KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN BAGIAN KEUANGAN R.S. SANTOSA TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

HUBUNGAN LAMA BERKENDARA DENGAN TIMBULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. (Maher, Salmond & Pellino, 2002).Low back pain dapat disebabkan oleh berbagai

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia hidup pasti bergerak, termasuk ketika sedang melakukan aktivitas kerja

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

ABSTRAK. perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan


HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA MAHASISWA STIKES KATOLIK ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

PENGARUH LAMA DUDUK SEBELUM ISTIRAHAT DALAM BERKENDARA TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN PADA SOPIR BUS DI TERMINAL SURAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Pertemuan 03 ERGONOMIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

Oleh : Sri Wahyuni ABSTRAK

Transkripsi:

3 KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA KARYAWAN BAGIAN KEUANGAN R.S. SANTOSA TAHUN 009 Hikmat Rudyana dan Hertolina Sipayung Stikes Jend. A. Yani Cimahi ABSTRAK Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan tentunya memiliki resiko terutama resiko yang berhubungan dengan gangguan kesehatan. Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan kesehatan yang timbul akibat dari lingkungan pekerjaan. Menurut survei WHO tahun 005 bahwa terdapat kurang lebih 1,3% dari 1000 karyawan yang bekerja mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja, berupa lamanya duduk, jenis pekerjaan yang dilakukan serta kebiasan dalam bekerja dan sarana parasarana secara ergonomik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menimbulkan kejadian nyeri punggung bawah (NPB) pada karyawan bagian keuangan, disain penelitian yang digunakan adalah deskriftif, sampel dalam penelitian berjumlah 17 responden yang merupakan karyawan Departemen Keuangan pengambilan sampel dengan tehnik probability sampling dengan cara random sampling pengumpulan data melalui kuesioner. Analisa data dengan menggunakan analisi univariat untuk melihat gambaran. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa diketahuinya gambaran kejadian NPB akibat dari lamanya duduk sebesar 76,3 %, jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja sebesar 71,6 % dan sarana prasarana secara ergonomik sebesar 0,7 %. Disarankan kepada pihak R.S. Santosa untuk lebih memberikan kelonggaran pada jam istirahat dan melakukan pengawasan serta evaluasi dari kondisi karyawan terutama karyawan yang sudah terkena NPB. Kata kunci : Faktor,karyawan, (NPB),Deskriftif A. PENDAHULUAN Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan tentunya memiliki resiko terutama resiko yang berhubungan dengan timbulnya gangguan kesehatan pada karyawan yang bekerja. Menurut survei tahun 005 oleh lembaga kesehatan dunia (WHO) tercatat ada kurang lebih 1,3% dari 1000 karyawan yang bekerja mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan dari kondisi lingkungan kerja dengan kriteria gangguan kesehatan yang diakibatkan dari sistem ergonomi dan jenis kegiatan yang dikerjakan. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh sistem ergonomi bervariasi mulai dari kebisingan dengan gangguan pada telinga, pencahayaan dengan gangguan pada mata, udara dengan gangguan pada pernapasan juga gangguan pada sistem muskuloskeletal dan persyarapan akibat dari lamanya duduk saat bekerja, jenis pekerjaan serta kebiasaan dalam bekerja yang dilakukan, sarana prasarana yang ditata kurang ergonomik. Salah satu gangguan yang ditimbulkan saat bekerja dengan aktifitas pekerjaan dengan gangguan pada otot dan tulang adalah kondisi nyeri punggung bawah (NPB) atau dikenal

4 dengan istilah medis sebagai Low Back Pain (LBP) yang mana hal ini adalah suatu kondisi gangguan pada tulang punggung (os.vertebrae) dengan sensasi nyeri pada area lumbosakral dan sakroiliaka dengan disertai sensasi rasa nyeri menjalar dari tungkai sampai kaki (Potter & Perry, 005). NPB atau LBP merupakan kelompok penyakit sebagai salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah (Maher, Salmond & Pellino, 00). Sumber dari gangguan NPB bisa berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut (Samara, 004), otot-otot punggung biasanya mulai timbul letih setelah duduk selama 15-0 menit, sehingga mulai dirasakan NPB. NPB diklasifikasikan kedalam kelompok yaitu NPB kronik dan NPB akut. NPB akut terjadi dalam waktu kurang dari 1 minggu. Sedangkan NPB kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 006). Dengan demikian NPB adalah gangguan muskuloskeletal yang pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik seperti karena tegangnya postur tubuh, obesitas, kehamilan, faktor psikologi dan beberapa aktivitas yang dilakukan dengan tidak benar seperti mengangkat barang yang berat dan duduk yang lama, NPB dapat mengakibatkan komplikasi yang lebih serius pada kedudukan tulang belakang yang dapat memperberat resiko kondisi pasien seperti kejadian Hernia Nukleus Purpose (HNP) (Maher, Salmon, Pellino, 00). Karyawan rata-rata bekerja selama 7 8 jam perhari dengan jeda istirahat selama 1 jam dengan ketentuan waktu 40 jam kerja selama seminggu (Depnaker.R.I,1999), dengan rata-rata bekerja pada posisi duduk untuk kegiatan mengetik dan tulis menulis dilakukan selama 3-5 jam. Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. Menurut Chang (006), ternyata, 60 % orang dewasa mengalami nyeri pinggang bawah karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Dari fenomena gambaran diatas bahwa sebagian besar karyawan keuangan menghabiskan waktu untuk bekerja dengan posisi duduk, hal menjadi salah satu faktor resiko timbulnya NPB. Data dari rekam medis R.S. Santosa (008) didapatkan data adanya peningkatan jumlah karyawan yang berobat ke klinik rawat jalan neurologi dengan keluhan NPB yang mana pada akhir tahun 007 sejumlah 1 orang dan akhir 008 meningkat menjadi 18 orang atau sebesar 33,3%. Menurut keterangan dari manager keuangan R.S Santosa bahwa 10 orang dari 18 pasien adalah karyawan Departemen keuangan, hal ini diperkuat juga dari hasil wawancara dengan beberapa karyawan Bagian Keuangan yang mengeluhkan seringkali nyeri pada daerah pinggang terutama bagian bawah setelah seharian duduk bekerja didepan komputer. Melihat data-data yang diuraikan diatas bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan terutama Bagian Keuangan memiliki tendensi yang tinggi untuk menimbulkan kejadian NPB, hal inilah yang menjadi pemikiran bagi penulis untuk meneliti tentang faktor faktor yang menimbulkan kejadian NPB pada karyawan Bagian Keuangan R.S. Santosa B. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian dengan menggunakan cara survei, yaitu suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo : 00). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif.

5 Paradigma penelitian adalah rangka penelitian pada dasarnya hubungan antara konsepkonsep yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo : 005). Adapun faktor yang akan diteliti adalah faktor pencetus kejadian NPB seperti : lamanya duduk, pekerjaan yang dilakukan, saran prasarana kerja dan tatanan ergonomi ruangan serta hal-hal apa saja yang mampu menimbulkan kejadian NPB terutama pada karyawan dengan pola aktifitas kerja dengan lebih banyak waktu dihabiskan dengan duduk. Faktor Pencetus 1. Lamanya duduk. Jenis pekerjaan dan Kebiasaan dalam bekerja 3. Sarana prasarana secara ergonomik Faktor Pendukung 1. Usia. Postur tubuh 3. Berat badan/obesitas NPB Gambar 1.Kerangka konsep penelitian factor-faktor yang menimbulkan kejadian nyeri punggung bagian bawah C. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian NPB akibat dari faktor pencetusnya dapat dilihat pada tabel tabel berikut ini : 1. Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Lamanya Duduk Tabel 1 Distribusi Frekuensi Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Lamanya Duduk Di Departemen Keuangan R.S.Santosa No 1 Lamanya duduk Jumlah (orang) Presentase Lebih dari 30 menit 1 70,6% Lebih dari 1 jam 14 8,4% Rata - rata 13 76,3 % Sumber : Data primer hasil penelitian tahun 009 Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil sebagian responden (8,4%) duduk lebih dari 1 jam, sisanya (70,6%) duduk lebih dari 30 menit,sehingga dapat diperoleh faktor pencetus kejadian NPB berdasarkan lamanya duduk sebesar 76,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata karyawan Bagian Keuangan menghabiskan waktu kerjanya dengan duduk, yang mana kegiatan karyawan Keuangan adalah melakukan catat mencatat, tulis menulis bahkan melakukan penyimpanan dan pengolahan data dengan menggunakan komputer. Sehingga mau tidak mau karyawan yang bekerja di Departemen Keuangan R.S. Santosa bekerja dengan duduk lama

6 berkisar lebih dari 3 jam dalam sehari bekerjanya, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Chang (006) bahwa 60% orang dewasa mengalami NPB karena masalah duduk mereka yang bekerja dan beraktifitas lebih banyak dilakukan dengan duduk antara 1 jam bahkan lebih dari 3 jam mampu mengindikasikan bagi timbulnya kejadian NPB secara akut. Hal senada juga seperti yang diungkapkan oleh Samara (004) bahwa orang dengan duduk lebih dari atau selama 15-0 menit saja dapat menimbulkan NPB walapun secara ringan.. Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dan Kebiasaaan Dalam Bekerja Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dan Kebiasaan Dalam Bekerja NO Jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja Jumlah (orang) 1 Bekerja dengan kebiasaan menggunakan 14 komputer Duduk dengan badan condong kedepan 14 3 Duduk dengan menyandar pada kursi kerja 13 4 Duduk miring posisi ke kiri 8 5 Posisi kaki menapak pada lantai atau 14 menyentuh lantai 6 Posisi kaki melipat ke belakang kearah dalam 10 Presentase 8,4 8,4 76,5 47,1 8,4 58,8 Rata - rata 11,5 71,6% Berdasarkan tabel diperoleh hasil penelitian yang bekerja dengan menggunakan komputer, duduk dengan posisi badan condong kedepan dan posisi kaki menapak pada lantai sebagian responden (8,4%) duduk dengan menyandar pada kursi kerja (76,5%),posisi kaki melipat kebelakang kearah dalam (58,8%),sisanya (47,1%) duduk miring posisi ke kiri. Jenis pekerjaan yang dilakukan seperti tulis menulis dan mengetik menggunakan komputer ditambah posisi duduk yang salah saat melakukan pekerjaan tersebut merupakan salah satu faktor tertinggi kedua dari tiga faktor pencetus kejadaian NPB dimana hasil penelitian menunjukan 71,6 % responden rentan terkena NPB akibat dari jenis pekerjaan yang dilakukan dan posisi duduk serta kaki yang salah saat duduk. Menurut Chang (006) pekerjaan dengan mengetik atau tulis menulis antara 3 5 jam dapat menimbulkan kejadian NPB secara akut ataupun kronis. Posisi tulang belakang saat duduk atau cara duduk yang tidak baik pun seperti yang diungkapkan oleh Lueder & Lueder (004) duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.

7 3. Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Sarana Prasarana Secara Ergonomik Tabel 3 Distribusi Frekuensi Gambaran Faktor Pencetus Kejadian NPB Berdasarkan Sarana Prasarana Secara Ergonomik NO 1 3 4 5 6 7 8 9 Sarana prasarana secara ergonomik Jumlah (orang) presentase Peralatan kerja yang kurang memadai Peralatan yang disediakan kurang dapat membantu pekerjaan Peralatan untuk bekerja belum sesuai 1 5,9 dengan standar kerja Penataan peralatan tidak tertata 3 17,6 dengan baik dan rapi Penempatan peralatan menyusahkan 1 5,9 Kondisi ruangan kerja udaranya terasa pengap Kondisi lingkungan kerja yang cukup 1 5,9 mengganggu Status kesehatan karyawan selama 17 100 bekerja yang mengalami sakit Karyawan yang dilakukan check-up Rata - rata 3,44 0,7 Berdasarkan tabel 3 seluruh responden menyatakan pernah mengalami sakit selama bekerja dengan presentase 100 %, Peralatan yang kurang memadai dan peralatan yang di sediakan kurang dapat membantu pekerjaan,kondisi ruangan kerja udaranya terasa pengap serta karyawan yang melakukan check-up sebesar (%) untuk penataan peralatan yang tidak tertata dengan baik dan rapi (17,6%) dan dari segi peralatan yang serta kondisi lingkungan kerja hanya 5,9%, sehingga faktor pencetus kejadian NPB berdasarkan sarana prasaran secara ergonomik sebesar 0,7%. 4. Faktor Resiko Yang Menimbulkan Kejadian NPB Tabel 4 Distribusi frekuensi gambaran faktor pencetus kejadian NPB berdasarkan resiko yang menimbulkan kejadian NPB pada karyawan Bagian Keuangan R.S.Santosa No Faktor Pencetus NPB Presentase 1 3 Lamanya duduk Jenis pekerjaan dan kebiasaan Dalam bekerja Sarana prasarana secara ergonomik 76,3% 71,6% 0,7% Dari data tabel 4.4 dapat dilihat bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi kejadian NPB adalah lamanya duduk dengan presentase 76,3%,jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja dengan presentase 71,6% sedangkan sarana prasarana secara ergonomik sebagai faktor pencetus kejadian NPB dengan presentase 0,7%.Sehingga untuk melihat perbandingan kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

8 80.00% 60.00% 40.00% 0.00% Lama Duduk Jenis pekerjaan Sarana Prasarana 0.00% Gambar 1 Grafik perbandingan kejadian NPB berdasarkan faktor pencetus kejadian NPB pada karyawan Bagian Keuangan R.S.Santosa. D. KESIMPULAN dan SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Departemen Keuangan R.S. Santosa pada bulan Agustus 009, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Berdasarkan lamanyan duduk diketahui sebagai faktor pencetus kejadian NPB sebesar 76,3% b. Berdasarkan jenis pekerjaan dan kebiasaan dalam bekerja diketahui sebagai faktor pencetus kejadian NPB sebesar 71,6%. c. Berdasarkan sarana prasarana secara ergonomik sebagai faktor pencetus kejadia NPB hanya sebesar 0,7%.. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka sebagai saran meliputi : 1. R.S. Santosa Disarankan kepada R.S.Santosa untuk mengadakan atau memberikan kelonggaran untuk pemberian jam istirahat dan melakukan pengawasan serta evaluasi dari kondisi karyawan terutama karyawan yang sudah mengalami kejadian NPB.. Karyawan Bagian Keuangan Kejadian resiko NPB dapat dihindari dengan cara : a. Beristirahat segera setelah dirasakan adanya sakit pada punggung bawah. b. Pergunakan waktu istirahat sebaik mungkin untuk melemaskan otot-otot akibat kelelahan fisik saat bekerja c. Mengatur posisi tulang belakang saat duduk sebaik mungkin d. Melakukan mobilisasi duduk dengan cara berdiri setiap 1 jam atau setiap 30 menit. e. Mengatur posisi duduk, penempatan peralatan untuk memudahkan jangkauan. f. Jika sakit mulai dirasakan sangat hebat segera berobat untuk menghindari resiko-resiko akibat dari NPB. g. Mencari informasi sebanyak mungkin dan berupaya menambah pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang berhubungan dengan NPB.

9 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 00, Prosedur Penelitian dan Praktek, Jakarta; Rinika Cipta. Barbara D., (00).How Efektif at Work the Reduce LBP, Journey, Francis. Britis Chiropractic Association (00), Positioning for treatment LBP Journey, Lippincott. Chang (006), Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning journal. U.S.A : University Of Ohio Depkes R.I, (000), Panduan Ketenagaan Rumah Sakit, Jakarta : Balai Pustaka Depnaker R.I, (1999), Pedoman dan Ketenaga Kerjaan, Jakarta : Balai Pustaka Evelyn.C.Pearce (000), Anatomi dan Fisiologis, Jakarta:EGC Lueder & Lueder, (1994). Hard Facts About Soft Machines: The Ergonomics of Seating, Francis. Liang Gee, 005. Pengantar Ilmu Ergonomi, Bandung : Gramedia Lukas Meiliala, (00), Dasar-dasar penyakit persyarapan, Jakarta : EGC Macnab, (00). Risk factors for The Development of Low Back Pain in Adolescence. American Jounal of Epidemology. Diambil pada tanggal 5 Juli 009 dari www. Proquest.com/pqdauto Maher, Salmon, Pellino, (00), Basic Fundamental LBP, Diambil pada tanggal 6 Juli 009 dari www.clinicalevidence.com/conditions/msd/10/105_background.jsp Notoatmodjo, 00, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rinika Cipta, 005, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rinika Cipta Potter & Perry,(005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktis, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rogers, Chang.,R.G.(006). Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning journal. U.S.A : University Of Ohio Samara, (004), Mengenal Lebih Lanjut Tentang NPB, Jakarta : Cipta Sugiyono, (00), Tehnik-tehnik dalam Penelitian, Jakarta : Cipta Woddend Hospital, Aberdeen (005), Diambil pada tanggal 9 Juli 009 dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003108.ht