BAB I PENDAHULUAN. seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eulis Karmila, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia serta untuk meningkatkan kemampuan dan. Tantangan dari perkembangan zaman tersebut memacu setiap individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pangkat, Jab, Golo: Pembina TK I /Lektor Kepala/ IVb

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. pada pengajaran dan pembelajaran saja, tetapi juga termasuk aspek-aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan. pendidikan dalam berbagai bidang, diantaranya matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dunia pendidikan sangat dirasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Hal ini berarti bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan diterima dan dipercaya sebagai kekayaan yang sangat berharga karena

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

I PENDAHULUAN. datang. Pada undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MODEL MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era digital yang sedang berlangsung saat ini telah merubah hampir seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia. Perkembangan era digital bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, namun melainkan dalam hitungan jam, menit, bahkan detik. Salah satu tanda era digital saat ini adalah perkembangan yang sangat cepat pada sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Salah satu perkembangan IPTEK yakni globalisasi dan perdagangan bebas yang dikuasai oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK menjadi penting untuk mampu bertahan dan bersaing. Hampir di seluruh penjuru dunia telah melibatkan TIK untuk memudahkan pekerjaan dan kebutuhan manusia, seperti memudahkan pekerjaan di pemerintahan, pendidikan, pertanian, dll. Perkembangan TIK di Indonesia masih pada tahap berkembang, karena belum semua kawasan Indonesia tersedia fasilitas TIK, baik sarana maupun prasarana khususnya di desa, selain itu belum semua masyarakat Indonesia memahami TIK secara mahir dan memaksimalkan keberadaan TIK itu sendiri dalam pekerjaan. Essensinya adanya TIK tentunya bertujuan baik, yakni memudahkan manusia untuk menyelesaikan setiap pekerjaan, memudahkan mencari informasi dan pengetahuan secara luas tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu,

2 namun ada beberapa oknum yang salah memanfaatkan TIK sehingga menimbulkan dampak negatif seperti semakin mudah untuk menjiplak informasi, melanggar hak cipta karya orang lain, dan secara sengaja salah memanfaatkan layanan-layanan TIK yang tersedia. Bersumber dari dampak negatif yang telah disebutkan maka akan menimbulkan hal-hal seperti, lahirnya budaya konsumtif, kurang mandiri, dan adiktif. Oleh sebab itu dibutuhkan peranan pendidikan untuk memaksimalkan peranan TIK yang sesuai dengan essensi TIK yang tidak bertentangan dengan pendidikan, norma, hukum yang berlaku, serta agama sehingga kedepannya terbentuk generasi yang unggul dan berkompeten. Peranan TIK di bidang pendidikan telah direspon dengan memasukkan materi TIK ke dalam kurikulum. Sesuai dengan UU No.2 Tahun 2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional, salah satu pelajaran yang mendukung perkembangan IPTEK yaitu mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penerapan TIK yang tepat di sekolah dan dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dari negara-negara lain. Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM di sekolah yakni dengan diselenggarakannya pembelajaran TIK di Sekolah Dasar melalui muatan lokal. Hal itu sejalan dengan UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2) bahwa tujuan pembelajaran muatan lokal adalah:

3 Memberi bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Muatan lokal TIK berfungsi sebagai materi maupun media pembelajaran. Siswa tidak hanya pandai menguasai materi yang diajarkan tetapi juga pandai berkompetensi untuk menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikan, dengan demikian siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapinya pada kehidupan nyata. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan maka diperlukan Pengajar yang berkompeten memiliki wawasan yang luas dan cakap keterampilan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang baru yaitu sehat jiwa raga, dan memliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, juga memiliki kualifikasi akademik yang tepat dan menunjukkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Proses pembelajaran menjadi bagian penting terhadap keberhasilan belajar siswa. Pada kenyataannya, masih banyak guru yang beranggapan bahwa proses pembelajaran hanya sebagai transformasi ilmu dari guru ke siswa, karena lemahnya pemahaman tersebut sehingga interaksi antara guru dan siswa lemah, keterampilan siswa kurang berkembang. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memperhatikan peran guru dalam

4 mengimplementasikan pembelajaran, memilih model pembelajaran yang tepat dan mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran dapat menjadi salah satu solusi baik. Model pembelajaran dianggap sebagai rangkaian kegiatan dari belajar. Kegiatan meliputi suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu rencana atau pola yang sistematis yang digunakan dalam kegiatan menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada guru dalam proses pembelajaran. Menetapkan model pembelajaran memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai materi yang akan disampaikan serta pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Pemilihan suatu model pembelajaran sebaiknya melihat situasi yang ada di dalam kelas serta melihat hasil yang ingin dicapai di akhir proses belajar antara guru dan peserta didik. Walaupun pemilihan model pembelajaran yang sesuai tidaklah mudah, akan tetapi sebagai seorang guru setidaknya memiliki suatu keyakinan setiap model pembelajaran sesuai dengan materi belajar. Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli. Perkembangan model tersebut didasarkan pada konsep teori. Salah satunya adalah model pembelajaran pemrosesan informasi. Model ini terdiri dari model pembelajaran yang menjelaskan bagaimana individu memberi respon terhadap stimulus yang datang dari lingkungan. Dalam prosesnya ditempuh langkah-langkah seperti mengorganisasi data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah, serta penggunaan

5 simbol verbal dan non verbal. Berikut merupakan model pembelajaran yang tergolong pada kelompok model ini (Joyce & Weil: 2000), yaitu: Model berfikir induktif, Model latihan inkuiri, Inkuiri ilmiah, Pencapaian konsep, Pertumbuhan kognitif, Model penata lanjutan, Memori, dan Sinektik. Concept attainment atau Model pencapaian konsep termasuk salah satu rumpun dari model pembelajaran pemrosesan informasi. Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model yang digunakan untuk mendesain materi pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan mengajar yaitu penyajian data dan identifikasi konsep sehingga diperoleh konsep dari materi pelajaran tersebut, pengujian konsep, dan analisis strategi berfikir. Model pencapaian konsep juga yang akan menjadi fokus utama dalam proses penelitian. Agar siswa mencapai pengetahuan yang konsep maupun prinsip yang mendasari atau melatarbelakanginya, seorang guru harus mampu menciptakan situasi yang kondusif untuk terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kauchak dan Eggen (dalam Hastriani, 2006: 22) mengemukakan bahwa, Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi pembelajaran induktif yang di desain guru untuk membantu siswa pada semua usia dalam mempelajari konsep dan melatih pengujian hipotesis. Hasil penelitian Cincin kurnia (2006: 60), bahwa terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran pencapaian konsep. Rangga Heryanto (2007: 19) telah berhasil melakukan penelitian dengan

6 menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep yang hasilnya lebih baik dibandingkan dengan pemahaman matematika siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Rizki Gurdayanti (2010: 79) berhasil meningkatkan pembelajaran matematika dengan menerapkan model pencapaian konsep. Dari pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran TIK di SMP 26 Bandung, peneliti berkesimpulan bahwa proses pembelajaran TIK di kelas tersebut masih menghadapi suatu masalah yang perlu diselesaikan. Beberapa masalah tersebut diantaranya rendahnya motivasi dari siswa terhadap mata pelajaran TIK, guru kurang berinteraksi kepada siswa sehingga pembelajaran kurang menarik, selain itu guru kurang variatif menggunakan model pembelajaran untuk menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa sehingga ketika siswa mempraktikkan materi yang telah diajarkan siswa tidak begitu terampil, apalagi ketika harus menghitung rumus dari yang sederhana menjadi kompleks. Pengamatan lainnya pada proses pembelajaran di SDN Sukarasa III Bandung, peneliti melihat bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas kurang maksimal, karena waktu yang relatif sebentar sehingga guru kurang variatif dalam menggunakan model-model pembelajaran selain itu guru kurang mengoptimalkan media untuk menunjang proses pembelajaran, guru hanya menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami materi belajar. Berdasarkan fakta tersebut peneliti beranggapan bahwa perlu dipikirkan suatu cara pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut untuk

7 membantu siswa agar lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran, dan siswa menjadi lebih mandiri sehingga pembelajaran yang disampaikan bermakna, serta hasil belajar dapat meningkat. Muatan lokal TIK diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran keterampilan. Walaupun demikian pencapaian konsep merupakan hal yang penting juga sebagai acuan dan syarat untuk memahami materi TIK. Oleh Karena itu demi mendorong siswa yang kurang memahami dalam mengikuti pembelajaran TIK, khusunya dalam pencapaian konsep. Peneliti ingin mengkaji permasalahan mengenai Efektivitas Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Rumpun Pencapaian Konsep dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Muatan Lokal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah menurut Sugiyono (2008: 55) adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah terbagi ke dalam dua hal yaitu: 1. Rumusan masalah umum Rumusan masalah umum yang diangkat adalah Apakah model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan lokal TIK?.

8 2. Rumusan masalah khusus Adapun yang menjadi rumusan masalah yang peneliti angkat secara khusus adalah sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek mengingat (C1) pada muatan lokal TIK? 2. Apakah model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada muatan lokal TIK? 3. Apakah model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek menerapkan (C3) pada muatan lokal TIK? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan penelitian umum Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara objektif mengenai efektivitas model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan lokal TIK.

9 2. Tujuan penelitian khusus Selanjutnya tujuan tersebut dijabarkan secara lebih khusus yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui efektivitas model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek mengingat (C1) pada muatan lokal TIK. 2. Mengetahui efektivitas model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada muatan lokal TIK. 3. Mengetahui efektivitas model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek menerapkan (C3) pada muatan lokal TIK. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran, serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi bagi para pengembang lembaga pendidikan mengenai manfaat menerapkan model pembelajaran di dalam kegiatan pembelajaran. 2. Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

10 1. Kepala Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan inovasi bagi kepala sekolah menetapkan kebijakan untuk menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep di dalam proses pembelajaran. 2. Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, motivasi, kontribusi serta inovasi bagi guru agar dapat meningkatkan kualitas pengajarannya dengan menggunakan model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. 3. Siswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam penguasaan materi teori dan konsep, memudahkan ketika mempraktikkan, serta memberikan pengalaman proses belajar bagi siswa untuk memperkaya pengetahuan, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar. 4. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran yang jelas dalam memilih dan memanfaatkan model pembelajaran permrosesan informasi rumpun pencapaian konsep yang dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah.

11 5. Peneliti lebih lanjut Penelitian ini diharapkan dapat menggunakan model ini dalam kegiatan pembelajaran lain, dan sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut. E. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep adalah model pembelajaran yang menyajikan pembelajaran diawali dengan pemberian contoh dan bukan contoh kepada siswa, yang kemudian siswa mengembangkan fikiran kemudian menemukan konsep dan mencapai konsep yang dimaksud dalam pembelajaran. 2. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar ranah kognitif aspek mengingat (C 1 ), memahami (C 2 ), dan menerapkan (C 3 ) yang siswa peroleh pada muatan lokal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diukur melalui tes hasil belajar. 3. Muatan lokal TIK yang dimaksud adalah mata pelajaran yang termasuk ke dalam mata pelajaran ekstrakurikuler pada suatu sekolah tertentu. Muatan lokal TIK berkaitan dengan komputer dan peralatannya, baik yang bersifat perangkat lunak (Software), perangkat keras (Hardware), serta perlengkapan lainnya yang tentunya dapat mendukung materi muatan lokal TIK, termasuk kegiatan memproses data, memanipulasi, pengelolaan, serta mentransfer informasi antar media.