BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT. Sejarah rumah sakit dimulai dengan keluarnya Surat......

dokumen-dokumen yang mirip
15. komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim disebut:

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

3.2. Analisis Perubahan RSB Astanaanyar Menjadi RS Khusus Ibu dan Anak Astanaanyar

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. pada pasien (Gillies, 1989). Rumah Sakit Jiwa Derah Provsu telah menerapkan

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU

KONSEP MANAJEMEN. Oleh: Setiadi, MKep

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN, DITULIS TANGAN DIKERJAKAN SAAT JAM KULIAH SECARA PRIBADI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. proses selama 4 tahun akhirnya pada tanggal 17 April 2008 RSUD Kota Depok

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan dalam kandungan sampai umur lanjut (GBHN, 1999). yang terus berkembang (Depkes RI, 1999).

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Anggaran 1981/1982, dengan luas lokasi sekitar 2,5 Ha. Peresmian penggunaannya

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini didapatkan 7 (tujuh) tema yaitu : pengalaman mengenai. penilaian pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

WALIKOTA PROBOLINGGO

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Sejarah rumah sakit dimulai dengan keluarnya Surat...... Pada tanggal 30 Oktober 1984, berdasarkan Surat Keputusan akreditasi...... Dst... 2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan Berdasarkan surat edaran rumah sakit... mempunyai falsafah, motto, visi, misi dan tujuan sebagai berikut: a. Falsafah... b. Motto... c. Visi... d. Misi 1)... 2)... 3)... 4)... 5)...

6 3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan surat perintah Karumkit...mempunyai kedudukan tugas dan fungsi sebagai berikut : a. Kedudukan Kedudukan Rumah Sakit...... b. Tugas Rumah Sakit... bertugas menyelenggarakan dan melaksanakan...... c. Fungsi Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut di atas, Rumah Sakit... berfungsi sebagai berikut: 1)... 2)... 3)... 4)... 5)... 4. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang ada meliputi pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, rehabilitasi medik, farmasi dan gizi. Jenis pelayanan yang diselenggarakan adalah: a. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam, dengan Emergency Traumatic Centre (ETC), yang dilengkapi dengan kamar operasi Cito. b. Pelayanan Rawat jalan (Poli Umum, Gigi, Anak, Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan, Syaraf, Jiwa, Kulit kelamin, Gigi dan Mulut. c. Pelayanan Rawat inap dengan kapasitas 388 tempat tidur yang terbagi pada 19 ruang rawat inap antara lain bedah, penyakit dalam, paru, syaraf, anak, kebidanan, jiwa dan tahanan. Ruang tersebut terdiri dari VIP, kelas 1, kelas 2

7 dan kelas 3, untuk perawatan pasien anggota Polisi dan keluarga, peserta ASKES dan pasien umum. d. Pelayanan laboratorium lengkap e. Pelayanan radiologi lengkap f. Pelayanan Apotek lengkap (Apotek Dinas dan Umum) g. Pelayanan Ruang operasi dengan 6 ruang OK di Instalasi Bedah Sentral untuk operasi Bedah, Kebidanan dan Kandungan, Mata dan THT h. Pelayanan Perinatologi i. Pelayanan Kamar Bersalin j. ICU yang sekaligus berfungsi sebagai ICCU k. Pelayanan Keperawatan Jiwa l. Pelayanan Kesehatan Tahanan m. Pusat Pelayanan Terpadu B. Pengumpulan Data 1. Data Umum a. Tenaga dan Pasien (M1- Man) b. M2 - Bangunan, Sarana dan Prasarana (Material) c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode) d. Pembiayaan (M4/ Money) e. Pemasaran (M5/Marketing)

8 2. Data Khusus (fungsi manajemen) a. Fungsi Perencanaan 1) Visi ruangan Wawancara : menurut Karu perumusan visi keperawatan dilakukan bersama-sama dengan seluruh perawat pelaksana, wakil kepala ruangan, dan supervisor dalam rapat koordinasi, lalu disosialisasikan kepada perawat melalui rapat rutin keperawatan. Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan terlihat visi keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya. Kuesioner : perawat pelaksana menunjukkan kategori baik (85,5%) dalam bekerja berdasarkan visi. Masalah : - 2) Misi ruangan Wawancara : menurut Karu perumusan misi keperawatan dilakukan bersama-sama dengan seluruh perawat pelaksana, wakil kepala ruangan, dan supervisor dalam rapat koordinasi, lalu disosialisasikan kepada perawat melalui rapat rutin keperawatan. Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan terlihat misi keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya. Kuesioner : perawat pelaksana menunjukkan kategori baik (85,5% & 92%) dalam bekerja berdasarkan visi. Masalah : - 3) Standar operasional prosedur Wawancara : Menurut Karu pelaksanaan perasat sudah mengacu pada Standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan. Dan saat ini SOP sedang direvisi dan akan segera diberikan kepada tiap-tiap unit rawat inap. Observasi : SOP sudah ada.

9 Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori baik (86 % ) Masalah : - 4) Standart asuhan keperawatan Wawancara : Menurut Karu pelaksanaan perasat sudah mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAP) yang sudah ditetapkan. Dan saat ini SOP sedang direvisi dan akan segera diberikan kepada tiap-tiap unit rawat inap. Observasi : SOP sudah ada. Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori baik (86 % ) Masalah : - 5) Standar kinerja Wawancara : menurut karu bidang keperawatan Rumah sakit sudah memiliki peraturan yang merujuk ke Depkes, tetapi dalam pelaksanaannya tetap memakai aturan yang ada di rumah sakit... Observasi : ada uraian peraturan kinerja Kuesioner : persepsi perawat pelaksana dan kepala ruang menunjukkan kategori baik (90 %). Masalah : - b. Fungsi pengorganisasian 1) Struktur Organisasi Wawancara : menurut karu didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim, melalui 2 tim. Dalam pelaksanaannya metode tim belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Tenaga D-III keperawatan yang ada, memiliki pengalaman kerja yang masih minim sehingga belum cukup siap untuk dijadikan ketua Tim. Struktur organisasi disesuaikan dengan perawat yang ada

10 yang terbagi menjadi tim 1 dengan ketua tim dan anggota dan tim 2 dengan ketua tim dan anggota Observasi : Hasil pengamatan ada struktur organisasi tim yang ditempel di ruangan. Kuesioner : Persepsi perawat menunjukkan katagori cukup baik (75 %) dalam bekerja berdasarkan metode modifikasi tim. Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim- 2) Uraian tugas Wawancara : Menurut Karu Setiap staf sudah mempunyai uraian tugas masing-masing bagi tiap tenaga keperawatan. Batas wewenang dan tanggung jawab perawat cukup jelas dengan dibuat job discription dimasing-masing ruangan. Observasi : Diruangan sudah ada buku uraian tugas perawat sesuai perannya. Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan katagori baik (86 %). Masalah : - 3) Pengaturan jadual dinas Wawancara : Menurut Karu pengaturan shif yang dilakukan oleh Kepala ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan tidak berdasarkan pada tingkat ketergantungan klien, karena disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi Rumah Sakit. Observasi : Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang ada. Kuesioner : Persepsi Perawat pelaksana menunjukan kategori kurang (58,70 % ) Masalah : Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien.

11 4) Pengaturan daftar pasien Wawancara : Menurut Karu pengaturan daftar pasien sudah ada tetapi pasien masih menjadi tanggung jawab rungan belum menjadi tanggung jawab tim. Observasi : Format daftar pasien diruangan yang ada. Kuesioner : Persepsi Perawat pelaksana menunjukan kategori kurang (58,70 % ) Masalah : daftar pasien masih belum ada indepenci tim. 5) Pengorganisasian Perawatan klien Wawancara : menurut karu didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim. Dalam pelaksanaannya metode tim belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Tenaga D-III keperawatan yang ada, memiliki pengalaman kerja yang masih minim sehingga belum cukup siap untuk dijadikan ketua Tim. Observasi : Hasil pengamatan di 80% ruangan didapatkan sistem kerja yang masih mengarah ke metoda fungsional. Kuesioner : Persepsi perawat dan kepala ruang menunjukkan katagori cukup baik (75 % ) dalam bekerja berdasarkan metode modifikasi timprimer. Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi timprimer. 6) Sistem penghitungan tenaga Wawancara : Menurut Karu bahwa kebutuhan tenaga keperawatan masih berdasarkan permintaan secara individual ruangan belum berdasarkan proses perhitungan tenaga yang benar, karena disesuaikan dengan kondisi yang ada di rumah sakit. Observasi : Rencana kebutuhan tiap tahun di Keperawatan belum tanpak tetapi proses penghitungan tenaga keperawatan sudah menggunakan rumus Gillies, 2001 dengan standart minimal.

12 Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori kurang baik (61,25 %). Masalah : Proses perhitungan tenaga keperawatan belum menggunakan rumus yang benar berdasarkan acuan yang berlaku. c. Fungsi pengarahan 1) Operan Wawancara : menurut karu operan dilakukan tiap awal shif yang dipimpin oleh kepala ruang dan efektif dalam bekerja Observasi : ada pelaksanaan operan diruangan Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori kurang baik (61,25 %). Masalah : - 2) Pre dan post conferent Wawancara : menurut karu pre dan post conferen jarang dilakukan disesuaikan dengan waktu kerja tetapi secara tidak resmi sudah ada diskusi antara kepala tim dengan perawat pelaksana dalam koordinasi dengan kerja Observasi : belum ada pre dan post conference Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori kurang baik (61,25 %). Masalah : Pre post conference belum ada 3) Motivasi kepada perawat Wawancara : menurut Karu didapatkan informasi bahwa peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh ruangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya pemberian insentif tiap bulan yang didasarkan pada keaktipan pegawai Observasi : peraturan secara tertulis mengenai kegiatan motivasi belum ada.

13 Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana mengenai motivasi yang ia dapatkan dari pimpinan dengan katagori baik (82 %). Masalah : kegiatan motivasi masih bersifat inisiatif dari kepala ruang tanpa didukung kebijakan rumah sakit 4) Pendelegasian Wawancara : Menurut Karu didapatkan informasi bahwa pendelegasian diruangan masih belum ada tetapi dilakukan hanya dengan cara lesan. Observasi : Format pendelegasian diruangan tidak ada Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana kategori cukup baik (74 %) Masalah : Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan metode MPKP. 5) Supervisi Wawancara : Menurut Karu didapatkan informasi bahwa supervisi diruangan masih belum terjaddual tetapi dilakukan seaktu-waktu dengan cara lesan. Observasi : Format supervisi tidak ada Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana kategori cukup baik (74 %) Masalah : Belum optimalnya penerapan supervisi dalam penerapan metode MPKP. 6) Ronde keperawatan Wawancara : Menurut Karu pelaksanaan ronde masih belum terjaddual tetapi dilakukan seaktu-waktu jika ada permintaan rumah sakit. Observasi : Format ronde keperawatan tidak ada Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana kategori cukup baik (74 %) Masalah : Belum optimalnya penerapan ronde keperawatandalam penerapan metode MPKP.

14 7) Manajemen konfliks Wawancara : Menurut Karu jika ada konflik diruangan, maka secara teknis perawat akan melaporkan ke kepala ruangan, kemudian kepala ruangan akan menindak lanjuti ke bagian instalasi rawat inap. Sedangkan yang berhubungan dengan profesi, administrasi, dan manajemen ditindak lanjuti oleh kepala ruangan ke bagian sub departemen keperawatan. Permasalahan yang berhubungan dengan etik, akan ditindak lanjuti oleh bagian instalasi rawat inap, sub departemen keperawatan dan komite etik keperawatan. Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dengan katagori baik (83,5 %) Masalah : - d. Pengendalian 1) Indikator mutu Wawancara : Menurut Karu sudah ada tim pengendalian mutu, tetapi pelaksanaan gugus kendali mutu masih belum optimal. Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali mutu dan belum ada struktur kerja dan format pengendalian diruangan. Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori cukup baik (73 % ). Masalah : Sistem pengendalian mutu belum optimal. 2) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan Wawancara : Menurut Karu audit dokumentasi dilakukan 1 tahun sekali yang bekerja sama dengan manual mutu rumah sakit. Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan audit dokumentasi. Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori cukup baik (73 % ).

15 Masalah : Sistem audit dokumentasi masih belum optimal. 3) Survey Kepuasan Wawancara : Menurut Karu survey kepuasan sudah dilakukan setiap pasien datang dan pulnag dan dianalisis selama 3 bulan sekali. Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan survey kepuasan pasien. kegiatan Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori cukup baik (73 % ). Masalah : survey kepuasan pasien masih belum optimal. 4) Survey Masalah Pasien Wawancara : Menurut Karu survey masalah klien sudah dilakukan setiap pasien datang dan pulnag dan dianalisis selama 3 bulan sekali. Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan survey kepuasan pasien. kegiatan Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori cukup baik (73 % ). Masalah : survey kepuasan pasien masih belum optimal. C. Analisa Data 1. SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) a. Kekuatan (Strength) 1) Kebijakan Rumah Sakit yang tertuang dalam SE No Pol SE/13/V?1999 tentang Falsafah, Motto, Misi dan Tujuan Rumah Sakit 2) Fasilitas Rumah Sakit yang lengkap dan canggih dapat menunjang pelayanan diagnostik dan terapi, sehingga dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan 3) Adanya pengakuan sebagai Rumah Sakit Pusat rujukan.

16 4) Letaknya yang strategis mudah dijangkau oleh masyarakat khususnya di.. 5) Rumah Sakit Tipe b. Kelemahan (Weakness) 1) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam keperawatan yang masih kurang, hal ini dapat dilihat dari proporsi SDM keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan..%. 2) Program pemasaran yang masih kurang dimana masih banyak anggapan masyarakat bahwa.. 3) Jumlah perawat yang belum sesuai dengan perhitungan alokasi jumlah klien yang ideal 4) 48% tenaga keperawatan yang ada adalah Pegawai Harian Lepas (PHL) yang sewaktu-waktu akan keluar c. Peluang (Opportunity) 1) RS ini menerima pasien umum sehingga memungkinkan masyarakat luas dapat memanfaatkan sarana dan fasilitas pelayanan yang tersedia. 2) Dengan menerima pasien Kelas III,..dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena biaya yang relatif murah bahkan gratis. d. Ancaman (Threath) 1) Semakin banyak rumah sakit yang menawarkan pelayanan keperawatan berkualitas yang bisa menjadi pesaing 2) Diberlakukannya Undang-Undang tentang perlindungan konsumen dan tuntutan akan penerapan hukum dan etik keperawatan. 2. IDENTIFIKASI MASALAH Dari data analisis maka ditemukan beberapa topik masalah sebagai berikut : a. Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim b. Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien. c. daftar pasien masih belum ada indepenci tim

17 d. Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim-primer. e. Proses perhitungan tenaga keperawatan belum menggunakan rumus yang benar berdasarkan acuan yang berlaku. f. Pre post conference belum ada g. peraturan secara tertulis mengenai kegiatan motivasi belum ada. h. kegiatan motivasi masih bersifat inisiatif dari kepala ruang tanpa didukung kebijakan rumah sakit i. Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan metode MPKP. j. Belum optimalnya penerapan supervisi dalam penerapan metode MPKP. k. Belum optimalnya penerapan ronde keperawatandalam penerapan metode MPKP. l. Sistem pengendalian mutu belum optimal m. Sistem audit dokumentasi masih belum optimal n. survey kepuasan pasien masih belum optimal. o. survey kepuasan pasien masih belum optimal 3. Prioritas Masalah Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : - Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi, - Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan, - Manageability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah masalah, - Nursing Concern (Nc), yaitu fokus pada Keperawatan, - Affordabilility (Af), yaitu ketersedian sumber daya. Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dngan kriteria sebagai berikut : - Nilai 1 = sangat kurang sesuai, - Nilai 2 = kurang sesuai, - Nilai 3 = cukup sesuai, - Nilai 4 = sesuai - Nilai 5 = sangat sesuai.

18 Tabel 2.2 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor 1 Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim 3 4 5 1 2 120 2 Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien. 2 3 4 5 1 120 3 daftar pasien masih belum ada indepenci tim 1 2 4 5 3 120 4 Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim-primer. 2 4 5 3 1 120 5 Proses perhitungan tenaga keperawatan belum menggunakan rumus yang benar berdasarkan acuan yang berlaku. 6 Pre post conference belum ada 7 peraturan secara tertulis mengenai kegiatan motivasi belum ada. 8 kegiatan motivasi masih bersifat inisiatif dari kepala ruang tanpa didukung kebijakan rumah sakit 9 Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan metode MPKP. 10 Belum optimalnya penerapan supervisi dalam penerapan metode MPKP. 11 Belum optimalnya penerapan ronde keperawatandalam penerapan metode MPKP. 5 4 2 3 1 120 2 3 5 1 2 60 2 3 4 1 5 120 2 3 4 2 3 144 2 3 4 2 4 192 2 3 1 4 5 120 2 3 4 1 4 96 12 Sistem pengendalian mutu 2 3 4 2 1 48

19 belum optimal 13 Sistem audit dokumentasi masih belum optimal 1 3 4 2 4 96 14 survey kepuasan pasien masih belum optimal. 2 3 3 4 1 72 15 survey kepuasan pasien masih belum optima 1 3 4 3 5 180 Jadi Prioritas masalah yang muncul adalah : a. Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan metode MPKP. b. survey kepuasan pasien masih belum optima c. kegiatan motivasi masih bersifat inisiatif dari kepala ruang tanpa didukung kebijakan rumah sakit d. Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim e. Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien. f. daftar pasien masih belum ada indepenci tim g. Proses perhitungan tenaga keperawatan belum menggunakan rumus yang benar berdasarkan acuan yang berlaku h. Belum optimalnya penerapan supervisi dalam penerapan metode MPKP. i. survey kepuasan pasien masih belum optimal j. Pre post conference belum ada D. RENCANA STRATEGIS Berdasarkan analisis hasil pengkajian manajemen pelayanan keperawatan, ada 10 (sepuluh) masalah yang ditemukan yaitu : a. Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan metode MPKP. b. survey kepuasan pasien masih belum optima c. kegiatan motivasi masih bersifat inisiatif dari kepala ruang tanpa didukung kebijakan rumah sakit d. Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim e. Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien. f. daftar pasien masih belum ada indepenci tim g. Proses perhitungan tenaga keperawatan belum menggunakan rumus yang benar berdasarkan acuan yang berlaku h. Belum optimalnya penerapan supervisi dalam penerapan metode MPKP. i. survey kepuasan pasien masih belum optimal j. Pre post conference belum ada

20 Dari masalah-masalah diatas dengan mempertimbangkan sumberdaya, waktu, kewenangan dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, maka akan direncakan program praktek manajemen 5 (lima) minggu. Prioritas rencana kegiatan yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan manajemen keperawatan yaitu dengan kegiatan penyegaran tentang MPKP yang difokuskan pada 4 fungsi manajemen keperawatan,yaitu fungsi perencanaan dengan membuat rencana harian bagi perawatn pelaksana, katim dan karu, fungsi pengorganisasian dengan diskusi dengan karu mengenai uraian tugas masingmasing tim, fungsi pengarahan yang ditekankan pada kegiatan supervisi, dan fungsi pengendalian yang difokuskan pada indikator mutu dalam bentuk penghitungan BOR, LOS, TOI, dan Audit dokumentasi keperawatan. B. Jadual waktu dan Rancangan pelaksanaan N o Rencana kegiatan meliputi: Tahapan Manajemen Keperawatan Kegiatan 2 Perencanaan Fungsi perencanaan Penyiapan perangkat MPKP 1) Pembuatan Filosofi, visi dan misi ruangan 2) Penyusunan standart kerja diruangan yang terdiri dari: 1. Tata tertib kerja 2. Sistem koordinasi kerja 3) Menyusun perangkat MPKP a) kartu anggota Tim, b) format daftar dinas c) format daftar pasien d) Format catatan harian e) Format timbang terima f) Format pre conferen g) Format post conferen h) Format supervise i) Format ronde kepeawatan j) Format pengkajian keperawatan, k) Format pendelegasian, l) Format discharge planning, m) format audit dokumentasi, (BOR, LOS, TOI, kejadian infeksi nosokomial, kejadian cedera, kepuasan pasien) PJ

21 n) Standar asuhan keperawatan (SAK minimal 10 (sepuluh) diagnosa yang sering muncul) o) Standart operasional prosedur (SOP minimal 10 (sepuluh) diagnosa yang sering muncul) 3 Fungsi pengorganisasian 1) Merumuskan sistem penugasan MPKP 2) Membuat struktur organisasi 3) Menjelaskan rincian tugas ketua tim 4) Membuat jadual dinas perawat 5) Membuat klasifikasi pasien 6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian 4 Fungsi Pengarahan 1) Operan 2) Prekonference 3) Post konference 4) Ronde keperawatan 5) Supervisi Keperawatan 6) Discharge planning 7) Dokumentasi Keperawatan. 4 Fungsi pengendalian 1) Mengevaluasi kinerja tim 2) Memberikan umpan balik pada kinerja tim 3) Meneliti kepuasan klien dan keluarga 4) Menghitung BOR, LOS dan TOI 5) Melakukan audit dokumen 6) Melakukan audit kasus infeksi nosokomial 7) Memperhatikan aspek legal & etik keperawatan 8) Melakukan pelaporan & pendokumentasian

22 Bab 3 Penutup Demikianlah proposal ini dibuat sebagai panduan pelaksanaan praktek manajemendi rumah sakit... Kerjasama serta bantuan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan residensi sangat diharapkan demi kesuksesan pelaksanaannya. Saya menyadari bahwa tanpa kerjasama yang baik dan bimbingan yang memadai, maka rencana yang tersusun dalam proposal ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Saya sangat berterima kasih dan menghargai kesediaan pihak Rumah Sakit... menerima kami dalam pelaksanaan praktek manajemen ini.

23 DAFTAR PUSTAKA Azwar. A (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Depkes RI, (2000). Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan tahun 2000-2001, Jakarta Depkes RI Depkes RI, (2001). Standart Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan, Jakarta Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI Depkes RI, (2002). Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI Dumauli (2007). Laporan Kegiatan Residensi di RS Kepolisian Pusat R. Sukanto. Jakarta : Program Pasca Sarjana FIK UI. Laporan tidak dipublikasikan Ilyas, Y. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Depok: FKM-UI Usaha Prima. Russel C. Swanburg.(1994). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis, Jakarta : EGC Lampiran