras sampai ke perangkat lunak untuk bisa melanjutkan ketahap

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah alat yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PADI DENGAN METODE KONVEKSI BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III. Perencanaan Alat

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

RANCANG BANGUN RAK PENGERING SEPATU SERTA PENGONTROLAN SUHU DENGAN TAMPILAN LCD MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS ARDUINO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Desain Prototype sterilisator. Hari Agung Fitriadi

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 4.1. Pengujian Timer

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PENETAS TELUR AYAM BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DILENGKAPI UPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengendalian Temperatur pada Proses Pengeringan Gabah Menggunakan Alat Rotary Dryer Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Disusun Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. dibuat. Program pengujian disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian ini dilaksanakan

Dan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain :

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. persiapan komponen, dan peralatan yang dipergunakan untuk melakukan pengujian

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan diukur dengan avometer. 4.1.1 Tujuan Pengujian sistem arduino uno r3 ini untuk memastikan bahwa sistem arduino yang digunakan pada penelitian ini tidak rusak. Sehingga program yang ditanamkan pada microcontroller mampu untuk mengontrol suhu dan kelembaban ruang seperti yang diharapkan. 4.1.2 Alat yang Digunakan 1. Arduino Uno R3 2. Catu daya 3. Avometer 4. PC / Laptop 5. Perangkat Lunak (Arduino IDE) 6. Kabel USB Board Arduino Uno 7. Stopwatch 1

4.1.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan catu daya ke arduino. 2. Hubungkan arduino dengan Kabel USB Board. 3. Buka Arduino IDE. 4. Selanjutnya aktifkan komputer dan jalankan program Arduino IDE 5. Upload program PWM motor. 6. Ukur PIN output PWM motor arduino menggunakan avometer. 4.1.4 Hasil Pengujian Arduino Uno R3 Hasil pengujian sistem arduino dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil pengujian arduino Waktu (detik) Keluaran Avometer (PIN 4) 1 1 2 0 3 1 4 0 5 1 6 0 7 1 8 0 Berdasarkan pada table 4.1 arduino yang digunakan pada sistem ini berfungsi dengan baik. Hal ini dikarenakan pin 4 pada arduino dapat bernilai 1 dan 0.

4.2 Pengujian LCD Pengujian LCD menggunakan arduino uno r3 sebagai alat untuk memerintahkan LCD menampilkan beberapa karakter. Pada pengujian LCD ini arduino uno r3 diberi program untuk menampilkan nilai suhu dan kelembaban. 4.2.1 Tujuan Pengujian LCD bertujuan untuk memastikan LCD nya dapat berjalan dengan baik. Sehingga pada proses pemantuan suhu dan kelembaban ruang pengering akan didapatkan data yang baik. 4.2.2 Alat yang Digunakan 1. Arduino Uno R3 2. Catu daya 3. Avometer 4. PC / Laptop 5. Perangkat Lunak (Arduino IDE) 6. Kabel USB Board Arduino Uno 7. LCD 16x2 4.2.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan catu daya, arduino, dan LCD. 2. Download program baca suhu dan kelembaban DHT21. 3. Amati tampilan pada LCD, pastikan semua karakter benar. 4.2.4 Hasil Pengujian LCD LCD dapat menampilkan nilai suhu dan kelembaban. Untuk baris pertama program memerintahkan LCD untuk menampilkan Hum(%) dan Temp(C), 3

sedangkan pada baris kedua menampilkan nilai dari Humidity dan nilai dari Tempetarure. Gambar 4.1 menunjukan hasil pengujian LCD. Gambar 4.1 Hasil Pengujian LCD 4.3 Pengujian Sensor suhu dan Kelembaban Pengujian sensor suhu dan kelembaban dilakukan dengan menguji kinerja dari sensor DHT21 yang dibandingkan dengan hygrometer. 4.3.1 Tujuan Pengujian sensor temperatur dan kelembaban ini bertujuan untuk melihat tingkat akurasi sensor DHT21. 4.3.2 Alat yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam pengujian sensor temperatur dan kelembaban adalah sebagai berikut. 1. Sensor DHT21 2. Arduino Uno R3 yang telah diprogram 3. Power Supply 4. LCD 5. Hygrometer 4.3.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan power supply dan DHT21 ke arduino uno r3. 4

2. Nyalakan power supply. 3. Sambungkan DHT21 ke arduino uno r3. 4. Letakan probe sensor DHT21 dan hygrometer buatan pabrik dalam ruang pengering yang sudah dinaikkan suhunya menggunakan heater. 5. Setelah nilai pada hygrometer dan tampilan pada LCD stabil catat nilai temperatur dan kelembabanya. 6. Secara perlahan naikkan suhu pada ruang pengering, kemudian catat perubahan pada hygrometer dan LCD. 4.3.4 Hasil Pengujian Sensor suhu dan Kelembaban Pengujian sensor DHT21 diperlukan untuk pengkalibrasian sensor, selain itu pengujian ini sangat bermanfaat agar data yang diolah lebih stabil, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Kelembaban yang digunakan sebagai sampel antara 0%RH - 100%RH. Dan suhu yang digunakan sebagai sampel -40 C -100 C. Tujuan utama dari pengujian sensor temperature dan kelembaban ini adalah untuk melihat tingkat akurasi sensor DHT21. Untuk menghitung tingkat kesalahan adalah dengan menggunakan rumus kesalahan absolut....(4.1)...(4.2) dengan: y n = nilai eksak (nilai dari sample). x n = nilai perkiraan (nilai yang diharapkan). E n = kesalahan terhadap nilai eksak. 5

Perbandingan tingkat kesalahan dengan nilai eksak dapat dihitung menggunakan rumus kesalahan relatif...(4.3) dengan: = kesalahan relatif terhadap nilai eksak. Dari persamaan (4.2) dan (4.3) maka didapatkan rumus:....(4.4) Untuk sampel yang lebih dari satu, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (4.5) Pengujian pertama adalah mengukur output DHT21 dengan cara melihat perbedaan nilai pada sensor hygrometer buatan pabrik. Pada datasheet sensor DHT21 disebutkan bahwa DHT21 memliki jarak pengukuran suhu sebesar -40 C -+80 C dan kelembaban 0%RH - 100%RH. Berikut adalah tabel hasil pengukuran keluaran sensor DHT21. 6

Tabel 4.2 Hasil pengujian suhu ruang pengering dengan DHT21 Suhu No Menit DHT21 ( C) Hygrometer ( C) Error (%) 1 0 29 29 0 2 10 30 30.5 1.639344262 3 20 31.4 32.5 3.384615385 4 30 33 33.5 1.492537313 5 40 35 36 2.777777778 6 50 36.3 37.8 3.968253968 7 60 37.5 39.6 5.303030303 8 70 38.9 41.4 6.038647343 9 80 40.9 43.2 5.324074074 10 90 41.8 44 5 11 100 44 46.8 5.982905983 12 110 45 47 4.255319149 13 120 46.8 50.4 7.142857143 14 130 47.5 52.2 9.003831418 15 140 49.5 54 8.333333333 16 150 52 56 7.142857143 17 160 52.4 57.6 9.027777778 5.048068375 7

Berdasarkan persamaan 4.5 dan tabel 4.2 didapatkan bahwa tingkat kesalahan kalibrasi sensor suhu adalah sebesar 5.04%. Gambar 4.1 Merupakan grafik nilai suhu DHT21 dan nilai suhu hygrometer Pada gambar 4.1 dapat diketahui bahwa tingkat error pada DHT21 pada suhu rendah cukup kecil. Tetapi pada saat suhu mencapai 33 C ke atas, terlihat bahwa nilai error dari sensor suhu semakin besar. Pengujian kedua dengan melihat nilai kelembaban dari sensor DHT21. Berikut tabel perubahan kelembaban DHT21. Tabel 4.3 Hasil pengujian kelembaban ruang pengering dengan DHT21 Kelembaban No Menit DHT21 %RH Hygrometer %RH Error (%) 1 0 80 88 9.0909091 2 8 79 83 4.8192771 3 16 75.3 80 5.875 4 24 70.2 73 3.8356164 5 32 66 65 1.5384615 8

6 40 65.3 58 12.586207 7 48 56 48 16.666667 8 56 54.5 48 13.541667 9 64 49.5 48 3.125 10 72 46.2 45 2.6666667 11 80 44.5 45 1.1111111 12 88 42.3 42 0.7142857 13 96 41.2 43 4.1860465 14 104 39 43 9.3023256 15 112 35.4 41 13.658537 16 120 32.3 40 19.25 17 128 29.7 35 15.142857 18 136 26 36 27.777778 19 144 23 32 28.125 20 152 21 30 30 21 160 20 26 23.076923 22 168 18.7 20 6.5 11.481379 Berdasarkan persamaan 4.5 dan tabel 4.3 didapatkan bahwa kalibrasi sensor kelembaban adalah sebesar 11.48%. 9

Gambar 4.2 merupakan grafik nilai kelembaban DHT21 dan nilai kelembaban hygrometer Pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat error pada DHT21 pada kelembaban sampai 18.7 %RH cukup kecil. Tetapi pada saat nilai kelembaban mencapai 26%RH, 23%RH, dan 20%RH terlihat bahwa nilai error dari sensor kelembaban cukup besar. 4.4 Pengujian Blower Pengujian blower dilakukan dengan memberikan catu daya dari power supply sebesar 12 volt DC untuk memutar kipas blower. 4.4.1 Tujuan Pengujian blower bertujuan untuk memastikan kipas blower dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat mempercepat proses pengeringan gabah. 4.4.2 Alat yang Digunakan 1. Power supply 2. Blower 4.4.3 Prosedur Pengujian 10

Berikan tegangan 12 volt pada blower, amati apakah kipas blower dapat berputar. 4.4.4 Hasil Pengujian Blower Blower yang digunakan pada penelitian ini dapat berputar jika diberi tegangan 12 volt. hal ini menandakan blower dapat berfungsi dengan baik. 4.5 Pengujian Heater Pengujian heater dilakukan dengan cara memberikan catu daya 220 volt AC dari listrik PLN untuk menyalakan heater. 4.5.1 Tujuan dengan baik. Pengujian heater bertujuan untuk memastikan heater dapat menyala 4.5.2 Alat yang Digunakan 1. Catu daya 2. Hygrometer 3. heater 4.5.3 Prosedur Pengujian Pengujian heater dilakukan dengan cara memberikan catu daya 220 volt AC dari listrik PLN. 4.5.4 Hasil Pengujian Heater 11

Tabel 4.4 hasil pengujian suhu pada heater Perubahan suhu pada heater Menit Hygrometer ( C) 1 30 2 30 3 31 4 31.5 5 32 6 33 7 34.5 8 35 9 36.6 10 38 11 40 12 42.5 13 44 14 46.4 15 48 16 51 17 54.5 18 56 19 58.6 20 61 21 62.5 22 65 12

23 70.1 24 73 25 78.2 26 84.5 27 88 28 92.8 29 100 30 100 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diambil kesimpulan bahwa heater yang digunakan mampu menghasilkan panas sebesar 100 C. 4.6 Pengujian Pengaduk Pengujian pengaduk dilakukan dengan cara memberikan catu daya dari power supply untuk memutar motor DC 12 volt yang sudah dipasang gearbox sehinnga putaran motor DC untuk memutar pengaduk lebih ringan. Pada pengujian pengaduk diberikan beban sebesar 5 kg diamati kinerja motor pengaduk. 4.6.1 Tujuan Pengujian pengaduk bertujuan untuk memastikan motor DC pengaduk dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat dapat memutar tempat pengering gabah dan membantu mempercepat proses pengeringan gabah. 4.6.2 Alat yang Digunakan 1. Catu daya 2. Motor DC pengaduk 4.6.3 Prosedur Pengujian 13

Menyalakan power suply, kemudian amati putaran motor pengaduk. 4.6.4 Hasil Pengujian Pengaduk Motor dc dan gearbox yang digunakan pada penelitian ini mampu mengaduk gabah seberat 5 kg dengan baik. Dengan demikian penggunaan motor dc dan gearbox ini dapat menunjang keberhasilan sistem. Gambar motor dc dan gearbox dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Gambar motor dc dan gearbox 4.7 Pengujian Sistem Keseluruan Pengujian sistem menggunakan 5kg gabah basah dimasukkan kedalam ruang pengering, pengambilan data dilakukan setiap 25 menit untuk mendapatkan nilai kelembaban ruang dan kelembaban gabah. pengukuran nilai suhu dan kelembaban ruang diamati sampai proses selesai. Pada proses ini akan diukur seberapa cepat sistem dapat menurunkan kelembaban ruang pengering mencapai 10% RH. 4.7.1 Tujuan 14

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sistem dalam mengontrol kelembaban ruang pengering dan seberapa cepat sistem dapat menurunkan kelembaban gabah. 4.7.2 Alat yang Digunakan 1. Arduino Uno R3 2. Catu daya 3. LCD 4. Hygrometer 5. Sensor suhu dan kelembaban DHT21 7. Stopwatch 8. Perangkat Lunak (Arduino IDE) 9. heater 10. blower 10. PC / Laptop 11. Kabel USB Board Arduino Uno 12. Driver Motor 13. Rangkaian Relay 14. Miniatur Pengering Gabah 4.7.3 Prosedur Pengujian 1. Download Program ke Arduino Uno R3 (Program sistem keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran) 2. Hubungkan power supply pada stop kontak. 3. Hubungkan heater dengan stop kontak. 15

4. Masukkan gabah basah 5 kg ke dalam ruang pengering. 5. Aktfikan stopwatch. 6. Amati pergerakan kecepatan blower dan panas dari heater. 7. Amati perubahan suhu dan kelembaban ruang setelah sistem dinyalakan. 8. Catat waktu yang diperlukan untuk merunkunkan kadar air ruang pengering gabah mencapai kelembaban 10% RH. 4.7.4 Hasil Pengujian Keseluruhan Tabel 4.5 Hasil pengujian kadar air ruang pengering dengan kadar air gabah Kadar Air No Menit Gabah %RH (Hygrometer) Ruang %RH (DHT21) 1 0 94 84.3 2 25 52 26.5 3 50 52 26.5 4 75 40 31.3 5 100 38 19 6 125 35 28.2 7 150 19.2 18 8 175 19.2 13 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dibutuhkan waktu pengeringan 175 menit untuk menurunkan kelembaban ruang menjadi 13 %RH dan kelembaban gabah mencapai 19.2 %RH. Pada sistem ini tidak dapat mencapai kelembaban gabah 14 16

%RH terjadi karena uap air tidak dapat keluar dari tabung pengering sehingga harus ditambahkan exhaust atau blower untuk mengeluarkan kelembaban pada ruang pengering gabah. Alat pengering gabah ini mampu mengeringkan gabah sebesar 5 kg dengan waktu pengeringan 175 menit. Proses ini lebih cepat dari pada pengeringan gabah secara konvensional dengan menjemur gabah di bawah sinar matahari. Gambar 4.4 Merupakan grafik dari nilai kadar air gabah dan kadar air ruang Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa perubahan kelembaban gabah dipengaruhi oleh perubahan kelembaban ruang. Tetapi pada saat kelembaban gabah mencapai 40%RH dan 35%RH terlihat bahwa nilai kelembaban ruang semakin besar. 17