PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HUT KE-68 PGRI

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2012 DAN HUT KE-67 PGRI

PEDOMAN PELAKSANAAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

Dalam rangka peringatanhari Pendidikan Nasional Tahun 2012, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

: Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013

Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HUT KE-71 PGRI DAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HUT KE-70 PGRI DAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HUT KE-72 PGRI DAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

KATA PENGANTAR. Jakarta, 5 Oktober Dr. H. Sulistiyo, M.Pd.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN HARI GURU NASIONAL 2011 DAN PERINGATAN HUT KE-66 PGRI TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH

PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TATA UPACARA BENDERA (TUB) DAN BARIS-BERBARIS (BB) PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI BAHASA INDONESIA DALAM PENDIDIKAN. Yoga Yolanda Universitas Negeri Malang

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR SEKRETARIAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA TEBING TINGGI JALAN DR. SUTOMO NO. 14 TELP TEBING TINGGI

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN.. TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN AGAMA PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

SAMBUTAN Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah. Aktualitas fungsi guru sebagai tenaga profesional merupakan prasyarat untuk meningkatkan kualitas proses dan luaran pembelajaran. Sebagai tenaga profesional, guru berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Kemajuan suatu bangsa tergantung dari besarnya perhatian dan upaya bangsa yang bersangkutan dalam mendidik generasi muda. Jika anak bangsa memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan bakat dan kecakapannya, mendalami pengetahuan, serta mengembangkan disiplin, watak, kepribadian dan keluhuran budinya, maka bisa dikatakan bangsa tersebut akan memiliki masa depan yang cerah. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru, harkat dan martabat bagi bangsa yang sedang membangun mutlak diperlukan. i

Sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 yang dikuatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, tanggal tersebut juga merupakan hari lahirnya Persatuan Guru Indonesia (PGRI). Dengan demikian peringatan HGN dilakukan bersamaan dengan HUT PGRI. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan Selamat Hari Guru dan terimakasih kepada para guru dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Jakarta, November 2014 Kepala Badan PSDMPK-PMP Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP. 19620203 198703 1 002 Prof. Dr. Phil. H.Kamarudin Amin, MA NIP. 19690105 199603 1 003 Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Dr. Sulistiyo, M.Pd NPA 1201008541 ii

KATA PENGANTAR Pendidikan pada hakekatnya berlangsung seumur hidup, bersifat semesta dan menyeluruh. Dengan demikian keberadaan dan peran guru sangat menentukan keberhasilan mutu sistem dan hasil pendidikan. Begitu besar peran dan pentingnya guru dalam memajukan bangsa Indonesia, Undang undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditetapkan sebagai wujud apresiasi pemerintah dalam memberikan jaminan penghargaan, perlindungan, dan kesejahteraan kepada guru. Dalam pemberian penghargaan, perlindungan, dan kesejahteraan kepada guru, secara khusus telah ditetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Selain itu Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Berdasarkan ketentuan tersebut, sampai saat ini sudah 20 kali Hari Guru Nasional (HGN) diperingati. Sebagai bentuk penghargaan, perlindungan dan kesejahteraan kepada guru agar semakin berkompeten dan profesional, peringatan HGN tahun 2014 adalah momentum yang sangat baik dan menentukan dalam upaya memberikan sumbangsih bagi pencerdasan bangsa. Tanggal 25 November juga merupakan hari lahirnya Persatuan Guru Republik iii

Indonesia (PGRI). Oleh karena itu, penyelenggaraan peringatan HGN setiap tahunnya dilaksanakan bekerjasama dengan PGRI yang sekaligus merupakan peringatan hari ulang tahun PGRI. Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan HGN akan diselenggarakan dalam dua bentuk kegiatan berskala nasional yaitu (1) Upacara Bendera yang akan dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan, instansi pemerintah dan masyarakat lainnya di seluruh Indonesia dan (2) peringatan acara puncak HGN. Dalam peringatan HGN yang akan dilaksanakan secara nasional diperlukan tatacara penyelenggaraan seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka HGN. Sehubungan dengan hal itu, pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi penyelenggaraan Upacara Bendera HGN. Jakarta, November 2014 Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Dr. Unifah Rosyidi, M.PdA NIP. 19620405 198703 2 001 iv

DAFTAR ISI SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN, SASARAN DAN TEMA... 2 1. Tujuan... 2 2. Sasaran... 2 3. Tema... 3 C. UPACARA BENDERA... 3 1. Waktu dan Tempat Upacara... 3 2. Pelaksanaan Upacara Bendera... 4 D. PEMBIAYAAN... 16 E. PENUTUP... 17 iv

A. Latar Belakang Peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan. Sejak masa penjajahan, guru selalu menanamkan kesadaran akan harga diri sebagai bangsa dan menanamkan semangat nasionalisme kepada peserta didik dan masyarakat. Pada tahap awal kebangkitan nasional, para guru aktif dalam organisasi pemuda pembela tanah air dan pembina jiwa serta semangat para pemuda pelajar. Guru merupakan salah satu faktor yang strategis dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang meletakkan dasar serta turut mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik untuk masa depan bangsa. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Upacara Bendera merupakan salah satu kegiatan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI, yang acuannya tertuang dalam pedoman ini. 1

B. Tujuan, Sasaran dan Tema 1. Tujuan a. Meningkatkan peran strategis guru dalam membangun sikap, ketrampilan dan pengetahuan melalui Implementasi Kurikulum 2013. b. Meneladani semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional dan bermutu dalam peningkatan mental bangsa. c. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kedudukan dan peran strategis guru dalam membangun bangsa Indonesia yang cerdas, kompetitif, dan bermartabat. 2. Sasaran Semua pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama, dan Kementerian terkait lainnya, pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah, pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta para pemangku kepentingan pendidikan lainnya. 2

3. Tema Tema peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke- 69 PGRI adalah Mewujudkan Revolusi Mental Melalui Penguatan Peran Strategis Guru. C. Upacara Bendera 1. Waktu dan Tempat Upacara Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 PGRI dilaksanakan pada : Hari : Selasa Tanggal : 25 November 2014 Pukul : 08.00 - selesai (waktu setempat) Dilaksanakan oleh seluruh unit kerja di pusat, daerah, sekolah/madrasah negeri maupun swasta, baik di lingkungan pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian lainnya yang terkait. a. Pusat Upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 PGRI dilaksanakan di kantor pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan PB PGRI Jakarta. 3

b. Daerah Pelaksanaan peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 PGRI di daerah dipusatkan di halaman kantor gubernur, bupati, walikota atau tempat lain yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota, dan di lembaga-lembaga pendidikan (sekolah/madrasah baik negeri maupun swasta), serta lembaga-lembaga pendidikan lainnya. 2. Pelaksanaan Upacara Bendera a. Pusat Dilaksanakan di halaman kantor pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan PB PGRI Jakarta, dengan ketentuan sebagai berikut: 1). Pembina Upacara oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Ketua Umum PB PGRI. 2). Waktu Upacara, pukul 08.00 WIB 3). Peserta Upacara Barisan peserta upacara untuk pegawai di kantor pusat Kementerian Agama dan PB PGRI Jakarta; Barisan Guru; Barisan Patroli Keamanan Sekolah (PKS); Barisan Palang Merah Remaja (PMR); Barisan Pramuka; 4

Barisan Peserta didik Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI); Barisan Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs); Barisan Peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA); Penerima Penghargaan Pendidikan; Para pejabat di lingkungan Kemdikbud, Kemenag, PB PGRI dan undangan lainnya. 4). Pakaian Upacara Pakaian upacara ditentukan sebagai berikut : Pembina upacara mengenakan pakaian Batik lengan panjang bagi para undangan dan penerima Penghargaan Pendidikan pria mengenakan Batik lengan panjang dan wanita mengenakan pakaian nasional; Pegawai Kemdikbud dan Kemenag pria dan wanita mengenakan seragam Korpri lengkap dengan lencana instansi terkait dan tanda pengenal di dada sebelah kiri; PB PGRI mengenakan baju PGRI; Guru pria dan wanita mengenakan seragam PGRI; 5

Peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA memakai seragam sekolah lengkap, PKS, PMR dan Pramuka mengenakan seragam masing-masing; 5). Unit kerja pusat di luar kompleks kantor pusat Kemdikbud, Kemenag, dan PB PGRI masing-masing menyelenggarakan upacara bendera dengan pembina upacara salah seorang Pejabat Eselon II atau yang ditunjuk. 6). Susunan Acara Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Laporan pemimpin upacara; Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara; Pembacaan Pancasila oleh pembina upacara diikuti oleh seluruh peserta upacara; Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pembacaan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Menteri Agama tentang pemberian Penghargaan Pendidikan; Pemberian Penghargaan Pendidikan; 6

Amanat pembina upacara; Menyanyikan Lagu ; - Hymne guru Pahlawan Pembangun Insan Cendekia - Terima kasih Guruku - Syukur Pembacaan doa Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; Upacara selesai, barisan dibubarkan. b. Tingkat Propinsi 1). Tempat upacara di halaman kantor gubernur atau tempat lain yang ditetapkan oleh gubernur 2). Waktu upacara, pukul 08.00 (waktu setempat) 3). Peserta upacara Gubernur selaku pembina upacara; Kepala dinas pengelola pendidikan, pemuda dan olah raga di propinsi; Seluruh pegawai dinas pengelola dinas pendidikan, pemuda dan olahraga, perguruan tinggi, dan Kopertis; Unsur-unsur Kementerian/lembaga pemerintah non Kementerian; 7

Guru, peserta didik, mahasiswa dan pemuda. 4). Pakaian upacara: Pakaian upacara ditentukan sebagai berikut: Pembina upacara mengenakan pakaian seragam resmi Gubernur, bagi para undangan dan penerima Satyalancana Karya Satya pria mengenakan pakaian Batik lengan panjang dan wanita mengenakan pakaian nasional; Pegawai pria dan wanita mengenakan seragam Korpri lengkap dengan lencana instansi terkait dan tanda pengenal di dada sebelah kiri; Guru pria dan wanita mengenakan seragam PGRI; Peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA memakai seragam sekolah lengkap, PKS, PMR dan Pramuka mengenakan seragam masing-masing; Mahasiswa memakai jaket almamater. 5). Susunan Acara Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Laporan pemimpin upacara; Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara; 8

Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara; Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pembacaan Surat Keputusan Gubernur tentang pemberian Penghargaan Pendidikan; Pemberian Penghargaan Pendidikan; Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh pembina upacara; Menyanyikan Lagu ; - Hymne guru Pahlawan Pembangun Insan Cendekia - Terima kasih Guruku - Syukur Pembacaan doa; Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; Upacara selesai, barisan dibubarkan. c. Tingkat Kabupaten/Kota 1). Tempat upacara ditetapkan oleh bupati/walikota 2). Waktu upacara, pukul 08.00 (waktu setempat) 3). Peserta upacara Bupati/Walikota selaku pembina upacara; 9

Kepala dinas pengelola pendidikan, pemuda dan olah raga kabupaten/kota; Seluruh pegawai dinas pengelola dinas pendidikan, pemuda dan olahraga tingkat kabupaten/kota; Para guru dan peserta didik dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA baik negeri mapun swasta serta pemuda; Para tokoh masyarakat. 4). Pakaian upacara Pakaian upacara ditentukan sebagai berikut: Pembina upacara mengenakan pakaian seragam resmi Bupati/Walikota, bagi para undangan dan penerima Satyalancana Karya Satya pria mengenakan pakaian Batik lengan panjang dan wanita mengenakan pakaian nasional; Pegawai pria dan wanita mengenakan seragam Korpri lengkap dengan lencana instansi terkait dan tanda pengenal di dada sebelah kiri; Guru pria dan wanita mengenakan seragam PGRI; Peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA memakai seragam sekolah lengkap, PKS, PMR dan Pramuka mengenakan seragam masing-masing; Pemuda dan tokoh masyarakat. 10

5). Susunan Acara Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Laporan pemimpin upacara; Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara; Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara; Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pembacaan Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang pemberian Penghargaan Pendidikan; Pemberian Penghargaan Pendidikan; Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh pembina upacara; Menyanyikan Lagu: - Hymne guru Pahlawan Pembangun Insan Cendekia - Terima kasih Guruku - Syukur Pembacaan doa; 11

Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; Upacara selesai, barisan dibubarkan. d. Tingkat Kecamatan 1). Tempat upacara ditetapkan oleh Camat 2). Waktu upacara, pukul 08.00 (waktu setempat) 3). Peserta upacara Camat selaku pembina upacara; Kepala cabang dinas pengelola pendidikan, pemuda dan olah raga di tingkat kecamatan; Para pegawai dinas pengelola pendidikan, pemuda dan olahraga tingkat kecamatan; Para guru dan peserta didik dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA baik negeri mapun swasta. Kepala desa/lurah Para kepala SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA setempat; Pemuda; Para tokoh masyarakat. 12

4). Pakaian upacara: Pakaian upacara ditentukan sebagai berikut: Pembina upacara mengenakan pakaian resmi Camat, bagi para undangan dan penerima Satyalancana Karya Satya pria mengenakan Batik lengan panjang dan wanita mengenakan pakaian nasional; Pegawai pria dan wanita mengenakan seragam Korpri lengkap dengan lencana instansi terkait dan tanda pengenal di dada sebelah kiri; Guru pria dan wanita mengenakan seragam PGRI; Peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA memakai seragam sekolah lengkap, PKS, PMR dan Pramuka mengenakan seragam masing-masing; Kepala desa/lurah; Pemuda; Tokoh masyarakat. 5). Susunan Acara Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Laporan pemimpin upacara; Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; 13

Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara; Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara; Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pembacaan Surat Keputusan Camat tentang pemberian Penghargaan Pendidikan; Pemberian Penghargaan Pendidikan kepada guru berprestasi oleh camat; Amanat pembina upacara; Menyanyikan Lagu ; - Hymne guru Pahlawan Pembangun Insan Cendekia - Terima kasih Guruku - Syukur Pembacaan doa; Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; Upacara selesai, barisan dibubarkan. e. Sekolah/Madrasah 1). Tempat upacara ditetapkan oleh kepala sekolah/ madrasah 2). Waktu upacara, pukul 08.00 (waktu setempat) 14

3). Peserta upacara Kepala sekolah selaku pembina upacara; Para guru dan peserta didik. Pegawai di lingkungan sekolah. 4). Pakaian upacara : Pakaian upacara ditentukan sebagai berikut: Pembina upacara mengenakan seragam PGRI; Guru mengenakan seragam PGRI; Peserta didik memakai seragam sekolah. 5). Susunan Acara Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Laporan pemimpin upacara; Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara; Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara; Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pembacaan Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang pemberian Penghargaan Pendidikan; 15

Pemberian Penghargaan Pendidikan kepada guru berprestasi/guru idola/terbaik oleh Kepala Sekolah; Amanat pembina upacara; Menyanyikan Lagu; - Hymne guru Pahlawan Pembangun Insan Cendekia - Terima kasih Guruku - Syukur Pembacaan doa; Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara; Penghormatan umum kepada pembina upacara, dipimpin oleh pemimpin upacara; Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; Upacara selesai, barisan dibubarkan. D. Pembiayaan Biaya penyelenggaraan Upacara Bendera Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 PGRI dibebankan kepada mata anggaran pada Kemdikbud dan Kemenag dan PB PGRI yang relevan, serta anggaran yang tersedia pada APBD baik Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan, maupun Sekolah/Madrasah. 16

E. Penutup Pedoman pelaksanaan upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 PGRI ini lebih bersifat informasi dan ketentuan umum. Bagi unit kerja/instansi/lembaga yang ingin menyelenggarakan seminar, talk show di radio, TV daerah, ziarah ke makam pahlawan, dan kegiatan lainnya yang bernuansa rekreatif seperti olahraga dan kesenian dapat menyelenggarakannya dengan tetap berada dalam semangat Hari Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 PGRI dengan dukungan dana yang tersedia. 17

18