SUMBER : KOMPAS, 25 Januari 1996 Film yang Membuatnya Hidup

dokumen-dokumen yang mirip
Telah Pergi Seorang Wim Umboh

Wajah Teguh Karya dalam Film Pertamanya

Wim Umboh Telah Tiada

Sutradara Wim Umboh sehat kembali tapi masih berobat jalan

Menunggui Wim Umboh Sakit, Paula Rumokoy Ingin Jadi Zuster

BAB I PENDAHULUAN. memilih sesuai dengan kebutuhan informasi mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

Hasil ketik ulang dari dokumen asli : (dokumen asli terlampir di bawah) Ria Film No. 241 NYAK ABBAS ACUP SUTRADARA SERATUS JUTA

Hasil Ketik Ulang dari dokumen Asli (Dokumen asli terlampir di bawah) : Sumber : Kompas 15 Februari 1991

Sutradara, Penulis Scenario Drs. Syumanjaya Meninggal Dunia Ketika Melakukan Pengajian

BAB 1 PENDAHULUAN. karya yang maksimal, diadakan Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

10 Tahun yang Lalu Usmar Ismail Tutup Usia Oleh: H. Rosihan Anwar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kotak yang bernama televisi, seseorang dapat melihat peristiwa yang

Sikap Berkesenian Nyak Abbas Akub Mencubit Tanpa Sakit, Menegur Tanpa Amarah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan video art adalah solusi logis yang lahir dari pensiasatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

Merasa Senang Adanya Festival Film Bandung Nyak Abbas Acub Memilih Komedi untuk mengungkap Nasib Orang Kecil

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Allah SWT, yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat. sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

STORY BOART FILM BELENGGU SCENE Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

Arifin C Noer Telah Tiada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

Mengenang Nyak Abbas Akub

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

Rian Purusatama

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. perlu berkomunikasi.perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan

Teguh Karya : Harus Berani Koreksi Diri

TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita

PENGANTAR EDITING SUTRADARA SKENARIO

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI

Bagaimana Membuat Film Dokumenter

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

Resensi Film : CHICHA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk seperti dvd, video streaming via internet, bahkan acara televisi.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. seiring berjalannya perkembangan teknologi yang begitu pesat. efektif selain dari media cetak dan media elektronik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

TUGAS MID TERM Kritik Populer pada Film Dokumenter Wabah Gadget

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. relevan dimasa sekarang. Berbicara masalah kehidupan sehari-hari, kita tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50)

Transkripsi:

Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) SUMBER : KOMPAS, 25 Januari 1996 Film yang Membuatnya Hidup FILMLAH satu-satunya yang membuat saya merasa hidup. Kata-kata ini diucapkan Wim Umboh bulan November 1981 ketika ia tengah mempersiapkan film Putri Seorang Jendral. Padahal ia masih tertatih-tatih jalannya, karena sakit keras yang membuatnya terkapar selama dua tahun di tengah pembuatan film Pengemis dan Tukang Becak (1978). Harap dicatat bahwa Putri Seorang Jendral adalah film ketiga sejak ia merasa sehat di tahun 1980. Saat itu ia baru seminggu mengalami perceraian dengan istri keduanya, almarhum Paula Rumokoy. Setelah itu, ia masih membuat 19 film lagi sebagai sutradara, dua film sebagai editor, dan satu film tampil sebagai pemain. Jadi, meski dalam keadaan tak pernah sehat betul, selama 15 tahun terakhir ia sudah menyutradarai 22 film. Padahal sepanjang kariernya, sejak tahun 1955 (Kasih Ibu dan Di Balik Dinding), Wim Umboh telah menyutradarai 50 film. Artinya, dalam keadaan sehat (28 film) maupun sakit (22 film), ia sama produksinya. Sepanjang kariernya dalam film itu ia telah menerima lima piala Citra untuk editing, tiga untuk film terbaik, dan satu untuk penyutradaraan. Catatan lain: hampir tidak ada filmnya yang jatuh di pasaran. Bahkan Pengantin Remaja (1971) dan Perkawinan (1972) merupakan film terlaris di zamannya dan dua film yang mengorbitkan pasangan Sophan Sophian dan Widyawati sebagai bintang laris hingga 20 tahun kemudian. Wim Umboh juga orang yang selalu ingin sebagai orang pertama. Ia adalah orang pertama yang membuat film berwarna pertama yang seluruhnya dikerjakan oleh tenaga Indonesia, yaitu sembilan (1967). Ia juga pertama menggunakan film berukuran 70 mm dengan suara stereofonik enam jalur, yaitu Mama (1972). Hingga saat jatuh sakit di tahun 1978, Wim Umboh memang selalu mengebu-gebu. Selalu ingin nomor satu. Selalu ingin yang terbaik. Ini yang membuatnya selalu kelihatan resah. Dalam peta perfilman tahun-tahun 70-an dan 80-an itu, ada nama-namam seperti Syumanjaya, Teguh Karya, Djajakusumah, Asrul Sani, yang punya aura intelektual. Juga seperti Arifin C. Noor, Chaerul Umam di kemudiannya. Wim Umboh bukannya berasal dari lingkungannya seperti saingannya itu. Ia sudah menjadi yatim piatu sebelum berusia 10 tahun. Ia mulai karier filmnya di perusahaan Golden Arrow milik Chok Ching Shien sebagai tukang sapu dan pengantar surat panggilan shooting pada para pemain. Ini berarti Wim Umboh memulai karier filmnya dalam budaya dagang, budaya anak wayang yang merupakan kelanjutan dari budaya teater keliling Dardanella, atau film Terang Bulan. Sebuah budaya yang masih menjadi

arus utama budaya film hingga sekarang, bahkan juga masuk ke televisi. Cirinya antara lain adalah kebetulan yang sukar masuk akal, meratap-ratap, banyolan fisik. Agaknya karena menyadari kekurangan ini, maka Wim kemudian selalu bekerja sama dengan orang lain dalam menuliskan gagasannya ke dalam skenario. Misbach Yusa Biran, Syumanjaya dan Arifin C. Noer, adalah namanama yang juga ikut memberi warna pada film-filmnya. Nama-nama itu yang bersama Wim Umboh berhasil mengembangkan budaya tadi menjadi lebih baik. Tahun 70-an itu boleh dikatakan adalah puncak dari kariernya, karena setelah ia jatuh sakit, maka Wim boleh dikatakan tinggal mengulang saja akan apa yang pernah dibuatnya. Sejak itu, kondisinya boleh dikatakan kondisi bertahan saja. Kerja sama dengan syumanjaya tidak hanya menghasilkan Pengantin Remaja yang pop, manis dan laris, tapi juga Mama yang lebih bersifat eksperimental. Film terakhir ini dibuat tanpa skenario yang rapi terlebih dahulu. Skenario ditulis oleh Syumanjaya bersamaan dengan rekaman gambar di tempat shooting. Struktur penceritaannya juga agak aneh, karena sebenarnya ada dua cerita yang berlangsung tanpa hampir bersinggungan satu dengan yang lain. Dengan Arifin C. Noor, Wim menghasilkan percobaan seperti Senyum di Pagi Bulan Desember dan Sesuatu Yang Indah, yang punya warna dongeng dan sedikit surelistis, karena tempat kejadiannya dan fotografinya seolah tak menyarankan tempat yang jelas. Percobaan-percobaannya memang kemudian tak berlanjut. Tapi ada orang lain yang meneruskannya. Slamet Rahardjo dengan Rembulan dan Matahari, maupun Garin Nugroho dengan Surat untuk Bidadari dan Bulan Tertusuk Ilalang adalah penerus percobaan-percobaan itu. Yang disayangkan dari percobaan-percobaan itu adalah bahwa film-film itu belum sempat bergaung dan memberi warna pada arus utama perfilman nasional. MESKI demikian Wim Umboh bukan hanya meninggalkan kisah-kisah cobanya. Yang jauh lebih penting adalah Wim Umboh yang boleh dikata seorang otodidak telah mendirikan sebuah mashab tersendiri dalam perfilman nasional, justru dari film-film cinta yang melodramatik. Dalam jenis ini, ia berhasil menyempurnakan jenis melodrama dari zaman-zaman sebelumnya. Dalam jenis inilah sebetulnya keberhasilan Wim Umboh. Kisah percobaannya, boleh dikatakan adalah usahanya untuk lebih memberi bobot intelektual pada filmfilmnya, dan karenanya juga lebih terasa sebagai sebuah percobaan dan kurang terasa jujur. Pergulatan Wim Umboh sebenarnya lebih pergulatan atas bentuk bukan atas isi. Pengaruh film-film melodramanya itu sampai sekarang bisa dilihat dalam ratusan sinetron yang bertebaran di siaran-siaran televisi, maka ia bisa disebut sebagai sebuah mashab. Cirinya antara lain adalah hampir tidak adanya master shot, atau sebuah rekaman adegan yang menyeluruh. Filmnya, 80 persen terdiri dari rangkaian gambar medium shot dan close up. Rangkaian tadi dimanipulasikan sedemikian rupa dalam editing, hingga penonton mendapatkan kesan seperti yang dimauinya. Puncak dari permainan editingnya mungkin bisa dilihat dari film Sesuatu yang Indah, dimana hampir separuh film dibuat hampir

tanpa dialog. Gaya ini dipadukan dengan fotografi yang lebih indah dari aslinya, hingga penonton mendapat kesenangan terendiri dalam menonton. Gaya demikian ini kemungkinan besar disebabkan karena Wim berangkat sebagai editor pertama-tama, hingga ia mempunyai ingatan fotografis yang sangat kuat akan rekaman gambar yang pernah dibuatnya dan yang akan dibuatnya. Daya ingat ini yang membuat para asistennya selalu terkagumkagum. Ia seolah sudah memiliki film dalam otaknya sebelum film dibuat, hingga rekaman gambar hanyalah sebuah pelaksanaan saja. Daya ingat demikian ini yang tak pernah surut dari dirinya, meski fisiknya tidak pernah pulih karena sakitnya di tahun 1978. Gaya ini tidak hanya mempengaruhi banyak sutradara lain (Sophan Sophian yang kemudian terkenal sebagai sutradara boleh dikata adalah salah saatu pengikutnya), tapi juga dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh semacam Teguh Karya dan Arifin C. Noor. Mungkin gaya inilah yang disumbangkan oleh Wim Umboh dalam perfilman nasional. Mungkin ada baiknya jika ada studi yang cukup serius terhadap gaya Wim Umboh ini, hingga menjadi lebih jelas tempatnya dalam perfilman nasional. Untuk perkembangan perfilman nasional sendiri, studi demikian ini juga diperlukan, karena jangan-jangan itulah salah satu ciri film Indonesia. FILM telah membuat Wim Umboh merasa hidup. Ia merasa hidup kalau membuat film, karena diluar itu baginya hidup tak ada artinya. Ini lanjutan dara kata-kata yang diucapkannya di atas. Ternyata film juga yang kemungkinan besar membuatnya meninggal. Sudah empat tahun ia tidak membuat film lagi, karena tidak ada lagi produser yang memintanya jadi sutradara, di samping karena begitu surutnya jumlah produksi sekarang ini. Tahun 1995 kemungkinan tidak lebih dari 15 film dibuat, tak sampai separuh dari tahun sebelumnya. Tahun 1991 adalah tahun kejayaan terakhir film Indonesia, karena sejak itu merosot dengan sangat tajam, dan tinggal film-film seks dan kekerasan yang dibuat sangat gampang, murahan dan menginjak-nginjakestetika sinema yang antara lain diperjuangkan dan dikembangkan oleh Wim Umboh. Seperti juga kebanyakan orang film, Wim Umboh lalu beralih ke televisi. Pahlawan tak Dikenal dan Apsari adalah dua serial televisi yang dibuatnya. Ia juga ikut-ikutan mendirikan rumah produksi meski belum sempat berproduksi, sementara ia tengah mempersiapkan seri lain dan merencanakan pembuatan dokumentasi tentang riwayat hidupnya. Meski sama-sama berbentuk audiovisual, film televisi tampaknya hanya sekedar agar ia bisa bertahan hidup, karena seperti diketahui sakitnya juga membuat perusahaan dan keuangannya berantakan. Hal ini juga tak pernah bisa diraihnya kembali. Ia hanya bisa menghuni sebuah rumah sederhana di Perumnas Depok Utara. Di samping itu, umum diketahui bahwa film televisi tidak pernah bisa menandingi kehebatan film. Belum pernah ada sebuah film televisi yang menjadi abadi dan dikenang orang.